- Beranda
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
...
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++

Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 19:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
398.9K
12.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#1017
Ahaha..
Aku kehilangan kesadaran setelah meleral pertempuran antara Ki A
Sardulo Seto dan siluman kerbau.
Aku tersadar dari pingsan... Mataku mengerjap, membiasakan mataku yang masih agak kabur.
Dalam penglihatanku, aku dikelilingi 3 bidadari cantik yang sedang menyentuhku.
Ah...apakah ini di kahyangan?
Tempatnya para bidadari?
Perlahan, penglihatanku semakin jelas, dan aku menyadari bahwa aku ada di kamar kostku. Dan tiga bidadari itu ternyata Zulaikha, Menik dan Kurnia.
Mereka sedang mentransfer duit...ups...energinya padaku. Mungkin untuk menyembuhkan luka dalamku.
Masih kurasakan dadaku agak sesak, dan....hoeks .. Aku memuntahkan darah kental hitam dari mulutku.
Setelah memuntahkan gumpalan darah itu, aku merasa dadaku lebih lega.
Ternyata, efek dua serangan dari Ki Sardulo dan musuhnya, masih mampu melukaiku. Ternyata lagi, aku belumlah sangat sakti...
"Jadi orang kok gusrak gusruk ga karuan... Akibatnya jadi luka begini... Dasar bego...!" kudengar gerutuan dari Menik.
"Iya nih... Aden Aji emang suka grubak grubuk.. Asal maju aja ga mikirin akibatnya... Kalo sampai mati gimana coba...?" Nah, kalau ini suara Kurnia.
"Hush...kalian ini... Jangan doain yang buruk buat mas Aji. Kasihan dia, udah luka masih kalian omelin...!"
Cesss....bagai tersiram air dingln saat mendengar Zulaikha membelaku.
"Halah...mbakyu sendiri suka gaplok kepala.mas Aji. Kan kasihan juga kalau sampai otaknya ambyar..!" kata Menik ga mau kalah
"Hihihi..selama putri ikha ga ada, yang suka gaplokin kan putri Menik...!" kata Kurnia.
"Udah..udah.. Aku gaplokln dia kan buat mengingatkan kalau dia berbuat salah... Supaya ga salah jalan...!" kata Zulaikha membela diri.
"Alasan...!!! Asal pake aplikasi map, juga ga bakal salah jalan...!" Menik ga mau kalah.
Lah...ini malah bertengkar sendiri sih? Dan akulah yang menerima getahnya. Karena bertengkar, transferan energi mereka tidak terkontrol...akibatnya, bukan makin sembuh, aku malah makin parah...
"Eh..eh...ini den Aji kenapa kejang2?" suara Kurnia terdengar panlk.
"Masya Allah... Tarik lagi energimu dek... Aku juga akan menariknya. Kita kebanyakan menyalurkan energi...!" teriak Zulaikha dengan panik.
"Baik mbakyu...!" sahut Menik dengan panik.
Sementara aku cuma bisa pasrah aja. Rasanya tubuhku seperti balon yang menggelembung akibat masuknya energi yang teramat banyak.
Overload, kalau bahasa jawanya...
Lalu kurasakan ada aliran energi yang keluar dengan cepat dari tubuhku...
Rasanya seperti balon yang dikurangl anginnya... Namun prosesnya tak secepat itu.
Hampir setengah jam mungkin, aku berjibaku dengan rasa ga enak yang menderaku.
Benar-benar penderitaan paling ga enak rasanya...
Ada rasa mual, pusing, panas, dingin, pokoknya campur aduk ga karuan. Yang ga ada cuman rasa coklat... (Es krim kalee...!!!)
Akhirnya, setelah peluh sebesar jagung menetes dari tubuhku, kurasakan tubuhku menjadi nyaman... Sangat nyaman, hingga aku mengantuk dan tertidur.
Esok harinya aku terbangun saat matahari sudah tinggi. Itupun karena pintu kostku digedor-gedor oleh seseorang
Ugh...siapa sih jam segini gedor-gedor pintu, ganggu orang tidur aja!!
Kuraih hp dan mellhat penunjuk waktu... Busyet, jam 7 pagi. Telat dah buat kuliah ..
