- Beranda
- Stories from the Heart
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
...
TS
jurigciwidey
(HORROR STORY) TUMBAL PABRIK
Hai semua ane Jurigciwidey, ane baru kali ini aktif di kaskus, setelah 2 tahun tidak dibuka ini akun akhirnya aktif kembali.
Ane kali ini ingin bercerita kembali, setelah kemarin ane bercerita tentang suatu kisah tentang warung yang tidak pernah tutup satu kalipun
1-DITERIMA KERJA
2-MALAM PERTAMA
3-BAYANGAN
4-PERTEMUAN
5-GELAP
6-POWER PLANT
7-PERDEBATAN
8-GERBANG DEPAN
Ane kali ini ingin bercerita kembali, setelah kemarin ane bercerita tentang suatu kisah tentang warung yang tidak pernah tutup satu kalipun
(HORROR STORY) WARUNG TENGAH MALAM
dan cerita lanjutanya
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
dan cerita lanjutanya
(HORROR STORY) KAMPUNG SEPUH
Dan kali ini ane akan bekerja tentang Suatu pabrik tempatku bekerja dulu dengan aturan-aturan yang tidak tertulis yang aneh bagi ane. pabrik ini sayangnya sudah bangkrut namun ketika ane bekerja disana banyak kejadian yang menurut ane diluar nalar.


Spoiler for 0-PROLOG:
Hujan rintik-rintik disertai kabut mengguyur ciwidey kala itu, hujan yang disertai dingin yang menusuk kulitku membuatku harus memakai jacket tebal untuk menghangatkan tubuh. Aku ingat, hari ini aku harus berangkat ke kota Bandung, bertemu dengan teman-teman kerja ku dulu, ketika aku bekerja di salah satu pabrik di daerah kab Bandung.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.
Aku awalnya ragu untuk berangkat, karena jarak pandang di depan rumahku sangat minim, karena kabut tebal yang menutupi kampungku hari itu.
“apakah harus aku batalkan aja ya, melihat kondisi cuaca di ciwidey yang kurang baik” pikirku
aku terdiam sejenak di depan rumah, melihat kondisi cuaca yang sepertinya tidak memungkinkan untuk keluar, namun karena aku sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman kerjaku dulu, akhirnya aku memaksakan diri untuk berangkat.
Akhirnya aku memakai motor kesayanganku untuk menembus kabut tebal di ciwidey hari itu, aku menjalankan motor ku dengan sangat hati-hati, mengingat jarak yang ditempuh dari ciwidey ke Bandung sangat jauh.
Selepas ciwidey jarak pandangku semakin jauh, kabut tebal pun pelan-pelan menghilang, aku menyusuri setiap jalan yang berliku menuju bandung dengan motorku pada hari itu.
2 jam berlalu, akhirnya aku tiba di suatu cafe di buah batu, disana aku membuka WA ku dan melihat teman-temanku sudah sampai satu persatu. Aku memarkirkan motorku dan akhirnya aku masuk di cafe itu.
Akhirnya aku bertemu dengan mereka, bertemu dengan 3 orang teman kerja ku yang dulu di suatu pabrik di Kab Bandung. kulihat perubahan dari mereka yang sangat berbeda dibandingkan ketika dulu kita bekerja bersama sebagai buruh pabrik di tempat itu.
Disana aku mengobrol dengan mereka, saling bertukar cerita tentang kehidupan kita masing-masing selepas kita resign dari pabrik itu akibat alasan yang sebenarnya tabu bagi kita semua untuk diceritakan kembali.
