Oke agan Semua, sesuai Janji ane.
Setelah Bokap Bertemu dengan Pak Kyai, dan menceritakan tujuan kedatangannya. bokap ane pun pulang, dan menunggu kedatangan orang yang akan diutus oleh Pak Kyai kerumah bokap ane.
saat bokap ane pulang, kondisi cing Ais masih belum menunjukan perubahan, malahan menurut orang yang bertugas menjaga beliau, Cing Ais beberapa kali mencoba keluar rumah melalui jendela kamar.
Hari kedatangan orang yang sudah dinantikan tersebut pun akhirnya tiba. Ternyata orang yang diutus oleh Pak Kyai adalah salah satu murid khususnya. perlu ane jelaskan disini, bokap ane bilang, Pak Kyai Itu mengadakan pengajian rutin di masjidnya, satu kali dalam seminggu. peserta pengajiannya sebagian besar warga sekitaran masjid, dan ada beberapa orang yang rumahnya aga jauh dari masjid juga. (Hari Pengajiannya ane lupa, hari apa)
Yang dimaksud Murid Khusus itu, adalah beberapa orang Yang dipilih oleh Sang Kyai sendiri, untuk mengikuti tambahan pengajaran, seperti diajarkan Wirid Khusus. kegiatan ini waktunya dilakukan lebih malam dibanding waktu pelaksanaan pengajian yang biasa.
(Bokap Ane bisa menjelaskan seperti ini, karena bokap ane pernah terpilih menjadi salah Satu Murid Khusus Pak Kyai, Tapi karena satu hal, bokap ane merasa malu kepada Pak Kyai dan tidak pernah lagi datang untuk mengikuti Kegiatan Tersebut.)
Saat sampai dirumah Babeh, Murid Yang diutus Oleh Pak Kyai segera meminta ijin untuk melihat kondisi Babeh.Sang Murid tidak lama melihat kondisi babeh. kemudian langsung dilanjutkan meminta ijin melihat kondisi Cing Ais yang sedang dikurung dikamar.
Hal Yang pertama dilakukan oleh Sang Murid adalah Berwudhu dan melaksanakan Sholat. Setelah itu, sang Murid langsung meminta ijin kembali untuk memulai usahanya membantu memberikan pengobatan.
Orang Yang pertama diusahan untuk diobati adalah Cing Ais. disini bokap ane gak menjelaskan secara spesifik ( atau ane lupa sama detail ceritanya

) Tapi Yang ane inget, bokap cerita, kalau seperti ada sesuatu yang diambil dari tubuh (antar kepala atau punggung) Cing Ais.
Setelah Sang murid mencabut sesuatu dari tubuh Cing Ais, beliau langsung tidak sadarkan diri. Cing Ais lalu dibopong oleh adik lelaki bokap ane ke tempat tidurnya. Sang murid menyuruh agar cing Ais dibiarkan beristirahat dengan ditunggui oleh adik perempuan bokap ane.
Sang Murid langsung menuju ke Babeh, untuk kemudian melanjutkan usahanya membantu menolong Babeh. saat sang murid pak Kyai posisinya sudah sangat dekat dengan Babeh. bukannya langsung berusaha melakukan pengobatan, Sang Murid Malah memanggil Bokap ane. Murid Pak Kyai tersebut mengajak bokap ane untuk bicara berdua.
Dalam pembicaraannya tersebut, Murid Pak Kyai menyatakan bahwa beliau tidak tega jika harus melakukan pengobatan langsung ke Babeh, beliau mengatakan bahwa lebih baik pengobatannya dilakukan melaui perantara.
Murid Pak Kyai menanyakan, adakah anak laki-laki dari babeh yang sekiranya memiliki fisik yang cukup kuat, cukup kuat disini maksudnya bisa menahan rasa sakit. murid Pak Kyai tersebut menyampaikan hal ini kepada bokap ane, karena beliau melihat fisik bokap ane yang bisa dibilang cukup kecil. ( bokap ane itu tingginya gak sampai 160 cm, dan badannya kurus)
Mendengar permintaan tersebut, bokap ane langsung mengajukan diri. Awalnya Murid Pak Kyai tidak menyetujui usulan tersebut. mungkin beliau menilai bokap ane dengan fisiknya yang kecil itu, gak akan sanggup menahan proses pengobatannya.
tetapi bokap ane tetap mengajukan dirinya, mungkin ini didorong oleh kedekatan batin antara babeh dengan bokap ane. akhirnya melihat kesungguhan bokap ane, Murid Pak Kyai Tersebut setuju untuk melakukan pengobatan melalui bokap ane.
Bokap ane disuruh berwudhu dan sholat sunah terlebih dahulu, memohon kepada Sang Pencipta agar diberikan kekuatan dan perlindungan dalam Proses pengobatan yang akan dilakukan.
Proses Pengobatan pun akhirnya dimulai, bokap ane bilang. proses pengobatannya dilakukan dengan cara Bokap ane duduk membelakangi murid Pak Kyai. Murid Pak Kyai yang duduk menghadap ke punggung bokap ane, lalu memegang punggung bokap ane dan seperti mengambil benda dari punggung bokap ane.
