Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Sekolah Membuat Kita Semakin Tidak Cerdas, Pembuktian!
Sekolah Membuat Kita Semakin Tidak Cerdas, Pembuktian!

Ini mungkin topik yang sudah lama menjadi bahan perbincangan namun selalu menarik untuk dibahas lagi dan lagi. Saya yakin kita semua tahu bahwa negara ini mewajibkan anak-anak untuk belajar 12 tahun dari Sd hingga Sma dengan tujuan untuk mencerdaskan para penerus bangsa. Tujuan yang sangat mulia namun hasil akhirnya sebenarnya cukup meragukan.

Saya juga pernah sekolah dan karna itulah saya akan mengutip satu komentar yang saya temukan di internet yang saya rasa ada benarnya, sangat benar malahan.

Quote:


Kita menhghafal sebuah materi lalu tuliskan di lembar ujian lalu lupakan. Kenapa dilupakan? Karna tak pernah ada yang menanyakannya lagi. Contohnya adalah pelajaran fisika kelas 10 tentang gerak jatuh bebas, apakah ada yang masih ingat rumusnya dan untuk apa itu digunakan? Sejak selesai mengerjakan ujian nasional pelajaran fisika saya sendiri tak pernah menyentuh materi itu lagi.

Memang banyak yang bilang kalau sekolah itu nggak penting karna apa yang kita pelajari di sekolah sebenarnya tidak dipergunakan di dunia nyata namun bukan itu yang ingin saya bahas. Yang ingin saya bahas adalah kecerdasan dalam berpikir, bukan kecerdasan secara akademis.

Sekolah Membuat Kita Semakin Tidak Cerdas, Pembuktian!

Contohnya begini; saat masih Sd ada guru saya yang memberi tugas seperti ini: Tuliskan mengenai diri Kamu dengan panjang maksimal sepuluh baris.Dulu sih saya nggak ngerasa ada yang salah dengan tugas semacam itu namun sekarang saya berpikir bukankah 10 baris itu terlalu sedikit untuk mendeskripsikan seorang manusia? Apakah 10 baris cukup untuk sekedar menuliskan hobi dan kenapa Kamu menyukai hobi tersebut?

Sekalipun Kamu berhasil menyingkat dirimu dalam sepuluh baris maka tanpa sadar Kamu sudah memotong dirimu sendiri, membuang hal-hal yang tidak penting dan hanya menyisakan hal yang penting saja. Sama seperti manusia yang masih bisa hidup tanpa tangan dan kaki. Itulah dirimu, cuma 10 baris.

Sekolah Membuat Kita Semakin Tidak Cerdas, Pembuktian!

Di sekolah, kita diajarkan untuk membatasi cara kita dalam berpikir. Imajinasi-imajinasi liar itu dihapus dan digantikan dengan sesuatu yang kita sebut 'normal.' Contoh nyatanya adalah cita-cita. Pastilah guru pernah menanyakan cita-cita kita dan kita yang belum tau apapun akan menjawab dengan dokter, pengusaha, polisi, pilot dan sebagainya. Apakah pernah ada murid yang mengatakan bahwa cita-citanya adalah menjadi pro gamer PUBG? Kalaupun ada pasti kena marah. Hasilnya pemikiran kita pun dikotaki dan seluruh pola pikir kita menjadi sama.

Percaya atau tidak sekolah itu lebih mirip pabrik dibandingkan tempat belajar karna pabrik selalu memproduksi barang yang serupa, jika ada perbedaan maka akan dianggap gagal dan dibuang. Kreativitas pun tidak diijinkan untuk berkembang. Contohnya pernah suatu kali saya menemukan cara untuk memecahkan soal versi saya sendiri namun guru tetap menganggapnya salah karna tidak menggunakan rumus di buku yang panjangnya bukan main. Inovasi itu dilarang, ikuti saja cara yang sudah ada dan nilai rapormu akan tinggi.

