Quote:
Keadaan begitu mencekam, terlebih bagi Indra, dia tak menduga syarat yang diajukan Tony Struk adalah nyawanya sendiri, saat ini dia sedang bimbang dan termenung, tapi begitu melihat wajah perempuan yang ada didepannya, hatinya seketika luluh, meskipun gadis itu menggelengkan kepalanya seakan menyuruhnya untuk mundur saja, tapi Indra malah membalasnya dengan senyuman.
Indra berkata dalam hati
(Aku datang jauh-jauh kesini, untuk membawamu pulang bersamaku, walaupun ayahmu dan ayahku tak setuju, aku akan selalu berjuang mendapatkanmu karena engkaulah satu-satunya perempuan yang selalu bersemayam di hatiku, dan,….meskipun aku tahu dirimu tak sama dengan yang lain, tapi aku tetap mencintaimu,)
Quote:
Pak Udin pun berdiri dan menatap Tony Struk lalu berkata
“saya mohon maaf kepada pak Tony dan nak Siti kalau kehadiran kami mengganggu kalian berdua, tapi sebaiknya kami ………….(belum tuntas pak Udin bicara, Indra lalu berdiri dan berkata)
“saya berjanji akan membahagiakan Siti karena saya mencintainya ,….bukan karena saya takut dengan ancaman bapak Tony,…jadi……...saya tidak akan mengundurkan diri” jawab Indra tegas
Pak Udin menepuk jidatnya sendiri, dalam hatinya (“haduuuuh…haduh…, anak ini malah cari mati”)
“abang,…..jangan,….ayah tak main-main” cegah Siti
“abang juga tak main-main” jawab Indra
Jawaban tegas dari lelaki itu membuat Siti terdiam, keteguhan hatinya benar-benar tak tergoyahkan,…., pihak laki-laki sudah memberi jawaban, selanjutnya pihak perempuan akan memberi keputusan, lalu semua mata mengarah ke Tony Struk, menunggu apa yang akan dia ucapkan selanjutnya,
“jadi kamu mau lanjut?” tanya Tony
“ya pak” jawab Indra
“kamu yakin?”
“ya , saya yakin”
Sekarang giliran Tony yang terdiam,…dia merasa heran dengan pemuda yang melamar anaknya, padahal dia sudah berusaha menjatuhkan mentalnya, menawarkan uang yang banyak dan mengancam nyawanya, tapi pemuda itu malah tidak mau mundur, kemudian Tony menyadari sesuatu, sebuah ungkapan lama yang sudah sering dia dengar,….kalau sudah jodoh, tak akan lari kemana.
Sudah 10 detik Tony diam dan sekarang dia mulai bicara lagi
“saya ucapkan selamat kepada Pak Udin,..bapak punya anak yang pemberani,…dulu pernah ada orang yang ingin menculik Siti, tapi jangan kuatir,..orang itu sudah saya lenyapkan, ..sudah menjadi kewajiban seorang ayah untuk menjaga putrinya walaupun nyawa taruhannya, dan juga…. sudah jadi kewajiban seorang suami untuk menjaga istrinya walaupun nyawa taruhannya, dan karena kamu, Indra …berani menyerahkan nyawamu untuk mendapatkan anakku, aku menghargai keberanianmu,” ucap Tony
Setelah minum seteguk air, Tony melanjutkan lagi bicaranya
“bagianku sudah selesai, sekarang tinggal bagianmu, Siti,… kamu yang akan menjawab sendiri, apakah kamu akan menerima atau menolak atau menunda menjawabnya,….kamu boleh minta waktu,…jadi kamu mau jawab sekarang atau nanti? Tanya Tony pada anaknya.
“sekarang, ayah” jawab Siti
“baiklah,….. Siti anakku, apakah kamu menerima lamaran laki-laki bernama Indra yang ingin menjadikanmu sebagai istrinya?” tanya Tony pada anaknya
Siti menganggukkan kepalanya
“kalau kamu tidak menjawab, berarti kamu menerima lamarannya”
Siti menganggukkan kepalanya lagi
“kamu yakin?”
Dan sekali lagi Siti menganggukkan kepalanya
“ALHAMDULILLAH” sahut Indra kegirangan dan Siti tersenyum melihat tingkahnya, tapi pak Udin malah kelihatan bengong.
