- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#151
Chapter 98
Quote:
Rombongan telah sampai ke tempat tinggal Werner, yaitu sebuah apartemen yang tidak terlalu mewah yang berdiri kokoh jauh dari Wilson Bar berada. Semenjak kedatangan Solo waktu itu unit apartemen miliknya jauh lebih tertata dan juga rapih. Werner menggiring Sterling dan juga Vivian menuju kamarnya, di mana terdapat sebuah unit komputer yang sama ketika mencari tahu siapa dalang dibalik penyebar video Beaters.
“Jadi kali ini masalahnya apa? siapa rekanmu itu yang ditangkap oleh BASS? Apakah dia sumber informasi utamamu selama ini? ” tanya Werner.
“Tidak, rekanku itu adalah Silver Clan. Kebetulan mereka semua memang berkumpul di Wilson, dan entah karena apa mereka semua dibawa,” penjelasan Sterling cukup membuat Werner terkejut, selama ini Silver Clan tidak pernah berbuat onar dan secara tidak langsung ikut menjaga sektor 8 dari gangguan Beaters.
“Benarkah? Berarti…..”
“Ya, Solo juga. Kami tidak digiring karena kegiatan kami yang berkeliling kota dan selalu berpindah-pindah, jadi apa bisa kau lakukan yang kuinginkan?” mendengar Solo ditangkap juga membuat Werner menjadi sedikit lebih bersemangat.
Sterling dan juga Vivian memperhatikan Werner yang begitu lihai dalam menggerakan jemarinya, membuat kode-kode tertentu yang hanya dimengerti olehnya sendiri. Tidak memakan waktu lama Werner dapat masuk ke dalam akses cctv yang berada di kantor utama BASS. Dari layar milik Werner, tampilan yang keluar adalah tampilan di luar gerbang kantor. Terlihat jalanan tidak terlalu ramai, beberapa kendaraan terlihat berjalan. Sterling takjub dengan kemampuan Werner yang begitu canggih memakai teknologi.
“Baiklah, aku sudah masuk. Pertama-tama kita perluas dahulu tampilannya, tidak hanya satu seperti ini,” dengan menekan beberapa tombol di keyboard sekarang tampilan menjadi lebih banyak. Ada 12 kotak yang masing-masing kotaknya menyorot suatu area.
“Hmm..hanya lorong-lorong saja, apakah tidak ada area yang lebih spesifik lagi kah….,” Sterling mendekatkan wajahnya ke layar, sambil melihat-lihat apakah ada Silver Clan di sana.
“Sebentar…akan kucari lagi, mereka memiliki banyak cctv dikantornya,” Werner mencari lagi, dan muncul lagi 12 kotak yang tampilan berbeda.
Kali ini Vivian ikut membantu mencari dengan mendekatkan wajahnya, badan Werner kini diapit oleh Sterling dan juga Vivian. Dirinya sedikit tidak nyaman, namun ia tidak ingin mengacaukan suasana dan lebih pada membiarkan teman Solo itu berbuat semau mereka saat ini.
“Ini…bisa kau perbesar menjadi dua saja, bagian ini dan ini,” Sterling menunjuk layar.
“Kamu menemukannya?” tanya Vivian.
“Dua kotak itu menunjukan area yang cukup aneh, kita lihat setelah diperbesar tampilannya.”
Werner membagi layar komputernya menjadi dua bagian secara horizontal, untuk memperbesar dua kotak yang menampilkan area yang dinilai Sterling sangat mencurigakan. Setelah keduanya diperbesar, barulah terlihat jelas. Sebuah ‘kamar-kamar’ kecil yang seluruh bagiannya dilapisi oleh kaca kecuali ada bagian yang tertutup, berwarna hitam jika dilihat dari layar. Tampak beberapa orang mengisi kamar tersebut. Sterling meminta Werner untuk memperbesar kembali, namun Werner meminta beberapa waktu terlebih dahulu.
“Nanti akan ketahuan jika tampilanya diperbesar lagi, karena pastinya organisasi seperti BASS sangat ketat pengamanannya,” jemarinya kembali berkutat di atas keyboard.
“Apa yang dilakukannya?” Sterling menatap Vivian, namun Vivian sendiri tidak mengerti apa yang dilakukan Werner.
“Aku akan membuat tampilan di control room mereka statis, sehingga penjaga di sana tidak mengetahui kalau cctv miliknya kugerakan atau kuperbesar.”
