- Beranda
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
...
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++

Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 19:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
398.9K
12.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#1091
Gadis Galak
Saat sedang berpikir tentang aura gelap yang menyelimuti bu Indri, aku mendengar pertengkaran antara bapak dan bu Indri.
Hei...ada masalah apa ini, hingga mereka bertengkar?
Padahal bapak itu orang yang sangat jarang marah dan sangat penyabar, tapi kok sekarang bisa bertengkar hebat dengan bu Indri?
Aku penasaran, tapi ga enak buat ikut campur urusan mereka. Makanya aku diem aja...
Tak lama kemudian terdengar suara motor bu Indri meninggalkan rumah kami.
Bapak masuk ke ruang keluarga dengan muka merah menahan amarah.
"Pak...ada apa? Kudengar bapak ribut dengan Bu Indri?" tanyaku pelan.
"Huh...perempuan itu membatalkan rencana pernikahan kami tanpa alasan yang jelas. Ditanya apa alasannya malah cuman plintat-plintut ga karuan... Bikin emosi saja...!" sahut bapak.
"Sabar pak... Istighfar.... Duduk sini dulu pak, Aji mau ngomong sama bapak...!" ajakku.
"Ah...bapak lagi ga mood buat ngobrol Ji!"
"Tapi ini penting banget pak. Aku rasa, aku tahu sebabnya bu Indri bersikap begitu..!" kataku mencoba menarik perhatian bapak.
"Kok kamu bisa tahu? Apa ada lelako lain?" sahut bapak mulai tertarik.
"Kalau itu aku ga tahu pak. Tapi yang pasti, ada aura gelap yang melingkupi bu Indri. Dan itu adalah aura yang datang dari luar bu Indri. Mungkin kiriman, atau beliau ga sengaja dapat di mana. Itulah sebabnya tingkah lakunya berubah pada bapak!"
"Eh...bener gitu? Jadi dia bilang begitu karena ada pengaruh dari luar?" kata bapak.
"Mungkin begitu pak. Aku masih perlu menyelidiki hal ini pak. Dan sepertinya, aura gelap itu mengancam bu Indri..!" kataku lagi.
"Innalillahi....bener begitu? Wah, kamu harus tolongin bu Indri, Ji!" kata bapak dengan wajah cemas.
Kelihatan sekali bapak mengkhawatirkan bu Indri.
"Iya pak... Nanti akan kucoba menolong bu Indri... Semoga berhasil pak..!" kataku.
"Huft..bapak menyesal dah marah-marah sama dia. Kalau tahu begitu keadaannya, bapak pasti akan lebih sabar..!"
"Sudahlah pak... Semua sudah terjadi. Semoga setelah aura gelap itu bisa dihilangkan, bu Indri akan kembali seperti semula..!"
"Amin... Semoga begitu adanya. Kapan kamu akan membantu Indri?"
"Habis ini pak, aku akan ke rumahnya...!"
"Bagus, lebih cepat lebih baik. Nanti bapak kasih alamatnya...!"
"Siap pak...!" ujarku
Setelah mandi dan sarapan agak siang, aku segera meluncur ke rumah Bu Indri berbekal alamat yang diberikan bapak.
Aku yang sudah hafal dengan kotaku, tak butuh waktu lama untuk menemukan alamat tersebut.
Setelah menemukan alamat itu, aku segera mengetuk pintu rumah itu sambil mengucapkan salam.
Setelah 2 kali mengetuk, terdengar jawaban dari dalam, diikuti dengan terbukanya pintu.
Dari balik pintu, keluarlah seraut wajah cantik berkulit putih.
"Emm...mau cari siapa pak?" tanyanya.
Ah elah...masih muda kok dipanggil pak? Aku jadi ragu, ini bener rumahnya bu Indrl atau bukan ya? Kata bapak, Bu Indri itu janda tanpa anak. Lalu siapa gadis ini?
"Ehem... !" gadis itu berdehem, membuatku sadar dari lamunanku.
"Eh...maaf. Apa betul ini rumahnya Bu Indri?"tanyaku sedikit gugup.
"Anda siapa, dan ada perlu apa dengan tante Indri?" lanyanya dengan tatapan curiga
Et dah...emang aku punya tampang penjahat?
"Kalau benar, tolong katakan pada Bu Indri, bahwa Aji yang datang!" kataku.
"Hmm..tunggu sebentar...!"katanya sambil menutup plntu dan terdengar suara pintu dikunci.