“HEH, kamu jangan senang dulu,…maharnya belum disebutkan” sahut Tony yang langsung membuat Indra diam seribu bahasa
(“waduh,…bener juga,…kalo aku gak bisa penuhi maharnya bisa batal kimpoi nih”) batin Indra
“Siti,…mahar apakah yang kamu minta dari calon suamimu?” tanya Tony
“emm,…apapun yang abang Indra berikan, Siti akan terima dengan ikhlas” jawab Siti
“Tidak bisa begitu” sanggah Tony sambil menepuk meja
Semua orang terkejut melihat Tony yang menegur anaknya sendiri
“mahar itu hak kamu sebagai perempuan jadi kamu harus menyebutkannya” sambung Tony
“emmm….cincin yang abang berikan kemarin dah cukup buat Siti” kata Siti
“mana cincinnya?” tanya Tony
Dan Indra memperlihatkan sebuah cincin yang pernah dia tunjukkan ke Siti waktu acara ngerumpi dengan kak Ros
“kamu yakin cincin secuil itu cukup buat mahar untukmu?” tanya Tony pada anaknya
“iya ayah” jawab Siti
“apa kamu ingin sesuatu yang lain selain cincin itu?”
“tidak ayah”
“baiklah, kalau begitu cincin itu jadi mahar pernikahanmu, dan saya sudah tetapkan, acara akadnya bulan depan dan lokasinya disini, diujung landasan dekat pantai, … bagaimana Pak Udin? Setuju?..”
Pak Udin yang dari tadi bengong malah terlihat gelagapan ketika dipanggil Tony Struk
“oh,…iya..iya…setuju” jawab Pak Udin
“hahaha….kelihatannya pak Udin masih tidak percaya kalo lamaran anaknya saya terima,”
“oh, bukan begitu pak Tony, saya saking senengnya anak saya bisa mendapatkan anaknya pak Tony …gitu” jawab pak Udin dengan sedikit agak terpaksa
“oh gitu,…ya…ya…ya sudah, ndra, kamu berdiri di be;akang kursimu, dan kamu Siti, duduk di kursinya Indra, menghadap ke Indra” perintah Tony
Sekarang Siti duduk dihadapan Indra yang berdiri memandangnya.
“sekarang kamu pasangkan cincin itu ke jari manis tangan kanannya” perintah Tony pada Indra
Indra memegang tangan kanan Siti dan memasukkan cincin itu, dan cincin bulat itu ternyata pas di jari Siti
“Siti ,….kamu suka dengan cincin itu?” tanya Tony
“iya ayah” jawab Siti
“apa kamu juga suka dengan orang yang memberi cincin itu?”
“iya ayah”
“apa kamu mencintai lelaki yang ada didepanmu?’
“iya ayah”
“sekarang kamu cium tangan calon suamimu sampai aku perintahkan untuk melepaskannya” perintah Tony kepada anaknya
Lalu Siti mencium tangan kanan Indra
“Indra,..apa kamu sudah senang dan bahagia bisa mendapatkan Siti?” tanya Tony
“ya pak” jawab Indra
“kebahagiaan yang kamu rasakan sekarang itu tidak seberapa dibandingkan apa yang akan kamu dapatkan nanti, …kamu akan mendapatkan perhatian lebih dari yang kamu bayangkan, kamu akan mendapatkan pengabdian melebihi apa yang kamu harapkan, dan kamu akan mendapatkan kesetiaan yang tidak tergoyahkan, memang begitulah dia,….dia akan selalu tersenyum padamu meskipun kamu baru saja memarahinya, dia akan selalu memaafkanmu meskipun kamu baru saja menyakitinya, dan dia akan selalu menemanimu dalam suka dan duka, memang begitulah sifatnya,…… dia akan selalu menjaga kehormatanmu dan keluargamu, dia akan selalu ada menemanimu di waktu kamu sakit dan dia akan ada disampingmu ketika kamu meninggal nanti, memang begitulah keinginannya,……segala yang ia punya akan diberikan hanya kepadamu dan kamu cukup memberikan satu hal saja kepadanya, yaitu kebahagiaan,…kamu sudah berjanji akan membuatnya bahagia karena kamu mencintainya, maka tepatilah janjimu itu, karena kalau tidak, maka aku yang akan menepati sumpahku kepadamu,…apa kamu mengerti, Indra Saputra?”
