- Beranda
- Stories from the Heart
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
...
TS
jurigciwidey
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
Hai semua ane Jurigciwidey, ane baru kali ini aktif di kaskus, setelah 2 tahun tidak dibuka ini akun akhirnya aktif kembali.
Ane kali ini ingin bercerita kembali, setelah kemarin ane bercerita tentang suatu kisah tentang warung yang tidak pernah tutup satu kalipun
1-DITERIMA KERJA
2-MALAM PERTAMA
3-BAYANGAN
4-PERTEMUAN
5-GELAP
6-POWER PLANT
7-PERDEBATAN
8-GERBANG DEPAN
Ane kali ini ingin bercerita kembali, setelah kemarin ane bercerita tentang suatu kisah tentang warung yang tidak pernah tutup satu kalipun
(HORROR STORY) WARUNG TENGAH MALAM
dan cerita lanjutanya
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
dan cerita lanjutanya
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
Dan kali ini ane akan bekerja tentang Suatu pabrik tempatku bekerja dulu dengan aturan-aturan yang tidak tertulis yang aneh bagi ane. pabrik ini sayangnya sudah bangkrut namun ketika ane bekerja disana banyak kejadian yang menurut ane diluar nalar.


Spoiler for 0-PROLOG:
Hujan rintik-rintik disertai kabut mengguyur ciwidey kala itu, hujan yang disertai dingin yang menusuk kulitku membuatku harus memakai jacket tebal untuk menghangatkan tubuh. Aku ingat, hari ini aku harus berangkat ke kota Bandung, bertemu dengan teman-teman kerja ku dulu, ketika aku bekerja di salah satu pabrik di daerah kab Bandung.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.
1-DITERIMA KERJA
2-MALAM PERTAMA
3-BAYANGAN
4-PERTEMUAN
5-GELAP
6-POWER PLANT
7-PERDEBATAN
8-GERBANG DEPAN
Diubah oleh jurigciwidey 22-10-2021 15:15
elvinrk dan 66 lainnya memberi reputasi
63
40.3K
Kutip
274
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jurigciwidey
#47
Spoiler for 3-Bayangan:
Aku dan Iman seketika kaget, karena suara itu begitu keras. Aku dan Iman mencoba mencari tahu siapa yang masuk kesana, namun ditempatku berdiri kala itu sangatlah gelap, sehingga aku harus berdiri sejenak untuk membiasakan mataku untuk melihat dalam kegelapan.
Iman kemudian mengajaku untuk mendatangi asal dari suara itu. awalnya aku menolak ajakan iman, karena aku merasa ketakutan kala itu. namun iman memastikan bahwa dia akan menjagaku apabila terjadi apa-apa. Karena dia mengatakan padaku bahwa dia sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini ketika di kampungnya dulu.
Akupun berjalan secara perlahan-lahan melewati beberapa mobil expedisi yang terparkir di tempat itu. suasana nya sungguh gelap, tidak ada penerangan sama sekali yang menerangi tempatku berjalan.
Akhirnya Aku dan Iman sampai di bangunan itu, bangunan yang berdiri sendiri dan hanya ada satu pintu besi yang sudah berkarat dengan ventilasi kecil di atasnya. Iman mencoba memukul-mukul Pintu itu namun pintu itu terkunci sangat rapat. Iman juga mengamati setiap sudut bangunan kecil itu.
“Aku yakin seseorang menutup pintu ini?” kata Iman kepadaku
Aku pun hanya bisa mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Iman. Akhinya Iman mengajaku untuk berkeliling pabrik, mencari tau siapa yang membuka Pintu itu.
Kita pun mencoba berkeliling melilingi gudang yang gelap itu, gudang yang begitu besar.
Namun sangat gelap, dan tidak ada yang boleh memasukinya setelah jam 5 sore. Akupun berjalan di setiap sudut dengan Iman, hingga akhirnya aku sampai di belakang gedung, dimana ada mushola yang di apit oleh tempat makan karwayan dan taman kecil di sebelahnya. Terlihat pula ada pohon pisang di ujung taman tersebut yang berdempetan dengan tembok.
semakin lama aku melangkah aku merasakan hawa yang suram, beberapa kali kulihat pula Iman yang secara tidak sadar menggelengkan kepala seperti ada sesuatu yang salah dengan tindakan kita malam itu.
Di beberapa lokasi ketika kita berjalan tak jarang Iman terdiam dan kembali menggelengkan kepala, entah apa maksudnya. Dia sepertinya mengetahui sesuatu, namun enggan mengatakanya, ketika ku bertanyapun dia hanya menjawab.
“Nanti saja jangan disini”
Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Iman. Aku tidak tau maksud Iman berbicara seperti itu, namun rasa penasaran ini semakin kuat terlebih lagi semakin lama aku berjalan hawa yang terasa semakin berat, hawa malam dan perasaan yang tidak enak semakin terasa ketika aku berkeliling dengan iman.
