Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Prank Rp 2 Triliun : SOS Bagi Buronan BLBI
Spoiler for prank:


Spoiler for video:


“Not only is a good prank harmless, but, like a good story, it reveals an essential truth that would otherwise be hidden” – Mac Barnett (Penulis Buku Anak-anak)

Hal tersebut diucapkan Mac Barnett saat wawancara dengan Roger Sutton soal buku anak-anak yang ia tulis bersama Jory John tentang sepasang anak-anak yang kerap kali melakukan lelucon atau ‘prank’, berjudul The Terrible Two.

Menurut Mac, ‘prank’ adalah cara yang sangat ampuh untuk menyibak absurd-nya tatanan ketertiban dunia. Sangat banyak upaya untuk menciptakan ketertiban, padahal suatu ketertiban bukan berarti ketertiban yang sebenarnya. ‘Prank’ mempertunjukkan di bawah wajah ketertiban ada kesenangan, canda tawa, dan ketidakteraturan.

Tapi bagaimana jika ‘prank’ itu telah membuat satu negara kaget? Apakah ada kebenaran lain yang sebenarnya tengah terungkap?

Baru-baru ini Indonesia digemparkan dengan sumbangan fantastis sebesar Rp 2 triliun yang diserahkan oleh mendiang Akidi Tio melalui anaknya Heriyanti untuk penaganan Covid-19. Sumbangan ini pun disambut meriah dan dipuja-puji oleh BuzzeRp pendukung istana seraya membandingkannya dengan keturunan pribumi serta keturunan arab yang disebut tak pernah menyumbang dengan nilai sebegitu besarnya.

Namun kini semua hening, mundur diam-diam masuk semak seperti meme Homer Simpson. Sebab ternyata satu Indonesia kena ‘prank’ berjamaah. Duit Rp 2 triliun yang mau disumbangkan itu kini entah berada dimana. Nama Akidi Tio lantas trending di Indonesia usai peristiwa tersebut.

Sumber : CNN Indonesia[Rp2 Triliun Akidi Tio]

Prank sumbangan ini pun menimbulkan kisruh lain soal uang Rp 11.000 triliun yang pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Akibatnya 11.000 T pun turut menjadi trending topic di jagat Twitter.

Jokowi menyebut uang Rp 11.000 triliun saat menggelar sosialisasi tax amnesty di Makassar pada 2016 silam. Dalam sosialisasi itu, Jokowi mengatakan harta orang Indonesia yang disimpan di luar negeri sangat banyak. Namun, mayoritas harta tersebut belum dilaporkan ke Ditjen Pajak.

Senada, Prabowo Subianto juga pernah mengulang narasi tersebut pada 2019 lalu di Sleman, Yogyakrta. Katanya Indonesai dalam kondisi tak benar, sebab Rp 11.000 triliun uang WNI berada di luar negeri.

Sumber : Detik [11.000 T Ramai di Twitter]

Lantas siapakah yang membawa kabur harta tersebut dari Indonesia? Tak lain adalah para pengusaha keturunan China yang telah membawa lari uang bantuan dari Indonesia ke luar negeri saat era krisis moneter 1998 lalu.

Fenomena itu pernah diucapkan mantan dirut PLN serta pendiri dari Jawa Pos Group, Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan mengatakan orang Tionghoa itu punya perasaan terancam yang tidak habis-habisnya. Mereka harus punya tabungan dalam dolar. Harus pula di luar negeri. Sewaktu-waktu jiwa mereka terancam masih ada “pegangan”.

Sikap seperti itu mulai berubah sekitar 10 tahun terakhir. Ketika hak-hak minoritas sudah disamakan dengan warga mayoritas. Tapi tabungan lama seperti yang ada di Singapura maupun negara-negara lainnya tidak serta merta dibawa pulang. Tax amnesty yang digencarkan pemerintah selama ini dimaksudkan untuk menarik uang seperti itu.

Termasuk dana sumbangan Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun yang diketahui ada di sebuah bank di Singapura. Berdasarkan laporan harian Kompas, dana tersebut merupakan tabungan Akidi Tio sejak nilai dollar masih Rp 4.000/dollar. Artinya, pengusaha besar asal Sumatera Selatan ini sudah menabung di bank Singapura sejak zaman Presiden Soeharto.

Dahlan menjelaskan, kalau uang Rp 2 triliun milik Akidi Tio benar ada di bank Singapura, berarti nilainya sekitar SGD 200 juta. Namun belum jelas apakah berupa tabungan, rekening, atau deposito.

