Kaskus

Story

congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
sargopipAvatar border
efti108Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
congyang.jusAvatar border
TS
congyang.jus
#575
Part 64
Quote:


Tahun baru di Bandung, keluarga Okta menyelenggarakan pesta kecil-kecilan di rumah. Apalagi kalau bukan acara bakar-bakaran.

Gua kebagian membuat api di arang. Bukan hal susah bagi gua. Mengingat saat masih kecil, anak-anak bengkel juga sering menyelenggarakan bakar-bakaran hasil mancing di kali pinggir jalan tol plus jagung dan singkong hasil 'panen' kebun orang😐

Bedanya, kali ini menu yang disajikan lebih mewah dari acara bakar-bakaran gua sebelumnya.

Jika biasanya gua ngebakar ikan betik dan gabus, mentok-mentoknya ikan lele. Kali ini ikan gurame sama ikan mas, boy.

Ngga lupa jagung bakarnya hasil beli, bukan hasil 'panen' dari kebun orang.

Semenjak pernyataan Okta malam lalu, hampir ngga ada yang berbeda dari sikap kami berdua. Semua berjalan biasa. Hanya saja, gua agak berharap waktu ngga berjalan terlalu cepat. Gua masih ingin menikmati kisah asmara gua, gua belum ingin ini semua berakhir.

Walau, gua tahu kalau kisah antara gua dan Okta bakal selesai kurang dari satu semester ke depan.

"Dek, si Raja bawain minuman. Dikira kipas-kipasin api mulu engga haus apa" Kakaknya Okta meminta Okta untuk mengambilkan gua minuman.

Dari kejauhan, gua kipas-kipasin arang sambil ngelihatin Okta yang lagi nuangin es sirup ke gelas.

Lalu dia berjalan ke arah gua membawa segelas penuh es sirup berwarna orange.

Gelas tersebut diletakkan di meja dekat samping panggangan yang sedang gua siapkan.

"Minjem sandal ja.." pintanya

"Emg sandalmu kenapa?" Tanya gua sambil melepas sandal yang gua pakai.

Okta ngga menjawab, hanya meletakkan sepasang sandal gua di tanah, lalu mendudukinya.

"Bocah kok urik" keluh gua pelan.

"Urik itu apa?" Okta bertanya

Gua mendekatkan mulut ke telinganya sambil mengatakan "Mau menang sendiri.."

"Ih, itu mah kamu" Protesnya

"Sana loh sana, ini abunya panas" gua mengusirnya yang malah duduk di samping gua, di depan panggangan.

"Di sini aja ah, anget. Hehe" katanya

"Masuk aja yuk, tak angetin" ajak gua, bercanda.

Muka gua malah diraupin arang sama dia😭

"Sukurin, item semua kan tanganmu" ejek gua

Mungkin, jika saat itu sudah rilis film "Dilan", gua bakal bilang begini;

"Okta, kamu jangan bikin arang, bikin arang itu berat, kamu ngga akan kuat. Nanti lengenmu gringgingen, boyokmu kemeng, kulitmu mbusik. Kamu nyundukin jagung aja"

Kurang lebih, 15-20 menit sebelum tahun berganti, hidangan yang tadi disiapkan siap untuk disajikan.

Gua istirahat sejenak sambil menyalakan rokok, memandangi keakraban dan keceriaan keluarga besar ini. Sayang, gua ngga bisa menjadi satu dari bagiannya.

"Raja, petasannya nyalain" Pinta Okta secara tidak sabar.

"Masih 4 menit lagi" kata gua setelah melihat jam digital di HP.

Quote:


Terima kasih dunia, atas perayaan harapan yang sirna.

--

Gua kembali ke Semarang, kota di mana gua bertumbuh dan berkembang, kota yang selalu menjadi tujuan pulang, serta kota yang selalu jadi awal segala hilang.

Hari hari gua kembali berjalan seperti sebelumnya, setelah 2 minggu menjalani libur semester.

Gua dan Okta menjadi semakit erat. Enggan rasanya melewati hari tanpa bertatap muka, kami benar-benar memanfaatkan waktu yang tersisa.

Namun secara perlahan, Okta sedikit demi sedikit mulai melepas gua. Segala bentuk postingan Instagram tentang gua mulai diarsipkan.

Beberapa postingan instagram gua pun juga diarsip paksa olehnya.

"Aku ngga mau nantinya jadi terlalu berat" katanya.

Karena hal tersebut, mulai banyak yang mengira bahwa kami berdua sudah ngga punya hubungan apa-apa lagi.

"Kalian putus?" Tanya beberapa orang sekitar gua secara langsung.

"Engga kok" jawab gua. "Belum"lanjut gua dalam hati.

Beberapa loby an gua mulai secara intens try hard pdkt-in gua lagi.

Beberapa chat masuk tersebut menimbulkan pertikaian antara kami berdua.

"Yang mulai siapa?, Yg punya ide ngehapus foto-foto siapa?. Giliran kejadian kayak gini, kamunya ngomel ngomel". Protes gua.

"Terus ngapain kamu tanggepin?".

"Nanggepin kek gimana? Liat sendiri lah. Kamu juga tau gimana dinginnya aku ke orang lain" balas gua.

.

.

Gua memutuskan pergi dari rumah Okta. Ngobrol ketika masih sama-sama emosi malah bisa membuat suasana makin panas.

Gua bakal omongin ini lagi besok, setidaknya ketika kami berdua sudah agak tenang.

Ketika tiba di rumah, gua update foto berdua bareng Okta. Sebagai tanda bahwa kami berdua masih terikat sebuah hubungan.

--

"Dolane adoh, balik e isuk, joki andalan.. Tapi nek masalah ati gampang ambyar, yoo ketok saru to sayangku." Ledek Mbak Oliv

"Ih ngeselin. Awas aja sampe ngadu ngadu abis disakitin cowok" ancam gua

Dikala sedang galau, bingung, hilang arah. Salah satu tujuan gua yaitu Mbak Oliv. Walaupun ngga selalu ngasih solusi, setidaknya respon dari kesayangan gua yang satu ini selalu bisa buat gua lebih tenang.

"Kan masih ada Mami wleeeemoticon-Wink" ejeknya.

"Ogah, panas kuping Mami denger kamu nangis" saut Mami dari dalem kamar.

"Mami sendiri ya yang bilang" ledek Gua diiringi ketawa keras.

"Minggir-minggir." Gua mengusir Mbak Oliv yang daritadi nggelendotin lengan gua.

"Mau ke mana?. Ngga boleh, di sini aja." Protesnya

"Mau ngerokok" gua maksa nyingkirin tangan Mbak Oliv

"Rajaaaa, kalau ngerokok di luar." Mulai keluar bawelnya si Mami.

"Tuh kan.. dibilangin juga apa" kata gua ke Mbak Oliv yang ngga segera beranjak dari lengan kanan gua.

Gua duduk di teras depan rumah Mbak Oliv, mengangkat kaki kanan ke kursi. Mengetik sebuah pesan di Gawai pabrikan Korea.

"Besok pulang sekolah jalan yuk? Mau ya?" Pinta gua ke Okta.

Gua ngga berharap pesan yg gua kirimkan bakal dibalas Okta mengingat kami masih bertikai.

Tapi ya coba saja lah, toh saling bungkam tanpa ada yang mengalah ngga bakal mengakhiri pertikaian juga.

"Ya" balasnya singkat setelah beberapa lama kemudian.

Quote:
delet3
japraha47
mirzazmee
mirzazmee dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.