- Beranda
- Stories from the Heart
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
...
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.
Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya
Quote:
Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati

Oh iya jangan lupa
Quote:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
231.1K
2.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
afryan015
#474
Salma Masih Hidup?
Namun yang diharap harapkan malah tidak kunjung terbuka, pintu lift seolang terkunci, dan lift pun sepertinya dalam keadaan diam tidak bergerak naik ataupun turun, karena saking panasnya, lama kelamaan pernafasanpun mulai sesak, dan perlahan pandangan mulai kabur,, dan seperti biasa karena panik, hilanglah kesadaranku, namun sebelum itu aku melihat kilatan menyambar masuk lewat sela sela pintu lift
Setelah sebuah kilatan itu muncul dan menyambar, kesadaranku hilang total, hingga akhirnya aku terbangun disebuah kursi tunggu di salah satu bagian di Rumah Sakit ini, aku ingat betul saat aku tidak sadarkan diri waktu itu adalah malam hari, namun saat aku tersadar disebuah kursi tunggu ini suasana disini terlihat seolah senja, dimana sinar warna jingga terlihat di jendela dan menerobos masuk.
Aku yakin ada yang tidak beres dengan hal ini, jika aku benar benar pingsan, aku pasti sudah dibawa ke ruang rawat karena ditemukan oleh seseorang, namun aku malah dibawa kesebuah kursi tunggu, memang ada beberapa perawat dan petugas administrasi yang sedang melakukan kegiatan, dan jika dilihat secara seksama para petugas dan perawat ini memiliki sebuah luka dan memiliki tubuh yang bisa dibilang tidak normal, ada yang memiliki kaki dengan sendi yang terbalik sehingga terlihat dengkul mereka berada di belakang, ada yang memiliki tangan yang lebih Panjang dibanding badannya, dan hal lain yang jelas tidak normal seperti orang lainnya.
Disaat aku sedang mengamati suasana sekitar, tiba tiba orang tua yang berada di dalam lift tadi mendatangiku sambil batuk seperti saat dia di lift tadi.
“eghm eghm, kamu pasti sudah tidak asing dengan suasana senja seperti ini kan, eghm aku ingin bernegosiasi dengan mu” ucap orang tua tersebut.
“apa maksudmu tidak asing, aku malah justru belum pernah merasakan suasana seperti ini, apa? Apa yang ingin kamu negosiasikan” jawabku pada orang itu.
“kamu lupa, suasana ini sudah pernah kamu rasakan saat kamu akan menyelamatkan Salma, saudaramu itu, dan saat menyelamatkan Anggi, ini yang paling aku tidak suka, kamu mencampuri urusan Tuan ku, tapi tenang aku tidak akan melukaimu tenang saja, makanya aku akan bernegosiasi dengan mu” jawabnya sedikit menahan amarahnya
“Tunggu bagaimana bisa kamu mengetahui tentang Salma, itu terjadi jauh sekali sebelum peristiwa Anggi, dari mana kamu bisa tahu, negosiasi apa, semua sudah selesai” jawabku padanya
“oh maaf atas kelancanganku, aku belum memperkenalkan diriku, hahahaha, perkenalkan namaku Bajra, salah satu petinggi dari salah satu kerajaan Jin terbesar di Nusantara ini, tadinya aku ingin langsung menghabisi kalian semua, namun kemarin aku melihat sosok Gufron dan Barzam disekitarmu, makanya aku lebih memilih mencoba bernegosiasi dulu denganmu, aku yakin “Dia” pasti ada disekitar mereka juga” orang tua itu memperkenalkan dirinya padaku
“Apa hubunganmu dengan Barzam dan Gufron, dan siapa yang kau sebut “Dia” itu” tanyaku Kembali
“wah ternyata kamu belum berkenalan dengan”nya”, nanti kamu akan tahu sendiri, begini aku minta kalau kamu tidak usah ikut campur dengan urusanku menyerang ayahmu yang seenak jidatnya sendiri membinasakan bawahanku di Sobo Anom Adimuka, sedangkan itu bukan urusannya”
“tunggu, dimana itu?”