Apa lagi? Mari lihat jam belajar sekolah di Indonesia. Masuk jam 7 pagi pulang jam 1 siang, beberapa sekolah bahkan punya waktu belajar yang lebih lama. Pulang jam 1 siang lalu mengerjakan pr atau kerja kelompok. Ada lebih dari 10 pelajaran jadi ada lebih dari 10 pr yang perlu dikerjakan dalam seminggu. Belum lagi les atau bimbel atau bimbingan. Selain waktu tidur nyaris seluruh waktu kita dicurahkan untuk belajar, belajar dan belajar (yang mana nantinya akan kita lupakan juga). Jika seluruh waktu kita habiskan untuk belajar maka kapan kita bisa tahu dimana passion kita yang sebenarnya? Kan tidak semua orang ingin jadi guru yang harus mempelajari semua mata pelajaran. Hasilnya kita pun sering kali melihat kasus mahasiswa salah jurusan atau tak mampu menentukan jalan hidup.

Sekolah Membuat Kita Semakin Tidak Cerdas, Pembuktian!

Hal paling parah dari sistem diatas adalah, sekalinya kita gagal dalam akademik maka kita akan merasa kehilangan segalanya. Apakah orang-orang yang bunuh diri karna tak berhasil masuk ptn favorit itu pantas ditertawakan? Nggak, mereka adalah bukti nyata dari sistem sekolah yang lebih mirip pabrik beton. Sekolah menuntut murid untuk bisa semuanya namun saat Kamu sadar bahwa semua yang Kamu bisa itu ternyata tak ada gunanya maka selamat, Kau sudah menyia-nyiakan 12 tahun masa mudamu yang berharga.

Melalui sekolah otak kita dibentuk menjadi sebuah produk yang sesuai dengan pasar, serupa dengan jutaan otak lain yang sudah lulus dari Sma. Saya yakin kalian pernah dengar tentang rumor-rumor orang yang tidak sekolah tapi sukses atau rangking terakhir tapi jadi pengusaha sementara rangking pertama jadi pegawainya. Mungkin terdengar konyol namun seperti itulah adanya, mereka yang otaknya gagal dikotaki berhasil sukses karna otaknya berkembang sesuai apa yang mereka mau, bukan sesuai apa yang sekolah inginkan.

Manusia belajar dari kesalahan namun di sekolah Kau akan ditertawakan karna kesalahanmu. Sangat berat, padat, melelahkan dan ujung-ujungnya bisa saja tidak berguna. Itulah penjara yang kita sebut sebagai sekolah. Mengerikan, sangat-sangat mengerikan.

Sekolah Membuat Kita Semakin Tidak Cerdas, Pembuktian!

Pada akhirnya semua ini hanyalah pemikiran saya semata. Saya nggak menyuruh kalian untuk berhenti sekolah dan saya juga tak punya niat untuk mengkritik sistem pendidikan karna meskipun jutaan orang sudah mengkritik sistem pendidikan selama bertahun-tahun tetap saja tak ada yang berubah dari pendidikan di negeri ini. Saya hanya ingin menyarankan kepada semua orangtua dan guru yang membaca ini, tolong berikan yang terbaik untuk anak kalian, tolong dengarkan mereka, tolong mengerti mereka.

Setiap anak itu unik dan tidak semua orang bisa dipaksa menjadi dokter atau enginer atau politikus. Tak ada yang salah jika seorang anak ingin menjadi gitaris, pelukis atau penulis artikel online, khawatir mengenai pendapatan mereka di masa depan memang dapat dimengerti namun gaji yang kecil lebih baik daripada menjadi stress hingga bunuh diri.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

Sumber: opini pribadi, bukan fakta tapi pengalaman.
Diubah oleh ih.sul 18-08-2021 09:54
alifrian.
nilwatikta1965
kucingnyolong
kucingnyolong dan 49 lainnya memberi reputasi
44
11.2K
225
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Tampilkan semua post
KyraAltairAvatar border
KyraAltair
#15
Quote:


lebih tepatnya edukasi di Indonesia

di negara maju sepertinya sudah mulai meninggalkan metode2 pendidikan seperti ini

ingat pidato atau tulisannya Nadiem Makarim waktu baru diangkat jadi menteri?