Disana pula aku tau tentang cerita ujang, dari temanku yang kebetulan adalah salah satu penduduk di kampung itu, yang ceritanya aku sempat ceritakan disini
“eh mang harusnya kamu bayar royalti, cerita ku malah kamu tulis jadi web novel” salah satu temanku yang bernama iman menggodaku
“lah, ga apa apa atuh, khan ceritanya lumayan bagus” kataku
“ah ntar takutnya jadi kayak cerita KKN penari, banyak orang yang datang nyari tempat itu” kata Iman sambil sesekali menyeruput minuman yang kami pesan
“moal kalem weh (engga ko santai aja), toh ceritanya aku samarkan, terus aku tambahkan bumbu-bumbu supaya menarik” jawabku
Kita terlarut dalam obrolan di hari itu, kita banyak cerita tentang hal-hal konyol ketika kita bekerja di pabrik, tak lupa kita juga saling bertukar cerita seram tentang pabrik, terutama ketika shift malam.
“eh katanya pabrik itu akhirnya bangkrut ya” kata dadi
Kami berempat yang sedang meminum minuman sontak langsung berhenti atas ucapan dadi.
“ah masa” ujang momo
“serius, kemarin sewaktu lewat ketika keluar dari tol soreang, pabrik itu terlihat sepi” kata dado meyakinkan kita berempat.
“mungkin gara-gara pandemi jadi banyak di PHK hingga akhirnya bangkrut” kataku
“atau mungkin gara-gara tumbal tahunan nya tidak terpenuhi tahun ini akibat WFH” kata iman
“hush” kata kataku
“lah benerkan, terakhir kecelakaan kerja itu tahun kemarin, ampe adiknya boss jadi korban juga” kata iman
“Indah” kataku.
“iya” iman mencoba menyakinkan semua orang disana termasuk aku.
Iman adalah orang yang paling dekat dengan indah ketika kita semua kerja di pabrik, karena mungkin mereka tinggal di kampung yang sama dan bekerja di tempat yang sama pula, sehingga dia hapal siapa indah yang tak lain adalah adik dari boss pabrik tempat kita bekerja dulu.
“Indah dulu sering bercerita tentang keanehan di pabrik, dia banyak bercerita padaku ketika masih ada, dan dia juga yang suka mewanti-wanti ketika kita semua shift malam” kata iman
“kan kalian tau sendiri banyak hal-hal aneh ketika di pabrik, kebanyakan karyawan baru juga banyak yang resign akibat itu, namun karena kita semua lebih percaya takut kehilangan uang dan pekerjaan sehingga kita bertahan dengan kondisi pabrik kayak gitu” kata iman.
Akhirnya kami pun bercerita tentang pabrik, bercerita tentang angkernya pabrik tempat kita berkerja, dan ini juga yang menginspirasiku untuk bercerita
Disana juga aku akan bercerita tentang Indah, salah satu adik bos dari pabrik tempat kita bekerja yang berakhir mengenaskan.
1-DITERIMA KERJA
2-MALAM PERTAMA
3-BAYANGAN
4-PERTEMUAN
5-GELAP
6-POWER PLANT
7-PERDEBATAN
8-GERBANG DEPAN
Diubah oleh jurigciwidey 22-10-2021 15:15
elvinrk dan 66 lainnya memberi reputasi
63
40.3K
Kutip
274
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jurigciwidey
#36
Sebelum bercerita ini adalah denah dari pabrik itu
jangan komen kalau gambarnya jelek ya
tapi bisa dibayangkan lah denahnya dalam cerita ini

yu lanjut
“HRD kita cantik ya” kataku kepada iman yang sedang duduk di Pos Security depan
“Indah” jawab iman
“Hey, Sadar Hey” kata iman kepadaku
“Dia itu sebenarnya adiknya boss perusahaan ini”
“Hah?” aku sontak kaget dengan jawaban dari Iman.
Indah adalah sosok yang terlihat anggun dimataku dengan rambut yang terurai dan wajahnya yang cantik seperti kembang desa yang masih murni yang belum tersentuk oleh segala debu-debu dan polusi perkotaan. Dia menjadi HRD di Pabrik ini karena ada koneksi dengan kakaknya yang merupakan owner Pabrik ini, dan Iman adalah salah satu orang yang tinggalnya satu kampung dengan Indah dan Kakaknya. Jadi dia tau siapa bosnya dan Indah.