“Oh,” reaksi yang dingin dari Vivian.
Werner telah selesai melakukannya, kini ia bisa dengan bebas menggerakan cctv tanpa ada penjaga yang menyadarinya. Ia menggerakannya ke kiri dan ke kanan, memindai ruangan tersebut. Tidak ada satu pun orang yang berada di luar kamar, ruangan ini juga tergolong sangat ‘bersih’. Tidak ada peralatan ataupun furniture pelengkap yang menghiasi. Lalu satu kamar disorotnya, tampilan diperbesar dan benar saja, orang yang berada di kamar itu adalah Djohan.
“Nah! Itu Djohan, berarti sudah dipastikan mereka dikurung di kamar kaca itu,” ucap Sterling.
“Lihatlah, bagian pergelangan tangan mereka seperti diborgol?” Sterling dan Vivian kembali mengamati dengan tajam, lagi-lagi Werner dijepit oleh keduanya.
“Borgolnya terlihat berteknologi canggih tapi benda seperti itu sangat mudah dihancurkan oleh tuan Stam, jangankan borgol, kamar kaca setebal apapun pasti bisa dihancurkannya. Sepertinya tuan Stam punya rencana sendiri, mungkin bernego dengan orang pemerintahan dan petinggi BASS menemuinya tuk membicarakannya kita belum tahu pastinya."
Setelah mengetahui seluruh anggota Silver Clan ditempatkan secara layak tuk sementara ini, Sterling mundur dari layar komputer milik Werner, Vivian melihat senyum tipis dari wajah Sterling. Dan ia juga mengikutinya tuk mundur beberapa langkah dari layar. Werner sedikit lega karena tidak harus terhimpit lagi, dan menimbulkan pertanyaan bagi keduanya.
“Ada apa?”
“Tuan Stam dan yang lainnya dalam kondisi yang baik-baik saja, aku tidak khawatir, tapi…,” Sterling mengeluarkan ponsel miliknya. “bisakah kau membukakan akses untuku juga? Maksudku tampilan dua cctv ini bisa terus kupantau melalui ponsel, ya itu juga jika kemampuanmu bisa sampai sana,” dengan nada sedikit mengejek.
“Cih, jangan remehkan aku….,” Werner mengambil ponsel milik Sterling, lalu mulai mengutak-atiknya. Tidak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya Werner berhasil menambahkan fitur pada ponsel Sterling. “sudah ku install aplikasinya, anggap saja kau memiliki dua cctv sekarang.”
“Wah…kerjamu hebat juga!” wajahnya berseri-seri. “eh kenapa kita tidak melakukan hal ini sebelumnya dalam mencari target buruan?” matanya menatap kepada Vivian. Lalu menatap ke arah Werner sambil tersenyum ngeri. “bisa kah----,” Werner langsung memotongnya.
“Tidak! Hei aku ini bukan bagian dari timmu itu!” sambil meninggikan nadanya, Sterling menepuk bahunya dan mengatakan bahwa perkataan tadi hanya becandaan saja.
Sudah mendapatkan yang diinginkan, Sterling dan juga Vivian pamit kepada Werner dan mengucapkan terima kasih padanya karena telah membantunya walau tanpa diberi imbalan sepersen pun. Perasaan Werner akhirnya lega karena dua pengganggu itu telah pergi dan ia mengharapkan tidak diganggu lagi di kemudian hari. Ia menatap ke layar komputernya, lalu memperbesar kamar yang Solo tempati.
“Seandainya aku tidak ceroboh saat itu….,” sambil terus menatap ke layar yang memperlihatkan wajah Solo.
Sterling dan Vivian sudah keluar dari lingkungan apartemen milik Werner, tujuan mereka saat ini adalah mencari tempat untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Bagaimana?” tanya Vivian.
“Baiknya kita pantau dahulu situasinya, tuk kini mereka baik-baik saja. Ada tuan Stam sih, tapi aku merasa berdosa jika tidak menolong mereka keluar dari sana….,” menghela nafas. “kenapa sikap Werner menjadi seperti itu, aku ingat sekali saat ia memelas meminta bantuan untuk Solo,” mengangkat kedua bahunya.
“Sudah jelas kan, karena kita bukanlah Solo, apakah kamu masih tidak bisa membaca situasinya?” mendengar itu Sterling menghentikan langkahnya, mencoba mencerna perkataan dari Vivian.
