"singkat" pada judul maksudnya relatif singkat jikalau harus dibandingkan dengan banyak negara-negara lain yang berusaha keluar dari kemiskinan dengan mengindustrialisasi negaranya.

Korea selatan adalah salah satu negara dengan aktivitas dagang tersibuk di dunia dengan PDB tertinggi ke-10 di dunia dan Seoul menjadi kota terbesar ketiga di dunia. Korea Selatan merupakan negara produsen kendaraan bermotor terbesar ke-5 di dunia dan menjadi rumah bagi 4 perusahaan kapal terbesar di dunia, rumah bagi perusahaan teknologi terbesar kedua di dunia Samsung, dan menjadi salah satu negara termakmur di dunia.

Namun, 60 tahun yang lalu, Korea selatan adalah negara miskin terbelakang yang sedang menderita kemiskinan pasca perang. Mereka lebih miskin dari Malaysia dan Filipina, bahkan lebih miskin dari Guatemala dan mereka hanya bisa bertahan hidup dari pertanian yang tak seberapa dan dari bantuan internasional.
Lalu, bagaimana negara miskin Korea Selatan bisa maju hanya dalam beberapa dekade saja?

Setelah perang Korea berakhir pada tahun 1953, penduduk Korea Selatan dilanda keputusasaan, mereka berdiri sebagai negara yang miskin dan terbelakang.
Ekonomi Korea Selatan pasca perang digerakkan oleh sektor agrikultur dan bantuan luar negri. Dengan ekonomi yang berpondasi pasir dan garam tersebut, mereka hidup dalam kemiskinan ekstrim dan tak tahu harus berbuat apa agar keluar dari perangkap kemiskinan. Pada periode itu, kebijakan ekonomi terfokus pada impor dan infrastruktur yang hanya sedikit berdampak bagi ekonomi Korea Selatan.
Ditengah ketidakstabilan ekonomi, kemiskinan dan ketidakmampuan pemerintah Korea Selatan pada saat itu, gelombang protes terjadi dan pada tahun 1961, Pemerintah Yun Posun pun dikudeta oleh militer dan mayor jenderal Park Chung hee mengambil alih kekuasaan pada tahun 1961 yang kemudian diangkat menjadi presiden (1963).

Segera Saat Park Chung He berkuasa, ia ingin merubah Korea dari negara agrikultur menjadi negara industri. Park yang sangat terinspirasi oleh konsep ZaibatsuJepang di era restorasi Meiji kemudian langsung membuat kebijakan ekonomi berorientasi outward looking dan ingin menjadikan Korea sebagai negara eksportir besar.
Tidak mau idenya berakhir sebagai wacana saja, ia kemudian pada tahun 1961 membentuk Economic Planning Board (EPB) yang berisi orang-orang professional dengan kualifikasi tinggi dibidangnya. EPB dan Park kemudian meluncurkan kebijakan five years plan atau pembangunan lima tahun (mirip seperti program pelita pemerintah Soeharto). Untuk merealisasikan kebijakannya, Korea menginvestasikan hampir semua uang yang dimiliki ke sektor industri ringan.

Presiden pun mulai mencari para keluarga konglomerat pemilik perusahaan atau disebut dengan chaeboluntuk diberikan uang dalam jumlah yang besar dan sebagai balas budi, para chaebol wajib memenuhi pertumbuhan ekonomi korea sesuai dengan instruksi Park Chung He. Dengan kebijakan itu, ekonomi Korea mulai membaik dan Park berhasil meningkatkan ekspor produk industri ringan seperi tekstil, apparel, dan produk lainnya secara signifikan di 5 tahun pertama ia memimpin.

Namun presiden Park Chung He merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai Korea, Ia beranggapan bahwa industry ringan tak akan membuat Korea tumbuh menjadi negara raksasa ekonomi. Ia ingin Korea menjadi raksasa dengan cara menjadi produsen industri berat seperti besi, baja, kapal, elektronik, petrokimia, hingga otomotif. Tetapi, mewujudkan industri berat bagi negara yang tengah menderita bukanlah hal mudah, mereka butuh modal besar, pengalaman, kualitas sumberdaya manusia yang super tinggi, infrastruktur, teknologi, dan pasar yang mana tidak satupun dimiliki Korea Selatan.

Tetapi Park tak mau lama-lama kebingungan, ia segera beraksi dengan segala keterbatasan Korea. Ia kemudian berutang keluar negeri dalam jumlah yang super besar mengakibatkan tingginya modal asing yang masuk ke Korea pada saat itu. Park sedang bertaruh dengan sangat mahal, kalau ia sampai gagal mendirikan industri berat dan produknya tak bisa bersaing di pasar internasional, maka Korea akan bangkrut karena utang dan akan menjadi negara gagal. Park tak mau itu terjadi dan secara hati-hati memilih para chaebol untuk menjalankan perusahaan baja, besi, elektronik, otomotif, kapal, petrokimia, dan lain sebagainya.