Di mata orang-orang kampung kakaknya indah adalah orang yang menjadi sosok yang inspiratif bagi warga kampung nya, seorang warga kampung yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Dan secara ajaib, menjadi pengusaha sukses hingga bisa mendirikan pabrik ini.
banyak orang-orang kampung yang tadinya mengikuti orang tuanya bekerja di kebun dan di sawah, akhirnya keluar kampung untuk mencari peruntungan dengan bekerja di pabrik-pabrik. Salah satunya ya Iman ini.
Kami berdua menunggu jadwal di post security karena jadwal masuk kami dimulai ketika jam 8 malam dan berakhir ketika jam 5 shubuh, sehingga masih ada setengah jam lagi sebelum kami bekerja. Baru ada dua orang di post ini, sedangkan momo dan dadi belum datang, ketika aku hubungi mereka masih di jalan.
Pandangan ku fokus menatap pabrik itu, pabrik yang terlihat ramai ketika siang hari, namun terlihat sangat menyeramkan di malam hari. Aku memandang Bagian produksi dengan pintu besar yang masih terbuka, di dalamnya lampu-lampu menyala dengan terangnya dan mesin-mesin besar untuk membuat kain berjalan tanpa henti sebagaimana mestinya. Aku kemudian melihat ke sebelah kanan, bagian gudang yang terlihat gelap gulita, pintunya tertutup dengan rapat sehingga aku tidak tau apa yang ada di dalamnya. Aku juga melihat ruangan para staff yang ada di lantai dua, yang kulihat hanya kaca-kaca besar yang gelap tanpa sedikit pun ada penerangan di dalamnya.
“Hey”
Dadi dan momo berteriak dari parkiran luar dan berjalan menuju pos, aku dan iman serentak mengangkat tanganku untuk membalas teriakan mereka. Akhirnya kita berempat sudah berkumpul di POS security, sembari menunggu jam 8 malam, aku mulai berbincang-bincang dengan mereka sembari di temani kopi hitam dengan gelas cup plastik yang momo bawa dari warung depan.
Pos security ini di jaga oleh 2 orang security yang berjaga bergantian setiap malam. Mereka juga menyapa kami dan menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus kami lakukan atas anjuran Indah selaku HRD kami. Dia bilang bahwa aturan-aturan yang ada di papan harus di patuhi karena itu adalah aturan perusahaan. Kami pun serentak mengangguk yang menandakan kami setuju dan akan patuh akan aturan itu.
Security itu bilang, dia akan berkeliling ke seluruh area pabrik sebanyak dua kali. Yaitu jam 9 malam dan jam 4 shubuh, selebihnya dia akan berjaga di pos. Jadi apabila ada sesuatu yang membutuhkan bantuanya dia menyarankan untuk mendatanginya ke pos.
Akhirnya jam 8 malam pun tiba, aku dan ketiga temanku mulai berjalan ke bagian produksi untuk bekerja. Aku berjalan perlahan memasuki gedung itu, terlihat mesin-mesin pemintalan benang, dan mesin-mesin untuk membuat kain bekerja tanpa henti, di sebelahnya ada mesin-mesin pemotong kain, dengan mesing potong yang tajam dan memanjang, mesin itu dengan cepat memotorng kain-kain yang datang dari mesin pembuat kain.
Aku membayangkan bagaimana apabila badan kita masuk ke pemotong kain dan alat pemotong itu memotong badan kita, aku rasa badan kita akan terbelah dengan seketika, karena saking tajamnya mesin potong itu.
“Jadi kita mesti ngapain nih disini?” kata dadi
“ya kata security tadi sih kita hanya memastikan mesin-mesin itu hidup, dan apabila ada yang mati kita harus mencari penyebabnya, kalau bisa kita benerin ya kita benerin, kalau tidak ya kita panggil security?” kata momo
Aku dan iman pun mulai berkeliling, melihat bagaimana mesin-mesin itu bekerja. Aku juga membuka catatan dari security tentang cara kerja mesin itu, sehingga apabila mesin itu berhenti aku bisa tau penyebabnya.
