Mitos dan Fakta Tentang Generasi Milenial, Setuju Gan-Sist?
TS
iqbalawal
Mitos dan Fakta Tentang Generasi Milenial, Setuju Gan-Sist?
(Sumber image: id.foutap.com)
Merujuk standar yang telah dibuat olehLancaster dan Stillman (2002), milenial adalah orang-orang yang lahir dari tahun 1980 sampai 1995. Ciri khas dari generasi ini adalah aktif dan mahir dalam mengoperasikan teknologi instan seperti komputer dan telepon pintar.
Di Indonesia sendiri menurut lifepal.co.id, millenials mendominasi jumlah penduduk di Indonesia yang saat ini diperkirakan berjumlah 90 juta orang atau sekitar 30% dari jumlah total penduduk Indonesia.
Namun, ada pandangan miring nih terkait generasi milenial. Tirto.idbahkan melansir bahwa millenial itu adalah generasi yang sulit banget mengelola keuangan. Ah, yang bener sih. Mitos atau fakta ya? Mending kuy tancap gas.
Spoiler for FAKTA:
Cenderung Boros dan Banyak Utang
Sebuah survei baru-baru ini dari American Institute of Certified Public Accountantsmenunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat millenial ingin memiliki pakaian, mobil dan gawai terbaru yang sama dengan teman mereka.
(Sumber image: moslemlifestyle.com)
Dan untuk mewujudkannya, setengah dari mereka harus menggunakan kartu kredit untuk membelinya. Bahkan tak jarang kaum millenial memiliki kredit yang lebih besar daripada pendapatan yang dimiliki. Tidak hanya itu, lebih dari 25% dari mereka memiliki pembayaran terlambat atau berurusan dengan penagih uutang, dan lebih dari separuhnya bahkan masih menerima bantuan keuangan dan menumpang di rumah orangtua.
Entah hasil penelitian ini berlaku juga untuk millenials di Indonesia. Namun, sebagai generasi yang melek teknologi dan sering update di media sosial, millenials Indonesia pun terlihat sering mempublikasikan gaya hidup mereka dengan barang-barang branded, liburan, lengkap dengan pencapaian-pencapaian yang ingin ditonjolkan.
Sering Berpindah-pindah Pekerjaan
Banyak yang beranggapan kalau generasi millenial ini demen banget pindah-pindah kerjaan, alias kutu loncat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Galluppada tahun 2016, menemukan kalau 21% millenial gonta-ganti pekerjaan lebih dari dua kali dalam satu tahun. Ternyata, jumlah tersebut tiga kali lebih besar dibandingkan jumlah kutu loncat di generasi non-milenial.
(sumber image: orami.co.id)
Menurut Faridah Lim, country manager JobStreet Indonesiakepada CNN Indonesia, hal ini terjadi karena milenial lahir dan tumbuh di era perkembangan teknologi dan memiliki kemampuan menggunakan teknologi lebih baik dibanding generasi sebelumnya. Kemampuan ini membuat mereka mudah mencari informasi, lebih kreatif dan inovatif.
Selain itu, alasan millenial sering berpindah-pindah kerja adalah keinginan mereka yang kuat untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga ketika merasa perusahaan tempat mereka bekerja saat ini sudah dirasa tidak memfasilitasi itu, tanpa pikir panjang biasanya mereka resignuntuk mencari kesempatan baru.
Spoiler for MITOS:
Ingin Gaji Tinggi Sebagai "Fresh Graduate"
Ketika sudah merasa berpengalaman millenial memang biasanya mengharapkan gaji tinggi. Namun, itu tidak berlaku saat mereka baru lulus kuliah. Millenials termasuk “tahu diri” saat mereka belum berpengalaman. Yang penting buat mereka saat menjadi fresh graduateadalah pengalaman dan ilmu yang bisa meningkatkan mereka ke jenjang pekerjaan selanjutnya.
(sumber image: okezone.com)
Kalau ukuran Gan-Sist adalah fresh graduateyang viral di jagat maya karena menolak tawaran gaji 8 juta dari sebuah perusahaan di masa lalu, ternyata itu hanya sebagian kecil aja kok.
Namun, ada satu rahasia, ssssttttt. Mereka itu sulit buat nego gaji saat jadi fresh graduate karena sering kali nggak pedekalau menyebutkan angka. Eh!
Melek Literasi Keuangan
Tirtomelansir hasil survei yang dilakukan perusahaan Luno bekerja sama dengan Dalia Research, "Sekitar 69% dari generasi milenial Indonesia tidak memiliki strategi investasi". Faktanya memang benar. Sebagian besar millenial Indonesia seakan tidak terlalu peduli pada investasi. Namun itu tidak berarti mereka tidak menginginkan kebebasan finansial dan uang bekerja untuk mereka. Hanya, tuntutan gaya hidup dan relatif lebih besarnya pengeluaran dari pendapatan, membuat mereka sulit untuk berinvestasi.
(sumber image: tempo.co)
Meski demikian, dengan adanya cara berinvestasi yang lebih mudah melalui aplikasi mobile, tidak menutup kemungkinan generasi millennial kini semakin melek terkait pentingnya investasi. Hal ini pun didukung dengan lahirnya kosultan-konsultan keuangan dan investasi berbasis online dan aplikasi. Dengan adanya platform-paltform tersebut, literasi keuangan milenial bisa meningkat.
Itulah mitos dan tentang generasi milenial. Ada yang fakta tapi ada juga yang hanya sekadar mitos. Tapi yang pasti, millenial tengah berhadapan dengan gaya hidup konsumtif yang sesungguhnya sangat tidak baik untuk masa depan mereka sendiri. Yuk, lebih hemat dan melek literasi keuangan, Gan-Sist.
Yuk, Gan-Sist tambahkan mitos dan fakta tentang generasi millenial yang kamu ketahui, biar kita semua semakin kaya referensi.