Beberapa saat kemudian barulah Sterling menyadarinya, “EH?! Jadi Werner itu menyukai Solo?!” teriak Sterling.
“Huh…., reaksimu berlebihan…..”
Solo yang berada di sel kaca miliknya mendadak bersin, padahal suhu diruangan ini tidaklah dingin.
“Jadi kali ini masalahnya apa? siapa rekanmu itu yang ditangkap oleh BASS? Apakah dia sumber informasi utamamu selama ini? ” tanya Werner.
“Tidak, rekanku itu adalah Silver Clan. Kebetulan mereka semua memang berkumpul di Wilson, dan entah karena apa mereka semua dibawa,” penjelasan Sterling cukup membuat Werner terkejut, selama ini Silver Clan tidak pernah berbuat onar dan secara tidak langsung ikut menjaga sektor 8 dari gangguan Beaters.
“Benarkah? Berarti…..”
“Ya, Solo juga. Kami tidak digiring karena kegiatan kami yang berkeliling kota dan selalu berpindah-pindah, jadi apa bisa kau lakukan yang kuinginkan?” mendengar Solo ditangkap juga membuat Werner menjadi sedikit lebih bersemangat.
Sterling dan juga Vivian memperhatikan Werner yang begitu lihai dalam menggerakan jemarinya, membuat kode-kode tertentu yang hanya dimengerti olehnya sendiri. Tidak memakan waktu lama Werner dapat masuk ke dalam akses cctv yang berada di kantor utama BASS. Dari layar milik Werner, tampilan yang keluar adalah tampilan di luar gerbang kantor. Terlihat jalanan tidak terlalu ramai, beberapa kendaraan terlihat berjalan. Sterling takjub dengan kemampuan Werner yang begitu canggih memakai teknologi.
“Baiklah, aku sudah masuk. Pertama-tama kita perluas dahulu tampilannya, tidak hanya satu seperti ini,” dengan menekan beberapa tombol di keyboard sekarang tampilan menjadi lebih banyak. Ada 12 kotak yang masing-masing kotaknya menyorot suatu area.
“Hmm..hanya lorong-lorong saja, apakah tidak ada area yang lebih spesifik lagi kah….,” Sterling mendekatkan wajahnya ke layar, sambil melihat-lihat apakah ada Silver Clan di sana.
“Sebentar…akan kucari lagi, mereka memiliki banyak cctv dikantornya,” Werner mencari lagi, dan muncul lagi 12 kotak yang tampilan berbeda.
Kali ini Vivian ikut membantu mencari dengan mendekatkan wajahnya, badan Werner kini diapit oleh Sterling dan juga Vivian. Dirinya sedikit tidak nyaman, namun ia tidak ingin mengacaukan suasana dan lebih pada membiarkan teman Solo itu berbuat semau mereka saat ini.
“Ini…bisa kau perbesar menjadi dua saja, bagian ini dan ini,” Sterling menunjuk layar.
“Kamu menemukannya?” tanya Vivian.
“Dua kotak itu menunjukan area yang cukup aneh, kita lihat setelah diperbesar tampilannya.”
Werner membagi layar komputernya menjadi dua bagian secara horizontal, untuk memperbesar dua kotak yang menampilkan area yang dinilai Sterling sangat mencurigakan. Setelah keduanya diperbesar, barulah terlihat jelas. Sebuah ‘kamar-kamar’ kecil yang seluruh bagiannya dilapisi oleh kaca kecuali ada bagian yang tertutup, berwarna hitam jika dilihat dari layar. Tampak beberapa orang mengisi kamar tersebut. Sterling meminta Werner untuk memperbesar kembali, namun Werner meminta beberapa waktu terlebih dahulu.
“Nanti akan ketahuan jika tampilanya diperbesar lagi, karena pastinya organisasi seperti BASS sangat ketat pengamanannya,” jemarinya kembali berkutat di atas keyboard.
“Apa yang dilakukannya?” Sterling menatap Vivian, namun Vivian sendiri tidak mengerti apa yang dilakukan Werner.
“Aku akan membuat tampilan di control room mereka statis, sehingga penjaga di sana tidak mengetahui kalau cctv miliknya kugerakan atau kuperbesar.”
“Oh,” reaksi yang dingin dari Vivian.