Fyuh..cewe yang jutek. Cantlk tapl jutek...
Tak lama terdengar suara pintu dlbuka dan keluarlah Bu Indri.
"Eh...Aji, mari masuk... Maafin ponakan ibu ya? Dia belum kenal kamu!" sambut bu Indri dengan ramah.
'Iya bu, makasih... Ga papa kok Bu, malah bagus, dia berhati-hati..!" jawabku. Padahal dalam hati aku maki-maki gadis itu tadi...
Bu Indri mengajakku duduk di ruang tamu.
Beliau lalu masuk ke dalam, dan keluar dengan membawa segelas kopi dan makanan ringan.
Masih kurasakan aura gelap yang kuat melingkupi tubuh Bu Indri.
"Wah...kok repot-repot sih Bu?" kataku basa basi.
"Ga repot kok. Kamu kok bisa tahu rumah ibu?" tanyanya.
"Tadi nanya sama bapak bu!"
"Oh... Bapakmu masih marah sama ibu?"
"Ah...enggak kok Bu. Bapak sudah ga marah lagi. Memang kenapa ibu membatalkan rencana pernikahan dengan bapak?" tanyaku.
"Mungkin kalau kamu dengar alasan ibu, kamu ga akan percaya Ji...!"katanya dengan raut wajah sendu
"Kalau ibu ga keberatan, ibu bisa cerita padaku..!" kataku.
"Emm..begini Ji, setiap kali aku ketemu dengan bapakmu, aku selalu saja merasa jijik. Mulaimya baru sekitar 2 minggu ini. Dan seolah ada yang mendorongku untuk membatalkan pernikahan dengan bapakmu. Kemarin-kemarln masih blsa aku tahan Ji. Tapi tadi pagi, aku keceplosan... Seolah tak bisa menahan diri untuk mengucapkan hal itu. Aku sadar setelah bapakmu marah-marah padaku. Tapi mau bagaimana lagi? Kalimat itu sudah terucap. Aku menyesal sekali, namun bagaimana mungkin aku bilang bahwa iru bukan kemauanku? Bapakmu pastl tak akan percaya!" kata Bu Indri, sambll matanya berkaca-kaca.
"Dalam hati kecil ibu, apakah ibu masih sayang pada bapak?" tanyaku.
"Benar... Tapi entah mengapa, saat dekat bapakmu, aku merasa jijik. Tapi kalau jauh, aku merasa rindu...! Apa sebenarnya yang terjadi padaku?" tanyanya sambil menutup mukanya dan menangis.
Belum juga aku menjawab, gadis yang tadi membukakan pintu datang dan menghampiri bu Indri.
"Tante...tante kenapa?" tanyanya, lalu menoleh padaku.
"Apa yang bapak lakukan sama tante hingga menangis?" katanya sambil menatapku dengan garang
"Eh..aku...aku...!" aku gugup juga tiba-tiba diserang pertanyaan seperti itu.
"Aku..aku..apa? Bicara yang jelas...!" sentaknya.
"Sudah...sudah Sandra. Dia ga salah kok. Tante aja yang lagi sedih...!" kata bu Indri menenangkan gadis bernama Sandra itu.
Gadis itu masih menatapku dengan sinis. Benar-benar gadis yang garang....
"Apakah ibu juga merasakan rasa sakit di tubuh ibu dalam dua minggu ini?" tanyaku.
"Betul Ji, aku merasakan dadaku seakan ditusuk-tusuk jarum. Bagaimana kau bisa tahu?" tanyanya.
"Maaf bu, kalau aku katakan, mungkin ibu nggak percaya. Aku sedikit punya kemampuan untuk melihat sesuatu yang ghaib. Bu!" kataku.
"Ah...paling dia bohong tante." sergah Sandra.
"Mau bukti Non?" tanyaku yang lama2 geram juga dengan sikapnya.
"Huh...coba saja buktikan...!" jawabnya seolah menantangku.
"Hmm...baiklah, sebentar lagi akan ada yang mengelus rambutmu..!" kataku.
"Cih...siapa percaya...!" katanya.
Aku berpaling pada Menik, dan dengan serlngai jahatnya, Menik mengangguk.
Dengan cepatnya, Menik sudah berdiri di belakang Sandra. Ditiupnya tengkuk Sandra, hingga tampak Sandra menggerakkan bahunya lalu mengusap tengkuknya.
Dengan terkikik, Menik mulai mengusap rambut Sandra... Sambil iseng meniup telinganya.
Tampak Sandra mulai takut dan mengkerut.
