Kaskus

Story

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-UltahHallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
bebyzhaAvatar border
jiren11Avatar border
mangawal871948Avatar border
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
231.1K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#459
Mencari Makan

Setelah Adiwilaga berkata demikian tiba tiba, dari arah kaca jendela terdengar suara “BBRRAAAKKKK”, suara kaca jendela seperti terhantam oleh sesuatu, yang membuatku dan beberapa orang yang sedang berada di ruangan itu menoleh kearah jendela karena kaget dengan suara yang tiba tiba muncul disana.

Via kemudian mencoba untuk mencari tahu apa yang membuat kaca mengeluarkan suara seperti itu, dan saat melihat kesekeliling jendela, Via tidak menemukan apapun disana, jika ada seseorang yang melemparkan sesuatu harusnya ada bekas di kacanya, namun ini tidak ada, dan jika ada burung yang menghantam kaca ini, harusnya juga ada tanda burung itu jatuh.

Tapi dari kejadian itu yang membuatku heran, bapak entah tahu atau tidak dengan sumber suara tersebut, namun yang jelas bapak masih terlihat santai duduk di salah satu sudut ruangan sambil menikmati secangkir teh yang ternyata dibuatkan oleh Via tadi.

Setelah Via tidak mendapatkan petunjuk untuk suara tersebut kemudian semua menganggap itu adalah burung yang mungkin menabrak kaca jendela tersebut, untuk Adiwilaga dan Aruna terlihat santai saja seolah sudah tahu apa yang sedang terjadi, aku kemudian menyentil Aruna meminta apasih sebenarnya yang telah terjadi, tapi yang ada Aruna malah Cuma cekikikan sambil berkata “kepo ya”, asem batinku, semakin kesini malah semakin mirip Shinta, ku kira dia bakal lebih waras di banding Shinta, eh ternyata malah sama saja.

“Tadi ada serangan Den Ryan, tapi berhasil dihalau oleh pagar yang dibuat oleh ayah Den Ryan” jelas Adiwilaga.

“apakah semua ini belum berakhir, dan apakah mereka akan berhasil membobol dinding itu” tanyaku sedikit cemas.

“itu tergantung dengan siapa yang menyerang dan seberapa kekuatannya, semua ini pasti memiliki batas maksimal untuk digunakan secara baik” jelas Adiwilaga

Karena aku merasa sedikit cemas jika hanya aku ditemani mbak Surti yang nanti menjaga ibu disini, aku merasa takut jika nanti yang akan menggangguku adalah makhluk yang lebih kuat dibandingkan yang semalam, oleh karena itu aku meminta Via untuk mengikinkan Adiwilaga menemaniku di sini.

Sebenarnya Via juga ingin ikut menemani ibu disini, namun karena ketentuan pihak rumah sakit, yang hanya mengijinkan dua orang dari keluarga untuk menjaga di sini maka Via tidak bisa ikut menemani, dan membiarkan Adiwilaga bersamaku disini Bersama Aruna juga.

Hari itu dihabiskan untuk merawat ibu yang semakin kemari kondisnya semakin membaik, hanya saja karena mengalami penyakit stroke, maka memerkukan beberapa terapi untuk memulihkan kondisi ibu saat itu.

Malam hari pun datang, ekspresiku mulai berubah dari yang tadinya biasa saja kini berubah sedikit cemas, bapak dan Via harus pulang karena jam jenguk sudah habis, tadi pun mbah Margono sempat datang kemari untuk menjenguk ibu, dan memberikan sedikit air yang sudah diberi doa doa denganharapan untuk mempercepat proses pemuliha atau penyembuhan ibu, dan mereka semua kini harus pulang dan tersisa aku dan mbak Surti yang menunggu ibu di rumah sakit ini.

Sepertinya Aruna dan Adiwilaga sadar akan ekspresiku yang berupah ketika mereka semua pulang.

“kamu kenapa yan, nggak usah takut kan ada kita disini yang siap membantu kamu” ucap Aruna mencoba menenangkan

“benar apa yang di katakana putri Sh…” perkataan Adiwilaga terpotong karena sodokan tangan Aruna, dan kemudian melanjutkan lagi perkataannya

“maaf maksud saya Putri Aruna, kita pasti bisa mengatasi ini Bersama” ucap Adiwilaga

“semoga saja ya, oh iya, kalian tolong jaga ibu dan mbak Surti ya, akum mau turun dulu beli sate lontong, laper banget rasanya” aku memerintah mereka sambil beranjak pergi.

Mereka berdua hanya mengangguk tanda bersedia, aku pun kemudian keluar dari kamar perawatan ibu dan langsung beranjak ke arah lift untuk menuju ke lantai satu, suasana saat itu bisa dibilang sangat sepi, beberapa lampu sudah mulai dimatikan yang sekiranya jarang orang yang melewatinya.