JDHER...JDHER...
Pintu kamarku masih digedor aja nih...
"Iya bentar....!" seruku dengan dongkol.
Dengan wajah butek, kubuka pintu kamarku, dan.....
Seraut wajah manis nan imut sedang melotot nenatapku.
Luruh sudah rasa kesal di hati, berganti dengan cengiran kuda ..!
"Siang banget sih mas bangunnya? Biasanya juga pasti bangun siang ya?" cecar Anin yang langsung nyelonong masuk kamar.
"Baru kali ini dek, aku bangun telat... Biasanya subuh selalu udah bangun... Tanya aja sama Desi!" kataku.
"Iya, tadi mbak Desi juga bilang gitu...! Emang kenapa bisa telat bangun?" tanyanya sambil merapikan tempat tidurku.
"Mimpi buruk semalem, jadi ga bisa tidur lagi...!" jawabku berbohong
"Ya udah... Mas mandi dulu aja, trus nanti kita sarapan bareng. Masih sempat ke kampus ga?" tanyanya.
"Sempat lah kalau ke kampus, tapi dah telat kalau mau kuliah..!" kataku.
"Tuh kan... Jadi telat kuliah juga... Mas mandi gih, biar aku bersihin kamar dulu...!" kata Anin.
"Iya..iya... !" kataku sambil menyambar handuk dan beranjak menuju kamar mandi.
Usai mandi, aku kembali ke kamar...dan..what"s a surprise???
Kamarku rapi jali...super duper bersih.
Jauh beda dengan biasanya yang hanya lumayan rapi.
"Hebat kamu dek... Bisa sebersih ini...!" kataku sambil memandang berkeliling dengan takjub.
"Jelas lah Mas.. Siapa dulu... Anindya...!" katanya bangga.
"Iya...percaya. Emang kamu paling rajin bersih-bersih... Pokoknya WOW deh. .!' sahutku memujinya.
" Udah. ?" tanyanya
"Apanya...?" tanyaku heran.
"Mujinya...!! Aku dah laper mas ..ga bakal kenyang dipuji...!" katanya.
"Hehehe...iya iya... Mau sarapan apa nih?" tanyaku.
"Terserah mas aja deh.. Aku ngikut aja...!"
"Emmm...opor lontong mau..?" tanyaku.
"Mau lah.... Yuk mas...langsung berangkat..!" ajak Anin sambil menarikku keluar kamar.
"Eits...tunggu... Mas belum bawa dompet sama kunci motor...!" seruku.
Setelah mengambil dompet dan kunci motor, kami langsung menuju lokasi.
Karena udah terlalu siang, jadinya warung tampak sepi. Hanya ada satu dua pengunjung yang sedang makan di situ.
Aku segera memesan 2 porsi lontong opor, serta 2 gelas teh manis hangat.
Tak perlu menunggu lama, pesanan kami datang, dan kami langsung bersantap. Sambil ngobrol, tentang rencana Anin kuliah.
Sedang asyik ngobrol, sebuah tepukan keras melanda pundakku.
"Hei.. Pagi-pagi udah pacaran aja..!" sebuah suara membarengi tepukan itu.
Dengan kaget aku menoleh ke belakang... Busyet, aku pikir siapa, ternyata Dino...!
"Eh...elo Din, gue pikir kang parkir...!" kataku.
"Heh...enak aja disamain sama tukang parkir. Eh...ini cewe baru lo?" tanya Dino sambil mengarahkan dagunya ke arah Anin.
"Iya lah.... Fresh fron the oven.. Gimana, cakep ga?" tanyaku.
"Wuih..cakep beud bro. Cuman masih culun... Poles dikit, bakal jozz tuh..!"katanya berbisik.
"Poles..poles. Pala lo...! Ini adek gue... Kebetulan lagi dimarih...!" kataku sambil menoyor kepalanya.
"Eh...beneran? Kaga percaya gue.. Masa adek lo secakep ini? Kalau liat kakaknya yang buluk gini, siapa mau percaya?" kata Dino songong.
"Jangkrik...lo kata gue jelek gitu? Kaya lo cakep aja...!" gerutuku.