“tempat itu adalah tempat dimana kalian menyelamatkan anak Bernama Anggi, sudah tidak usah perlu banyak bertanya, satu permintaanku, jangan halangi aku menyerang Ayahmu dan temannya si pengoleksi Jin itu Margono”
“hahah kamu ini katanya petinggi tapi kok anehya, bagaimana bisa aku membiarkan ayahku diserang oleh makhluk sepertimu, dan membiarkan Ayahku mati ditanganmu, haha jangan bermimpi, yang ada aku akan ikut bertempur dengan mereka sebisaku dengan para temant temanku”
“sudah ku duga kau akan menjawab seperti itu, kamu masih ingat dengan Salma, aku bisa mempertemukanmu dengannya” tanya si Bajra itu padaku
“tunggu kenapa dari tadi kamu membicarakan Salma, dia sudah meninggal, kamu tidak akan bisa membawanya kemari” jawabku dengan nada tinggi
“yakin sekali kamu berkata demikian, coba kau lihat sendiri diruangan sebelah sana” Bajra menunjuk ke salah satu ruangan
“haha tidak usah kau kelabuhi aku, aku tidak akan termakan dengan apa yang kau katakana, SALMA SUDAH MENINGGAL” dengan ngotot aku berkata
“baiklah kita lihat siapa yang akan keluar dari ruangan itu”
Tak berselang lama setelah si Bajra ini mengatakan hal itu, tiba tiba ruangan yang ditunjukan oleh si Bajra ini pintunya terbuka dari dalam, sosok anak kecil keluar dari ruangan tersebut, dan benar apa yang di katakana oleh si Bajra, sosok Salma keluar dari dalam ruangan itu
“mas, mas Ryan, tolongin Salma mas, Salma nyesel dulu tidak mau nurut pulang sama mas Ryan” salam keluar dari sana sambil meminta tolong padauk
Saat Salma sedang bergerak merangkak keluar, tiba tiba dari belakangnya, ada sosok anak kecil lain, yang kurasa dia adalah dulu yang membuat dan membawa Salma kealam ini, sosok anak kecil itu memegangi kaki Salma dan kemudian menarik dengan kuat agar Salma Kembali masuk kedalam ruangantersebut, namun salma masih terus mencoba bertahan dengan memegangibagian bawah pintu supaya tidak masuk lagi keruangan tersebut, dan tak disangka ternyata ada anak kecil lagi dengan wujud yang sama persis dengan yang menyeret Salma tadi, anak kecil ini berjalan kearah depan Salma dan berdiri tepat di depannya kemudian menengok kearahku sambil tersenyum menyeramkan kemudian menginjak ijak tangan Salma yang sedang menahan memegangi pintu supaya tidak masuk Kembali keruangan itu.
Melihat perlakuan kasar makhluk kecil itu aku sepontan berterikan dan berdiri dari posisiku duduk.
“hey jaga prilakumu, atau ingin kubinasakan kamu disini” gertaku pada makhluk itu
Makhluk itu malah hanya menengok Kembali kearahku sambil tertawa dan terus menginjak ijak tangan Salma yang sedang mencoba bertahan
“BAJINGAN, hentikan kubilang” dengan nada kesal aku mengatakan sembari aku mengeluarkan pedang gaibku dan langsung mengarah ke sosok makhluk tersebut.
Saat aku berusaha menyerang sosok anak kecil itu, Bajra malah kemudian bisa mebaca gerakanku, hasilnya dia bisa menghentikanku terlebih dahulu dengan memukul bagian kiri rusuk ku karena aku tidak menyangka dia akan turun tangan menyerangku, dan apa yang kurasakan? Tulang rusuk kiriku terasa patah semua, ditambah setelah itu aku merasa sesak dan tidak bisa bernafas.
“tidak tidak, bukan seperti ini maksudku, jangan lah main serang serang dulu kita sedang bernegosiasi kamu ingat itu, DEN RYAN, hahaha sunggu sayang title yang kurang pantas disandang olehmu”
“………” aku tidak bisa membalas perkataannya sedikitpun, dilain karena merasa tulang rusuk ku yangseolah patah, aku juga merasa kesusahan untuk bernafas, tapi disaat itu tubuhku masih mencoba untuk menyerang mereka.
“sudah sudah, santai dulu, kamu tidak akan maati hari ini DEN RYAN haha, santai saja, itu keinginanku, kita lihat tiga bulan kedepan, kuberikan waktu untukmu berfikir matang matang, mungkin seperti itudulu gampang kita bertemu dilain kesempatan” ucap Bajra padaku lalu kemudian pergi sambil tertawa puas
Disaat Bajra pergi dari hadapanku, sosok Salma yang sedang diseret seret oleh makhluk itu malah terlihat aneh, Salma berhenti meronta dan memadangku sambil menyeringai menyeramkan, “Sial” batinku aku sudah berhasil dipermainkan si Bajra, dengan nafas yang masih sesak, perlahan aku melihat Kembali kilatan putih dan entah kenapa tiba tiba aku terbatuk dan terbangun sudah berada di ruangan satpam, terlihat topi satpan berada di meja dan terlihat juga ada monitor cctv yang menunjukan ruangan ruangan, disana ada satpam yang sedang mengecek cctv tersebut.
“alhamdulillah, mas sudah sadar, sudah mas tiduran dulu saja, jangan dipaksakan duduk” ucap satpam satunya padauk
Walaupun satpam tersebut mengatakan hal seperti itu, aku tetap mencoba untuk memaksakan duduk, dan yang kurasakan, rasa nyeri yang sangat hebat di area rusuk kiriku, sambil menahan nyeri aku Kembali ke posisi tiduran.