Bokap ane juga cerita, selama proses Pengobatan. bokap ane merasakan sakit yang cukup menyiksa dibagian punggungnya. bokap ane merasakan panas dan seperti ada benda yang menempel sangat kuat dipunggungnya yang berusaha ditarik secara paksa.
Proses pengobatannya berlangsung cukup lama, lebih lama dari proses Pengobatan Cing Ais.
selesai proses pengobatan melalui media badan bokap ane. kembali murid Pak Kyai mengajak bokap ane untuk bicara berdua.
murid Sang Kyai menjelaskan, bahwa dari proses pengobatan yang dilakukan tadi. beliau berhasil mencabut dua benda. benda yang pertama adalah benang, seperti benang yang digunakan untuk menjahit kasur kapuk, ukurannya cukup panjang.
benda lain yang berhasil ditarik adalah sebuah kotak kecil, bokap ane bilang kotaknya sebesar kotak korek api. didalam kotak tersebut terdapat secarik kertas/ kain putih lusuh yang bertuliskan delapan baris tulisan dengan menggunakan bahasa Arab.
Murid Pak Kyai menjelaskan, benda pertama yang berupa tali. itu adalah benda kiriman yang menyebabkan babeh sangat sulit untuk beranjak dari tempat tidurnya. Tali tersebut digunakan oleh sang pengirim untuk menjahit tubuh babeh ke kasur tempat Babeh tidur.
Benda kedua, ini menjelaskan sejauh mana sang pengirim menginginkan penderitaan yang diterima oleh keluarga babeh. Tulisan Arab yang tertulis di kertas/kain tersebut isinya adalah
(ane tulis pake tulisan latin)
Quote:
H. (nama Babeh) Bin H. (nama bapaknya Babeh)
Majnun. Maut
Majnun. Maut
Majnun. Maut
Majnun. Maut
Majnun. Maut
Majnun. Maut
Majnun. Maut
Murid pak Kyai menjelaskan, kalau itu menunjukan bahwa Sang pengirim ingin membuat Babeh dan 6 garis keturunannya, mengalami kegilaan dan kemudian mati. Jadi nanti Orang akan mengenal keluarga Babeh adalah keturunan keluarga gila.
setelah memberikan penjelasan tersebut, murid pak Kyai langsung pamit. sambil pamit, beliau menyampaikan bahwa pak Kyai menyuruh Bokap ane untuk berkunjung ke Masjid yang dipimpin oleh pak Kyai.
Setelah beberapa hari, bokap ane datang menemui Pak Kyai. Bokap ane datang sekaligus untuk mengucapkan terima kasih. Pak kyai sempat menanyakan keadaan bokap dan keluarga Babeh. dalam kesempatan itu, pak Kyai juga mengatakan bahwa beliau mau mengangkat bokap ane untuk menjadi salah satu muridnya yang akan diberikan pengajaran Khusus.
Pak Kyai mengatakan, beliau cukup senang melihat semangat bokap ane untuk menolong keluarganya. dan bokap ane dengan senang hati menerima tawaran Pak Kyai.
Bokap ane sempat beberapa kali mendapat pengajaran bersama murid-murid khusunya Pak Kyai. tetapi berhenti karena suatu hal yang menurut ane konyol.
Jadi, bokap ane itu Hobby banget nonton film, kaya di bioskop atau layar tancap. karena lokasi masjid tempat Pak Kyai itu di kawasan Jembatan Merah, dekat manggarai. kalau bokap ane mau kesana, bokap ane lewat jalan kawasan tebet, dan dijalan itu ada satu bioskop.
saat itu malam jadwalnya bokap ane mengikuti Pengajian Pak Kyai, bokap ane liat bioskop yang dilewati sedang memutar film yang menarik buat bokap ane. jadilah bokap ane menonton di bioskop tersebut, dan tidak jadi mengikuti pengajian malam itu.
Saat malam jadwal pengajian berikutnya, bokap ane datang ke masjid. baru bokap ane menemui Pak Kyai untuk Salam, Pak Kyai langsung bilang ke Bokap ane.
Quote:
Kalau Kiblat Ente masih ke arah Layar Bioskop. Bukan Kearah Ka'Bah. ente gak usah ikut pengajian ane dulu.
Perkataan itu benar-benar berbekas dipikiran bokap ane. sampai menjelang Akhir Hayatnya, Bokap ane masih merasa malu untuk bertatap muka dengan gurunya itu
Oke, balik ke cerita lagi. Setelah dua benda yang ane ceritakan diatas berhasil dicabut. Kondisi Cing Ais sudah membaik, tidak pernah kumat lagi.
Tetapi Babeh, Mungkin karena faktor usia dan fisiknya yang mengalami sakit yang sudah cukup lama, akhirnya beliau pun Meninggal dunia
Sampai Disini Cerita Bokap Ane mengenai Almarhum Babehnya.
Terima Kasih Buat Agan-agan yang mau membaca cerita ane...
maaf kalau penulisan cerita ane masih berantakan.