dia sendiri bilang kan sistem pendidikan di Indo masih based on hapal menghapal, dia kan lulusan Harvard, tentu dia bisa bilang begitu karena di kampusnya sana sudah enggak gitu cara menguji mahasiswanya

di Indonesia masih aja berorientasi sama nilai

padahal yang namanya nilai itu cuma hasil uji tes 1 hari, coba di tes besoknya, 2 tahun kemudian, 10 tahun kemudian, apakah masih sama nilainya? sama kan seperti IQ manusia?

tapi herannya nilai selalu jadi patokan seumur hidup, IPK selalu dan masih jd ukuran seseorang itu "kompeten" atau enggak, padahal lulus kuliah aja udah berapa tahun sebelumnya, soal pertanyaan ketika ujian yang bisa memberi dia nilai A A A A aja pasti sudah lupa, apalagi jawabannya

itu pun belum termasuk variable lainnya, misalnya antara kampus satu dengan lainnya jelas materi gak 100% sama, sekalipun sekampus, antar mahasiswa belum tentu memperoleh dosen yang sama, beda dosen beda metode penilaian beda materi

bisa jadi ada mahasiswa A dapet dosen disogok sex nilai auto A, akhirnya lulus cum laude

meanwhile mahasiswa B dapet dosen text book, anti jawaban cerdas dan kritis, gak butuh pemahaman siswa tp seberapa jauh tu siswa hapal = pintar, buat soal g jauh2 dari sebutkan, apakah, jelaskan bukan bagaimana, ujung2nya si mahasiswa B tapi cuma dapat nilai C, karena jawaban dia menggunakan pemahaman, bukan hapalan text book, IPK kalah sama mahasiswa A

implikasinya gimana setelah lulus? kalau kedua2nya berorientasi mencari pekerjaan, jelas A lebih di lirik sama HRD perusahaan, padahal pemahaman B jauh lebih aplikatif di dunia kerja dan membuat bekerja lebih efisien

itulah sistem pendidikan di negara kita

makanya gak maju2 ni negara

gw punya harapan besar ketika si Nadiem Makarim diangkat jd menteri pendidikan, sekalipun bukan background pendidikan, tapi dia pernah merasakan bersekolah di salah satu tempat sekolah paling bergengsi dan berkualitas di muka bumi

ya harapan gw dia bisa membawa metode pendidikan di Harvard sana ke dunia pendidikan kita

yah, tinggal harapan semata karena gak ada action nyatanya

entah dianya yang ditekan pihak sana-sini, atau dianya juga memang bukan tipe pengambil keputusan

Einstein itu jenius, tapi belum tentu dia bisa menularkan kejeniusannya ke orang lain atau membantu orang gimana biar orang lain itu teredukasi dengan baik

gitulah kira2

ditambah lagi sistem pendidikan kita udah puluhan tahun digiring ke arah yang salah sama orang tua orang tua dan guru-guru kita

sekolah dan kuliah = untuk cari kerja

pilih jurusan sekolah dan kuliah = cari yang gampang dapet kerjaan

IPA = Pintar, IPS = Bodoh, Bahasa = lebih bodoh lagi

padahal yang betul itu

sekolah dan kuliah = untuk mencari ilmu, mengembangkan dan mengarahkan minat, bakat, passion, membangun social circle/networking dan juga leadership

pilih jurusan sekolah dan kuliah = pilih yang disesuaikan sama minat, bakat, passion. Monyet ya cari jurusan panjat pohon dan petik pisang, Burung ya cari jurusan terbang indah, dll. Salahkah memilih jurusan yang bukan minat, bakat, passionnya? enggak ada yang salah, tapi akan sulit untuk dikuasai dan biasanya hasil tidak akan maksimal, seperti orang berjiwa seni dipaksa kuliah di kedokteran, apa jadinya nanti kalau dia berhasil jd dokter, jual lukisan anatomi organ tubuh?

IPA, IPS, Bahasa = semua berguna semua sama, kalau bilang IPS bodoh berarti orang itu yang bodoh, Ilmu Politik, Ekonomi, Hukum, Pemerintahan dsb itu Ilmu-Ilmu Sosial yang digunakan mengurus negara kita, bukan Biologi dan Fisika
cawax
muhamad.hanif.2
yonalpro
yonalpro dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.