Sesampainya di depan lift aku menekan tombol lift dan menunggu hingga pintu lift terbuka, saat aku menunggu di depan pintu lift, aku merasakan aura yang sangat dingin, dan aura itu perlahan mendekat kearah dimana aku berdiri, saat itu aku sudah mengenakan jaket yang cukup tebal, mengingat tempat tinggalku didaerah pegunungan maka aku sudah biasa mengenakan jaket yang tebal, namun dengan jaket setebal ini ternyata masih belum bisa menahan rasa dingin itu, semakin dekat dan lama kelamaan rasa dingin ini seperti di puncaknya, tangan ku mulai merasakan dingin yang teramat sangat padahal posisinya sudah berada di dalam jaket, bahkan saat aku bernafas pun mengeluarkan sebuah uap layaknya kita saat benafas pada pagi hari.

Wah… ada yang tidak beres sepertinya, saat aku akan mencoba membuat sebuah prisai perlindungan, dari arah belakang muncul suara seorang laki laki setengah baya.

“tidak usah kamu membuat prisai, aku tidak akan melukaimu, walau aku sebenarnya ingin sekali mencelakaimu, aku merasa terganggu akan kehadiranmu di sini” ucap lelaki setengah baya itu

Aku pun membalikan tubuhku untuk mengetahui siapa yang menciptakan aura seperti ini, saat aku membalikan badan, kulihat sosok lelaki berpakaian dokter, namun hanya saja setengah badannya adalah badan laba laba, sedikit geli aku melihat wujud dari lelaki ini, karena tidak biasanya aku melihat makhluk makhluk seperti ini.

“apa? Apa yang kamu inginkan?” tanyaku sedikit geli melihat kakinya

“ kenapa, kamu geli melihat wujud sepertiku ini, haha dasar manusia, merasa dirinya paling sempurna, merasa diciptakan dengan wujud yang paling indah, makhluk paling sombong itu kalian, bukan kami” ucap lelaki itu

“mau apa kamu sebenarnya?”

“hahahaha….. Kapan kamu mau pergi, kamu membuat semua penghuni disini merasa tidak nyaman, banyak makhluk yang lebih kuat dari kami disini yang datang semenjak kamu ada disini”

“kenapa kalian tidak melawan, aku akan pergi jika ibuku sudah diperbolehkan pulang, dan kamu jangan berani berani mengganggu ibuku, jika saja berani akan ku habiskan seluruh penghuni di tempat ini”

“wahahahaha, sombong sekali, aku tahu kamu tidak akan melakukan itu, kamu berani berkata demikian karena ada penjagamu yang bersedia melakukan apapun untukmu kan, dasar TIDAK BERGUNA hahaha”

Aku yang tidak kuat berada disana karena hawa dingin yang sangat menusuk, dan kebetulan pintu lift terbuka, aku pun langsung masuk kedalam lift dan tidak menghiraukan apa yang lelaki itu katakana.

Setelah masuk kedalam lift, ternyata didalam lift tersebut sudah ada seorang bapak tua, yang setelah aku masuk bapak tua itu langsung mengajaku bicara

“dingin sekali kah, sampai aku melihatmu seperti menggigil seperti itu, haha” bapak tua itu bertanya sambil tertawa

Aku hanya menjawab sambil menggeleng

“haha sudah lah, dasar, biar aku bantu menghangatkannya”

Kembali aku dikejutkan dengan tiba tiba suhu di dalam lift menjadi hangat secara tiba tiba, namun setelah dirasakan, suhu bukan kembali normal melainkan terus meningkat, hingga menjadikan ruangan ini sangat tidak nyaman, bapak tua itu hanya tertawa sampai terbatuk.

Batinku “ketawa saja terus sampai keluar belatung dari batukmu”

Setelah berkata demikian dalam batinku, tiba tiba malah bapak tua itu batuk sambil menutup mulutnya dengan tangan dan menunjukan padaku setelahnya tangan yang penuh dengan belatung setelah dia batuk.

“batuk seperti ini maksudnya, hahahaha” sambil menunjukan badaku isi tangannya

Terkejut dan hampir muntah aku dibuatnya dan bagai mana dia bisa tau perkataanku di batin, namun aku tidak terlalu focus dengan belatung di mulut dan tangannya, aku yang sudah tidak kuat dengan suhu yang semakin panas ini kemudian terus menekan tombol pada lift agar cepat terbuka

Namun yang diharap harapkan malah tidak kunjung terbuka, pintu lift seolang terkunci, dan lift pun sepertinya dalam keadaan diam tidak bergerak naik ataupun turun, karena saking panasnya, lama kelamaan pernafasanpun mulai sesak, dan perlahan pandangan mulai kabur,, dan seperti biasa karena panik, hilanglah kesadaranku, namun sebelum itu aku melihat kilatan menyambar masuk lewat sela sela pintu lift


MAAF SEGITU DULU, hati Masih belum tenang, besok insyallah dilanjut pagi hari
sampeuk
bebyzha
itkgid
itkgid dan 47 lainnya memberi reputasi
48
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.