Park juga secara parallel mambangun Pendidikan korea terkhusus di displin ilmu sains, teknologi, teknik, matematika, dan finansial agar penduduk Korea siap untuk bekerja. Untungnya saat itu tingkat literasi orang Korea salah satu tertinggi di dunia sehingga membuat pembangunan Pendidikan menjadi lebih mudah. Korea juga secara intens melakukan propaganda kepada seluruh penduduknya melalui media seperti Radio dan koran untuk ikut sama-sama bekerja keras membangun ekonomi Korea yang kemudian berdampak  besar bagi perkembangan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia. Diantara Propaganda yang dilakukan pemerintah Park adalah propaganda Seamaul movement, propaganda kerja super keras dan propaganda 2 anak.
Presiden Park juga mulai membangun diplomasi dan normalisasi hubungan dengan negara-negara industri maju dan membuat transfer teknologi terjadi di Korea.

Walau modal luar negeri telah didapat, transfer teknologi mulai dilakukan, dan para chaebol sudah didapat, Park masih berlomba dengan waktu yang kalau sedikit saja telat maka akan membuat Korea Selatan bangkrut. Tak mau itu terjadi, Park mulai secara masif membangun banyak pabrik, jalan raya, Pelabuhan, akses telekomunikasi, jaringan listrik, dan rel kereta api diseluruh penjuru korea untuk kemudian digunakan sebagai rantai distribusi barang mentah dan barang jadi industri berat Korea. Dana utang luar negeri pun membengkak namun pemerintah mampu meyakinkan para peminjam dan berani menjaminnya. Sekali pemerintah dan perusahaan para chaebol gagal, mimpi industri berat akan tetap jadi mimpi dan berakhirlah negara Korea Selatan.

Dengan segala kegigihan, SDM dan infrastruktur yang mendukung dan Kerjasama dengan berbagai pihak luar negeri, produksi sektor industry berat pun telah menjadi kenyataan, namun ada pertanyaan. Bagaimana perusahaan-perusahaan Korea mengamankan pasar dalam negeri dan bagaimana bisa mereka berkompetensi di pasar internasional? Maksudnya, bagaimana Korea Selatan yang masih bocah ingusan di sektor industri berat mampu bersaing dengan negara industri maju macam Jepang, Eropa, dan Amerika?

Jawabannya terdapat pada kebijakan pengetatan impor produk serupa dan bahkan melarangnya (kecuali barang mentah untuk industri Korsel). Pemerintah betul-betul mengisolasi impor luar negeri sehingga berdampak pada berjayanya para chaebol di pasar regional. Kebijakan ini juga menjadi salah satu penyebab berkembangnya perusahaan chaebol seperti Hyundai, Samsung serta Kpop dan Kdrama yang populer didalam negeri dan kemudian hingga ke seluruh dunia.

Ya mereka berhasil menguasai pasar dalam negeri, tetapi bagaimana dengan kompetensi internasional? Bagaimana mereka mampu bersaing dengan negara industri maju? Jawabannya ada beberapa poin diantaranya :

Berkat kegigihan pemerintahan korsel serta para chaebol, ekonomi korsel tumbuh tajam dalam 30 tahun terakhir dan berhasil mengetasi masalah kemiskinan dan menjadi era jayanya chaebol seperti Samsung, Hyundai, Daewoo, LG, Henjan dll. 
Kemudian, petaka pun terjadi, pada tahun 1979 presiden Park Chung He dibunuh oleh sahabatnya sendiri dan terjadi perebutan kekuasaan disana. Ditambah dunia pada saat itu sedang mengalami krisis minyak 1980 dan resesi global yang membuat Korea harus memikul beban yang begitu berat. Korea harus beradaptasi dan kemudian merubah model ekonominya yang semula dianggap kurang efisien di era Park menjadi lebih efisien dengan berbagai pemangkasan subsidi dan insentif dan investasi dilakukan lebih hati-hati. Korea terus melanjutkan apa yang sudah dimulai Park dan mengekspansi industri hi-tech dan sekarang kita mengenal Korea sebagai salah satu negara industry hitech terbaik di dunia.

Sebagai rangkuman tentang bagaimana korea selatan bisa bangkit hanya dalam beberapa decade adalah berkat tangan besi presiden Park Chung Hee yang menginvestasikan segalanya untuk mengindustrialisasi Korea mulai dari membangun infrastruktur, SDM, dan finansial untuk negaranya sehingga berdirilah pondasi ekonomi masa depan yang kokoh. Sinergi pemerintah dan para chaebol juga menjadi kunci bangkitnya Korea. Literasi masyarakat yang sudah bagus juga menjadi pewujudan industri semakin mudah. Sekarang berkat kerja keras dan cerdas, kita bisa melihat hasil dari mukjizat ekonomi Korea.