Jam 23:00 kami berempat mulai duduk di mesin, kami berempat memandang mesin-mesin itu dengan seksama.
“gini aja kerjaan kita?” kata ku
“ya mungkin, toh Indah juga bilang kerjaan kita hanya memastikan mesin-mesin ini bekerja ko” kata Iman.
Aku mengobrol kembali dengan mereka sebagai menghilang rasa ngantuk yang mulai menyerang, dan dari beberapa obrolan itu aku merasakan banyak hal-hal yang janggal tentang pabrik ini, dimulai dari perpindahan shift dari shift pagi dan shift malam yang harus ada jeda waktu beberapa jam, karena shift pagi bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore, kemudian pabrik itu kosong dan dilanjut dengan shift malam jam 8 malam hingga jam 5 shubuh. Lalu kejanggalan lainya adalah aku dan 3 temanku ini hanya kerja di shift malam terus menerus dan hanya empat orang yang bekerja di pabrik sebesar ini di malam hari.
“Mungkin karena kerjaanya cuman kayak gini, makanya ga butuh banyak orang” kata momo
“tuh lihat para karyawan shift pagi sebelun pulang sudah memasang benang, menyeting mesin-mesin itu supaya bisa bisa menyala semalaman, jadi ya ga butuh banyak orang”
Aku hanya terdiam melihat obrolan mereka, aku yakin ada sesuatu yang janggal tentang kerjaan ini, namun sepertinya mereka tidak menyadari tentang kejanggalan ini.
Pukul 01:30 rasa kantuk ini mulai terasa semakin kuat, akhirnya kami memutuskan untuk tidur bergiliran dan kali ini dadi dan momo yang tidur terlebih dahulu, momo kemudian mengambil beberapa dus kosong, dia menumpuknya dan menjadikan tumpukan itu tempat untuk dia tidur. Sedangkan dadi hanya menyenderkan kepalanya di dinding, kemudian dia tertidur dengan sendirinya.
Aku dan Iman mulai berkeliling kembali memastikan semua mesin masih berjalan sebagai mana mestinya. Namun kali ini ketika ku berjalan, aku terdengar samar samar mendengar suara langkah kaki yang berjalan bolak balik dari arah luar gedung, tempat para mobil expedisi memarkirkan mobilnya.
tap tap tap tap
Suara itu terdengar seperti sedang berlari, namun suaranya tertutup oleh suara mesin yang menyala, sehingga aku tidak mendengar jelas suara itu.
“Man, selain kita ada yang kerja lagi ga ya? Saya seperti merasakan suara seseorang yang berlarian di luar” kataku kepada iman
“ah masa, kan kita cuman berempat disini? Mungkin security sedang patroli” jawab iman
Aku melihat jam yang menempel di dinding gedung terlihat waktu masih pukul jam 02:15 menit. Dan aku ingat, security hanya akan berpatroli pada pukul 9 dan jam 5 malam.
tap tap tap tap
“suara langkah kaki itu semakin kencang, kali ini suaranya bertambah dengan suara seseorang yang sedang menguyah sesuatu, lalu aku juga mendengar suara pintu yang dibuka. Seperti suara pintu tua yang sudah berkarat yang dibuka sehingga menimbulkan bunyi.
“kreeeeaaat”
Kali ini iman mulai menyadari bahwa ada seseorang diluar yang berlarian.