Sumber : Pojok Satu [Sumbangan Akidi Tio Ada di Bank Singapura]

Jadi, dari paparan tersebut kita dapat ambil kesimpulan bahwa uang Indonesia selama ini dibawa lari ke luar negeri oleh para pengusaha keturunan pengkhianat Partai Komunis China yang bermukim di Indonesia. Indonesia yang telah memberi mereka tempat untuk hidup, makan, hingga beranak-pinak di negeri ini.

Prank oleh Heryanti yang disebut-sebut sebagai putri bungsu dari Akidi Tio mengingatkan kita pula pada Julianto Tio. Ia merupakan pemilik PT Tionaga Jaya Lestari yang didirikannnya pada tahun 2005. Tapi kita semua tentu lebih mengenalnya karena kasus perselingkuhannya dengan Veronica Tan, mantan istri Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok.

Sumber : Tribunnews [Julianto Tio]

Keterkaitan ketiganya, prank 2 T Heriyanti putri bungsu Akidi Tio, Rp 11.000 T, dan Julianto Tio, menimbulkan beberapa pertanyaan :

1. Adakah keterkaitan antara Akidi Tio dan Julianto Tio?
2. Benarkah Heryanti pewaris Akidi Tio?
3. Benarkah klaim Heryanti bahwa ada aset likuiditas senilai SGD 200 juta milik Akidi Tio yang tersangkut di Singapura?

Sebelum menjawab semuanya, mari kita tengok dari nama keluarga Tio tersebut. Marga Tio adalah romanisasi dari Marga Teochew atau Tiochiu. Bentuk Romanisasi dari Teochew bermacam-macam, yang merupakan varian dialek dari Tiu, dimana huruf T berubah menjadi CH, D, TJ, maupun Zh, kemudian  huruf I berubah menjadi E, dan Akhiran U bisa berubah menjadi O, N, Ng, H. Contoh Diao dan Zhang, juga merupakan varian dialek dari cara membaca huruf kanji China untuk kata Tiu, sebagaimana Teo, Tio, dan sebagainya.

Sumber : ITBU [Marga Tionghoa]

Tiu merupakan salah satu marga yang paling banyak digunakan oleh para keturunan Hokkien atau Hoklo yang berasal dari Fujian dan sekitarnya, termasuk Guangdong. Di Canton atau kini disebut Guangzhou yang merupakan ibukota dari provinsi Guangdong, bercampurlah Hokkien dan Hakka, dua sub-suku Han yang saling bermusuhan, sehingga mempengaruhi kebudayaan Tiucu. Ada arsiran antara kebudayaan Hokkien dan Hakka di dalam Tiucu.

Sebagai informasi, permusuhan antara Hokkien dan Hakka terjadi karna orang-orang Hakka sering menjadi sasaran diskriminasi dari kelompok etnis Han lainnya. Arti dari “Hakka” adalah “tamu”, dikarenakan kelompok mereka tergolong sebagai pendatang baru di suatu wilayah. Sebutan inilah yang akhirnya diambil menjadi nama kelompok mereka.

Di China, orang-orang Hakka sering kali dianggap sebagai kelompok yang kurang beradab dan miskin. Sebab mereka biasanya sering berpindah-pindah dan menempati tanah yang kurang subur.

Bahkan pada era dinasti Qing terjadi peristiwa genosida anti-Hakka yang membunuh lebih kurang 30.000 orang Hakka dalam sehari.

Sehingga dari sini kita dapat lihat sendiri, Hokkien yang termasuk ke dalam kelompok mayoritas didominasi pemangku tradisionalisme China era kerajaan, yang memuja kekayaan dan adat istiadat, sedangkan Hakka yang acap kali mengalami diskriminasi serta paling miskin membentuk sifat kelompok yang keras dan gigih bekerja.

Itulah mengapa, kelompok Hakka menjadi generasi yang menjadi kunci penting modernisasi China. Dalam sejarahnya, banyak orang Hakka menjadi figur politik terkenal seperti Dr Sun Yat Sen, tokoh yang memerdekakan China dari rezim kerajaan. Lalu ada pula Deng Xiao Ping, tokoh yang mendorong keterbukaan China sehingga menghasilkan wilayah ekonomi bebas di RRC. Kemudian Lee Kuan Yew (mantan PM Singapura), dan Thaksin Sinawatra, mantan PM Thailand yang memiliki kebijakan kuat anti RRC serta pro kudeta militer di Thailand.