"Hiiii...kenapa rambutku tante? Seperti ada yang mengelusnya. Dan ada yang meniup telingaku... Hiiii....!"
"Sudah percaya apa belum?" tanyaku.
"I...iya...aku..per..percaya.. Henti..hentikan.ini..tolong...!"
Ahaha...menyerah juga dia rupanya, senang juga bisa membuatnya ketakutan sepertl itu. Rasain...pikirku.
Aku lalu menyuruh Menik menghentikan aksinya. Dengan manyun, Menik beranjak meninggalkan Sandra. Tampaknya dia belum puas mengerjai Sandra.
Sandra merlngkuk memeluk Bu Indrl..mukanya nampak pias.
"Apa yang kamu lihat pada diri ibu Ji?" tanya bu Indri.
"Begini bu, aku melihat ada aura gelap yang menyelimuti tubuh ibu. Aura yang membuat orang yang dekat dengan ibu merasa kurang nyaman. Dan aku kira, dalam diri.ibu juga telah kemasukan sesuatu yang ghaib. Yang selalu membuat ibu jijik jika dekat dengan bapak. Juga yang mendorong ibu membatalkan pernikahan dengan bapak!" jelasku.
"Ah...separah itukah..?"
"Lebih parah Bu. Jika ibu memang merasakan sakit di dada, maka ada kemungkinan, hal ghaib itu juga mengincar kesehatan ibu, mungkin juga jiwa ibu..!" kataku.
"Ahhh.... Siapa yang tega berbuat itu padaku?"
"Tidak penting yang mengirimnya Bu. Yang penting sekarang, jika ibu mengijinkan, aku akan membantu ibu membersihkan tubuh ibu dari aura gelap itu...!" sahutku.
"Kalau kamu blsa, tolong ibu Ji!"
"Baik bu... Saya akan berusaha. Ibu bantu dengan doa... Insya Allah, ibu akan baik-baik saja!"
"Dlmana kita akan melakukan pembersihan itu?" tanya bu Indri.
"Sebaiknya di kamar ibu, tapi harus didampingi gadis galak ini supaya tidak terjadi fitnah Bu!"sahutku.
Sandra melotot memandangku, mukanya merah menahan amarah.
"Baiklah, mari kita segera mulai... Sandra, kamu temenin tante ya?"
"Iya tante....!"
Hei...ada masalah apa ini, hingga mereka bertengkar?
Padahal bapak itu orang yang sangat jarang marah dan sangat penyabar, tapi kok sekarang bisa bertengkar hebat dengan bu Indri?
Aku penasaran, tapi ga enak buat ikut campur urusan mereka. Makanya aku diem aja...
Tak lama kemudian terdengar suara motor bu Indri meninggalkan rumah kami.
Bapak masuk ke ruang keluarga dengan muka merah menahan amarah.
"Pak...ada apa? Kudengar bapak ribut dengan Bu Indri?" tanyaku pelan.
"Huh...perempuan itu membatalkan rencana pernikahan kami tanpa alasan yang jelas. Ditanya apa alasannya malah cuman plintat-plintut ga karuan... Bikin emosi saja...!" sahut bapak.
"Sabar pak... Istighfar.... Duduk sini dulu pak, Aji mau ngomong sama bapak...!" ajakku.
"Ah...bapak lagi ga mood buat ngobrol Ji!"
"Tapi ini penting banget pak. Aku rasa, aku tahu sebabnya bu Indri bersikap begitu..!" kataku mencoba menarik perhatian bapak.
"Kok kamu bisa tahu? Apa ada lelako lain?" sahut bapak mulai tertarik.
"Kalau itu aku ga tahu pak. Tapi yang pasti, ada aura gelap yang melingkupi bu Indri. Dan itu adalah aura yang datang dari luar bu Indri. Mungkin kiriman, atau beliau ga sengaja dapat di mana. Itulah sebabnya tingkah lakunya berubah pada bapak!"
"Eh...bener gitu? Jadi dia bilang begitu karena ada pengaruh dari luar?" kata bapak.
"Mungkin begitu pak. Aku masih perlu menyelidiki hal ini pak. Dan sepertinya, aura gelap itu mengancam bu Indri..!" kataku lagi.
"Innalillahi....bener begitu? Wah, kamu harus tolongin bu Indri, Ji!" kata bapak dengan wajah cemas.
Kelihatan sekali bapak mengkhawatirkan bu Indri.
"Iya pak... Nanti akan kucoba menolong bu Indri... Semoga berhasil pak..!" kataku.
