Dalam kurun waktu satu bulan terakhir Ukraina banyak membuat berita yang menghebohkan di bidang pertahanan, dimulai dari dilanjutkannya negosiasi dengan Indonesia terkait sistem pertahanan pantai RK-360MC Neptune. Selanjutnya Ukraina juga menyebutkan bahwa mereka berhasil meraih kontrak senilai US$ 200 juta untuk penjualan rudal R-27 kepada sebuah negara di Asia. Dan kabar terbaru menyebutkan bahwa, Ukraina akan memperlihatkan drone Bayraktar TB2 untuk pertama kalinya.

Dikutip dari MIL.IN.UA(01/08/2021), tetangga Rusia ini dikabarkan bakal memperlihatkan drone kombatan terbaru mereka pada parade militer dalam perayaan hari Kemerdekaan Ukraina yang digelar tanggal 24 Agustus 2021. Drone tersebut nantinya akan diangkut dengan truk trailer.

Ukraina memesan total 48 unit Bayraktar TB2 buatan Turki, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Ukraina dikabarkan akan menggunakan drone tersebut. Saat ini Angkatan Udara Ukraina sudah menerima 6 unit, sementara Angkatan Laut Ukraina baru menerima unit perdana drone buatan menantu Presiden Erdogan tersebut.





Keberadaan drone Baykraktar TB2 di Ukraina membuat hubungan antara Turki dan Rusia agak memanas. Hal itu diungkapkan Duta Besar Rusia untuk Turki, Alexei Yerhov, ia merasa khawatir atas penggunaan drone Bayraktar TB2 oleh Ukraina. Dikhawatirkan drone tersebut akan digunakan untuk menyerang Donbass, wilayah di sebelah timur Ukraina yang banyak dihuni kelompok pro Rusia.

Hubungan antara Rusia dan Ukraina memang mulai merenggang dan terus memanas, setelah keduanya terlibat konflik di wilayah Krimea pada tahun 2014. Kekhawatiran Rusia tentu beralasan, mengingat Bayraktar TB2 sudah menyandang gelar "battle proven" dalam Perang di Suriah dan Libya, serta perang Armenia dan Azerbaijan. Di mana dalam perang tersebut, sistem hanud (pertahanan udara) Pantsir S-1 banyak yang menjadi korban.





Aksi Bayraktar TB2 yang paling diingat tentu saat terlibat dalam konflik Azerbaijan-Armenia, di mana waktu itu drone milik Azerbaijan berhasil menghancurkan sistem pertahanan udara Pantsir S-1 milik Armenia. Keberhasilan penggunaan Bayraktar TB2 pada konflik tersebut juga membuat doktrin peperangan modern pun berubah, di mana pihak militer di berbagai negara mulai aktif untuk mengakusisi drone dengan kemampuan tempur tersebut.

Sebelumnya pada Oktober 2020, Turki menghadapi embargo dari Rotax, perusahaan asal Kanada ini menghentikan pasokan mesin untuk Bayraktar TB2. Mereka mengembargo Turki, karena mesin yang terpasang pada drone tersebut digunakan untuk berperang. Perusahaan asal Inggris, Andair Ltd juga melakukan embargo. Andair Ltd adalah perusahaan yang selama ini memasok sistem fuel pumps, check valves dan water holders.

Meski diembargo, Turki tidak kehilangan akal. Untuk menggantikan mesin buatan Rotax, mereka memakai mesin produksi dalam negeri, PD170 buatan TEI (TUSAS Engine Industries Inc). Sementara untuk menggantikan kamera WESCAM yang juga buatan Kanada, drone ini telah menggunakan kamera beresolusi tinggi CATS FLIR produksi Aselsan. Sementara untuk menggantikan komponen buatan Inggris, Turki juga sudah memproduksi komponen pengganti buatan dalam negeri.

Bayraktar TB2 dapat membawa muatan senjata maksimum 150 kg. Drone ini dapat terbang hingga ketinggian maksimum 6.858 meter dan punya endurance terbang 24 jam. Drone Bayraktar TB2 sendiri masuk dinas militer Turki pada tahun 2014, saat ini Bayraktar TB2 sudah digunakan Qatar, Libya, dan Azerbaijan. Selain itu, Polandia juga sudah resmi memesan 24 unit Bayraktar TB2.





Demikian sedikit update berita dari Ukraina dari segmen drone, semoga pembahasan kali ini bisa bermanfaat dan menambah referensi baru untuk agan dan sista, sampi jumpa