"Haha...bercanda bro... Hmmm...atau jangan2 lo anak pungut ya bro? Nemu di jalan gitu...!"
"Nin..pulang yuk.. Ga nyangka ketemu orang stress di sini. Ga usah takut...dia udah jinak kok..!" kataku sambil beranjak berdiri.
Anin cuma ketawa geli melihat tingkah absurd aku dan Dino.
"Eh..bro... Ambekan amat lo. Kenalin napa sama adek lo ini!" katanya.
"Iya... Dek, ini namanya Dino ga pake saurus. Nah, Dino, ini adek gue...!" kataku mengenalkan mereka
Anin ketawa geli...
"Gue tahu, itu adek lo... Tapi namanya siapa? Lama-lama gue pukul juga lo...!" geram Dino.
"Dih, cowo kok ambekan. Dek, inget...jangan pernah cari cowo ambekan kayak dia... Mas ga bakal ridho...!" kataku.
Dino menghempaskan pantatnya di bangku warung. Sementara, Anin menutup mulut dengan tangan menyembunyikan tawanya.
"Namaku Anindya mas ..!" kata Anin sambil menjulurkan tangannya.
Dino mendongak menatap Anin...
"Eh...Anindya ya? Aku Dino...!" kata Dino sambil mengulurkan tangannya, hendak menyambut uluran tangan Anin.
"Eits... Ga boleh pegang-pegang...! Adek gue masih disegel ini, ga boleh sembarangan pegang...!" kataku sambil menepis tangan Dino.
"Njirrr...kakakmu over protective nih Nin...!" kata Dino.
"Wah..haruslah... Gue mesti lindungin adek gue dari cowo2 macam lo gini...!" kataku.
"Hihihi...kalian lucu deh...!" kata Anin.
Dino cuman bisa pasrah aku kerjain dan aku bully... Ahaha...senang rasanya bisa membully Dino.
Gantian lah... Masa aku terus yang dbully...
Akhirnya kami lanjutkan makan bertiga sambil ngobrol berbagai hal. Setiap Dino melirik Anin, aku sikut aja rusuknya sampai nyengir2.....huahahaha.
...
Sardulo Seto dan siluman kerbau.
Aku tersadar dari pingsan... Mataku mengerjap, membiasakan mataku yang masih agak kabur.
Dalam penglihatanku, aku dikelilingi 3 bidadari cantik yang sedang menyentuhku.
Ah...apakah ini di kahyangan?
Tempatnya para bidadari?
Perlahan, penglihatanku semakin jelas, dan aku menyadari bahwa aku ada di kamar kostku. Dan tiga bidadari itu ternyata Zulaikha, Menik dan Kurnia.
Mereka sedang mentransfer duit...ups...energinya padaku. Mungkin untuk menyembuhkan luka dalamku.
Masih kurasakan dadaku agak sesak, dan....hoeks .. Aku memuntahkan darah kental hitam dari mulutku.
Setelah memuntahkan gumpalan darah itu, aku merasa dadaku lebih lega.
Ternyata, efek dua serangan dari Ki Sardulo dan musuhnya, masih mampu melukaiku. Ternyata lagi, aku belumlah sangat sakti...

"Jadi orang kok gusrak gusruk ga karuan... Akibatnya jadi luka begini... Dasar bego...!" kudengar gerutuan dari Menik.
"Iya nih... Aden Aji emang suka grubak grubuk.. Asal maju aja ga mikirin akibatnya... Kalo sampai mati gimana coba...?" Nah, kalau ini suara Kurnia.
"Hush...kalian ini... Jangan doain yang buruk buat mas Aji. Kasihan dia, udah luka masih kalian omelin...!"
Cesss....bagai tersiram air dingln saat mendengar Zulaikha membelaku.
"Halah...mbakyu sendiri suka gaplok kepala.mas Aji. Kan kasihan juga kalau sampai otaknya ambyar..!" kata Menik ga mau kalah
"Hihihi..selama putri ikha ga ada, yang suka gaplokin kan putri Menik...!" kata Kurnia.
"Udah..udah.. Aku gaplokln dia kan buat mengingatkan kalau dia berbuat salah... Supaya ga salah jalan...!" kata Zulaikha membela diri.