“nah kan mas, masih sakit, makanya saya minta jangan dipaksakan, untung darah dari mulut Cuma keluar dikit mas” ucap satpam tersebut padauk
“apa mas, darah, emang saya kenapa mas”
“nah justru itu mas, kami juga mau menanyakan sama mas, kenapa mas tiba tiba tergeletak di depan lift dan badan seperti habis digebugin kini, untuk ada saya tadi masih keliling dan ada perawat cowok tadi kebetulan lewat, mas abis berkelahi emangnya, kok sampai seperti ini” tanya satpam itu
“kita nggak menemukan hal aneh di cctv, dan ini saat di telusuri, hanya terlihat mas nya masuk lift kemudian duduk jongkok, terus keluar tanpa memencet tombol ke lantai berapa, dan setelah keluar langsung tergeletak gitu mas” jelas satpam yang sedang mengecek cctv.
“mungkin saya kesandung tadi pak, oh iya pak sekarang jam berapa ya”
“sekarang sudah jam satu lewat seperempat mas, mas disini nungguin keluarganya atau gimana mas” tanya satpam yang dari tadi menemaniku di kursi
“saya nungguin ibu saya pak, dia sedang dirawat disini karena stroke, kalo boleh saya pergi ke ruangan ibu saya pak, takutnya mereka nyariin saya, soalnya sudah kelamaan saya pergi” aku memaksakan untuk berdiri walau masih terasa nyeri
“kalau masnya sudah kuat tidak apa apa, atau mau saya antar mas, kebetulan saya mau keliling” satpam tersebut menawarkan untuk mengantarku
Aku pun menerima tawaran dari pak satpam itu, untuk jaga jaga kalau aku tidak kuat menahan nyeri setidaknya ada yang menemaniku, dalam perjalanan menuju ke ruang rawat ibuku, aku dijalan Kembali bertemu dengan sosok berwujud dokter berbadan laba laba tadi, melihat kondisiku yang cidera, sosok itu terlihat senang, karena ada yang mencelakaiku bisa mewakilinya mungkin pikiran sosok itu.
Singkat cerita sampai lah aku di ruang, disana terlihat Aruna begitu cemas terlihat dari ekspresi dia menatapku saat aku membuka pintu, adiwilaga seolah waswas melihatku pulang dengan kondisi lemas, sedangkan ibu dan mbak surti sudat terlelap, mungkin karena mereka terlalu Lelah dan ibu memang memerlukan istirahat yang cukup banyak, untung bagiku melihat ibu sudah tertidur, daripada dia melihat anaknya pulang seperti ini yang ada malah menjadi beban fikirannya dan membuat penyakitnya lebih lama hilang karena kepikiran.
“terimakasih pak, sudah mengantarkan saya sampai disini” ucapku berterimakasih kepada satpam yang mengantarku
“iya mas sama sama, kalau begitu saya ijin melanjutkan keliling dulu mas, mari mas” satpam itu berpamitan
“baik pak selamat menjalankan tugas” ucapku tersenyum sambil menahan nyeri
“kamu ini dari mana sih yan, lama banget beli makannya, pulang pulang malah seperti ini, apa ada yang menyerangmu diluar sana” tanya Aruna sangat khawatir
“sudah lah jangan ngomel dulu kenapa sih, aku pingin tidur dan istirahat, badanku sakit semua”ucapku sebal
“biar saya cek diluar tuan putri, aku akan mencari informasi dari penghuni disekitar sini, biarkan den Ryan istirahat saja” Adiwilaga berlalu keluar
Tapi ya bukan namanaya Aruna kalau nggak ada Shinta, ya dia yang ngomelin.
Aruna kemudian datang menghampiriku, menuntunku ke sofa Panjang untuk menidurkanku disana, melihat kondisi ku yang sangat lemas, dia kemudian mencoba untuk memulihkan diriku, dia sangat terkejut melihat kondisiku badanku yang katanya terluka parah
“coba ceritakan sebenarnya kamu diserang siapa, kenapa sampai luka parah seperti ini” tanya Aruna
“entah siapa dia, tapi ini masih berhubungan dengan peristiwa penyelamatan Anggi saat itu” terangku pada Aruna
“apakah dia tidak memperkenalkan dirinya, atau ada ciri khususnya”
“dia hanya meuwujdkan diri sebagai orang tua saja, tapi katanya nama dia adalah Bajra, entah siapa dia”
“seperti pernah dengar, siapa tadinamanya”
“Bajra, katanya dia adalah ……” belum selesai aku menerangkan tiba tiba dari arah pintu masuk Gufron dan Barzam datang dengan sesosok makhluk yang mengerikan berwujud ……..
itkgid dan 49 lainnya memberi reputasi
50
Tutup