Sumber : Tionghoa [Suku Tionghoa di Indonesia]
Sumber : Kumparan [Gorbachev]

Dengan kata lain Hokkien lebih didominasi pemangku tradisionalisme China era kerajaan, yang memuja kekayaan dan adat istiadat sedangkan Hakka yang selama ini mengalami diskriminasi akan sangat tidak peduli dengan nilai tradisionalisme China era kerajaan. Perbedaaan karakter tersebut menyebabkan karakter Hokkien di perantauan condong bersifat ekslusif dan introvert, dimana mereka jarang menunjukkan kekayaannya kepada warga perantauan dan akan lebih memilih memakmurkan daerah leluhur. Sedangkan Hakka yang tak akan mau kembali ke China daratan akan lebih membaur serta berperilaku ekstrovert di perantauan.

Ketertutupan dan misteri tentang keluarga Akidi Tio menjadi bukti karakter Hokkien di perantauan tersebut.

Tak hanya pada Akidi Tio, karakter serupa juga ada pada Julianto Tio. Memang tidak ada bukti tertulis tentang korelasi antara Akidi Tio dan Julianto Tio, walau bisa saja Julianto Tio adalah salah satu dari 7 anak Akidi Tio, dimana yang sudah disebut namanya antara lain Ahok, Pau Luk, Aguan, Pau Cen, dan Ahoeng, selain Heryanti.

Sumber : Detik [Kabar Kabur Donasi Akidi]
Sumber: Suara [Berdonasi Rp 2 Triliun, Akidi Tio Punya 7 Anak Pengusaha Bergaya Hidup Sederhana]

Namun jika kita analisis dari segi penamaan, terlihat adanya kedekatan dengan Hakka. Seperti dilihat dari cara menyebut namanya menjadi Akidi, kemudian nama tiga anaknya Ahok, Aguan, dan Ahoeng, merupakan gaya Hakka. Dalam Hokkien, missal seseorang bernama Ki Tio akan memiliki nama panggilan Ki ki, sedangkan dalam Hakka (dialek Khek) akan menjadi A Ki.

Hal ini berbeda dengan Julianto Tio yang tidak memiliki nama panggilan A Ju, melainkan membiarkan media menyebutnya sebagai Julianto Tio. Hal ini menunjukkan pula bahwa keluarga Tio dari Julianto memiliki budaya Hokkien yang kental. Itulah mengapa ia cocok dengan Veronica Tan.

Marga Tan berasal dari negara kuno Tan yang kini berlokasi di sebelah barat Provinsi Shandong. Selama Periode Semi dan Gugur (771 – 461 SM), negara ini kalah dan dikuasai Negara Qi. Pengadilan saat itu mengubah marga seluruh orang Tan menjadi Tan sebagai pengingat kekalahan negaranya. Marga Tan selanjutnya berkembang pesat di Provinsi Hunan, tempat yang juga jadi tanah kelahiran Mao Zedong.

Provinsi Hunan berdekatan dengan Fujian (Hokkien) maupun Guangdong (Canton), serta berarsiran dengan wilayah asal orang-orang Hakka di Pegunungan Fujian dan Guangdong. Karena lebih dekat dengan Hokkien tentu nilai adat istiadatnya lebih mirip, sehingga hubungan Veronica Tan dan Julianto Tio tampak cocok ketimbang dengan Ahok (Hakka) yang diiibaratkan bagai mengawinkan kucing dan anjing.

Kembali lagi ke soal harta warisan Akidi Tio di Singapura senilai SGD 200 juta, tentu ada pertanyaan yang harus dijawab. Benar ada atau tidak? Seandainya benar, mengapa baru sekarang diperjuangkan oleh 7 anaknya yang bermukim di Indonesia? Mengapa Heryanti tidak menggunakan marga Tio di belakangnya? Apakah diselundupkan lewat Heryanti(o)? Atau jangan-jangan bukan anak pewaris utama.

Sebab Hokkien memiliki tradisi poligami. Tengok saja Eka Tjipta Wiaya pendiri Sinarmas yang seorang Hokkien dari Fujian. Sepengetahuan Freddy Wijaya yang merupakan anak pertama dari istri ketiga Eka Tjipta Widjaja, ayahnya memiliki lima istri dengan 28 orang anak. Namun tulisan di Washington Post tanggal 11 September 1994 menyebutkan teman keluarga dan rekan dari Eka Tjipata memiliki 40 anak dari jumlah istri yang diduga berada di angka dua digit.