“benar dik sepertinya ada seseorang diluar” kata iman kepadaku
“hayu kita cek yu” kata iman
Iman adalah sesosok yang pemberani, mungkin karena iman tinggal di kampung, dan iman juga pernah bercerita bahwa kampung nya itu tempat persinggahan untuk orang-orang yang ingin meminta kekayaan dengan melakukan perjanjian ke gunung yang dekat dengan kampungya. Sehingga hal-hal seperti itu Iman sudah terbiasa mengalami nya, terlihat dengan santainya dia mengajaku untuk mengecek apa yang terjadi diluar gedung. Sedangkan aku sebenarnya aga takut untuk keluar gedung, karena aku tidak seberani iman.
kamipun kemudian berjalan perlahan ke luar gedung meninggalkan Dadi dan momo yang sedang tidur di dalam gedung, kamipun keluar dan berbelok ke tempat parkir mobil expedisi di sebelah gedung, terlihat pula bagian gudang yang gelap gulita di sebelah kananya tanpa ada penerangan satupun disana, suasananya nampak seram akupun enggan untuk melihat gudang itu lama-lama.
Suasana tiba-tiba hening ketika aku sampai di parkiran expedisi itu, tidak ada seseorang disana. yang kulihat hanya mobil-mobil yang berjejer yang terparkir dengan rapih.
“ko ga ada orang ya?” kataku
Iman hanya tersenyum, sepertinya dia tau akan sesuatu namun dia tidak memberitahukanya kepadaku.
“sepertinya ada yang ingin kenalan” kata iman sambil sesekali tertawa karena melihatku yang sedang ketakutan
Namun setelah Iman tertawa
“BRAKKKKKK”
Suara keras dari ruangan kecil di ujung gudang, suaranya seperti seseorang yang menutup pintu itu dengan keras sekali. Suara dari pintu ruangan yang tidak boleh di masuki oleh semua karyawan kecuali dengan seizin owner.
jangan komen kalau gambarnya jelek ya
tapi bisa dibayangkan lah denahnya dalam cerita ini
yu lanjut
Spoiler for 2-MALAM PERTAMA:
“HRD kita cantik ya” kataku kepada iman yang sedang duduk di Pos Security depan
“Indah” jawab iman
“Hey, Sadar Hey” kata iman kepadaku
“Dia itu sebenarnya adiknya boss perusahaan ini”
“Hah?” aku sontak kaget dengan jawaban dari Iman.
Indah adalah sosok yang terlihat anggun dimataku dengan rambut yang terurai dan wajahnya yang cantik seperti kembang desa yang masih murni yang belum tersentuk oleh segala debu-debu dan polusi perkotaan. Dia menjadi HRD di Pabrik ini karena ada koneksi dengan kakaknya yang merupakan owner Pabrik ini, dan Iman adalah salah satu orang yang tinggalnya satu kampung dengan Indah dan Kakaknya. Jadi dia tau siapa bosnya dan Indah.
Di mata orang-orang kampung kakaknya indah adalah orang yang menjadi sosok yang inspiratif bagi warga kampung nya, seorang warga kampung yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Dan secara ajaib, menjadi pengusaha sukses hingga bisa mendirikan pabrik ini.
banyak orang-orang kampung yang tadinya mengikuti orang tuanya bekerja di kebun dan di sawah, akhirnya keluar kampung untuk mencari peruntungan dengan bekerja di pabrik-pabrik. Salah satunya ya Iman ini.
Kami berdua menunggu jadwal di post security karena jadwal masuk kami dimulai ketika jam 8 malam dan berakhir ketika jam 5 shubuh, sehingga masih ada setengah jam lagi sebelum kami bekerja. Baru ada dua orang di post ini, sedangkan momo dan dadi belum datang, ketika aku hubungi mereka masih di jalan.
Pandangan ku fokus menatap pabrik itu, pabrik yang terlihat ramai ketika siang hari, namun terlihat sangat menyeramkan di malam hari. Aku memandang Bagian produksi dengan pintu besar yang masih terbuka, di dalamnya lampu-lampu menyala dengan terangnya dan mesin-mesin besar untuk membuat kain berjalan tanpa henti sebagaimana mestinya. Aku kemudian melihat ke sebelah kanan, bagian gudang yang terlihat gelap gulita, pintunya tertutup dengan rapat sehingga aku tidak tau apa yang ada di dalamnya. Aku juga melihat ruangan para staff yang ada di lantai dua, yang kulihat hanya kaca-kaca besar yang gelap tanpa sedikit pun ada penerangan di dalamnya.
