Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#588
Part 68
"Ja, mau sate" ucapnya setengah merengek, menunjuk salah satu pedagang sate ayam di jalan legendaris kota Jogja

"Yaudah, tunggu sini" pinta gua agar ia menunggu saja di salah satu bangku jalan Malioboro itu.

Ia bilang, beli satu porsi saja, kita makan satu 'pincuk' berdua. "Biar romantis" katanya.

Sebenarnya memang dia ngga bisa makan besar sekaligus, aku tau 'romantis' hanya alasan dia saja.

Hanya 2 potong lontong, 4 tusuk sate yang ia makan, "udah kenyang" dia bilang.

"Dasternya lucu ja, aku mau" katanya, dengan gestur gemas.

"Gelangnya bagus, kamu mau couple an gelang ngga?" Tanya Okta ketika melintasi lapak aneka aksesoris

"Ngga ah, modelnya banyak yang nyamain" tolak gua

"Ih, kamu mah.." terlihat jelas raut wajah sedikit kecewa darinya.

Namun tak berlangsung lama. Hanya berjalan beberapa langkah, ekspresinya akan ceria lagi ketika tiba di depan lapak aksesoris lainnya.

"Aku beliin kamu dompet baru ya?" Kata dia yang ingin mengganti dompet billabong gua yang udah sangat usang.

Gua menolak keras. "Dompetnya kayak dompet bocah SD" kata mereka yang melihat dompet kain warna hitam milik gua.

Ya memang, dompet ini gua beli waktu masih SD. Sayang rasanya jika mempensiunkan dompet yang menjadi saksi bisu ketika gua masih beli rokok eceran

"Toh belum berlubang kok, duit gua ngga bakal tercecer" begitu pikir gua.

"Niki pinten buk?", "Pun, kulo mboten nawar. Kulo mang diparingi harga pas mawon"

Tak terhitung berapa lapak yang sudah gua tawar, dengan cara yang sama pula. Hanya meminta harga pas, tanpa menyebut harga yang rendah.

Dengan menawar cara begitu, gua ngga akan menyakiti hati si penjual jika ternyata harga yang gua sebut terlalu rendah.

Toh, jika gua rasa harga 'pas' yang diberikan si penjual masih mahal, gua tinggal beralih ke lapak lain.

"Gimana? Mau beli apa lagi?" Tanya gua ke Okta yang masih celingukan mencari barang bagus yang dirasa sayang jika tak dibeli

"Euummm, udah deh kayaknya" jawabnya, padahal matanya masih melirik-lirik ke semua lapak yang kami lewati.

Sepertinya ia tak sadar bahwa kami membawa belanjaan seperti pedagang yang sedang belanja stok barang, saking banyaknya.

Salah satu gerobak angkringan menjadi pilihan kami menghabiskan malam.

Okta bertanya "kenapa ngga cari yang lesehan?"

Sejauh analisa dan pengalaman gua nongkrong, angkringan yang gerobaknya hanya sebagai properti saja, sedangkan pembelinya duduk lesehan, harganya tidak sepadan untuk tempat sekelas angkringan.

Sedangkan angkringan atau warung nasi kucing, sudah terlanjur mendapat image sebagai tempat jajan dengan harga yang ramah di kantong.

Walaupun kondisi dompet gua sekarang jauh lebih sehat daripada beberapa tahun lalu. Rasanya, hati kecil gua ngga ridho kalau harus mengeluarkan biaya mahal untuk jajan di tempat berlabel angkringan.

Quote:


"Ngga ada yang ketinggalan?" Kembali gua mengingatkan agar barang bawaannya tidak ada yang tertinggal, mengingat ada banyak barang bawaan dan belanjaan Okta. Sampai mobil yang kami kendarai terasa penuh barang milik Okta.

Seusai sarapan, dengan segera kami checkout dari hotel dan kembali ke Semarang.

Inginnya sih pulang malam nanti, supaya ngga terlalu macet di jalan.

Tapi setelah mempertimbangkan tanggung jawab sebagai anak sekolahan, kami memutuskan pulang ketika hari sudah agak siang.

Dengan tujuan, supaya sore hari nanti kami berdua langsung bisa beristirahat. Sehingga tidak terlalu kelelahan saat berangkat sekolah keesokan harinya.

Di jalan, gua mencoba mengingat-ingat mimpi semalam. Siapa wanita yang menjadi istri di mimpi gua semalam?, Kenapa gua bisa basah kuyup?, Dan wanita mana yang menggunakan bahasa jawa secara sopan ketika berbicara dengan gua?.

Serta panggilan "mas"yang rasa-rasanya semakin menambah misteri dalam mimpi tersebut.
Diubah oleh congyang.jus 18-08-2021 00:28
delet3
japraha47
mirzazmee
mirzazmee dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.