"Huft..bapak menyesal dah marah-marah sama dia. Kalau tahu begitu keadaannya, bapak pasti akan lebih sabar..!"
"Sudahlah pak... Semua sudah terjadi. Semoga setelah aura gelap itu bisa dihilangkan, bu Indri akan kembali seperti semula..!"
"Amin... Semoga begitu adanya. Kapan kamu akan membantu Indri?"
"Habis ini pak, aku akan ke rumahnya...!"
"Bagus, lebih cepat lebih baik. Nanti bapak kasih alamatnya...!"
"Siap pak...!" ujarku
Setelah mandi dan sarapan agak siang, aku segera meluncur ke rumah Bu Indri berbekal alamat yang diberikan bapak.
Aku yang sudah hafal dengan kotaku, tak butuh waktu lama untuk menemukan alamat tersebut.
Setelah menemukan alamat itu, aku segera mengetuk pintu rumah itu sambil mengucapkan salam.
Setelah 2 kali mengetuk, terdengar jawaban dari dalam, diikuti dengan terbukanya pintu.
Dari balik pintu, keluarlah seraut wajah cantik berkulit putih.
"Emm...mau cari siapa pak?" tanyanya.
Ah elah...masih muda kok dipanggil pak? Aku jadi ragu, ini bener rumahnya bu Indrl atau bukan ya? Kata bapak, Bu Indri itu janda tanpa anak. Lalu siapa gadis ini?
"Ehem... !" gadis itu berdehem, membuatku sadar dari lamunanku.
"Eh...maaf. Apa betul ini rumahnya Bu Indri?"tanyaku sedikit gugup.
"Anda siapa, dan ada perlu apa dengan tante Indri?" lanyanya dengan tatapan curiga
Et dah...emang aku punya tampang penjahat?
"Kalau benar, tolong katakan pada Bu Indri, bahwa Aji yang datang!" kataku.
"Hmm..tunggu sebentar...!"katanya sambil menutup plntu dan terdengar suara pintu dikunci.
Fyuh..cewe yang jutek. Cantlk tapl jutek...

Tak lama terdengar suara pintu dlbuka dan keluarlah Bu Indri.
"Eh...Aji, mari masuk... Maafin ponakan ibu ya? Dia belum kenal kamu!" sambut bu Indri dengan ramah.
'Iya bu, makasih... Ga papa kok Bu, malah bagus, dia berhati-hati..!" jawabku. Padahal dalam hati aku maki-maki gadis itu tadi...

Bu Indri mengajakku duduk di ruang tamu.
Beliau lalu masuk ke dalam, dan keluar dengan membawa segelas kopi dan makanan ringan.
Masih kurasakan aura gelap yang kuat melingkupi tubuh Bu Indri.
"Wah...kok repot-repot sih Bu?" kataku basa basi.
"Ga repot kok. Kamu kok bisa tahu rumah ibu?" tanyanya.
"Tadi nanya sama bapak bu!"
"Oh... Bapakmu masih marah sama ibu?"
"Ah...enggak kok Bu. Bapak sudah ga marah lagi. Memang kenapa ibu membatalkan rencana pernikahan dengan bapak?" tanyaku.
"Mungkin kalau kamu dengar alasan ibu, kamu ga akan percaya Ji...!"katanya dengan raut wajah sendu
"Kalau ibu ga keberatan, ibu bisa cerita padaku..!" kataku.
"Emm..begini Ji, setiap kali aku ketemu dengan bapakmu, aku selalu saja merasa jijik. Mulaimya baru sekitar 2 minggu ini. Dan seolah ada yang mendorongku untuk membatalkan pernikahan dengan bapakmu. Kemarin-kemarln masih blsa aku tahan Ji. Tapi tadi pagi, aku keceplosan... Seolah tak bisa menahan diri untuk mengucapkan hal itu. Aku sadar setelah bapakmu marah-marah padaku. Tapi mau bagaimana lagi? Kalimat itu sudah terucap. Aku menyesal sekali, namun bagaimana mungkin aku bilang bahwa iru bukan kemauanku? Bapakmu pastl tak akan percaya!" kata Bu Indri, sambll matanya berkaca-kaca.
"Dalam hati kecil ibu, apakah ibu masih sayang pada bapak?" tanyaku.
"Benar... Tapi entah mengapa, saat dekat bapakmu, aku merasa jijik. Tapi kalau jauh, aku merasa rindu...! Apa sebenarnya yang terjadi padaku?" tanyanya sambil menutup mukanya dan menangis.