Iman tiba-tiba menghentikan langkahnya di sebuah tempat yang gelap gulita, dia terdiam dengan tatapan yang kosong, terlihat keringat dingin mulai nampak di wajahnya. Dia terlihat sangat aneh, seperti ada yang sengaja menghentikan langkahnya.
“man.. man?” kataku
“Sssst” Kata Iman kepadaku
“ada apa man” aku semakin penasaran atas tingkah laku iman yang tidak biasa itu
“Sssst” Iman kembali ke menyuruhku diam
Aku semakin tidak mengerti dengan tingkah laku iman malam itu.
Lebih dari satu menit Iman terdiam, tidak ada suara atau gerakan darinya dia hanya menyuruhku untuk terdiam disana, ditengah kegelapan malam diantara dua gedung. Pelan-pelan aku merasakan hal yang tidak mengenakan, hawa yang semakin lama semakin bulu kuduku merinding.
Aku hanya bisa melihat sekeliling ku, suarana malam di pabrik itu sungguh mencekam. Dari beberapa gedung di pabrik itu hanya mushola yang di belakang dan gedung produksi tempat ku bekerja yang lampunya menyala, selebihnya hanya gelap gulita.
Iman tiba-tiba menujuk ke atas, dia menujuk ke jendela-jendela besar di lantai dua. Tempat para staff kantor bekerja. Aku mencoba melihat apa yang ditunjukan Iman kepadaku, namun yang kulihat hanya ruangan kosong yang gelap tidak ada apa apa disana.
Tiba-tiba
Pelan-pelan ruangan itu menyala dengan warna merah yang redup. Bukan nyala dari lampu listrik, melainkan warna merah dari api. Kemudian pelan-pelan sesosok bayangan muncul, seperti bayangan manusia. Bayangan seseorang yang sedang berada di atas yang sedang duduk dan berbincang-bincang dengan lawan bicaranya.
Aku sempat diberi tahu, bahwa di malam itu hanya aku berempat yang bekerja. Dan security pun hanya berkeliling dua kali. Namun apa yang kulihat ini jelas merupakan manusia, terlihat dari bayanganya yang sedang duduk disana.
Aku mencoba memastikan bahwa apa yang kulihat itu adalah manusia dengan bertanya kepada Iman, namun Iman mengatakan padaku untuk tetap diam, dan jangan membuat gerakan apapun.
Kemudian pelan-pelan muncul seperti asap di ruangan itu, dan seketika muncul sesosok bayangan wanita. Bayangan wanita yang sedang berbicara kepadaku, wanita itu terlihat anggun dengan rambut panjang yang terurai yang terlihat dari bayanganya. Dia seperti berbicara sesuatu kepadanya, dan kemudian bayangan di depanya menunjuk ke arah gedung produksi tempat kita bekerja.
Wanita itu mengangguk namun tiba tiba dibelakangnya terlihat bayangan yang aneh, bayangan yang hitam dan memanjang di ruangan itu. bayangan seperti hewan melata yang sangat besar.
Aku sempat ingin berteriak, karena aku tidak sanggup lagi dengan apa yang kulihat. Namun aku berhasil dihentikan oleh iman, iman tetap menyuruhku untuk diam dan tidak melakukan apapun dalam kegelapan di malam itu.
Iman pun berbisik.
“setelah mereka pergi, kita harus cepat-cepat membangunkan Dadi dan momo”
“sekarang kamu tahan dulu rasa takutmu” kata iman mencoba menenanganku
Aku pun mengangguk, dan hanya bisa terdiam sambil melihat dua bayangan yang sedang berbincang itu. kemudian tiba-tiba wanita itu seperti terbang, dia mengangat badanya dan berputar. Namun bayangan hitam yang memanjang diruangan itu ternyata menyatu dengan badanya. Dia seperti seseorang yang setengah badannya adalah hewan.
Bayangan itu bergerak kesana-kemari seperti sedang kegirangan akan sesuatu. Dan tiba-tiba cahaya merah itu kemudian redup, Bayangan di depanya pun kemudian berdiri dari duduknya lalu membungkuk ke wanita tersebut dan berjalan keluar ruangan. Sedangkan wanita itu kemudian menghilang seiring hilangnya cahaya itu.
Iman dan aku kemudian saling memandang atas kejadian itu, terlihat wajah-wajah dari ketakutan dari kami berdua, tak terasa keringan dingin pun muncul.
Tak berlama-lama di tempat itu, Kamipun serentak dan berteriak. Berteriak sambil Berlari secepatnya ke ruang produksi, beberapa kali aku menabrak sesuatu karena gelapnya tempat itu, namun aku tidak perduli, aku hanya ingin segera sampai ke ruang produksi.
Untuk membangunkan Dadi dan momo
itkgid dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Kutip
Balas
Tutup