“Hey”
Dadi dan momo berteriak dari parkiran luar dan berjalan menuju pos, aku dan iman serentak mengangkat tanganku untuk membalas teriakan mereka. Akhirnya kita berempat sudah berkumpul di POS security, sembari menunggu jam 8 malam, aku mulai berbincang-bincang dengan mereka sembari di temani kopi hitam dengan gelas cup plastik yang momo bawa dari warung depan.
Pos security ini di jaga oleh 2 orang security yang berjaga bergantian setiap malam. Mereka juga menyapa kami dan menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus kami lakukan atas anjuran Indah selaku HRD kami. Dia bilang bahwa aturan-aturan yang ada di papan harus di patuhi karena itu adalah aturan perusahaan. Kami pun serentak mengangguk yang menandakan kami setuju dan akan patuh akan aturan itu.
Security itu bilang, dia akan berkeliling ke seluruh area pabrik sebanyak dua kali. Yaitu jam 9 malam dan jam 4 shubuh, selebihnya dia akan berjaga di pos. Jadi apabila ada sesuatu yang membutuhkan bantuanya dia menyarankan untuk mendatanginya ke pos.
Akhirnya jam 8 malam pun tiba, aku dan ketiga temanku mulai berjalan ke bagian produksi untuk bekerja. Aku berjalan perlahan memasuki gedung itu, terlihat mesin-mesin pemintalan benang, dan mesin-mesin untuk membuat kain bekerja tanpa henti, di sebelahnya ada mesin-mesin pemotong kain, dengan mesing potong yang tajam dan memanjang, mesin itu dengan cepat memotorng kain-kain yang datang dari mesin pembuat kain.
Aku membayangkan bagaimana apabila badan kita masuk ke pemotong kain dan alat pemotong itu memotong badan kita, aku rasa badan kita akan terbelah dengan seketika, karena saking tajamnya mesin potong itu.
“Jadi kita mesti ngapain nih disini?” kata dadi
“ya kata security tadi sih kita hanya memastikan mesin-mesin itu hidup, dan apabila ada yang mati kita harus mencari penyebabnya, kalau bisa kita benerin ya kita benerin, kalau tidak ya kita panggil security?” kata momo
Aku dan iman pun mulai berkeliling, melihat bagaimana mesin-mesin itu bekerja. Aku juga membuka catatan dari security tentang cara kerja mesin itu, sehingga apabila mesin itu berhenti aku bisa tau penyebabnya.
Jam 23:00 kami berempat mulai duduk di mesin, kami berempat memandang mesin-mesin itu dengan seksama.
“gini aja kerjaan kita?” kata ku
“ya mungkin, toh Indah juga bilang kerjaan kita hanya memastikan mesin-mesin ini bekerja ko” kata Iman.
Aku mengobrol kembali dengan mereka sebagai menghilang rasa ngantuk yang mulai menyerang, dan dari beberapa obrolan itu aku merasakan banyak hal-hal yang janggal tentang pabrik ini, dimulai dari perpindahan shift dari shift pagi dan shift malam yang harus ada jeda waktu beberapa jam, karena shift pagi bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore, kemudian pabrik itu kosong dan dilanjut dengan shift malam jam 8 malam hingga jam 5 shubuh. Lalu kejanggalan lainya adalah aku dan 3 temanku ini hanya kerja di shift malam terus menerus dan hanya empat orang yang bekerja di pabrik sebesar ini di malam hari.
“Mungkin karena kerjaanya cuman kayak gini, makanya ga butuh banyak orang” kata momo
“tuh lihat para karyawan shift pagi sebelun pulang sudah memasang benang, menyeting mesin-mesin itu supaya bisa bisa menyala semalaman, jadi ya ga butuh banyak orang”
Aku hanya terdiam melihat obrolan mereka, aku yakin ada sesuatu yang janggal tentang kerjaan ini, namun sepertinya mereka tidak menyadari tentang kejanggalan ini.