"Alasan...!!! Asal pake aplikasi map, juga ga bakal salah jalan...!" Menik ga mau kalah.
Lah...ini malah bertengkar sendiri sih? Dan akulah yang menerima getahnya. Karena bertengkar, transferan energi mereka tidak terkontrol...akibatnya, bukan makin sembuh, aku malah makin parah...

"Eh..eh...ini den Aji kenapa kejang2?" suara Kurnia terdengar panlk.
"Masya Allah... Tarik lagi energimu dek... Aku juga akan menariknya. Kita kebanyakan menyalurkan energi...!" teriak Zulaikha dengan panik.
"Baik mbakyu...!" sahut Menik dengan panik.
Sementara aku cuma bisa pasrah aja. Rasanya tubuhku seperti balon yang menggelembung akibat masuknya energi yang teramat banyak.
Overload, kalau bahasa jawanya...

Lalu kurasakan ada aliran energi yang keluar dengan cepat dari tubuhku...
Rasanya seperti balon yang dikurangl anginnya... Namun prosesnya tak secepat itu.
Hampir setengah jam mungkin, aku berjibaku dengan rasa ga enak yang menderaku.
Benar-benar penderitaan paling ga enak rasanya...
Ada rasa mual, pusing, panas, dingin, pokoknya campur aduk ga karuan. Yang ga ada cuman rasa coklat... (Es krim kalee...!!!)

Akhirnya, setelah peluh sebesar jagung menetes dari tubuhku, kurasakan tubuhku menjadi nyaman... Sangat nyaman, hingga aku mengantuk dan tertidur.
Esok harinya aku terbangun saat matahari sudah tinggi. Itupun karena pintu kostku digedor-gedor oleh seseorang
Ugh...siapa sih jam segini gedor-gedor pintu, ganggu orang tidur aja!!
Kuraih hp dan mellhat penunjuk waktu... Busyet, jam 7 pagi. Telat dah buat kuliah ..
JDHER...JDHER...
Pintu kamarku masih digedor aja nih...
"Iya bentar....!" seruku dengan dongkol.
Dengan wajah butek, kubuka pintu kamarku, dan.....
Seraut wajah manis nan imut sedang melotot nenatapku.
Luruh sudah rasa kesal di hati, berganti dengan cengiran kuda ..!
"Siang banget sih mas bangunnya? Biasanya juga pasti bangun siang ya?" cecar Anin yang langsung nyelonong masuk kamar.
"Baru kali ini dek, aku bangun telat... Biasanya subuh selalu udah bangun... Tanya aja sama Desi!" kataku.
"Iya, tadi mbak Desi juga bilang gitu...! Emang kenapa bisa telat bangun?" tanyanya sambil merapikan tempat tidurku.
"Mimpi buruk semalem, jadi ga bisa tidur lagi...!" jawabku berbohong
"Ya udah... Mas mandi dulu aja, trus nanti kita sarapan bareng. Masih sempat ke kampus ga?" tanyanya.
"Sempat lah kalau ke kampus, tapi dah telat kalau mau kuliah..!" kataku.
"Tuh kan... Jadi telat kuliah juga... Mas mandi gih, biar aku bersihin kamar dulu...!" kata Anin.
"Iya..iya... !" kataku sambil menyambar handuk dan beranjak menuju kamar mandi.
Usai mandi, aku kembali ke kamar...dan..what"s a surprise???
Kamarku rapi jali...super duper bersih.
Jauh beda dengan biasanya yang hanya lumayan rapi.
"Hebat kamu dek... Bisa sebersih ini...!" kataku sambil memandang berkeliling dengan takjub.
"Jelas lah Mas.. Siapa dulu... Anindya...!" katanya bangga.
"Iya...percaya. Emang kamu paling rajin bersih-bersih... Pokoknya WOW deh. .!' sahutku memujinya.
" Udah. ?" tanyanya
"Apanya...?" tanyaku heran.
"Mujinya...!! Aku dah laper mas ..ga bakal kenyang dipuji...!" katanya.
"Hehehe...iya iya... Mau sarapan apa nih?" tanyaku.