Belum juga aku menjawab, gadis yang tadi membukakan pintu datang dan menghampiri bu Indri.
"Tante...tante kenapa?" tanyanya, lalu menoleh padaku.
"Apa yang bapak lakukan sama tante hingga menangis?" katanya sambil menatapku dengan garang
"Eh..aku...aku...!" aku gugup juga tiba-tiba diserang pertanyaan seperti itu.
"Aku..aku..apa? Bicara yang jelas...!" sentaknya.
"Sudah...sudah Sandra. Dia ga salah kok. Tante aja yang lagi sedih...!" kata bu Indri menenangkan gadis bernama Sandra itu.
Gadis itu masih menatapku dengan sinis. Benar-benar gadis yang garang....
"Apakah ibu juga merasakan rasa sakit di tubuh ibu dalam dua minggu ini?" tanyaku.
"Betul Ji, aku merasakan dadaku seakan ditusuk-tusuk jarum. Bagaimana kau bisa tahu?" tanyanya.
"Maaf bu, kalau aku katakan, mungkin ibu nggak percaya. Aku sedikit punya kemampuan untuk melihat sesuatu yang ghaib. Bu!" kataku.
"Ah...paling dia bohong tante." sergah Sandra.
"Mau bukti Non?" tanyaku yang lama2 geram juga dengan sikapnya.
"Huh...coba saja buktikan...!" jawabnya seolah menantangku.
"Hmm...baiklah, sebentar lagi akan ada yang mengelus rambutmu..!" kataku.
"Cih...siapa percaya...!" katanya.
Aku berpaling pada Menik, dan dengan serlngai jahatnya, Menik mengangguk.
Dengan cepatnya, Menik sudah berdiri di belakang Sandra. Ditiupnya tengkuk Sandra, hingga tampak Sandra menggerakkan bahunya lalu mengusap tengkuknya.
Dengan terkikik, Menik mulai mengusap rambut Sandra... Sambil iseng meniup telinganya.
Tampak Sandra mulai takut dan mengkerut.
"Hiiii...kenapa rambutku tante? Seperti ada yang mengelusnya. Dan ada yang meniup telingaku... Hiiii....!"
"Sudah percaya apa belum?" tanyaku.
"I...iya...aku..per..percaya.. Henti..hentikan.ini..tolong...!"
Ahaha...menyerah juga dia rupanya, senang juga bisa membuatnya ketakutan sepertl itu. Rasain...pikirku.
Aku lalu menyuruh Menik menghentikan aksinya. Dengan manyun, Menik beranjak meninggalkan Sandra. Tampaknya dia belum puas mengerjai Sandra.
Sandra merlngkuk memeluk Bu Indrl..mukanya nampak pias.
"Apa yang kamu lihat pada diri ibu Ji?" tanya bu Indri.
"Begini bu, aku melihat ada aura gelap yang menyelimuti tubuh ibu. Aura yang membuat orang yang dekat dengan ibu merasa kurang nyaman. Dan aku kira, dalam diri.ibu juga telah kemasukan sesuatu yang ghaib. Yang selalu membuat ibu jijik jika dekat dengan bapak. Juga yang mendorong ibu membatalkan pernikahan dengan bapak!" jelasku.
"Ah...separah itukah..?"
"Lebih parah Bu. Jika ibu memang merasakan sakit di dada, maka ada kemungkinan, hal ghaib itu juga mengincar kesehatan ibu, mungkin juga jiwa ibu..!" kataku.
"Ahhh.... Siapa yang tega berbuat itu padaku?"
"Tidak penting yang mengirimnya Bu. Yang penting sekarang, jika ibu mengijinkan, aku akan membantu ibu membersihkan tubuh ibu dari aura gelap itu...!" sahutku.
"Kalau kamu blsa, tolong ibu Ji!"
"Baik bu... Saya akan berusaha. Ibu bantu dengan doa... Insya Allah, ibu akan baik-baik saja!"
"Dlmana kita akan melakukan pembersihan itu?" tanya bu Indri.
"Sebaiknya di kamar ibu, tapi harus didampingi gadis galak ini supaya tidak terjadi fitnah Bu!"sahutku.
Sandra melotot memandangku, mukanya merah menahan amarah.
"Baiklah, mari kita segera mulai... Sandra, kamu temenin tante ya?"
"Iya tante....!"
arinu dan 67 lainnya memberi reputasi
68
Tutup