“ya pak saya mengerti” jawab Indra
“bagus” kata Tony
“hiks…hiks……”
Gadis itu menangis sembari mencium tangan calon suaminya, semua yang melihatnya juga ikut terharu kecuali Pak Udin yang sedari tadi masih bengong, dan Tony membiarkan saja anaknya menangis sampai 10 detik kemudian,
“Siti,…lepaskan tanganmu” kata Tony
Terlihat airmata sudah membasahi wajah cantik Siti, dan laki-laki yang didepannya mengambil sapu tangan dan mengusap airmata gadis itu
“udaaahhh,..jangan nangis lagi ya” ucap Indra sambil mengusap airmata Siti
“saya menangis bahagia tuan” jawab Siti
“jadi sekarang kalian berdua sudah resmi bertunangan,..dan saya ucapkan selamat untuk kalian berdua, selanjutnya mari kita rayakan malam yang bahagia ini dengan bakar barbeque diluar,…bagaimana?” ajak Tony
“maaf pak Tony…bukannya kami menolak, tapi adiknya Indra sekarang lagi sendirian dirumah, jadi sebaiknya lain waktu saja “ kata Pak Udin
“oh iya,..si Icha ya,..JARWO, gimana keadaan Icha?’ tanya Tony pada asistennya
“nona Icha baik-baik saja tuan” jawab JARWO
“bagus,…pak Udin tidak perlu khawatir, saya sudah suruh JARWO buat jagain Icha”
“terima kasih pak Tony,…tapi sebaiknya kami pulang saja, takutnya ada setan lewat gangguin Icha” Pak Udin agak memaksa ingin pulang
“ohh,….ya sudah kalo begitu, Indra, kamu bawa pulang saja toples itu supaya kamu selalu ingat apa yang sudah aku katakan, jangan di isi kerupuk,.. kamu gak mau cium bau minyak kan,……Siti, antar mereka ke depan ya, ayah lagi sakit pinggang”
“iya ayah” jawab Siti
“oh iya,…acara lamaran tadi sudah direkam dan di upload ke medsosnya JARWO, jadi sekarang seluruh dunia sudah tau kalo kalian berdua akan menikah” tambah Tony
Siti lalu mengantar Indra dan keluarganya sampai di samping mobil mereka, sebelum pulang Siti menyalami mereka bertiga lalu setelah mobil itu jalan, Siti langsung berlari masuk ke dalam rumahnya,
“eh ndra, ngapain Siti lari masuk ke rumah” tanya bu Udin
“gak tau bu” jawab Indra
“kebelet pipis mungkin” sambung Pak Udin
Sesampainya dirumah Indra
“Cha,..kami udah pulang” Indra memanggil adiknya yang lagi main laptop di kamarnya
Icha pun segera keluar dari kamarnya dan berpapasan dengan Pak Udin yang mau masuk ke kamarnya
“gimana pak? Diterima?” tanya Icha
“bapak lagi pusing,..mau tidur dulu” jawab Pak Udin sambil tangannya memegang jidatnya sendiri
“heh??” Icha merasa heran dengan bapaknya,
Di ruang tamu, Icha bertemu abangnya dan ibunya
“gimana bang? Diterima?” tanya Icha
“kamu lihat aja sendiri di yutub udah ada disitu” jawab Indra
“oh, Icha ambil laptop dulu”
Icha balik ke kamarnya dan membawa laptop ke ruang tamu
“ini toples kosong punya siapa?” tanya Icha yang heran dengan toples diatas meja
“kamu nonton aja videonya,..nanti tau sendiri” jawab Indra
Beberapa menit kemudian
“HAAAAAAAHHHHHH,…..jadi toples itu,..” Icha terkejut
“iya,…buat dimasukin kepalaku sendiri” jawab Indra
“kenapa abang gak mundur saja, Tony Struk itu orangnya jahat”
“ya namanya orang lagi jatuh cinta,.. ya kan Ndra?” Bu Udin ikut nimbrung
“lihat wajahnya kak Siti yang cantik sudah pasti bang Indra langsung kepincut” sambung Icha,
“ehehehe” Indra malah cengengesan
“ini…, abang udah naik mobil tapi kenapa kak Siti lari masuk ke rumahnya?” tanya Icha
“gak tau ,..coba lihat” Indra dan bu Udin ikut melihat video di laptop bareng Icha
Terlihat Tony Struk masih duduk di meja makan, tiba-tiba datang Siti yang langsung berlutut di sebelah kaki kanan ayahnya
“ayah,…terima kasih dah berikan restu untuk Siti” ucap Siti dengan haru
“kalau jodohmu sudah datang, ayah tak bisa menolaknya” jawab Tony
“bagaimana caranya Siti balas kebaikan ayah…” kata Siti
Tony lalu berdiri dan mengusap kepala anaknya,..
“yang penting kamu bahagia”
Tony lalu berjalan ke kamarnya
“kamu memang berhak bahagia” sambung Tony
Siti masih berlutut di depan kursinya Tony, tertunduk diam penuh haru,…airmatanya menetes,
“udah selesai videonya,” kata Icha
Di kamar Tony
Tony sedang duduk di pinggir kasur
“JARWO”
“iya tuan”
“apa keputusanku sudah benar?”
“saya tidak tahu tuan”
“aku sendiri juga tidak tahu, aku cuma yakin saja”
Tony menatap sebuah foto di dinding kamarnya, seorang perempuan yang mengenakan gaun berwarna hitam lalu bicara dengannya
“maafkan aku sayangku,…aku tak ingin dia bernasib sama seperti dirimu”
Tangan kanan Tony lalu menunjuk ke arah foto itu
“JARWO,..apa dia baik-baik saja?”
“nona Siti baik-baik saja tuan”
“sepertinya besok akan ada kehebohan,… tapi begitu mendengar kalau engkau baik-baik saja, aku jadi bisa tidur dengan tenang” kata Tony sambil tersenyum menatap foto perempuan itu
Keesokan harinya