Sumber : Bisnis [Freddy Gugat Hak Waris Eka Tjipta Pendiri Sinar Mas, Berapa Biayanya?]
Sumber : Washington Post [INDONESIA'S EKA TJIPTA WIDJAJA]

Maka bisa saja Akidi Tio ketika hidup di Singapura punya alhi waris yang sah di sana, dan ketika meninggal tidak meninggalkan surat wasiat. Akibatnya terjadi sengketa antara pewaris, baik yang diakui maupun tidak.

Apalagi Heryanti memiliki utang senilai Rp 3 miliar kepada seseorang yang disebut Dahlan Iskan sebagai seorang janda ‘cantik’, namun sudah bertahun-tahun belum dibayar.

Jika Heryanti tak mampu membayar utang senilai Rp 3 miliar. Apakah betul memang ada dana SGD 200 juta tersebut? Atau hanya halusinasi Heryanti saja? Seandainya halusinasi, mengapa bisa menjanjikan hibah senilai Rp 2 triliun yang membuat 1 Indonesia gempar?

Apalagi Heryanti mengaku mampu membayar utang tersebut karena uang simpanan ayahnya di Bank Singapura berjumlah Rp 16 triliun, jika ada.

Sumber : Disway [Perjuangan 2 T]
Sumber : Disway [Menunggu 2 T]
Sumber : RMOL Banten [Mengurai Benang Kusut Skandal Sumbangan 2 T]

Maka mungkinkah dana Rp 2 triliun (SGD 200 juta) di Singapura ini wajar dihibahkan sebagai bantuan Covid-19? Bisa saja, karena patut disangsikan jika ini sekedar halusinasi.

Mengapa demikian?

Coba kita tengok kembali pernyataan HUT ke-100 Partai Komunis China dari Ketum PDIP Megawati beberapa waktu yang lalu yang sebenarnya bukan menggambarkan hubungan antara Teuku Umar dan PKC, melainkan sebuah kampanye lanjutan yang dilakukan Sutiyoso tahun 2016 lalu yang ‘menyelamatkan’ Samadikun Hartono salah satu dari penyalahguna Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang ditangkap pemerintah China atas permintaan BIN.

Pernyataan Megawati tersebut bertujuan untuk mengancam para buronan BLBI yang juga buronan PKC yang telah melarikan uang hibah Bank Indonesia ke luar negeri, untuk dijadikan aset pribadinya, agar segera dikembalikan ke Indonesia.

Sebab para buronan BLBI ini, adalah keturunan langsung dari para buronan komunis China yang di era 1960-an (era revolusi kebudayaan Mao Zedong) lari ke berbagai wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur sehingga dapat hidup layak. Tapi malah berkhianat pula terhadap tanah yang telah memberinya suaka, kabur ke negara baru, membawa uang hibah Bank Indonesia, untuk diklaim sebagai dana milik pribadi.

Maka, manuver pewaris Akidi Tio, baik pewaris sah atau tidak, yang menciptakan prank hibah dana Covid-19 Rp 2 triliun memiki tujuan:
1. Mengharapkan pemerintah Indonesia menjadikan kasus sengketa dana Akidi Tio di Singapura sebagai bagian dalam program Tax Amensty II dengan model khusus untuk repatriasi.
2. Seandainya poin 1 berhasil, maka pewaris Akidi Tio berharap pemerintah Indonesia menerima hibah Bank Indonesia yang dibawa kabur, dibarter dengan hibah dana Covid-19 agar impas.
3. Memulihkan nama baik keluarga Akidi Tio karena telah turut melarikan dana hibah BI ke luar negeri sebagai dana milik pribadi.

Alasan ini lebih logis dari pada halusinasi karena stress. Sebab sejak Megawati mendeklarasikan pertemanan dengan PKC yang berarti siap menyeret buronan BLBI ke PKC, maka seluruh buronan BLBI yang masih mangkir dan memarkir dananya di luar negeri pasti gemetaran.
Diubah oleh NegaraTerbaru 05-08-2021 10:55
alanreihan
arifriot
alfidanger
alfidanger dan 8 lainnya memberi reputasi
7
2.9K
46
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Tampilkan semua post
fitrigraciaAvatar border
fitrigracia
#1
gila sih 1 negara kena prank sama nih orang, bisa2nya ya. apa ini orang ga mikir panjang? segala bawa almarhum bapaknya lagi, kacaaauuuuu
padpod
bumibulat123
bumibulat123 dan padpod memberi reputasi
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.