Pukul 01:30 rasa kantuk ini mulai terasa semakin kuat, akhirnya kami memutuskan untuk tidur bergiliran dan kali ini dadi dan momo yang tidur terlebih dahulu, momo kemudian mengambil beberapa dus kosong, dia menumpuknya dan menjadikan tumpukan itu tempat untuk dia tidur. Sedangkan dadi hanya menyenderkan kepalanya di dinding, kemudian dia tertidur dengan sendirinya.
Aku dan Iman mulai berkeliling kembali memastikan semua mesin masih berjalan sebagai mana mestinya. Namun kali ini ketika ku berjalan, aku terdengar samar samar mendengar suara langkah kaki yang berjalan bolak balik dari arah luar gedung, tempat para mobil expedisi memarkirkan mobilnya.
tap tap tap tap
Suara itu terdengar seperti sedang berlari, namun suaranya tertutup oleh suara mesin yang menyala, sehingga aku tidak mendengar jelas suara itu.
“Man, selain kita ada yang kerja lagi ga ya? Saya seperti merasakan suara seseorang yang berlarian di luar” kataku kepada iman
“ah masa, kan kita cuman berempat disini? Mungkin security sedang patroli” jawab iman
Aku melihat jam yang menempel di dinding gedung terlihat waktu masih pukul jam 02:15 menit. Dan aku ingat, security hanya akan berpatroli pada pukul 9 dan jam 5 malam.
tap tap tap tap
“suara langkah kaki itu semakin kencang, kali ini suaranya bertambah dengan suara seseorang yang sedang menguyah sesuatu, lalu aku juga mendengar suara pintu yang dibuka. Seperti suara pintu tua yang sudah berkarat yang dibuka sehingga menimbulkan bunyi.
“kreeeeaaat”
Kali ini iman mulai menyadari bahwa ada seseorang diluar yang berlarian.
“benar dik sepertinya ada seseorang diluar” kata iman kepadaku
“hayu kita cek yu” kata iman
Iman adalah sesosok yang pemberani, mungkin karena iman tinggal di kampung, dan iman juga pernah bercerita bahwa kampung nya itu tempat persinggahan untuk orang-orang yang ingin meminta kekayaan dengan melakukan perjanjian ke gunung yang dekat dengan kampungya. Sehingga hal-hal seperti itu Iman sudah terbiasa mengalami nya, terlihat dengan santainya dia mengajaku untuk mengecek apa yang terjadi diluar gedung. Sedangkan aku sebenarnya aga takut untuk keluar gedung, karena aku tidak seberani iman.
kamipun kemudian berjalan perlahan ke luar gedung meninggalkan Dadi dan momo yang sedang tidur di dalam gedung, kamipun keluar dan berbelok ke tempat parkir mobil expedisi di sebelah gedung, terlihat pula bagian gudang yang gelap gulita di sebelah kananya tanpa ada penerangan satupun disana, suasananya nampak seram akupun enggan untuk melihat gudang itu lama-lama.
Suasana tiba-tiba hening ketika aku sampai di parkiran expedisi itu, tidak ada seseorang disana. yang kulihat hanya mobil-mobil yang berjejer yang terparkir dengan rapih.
“ko ga ada orang ya?” kataku
Iman hanya tersenyum, sepertinya dia tau akan sesuatu namun dia tidak memberitahukanya kepadaku.
“sepertinya ada yang ingin kenalan” kata iman sambil sesekali tertawa karena melihatku yang sedang ketakutan
Namun setelah Iman tertawa
“BRAKKKKKK”
Suara keras dari ruangan kecil di ujung gudang, suaranya seperti seseorang yang menutup pintu itu dengan keras sekali. Suara dari pintu ruangan yang tidak boleh di masuki oleh semua karyawan kecuali dengan seizin owner.
itkgid dan 31 lainnya memberi reputasi
32
Kutip
Balas
Tutup