"Terserah mas aja deh.. Aku ngikut aja...!"
"Emmm...opor lontong mau..?" tanyaku.
"Mau lah.... Yuk mas...langsung berangkat..!" ajak Anin sambil menarikku keluar kamar.
"Eits...tunggu... Mas belum bawa dompet sama kunci motor...!" seruku.
Setelah mengambil dompet dan kunci motor, kami langsung menuju lokasi.
Karena udah terlalu siang, jadinya warung tampak sepi. Hanya ada satu dua pengunjung yang sedang makan di situ.
Aku segera memesan 2 porsi lontong opor, serta 2 gelas teh manis hangat.
Tak perlu menunggu lama, pesanan kami datang, dan kami langsung bersantap. Sambil ngobrol, tentang rencana Anin kuliah.
Sedang asyik ngobrol, sebuah tepukan keras melanda pundakku.
"Hei.. Pagi-pagi udah pacaran aja..!" sebuah suara membarengi tepukan itu.
Dengan kaget aku menoleh ke belakang... Busyet, aku pikir siapa, ternyata Dino...!
"Eh...elo Din, gue pikir kang parkir...!" kataku.
"Heh...enak aja disamain sama tukang parkir. Eh...ini cewe baru lo?" tanya Dino sambil mengarahkan dagunya ke arah Anin.
"Iya lah.... Fresh fron the oven.. Gimana, cakep ga?" tanyaku.
"Wuih..cakep beud bro. Cuman masih culun... Poles dikit, bakal jozz tuh..!"katanya berbisik.
"Poles..poles. Pala lo...! Ini adek gue... Kebetulan lagi dimarih...!" kataku sambil menoyor kepalanya.
"Eh...beneran? Kaga percaya gue.. Masa adek lo secakep ini? Kalau liat kakaknya yang buluk gini, siapa mau percaya?" kata Dino songong.
"Jangkrik...lo kata gue jelek gitu? Kaya lo cakep aja...!" gerutuku.
"Haha...bercanda bro... Hmmm...atau jangan2 lo anak pungut ya bro? Nemu di jalan gitu...!"
"Nin..pulang yuk.. Ga nyangka ketemu orang stress di sini. Ga usah takut...dia udah jinak kok..!" kataku sambil beranjak berdiri.
Anin cuma ketawa geli melihat tingkah absurd aku dan Dino.
"Eh..bro... Ambekan amat lo. Kenalin napa sama adek lo ini!" katanya.
"Iya... Dek, ini namanya Dino ga pake saurus. Nah, Dino, ini adek gue...!" kataku mengenalkan mereka
Anin ketawa geli...
"Gue tahu, itu adek lo... Tapi namanya siapa? Lama-lama gue pukul juga lo...!" geram Dino.
"Dih, cowo kok ambekan. Dek, inget...jangan pernah cari cowo ambekan kayak dia... Mas ga bakal ridho...!" kataku.
Dino menghempaskan pantatnya di bangku warung. Sementara, Anin menutup mulut dengan tangan menyembunyikan tawanya.
"Namaku Anindya mas ..!" kata Anin sambil menjulurkan tangannya.
Dino mendongak menatap Anin...
"Eh...Anindya ya? Aku Dino...!" kata Dino sambil mengulurkan tangannya, hendak menyambut uluran tangan Anin.
"Eits... Ga boleh pegang-pegang...! Adek gue masih disegel ini, ga boleh sembarangan pegang...!" kataku sambil menepis tangan Dino.
"Njirrr...kakakmu over protective nih Nin...!" kata Dino.
"Wah..haruslah... Gue mesti lindungin adek gue dari cowo2 macam lo gini...!" kataku.
"Hihihi...kalian lucu deh...!" kata Anin.
Dino cuman bisa pasrah aku kerjain dan aku bully... Ahaha...senang rasanya bisa membully Dino.

Gantian lah... Masa aku terus yang dbully...
Akhirnya kami lanjutkan makan bertiga sambil ngobrol berbagai hal. Setiap Dino melirik Anin, aku sikut aja rusuknya sampai nyengir2.....huahahaha.
...arinu dan 59 lainnya memberi reputasi
60
Tutup