Werner telah selesai melakukannya, kini ia bisa dengan bebas menggerakan cctv tanpa ada penjaga yang menyadarinya. Ia menggerakannya ke kiri dan ke kanan, memindai ruangan tersebut. Tidak ada satu pun orang yang berada di luar kamar, ruangan ini juga tergolong sangat ‘bersih’. Tidak ada peralatan ataupun furniture pelengkap yang menghiasi. Lalu satu kamar disorotnya, tampilan diperbesar dan benar saja, orang yang berada di kamar itu adalah Djohan.
“Nah! Itu Djohan, berarti sudah dipastikan mereka dikurung di kamar kaca itu,” ucap Sterling.
“Lihatlah, bagian pergelangan tangan mereka seperti diborgol?” Sterling dan Vivian kembali mengamati dengan tajam, lagi-lagi Werner dijepit oleh keduanya.
“Borgolnya terlihat berteknologi canggih tapi benda seperti itu sangat mudah dihancurkan oleh tuan Stam, jangankan borgol, kamar kaca setebal apapun pasti bisa dihancurkannya. Sepertinya tuan Stam punya rencana sendiri, mungkin bernego dengan orang pemerintahan dan petinggi BASS menemuinya tuk membicarakannya kita belum tahu pastinya."
Setelah mengetahui seluruh anggota Silver Clan ditempatkan secara layak tuk sementara ini, Sterling mundur dari layar komputer milik Werner, Vivian melihat senyum tipis dari wajah Sterling. Dan ia juga mengikutinya tuk mundur beberapa langkah dari layar. Werner sedikit lega karena tidak harus terhimpit lagi, dan menimbulkan pertanyaan bagi keduanya.
“Ada apa?”
“Tuan Stam dan yang lainnya dalam kondisi yang baik-baik saja, aku tidak khawatir, tapi…,” Sterling mengeluarkan ponsel miliknya. “bisakah kau membukakan akses untuku juga? Maksudku tampilan dua cctv ini bisa terus kupantau melalui ponsel, ya itu juga jika kemampuanmu bisa sampai sana,” dengan nada sedikit mengejek.
“Cih, jangan remehkan aku….,” Werner mengambil ponsel milik Sterling, lalu mulai mengutak-atiknya. Tidak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya Werner berhasil menambahkan fitur pada ponsel Sterling. “sudah ku install aplikasinya, anggap saja kau memiliki dua cctv sekarang.”
“Wah…kerjamu hebat juga!” wajahnya berseri-seri. “eh kenapa kita tidak melakukan hal ini sebelumnya dalam mencari target buruan?” matanya menatap kepada Vivian. Lalu menatap ke arah Werner sambil tersenyum ngeri. “bisa kah----,” Werner langsung memotongnya.
“Tidak! Hei aku ini bukan bagian dari timmu itu!” sambil meninggikan nadanya, Sterling menepuk bahunya dan mengatakan bahwa perkataan tadi hanya becandaan saja.
Sudah mendapatkan yang diinginkan, Sterling dan juga Vivian pamit kepada Werner dan mengucapkan terima kasih padanya karena telah membantunya walau tanpa diberi imbalan sepersen pun. Perasaan Werner akhirnya lega karena dua pengganggu itu telah pergi dan ia mengharapkan tidak diganggu lagi di kemudian hari. Ia menatap ke layar komputernya, lalu memperbesar kamar yang Solo tempati.
“Seandainya aku tidak ceroboh saat itu….,” sambil terus menatap ke layar yang memperlihatkan wajah Solo.
Sterling dan Vivian sudah keluar dari lingkungan apartemen milik Werner, tujuan mereka saat ini adalah mencari tempat untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Bagaimana?” tanya Vivian.
“Baiknya kita pantau dahulu situasinya, tuk kini mereka baik-baik saja. Ada tuan Stam sih, tapi aku merasa berdosa jika tidak menolong mereka keluar dari sana….,” menghela nafas. “kenapa sikap Werner menjadi seperti itu, aku ingat sekali saat ia memelas meminta bantuan untuk Solo,” mengangkat kedua bahunya.
“Sudah jelas kan, karena kita bukanlah Solo, apakah kamu masih tidak bisa membaca situasinya?” mendengar itu Sterling menghentikan langkahnya, mencoba mencerna perkataan dari Vivian.
Beberapa saat kemudian barulah Sterling menyadarinya, “EH?! Jadi Werner itu menyukai Solo?!” teriak Sterling.
“Huh…., reaksimu berlebihan…..”
Solo yang berada di sel kaca miliknya mendadak bersin, padahal suhu diruangan ini tidaklah dingin.
redrices dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas