2019. Agustus.
Wajahnya mengeras. Orang yang biasanya terlihat ramah dan lembut itu berbeda dari kesehariannya.
Kali ini, tidak ada canda tawa dalam setiap ucapan kalimatnya.

"................Saya akan mempertaruhkan reputasi saya sebagai Presiden untuk menyelesaikan hal-hal semacam ini................"

Ucapan yang terlontar dari Orang nomer satu di RI. Presiden Jokowi.
Bukanlah ucapan biasa.
Kalimat ini disertai dengan luapan emosi yang hebat.
Bagi orang biasa, hanya terlihat pancaran kemarahan yang luar biasa. Akibat dari lambannya para menteri dalam mengatasi pandemi global.

Bagi kami, ini tidak biasa.
Pancaran energinya tidak biasa. Bukan kemarahan biasa-biasa saja.
Tetapi mempunyai vibrasi yang sangat besar. Vibrasi energi negatif yang luar biasa besar.
Yang akan merusak keseimbangan semesta. Karena beliau adalah seorang Presiden. Yang energinya baik positif atau negatif, akan mempengaruhi ratusan juta rakyat dibawahnya.

Dan jika dibiarkan, maka akan terjadi 'parasitisme energi'. Energi negatifnya akan menggerogoti dan menyulut terjadinya kekacauan energi positif yang selama ini mengayomi Nusantara.

Energi negatif ini nanti akan berbalik menghantam dirinya sendiri, dan kemudian akan menyebar ke ratusan juta rakyat dibawahnya.

CHAOS

Bisa sangat terjadi.

Dan yang mengherankan adalah, besaran pancaran energi negatif ini, jika dibiarkan akan menekan jantung si pemilik. Sang Presiden itu sendiri.

NGERI

"Sari.........."

"Yess boss.........."

"Kita akan menyambangi Istana Merdeka nanti malam........."

Hadeeeehhhh.......gue ngedumel....

"Ngapain boss....???"

"Coba lihat. Presiden kita ini, dalam tekanan super besar. Pancaran energi hitam itu sangat kuat. Kalau dibiarkan, tahun depan bisa-bisa kejadian pertama dalam sejarah republik ini. Presiden dimakamkan dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Negara...."

SEREM

"Aku nggak bisa lihat besarnya energi pak Presiden. Dia dilindungi perisai energi yang sangat hebat. Jadi terpaksa kita satroni kediamannya...."

Satroni...???...dikira maling apa....wkwkwkwk....

MALAMNYA

Angin dingin berkesiut. Menemani kami yang malam itu menyambangi Istana Merdeka.
Kompleks istana megah terpampang dihadapan kami.
Bangunan peninggalan kolonial yang megah, terdiri dari kompleks istana presiden, kompleks istana wakil presiden, sekertariat negara.

Malam seperti ini tidak ada kegiatan yang menyibukkan.
Hanya petugas-petugas pengawal presiden yang sedang berada di pos nya.

Gue mendekati batas istana Merdeka.

"Sari..tunggu...."