Quote:
Dirut RSUP Dokter Muhammad Djamil Padang, Yusirwan Yusuf mengajak masyarakat yang tak percaya dengan virus corona (Covid-19) untuk melihat langsung ruang perawatan. Dia ingin kalangan yang tidak percaya untuk melihat langsung kondisi saat ini.
"Siapapun yang tidak percaya, ayo ikut bersama saya ke ruangan Covid tersebut," Kata Yusirwan Yusuf kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/7).
"Bagi siapapun yang tidak mempercayainya, entah itu da'i, sarjana pertanian, atau siapapun silahkan yok saya tantang ikut bersama saya," tambahnya.
Yusirwan mengaku tantangan untuk datang langsung melihat pasien Covid di rumah sakit juga pernah disampaikannya dalam sebuah diskusi virtual bersama tokoh-tokoh, ulama dan pemangku adat di Sumatera Barat beberapa waktu lalu.
Dia ingin memperlihatkan situasi penanganan pasien Covid-19 saat ini yang begitu mengkhawatirkan. Harapannya agar mereka yang tidak percaya menjadi percaya dan mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Yusirwan, keberadaan kalangan yang tidak percaya dengan Covid-19 menghambat penanganan di lapangan. Mereka kerap mengabaikan protokol kesehatan, sehingga penularan jadi makin sering terjadi.
"Kita bisa melihat meskipun kasus peningkatan kasusnya hingga 400 persen, tapi masih banyak masyarakat yang tidak patuh akan prokes, terutama masyarakat di daerah-daerah," ujar Yusirwan.
Yusirwan mengatakan bahwa angka kematian pasien Covid-19 di Padang tergolong kecil jika dibandingkan jumlah penduduk, yakni hanya 5 persen dari total jumlah penduduk.
Meski demikian, dia tidak mau itu disepelekan. Dia berharap masyarakat percaya dengan Covid-19 dan mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari risiko kematian.
"Tapi lima persen itu merupakan nyawa manusia yang wajib diselamatkan secara medis. Jadi, boleh berkunjung dan berwisata Covid-19, semua petugas akan dipersiapkan untuk memberikan akses" tambah Yusirwan.
Yusriwan lalu berharap setiap elemen masyarakat, terutama tokoh agama dan adat, untuk bersama-sama memerangi virus corona. Menurutnya itu tindakan konkret yang bisa dilakukan agar pandemi bisa segera terkendali.
Yusirwan mengatakan hal itu juga didorong oleh masih banyaknya pemuka masyarakat, seperti ulama dan pemangku adat yang berbicara di masjid atau di forum-forum adat bahwa keberadaan virus corona merupakan hoaks dan konspirasi semata.
"Bagaimanapun, masyarakat kita tetap akan lebih mempercayai apa yang dikatakan oleh ulama di masjid ketimbang yang disampaikan oleh dokter," kata dia.
"Siapapun itu, inilah kondisi riilnya, melihat pakaian tenaga medis yang begitu sesak, pasien yang menumpuk dan desak-desakan di rumah sakit akibat Covid-19," kata Yusirwan.
"Pasien yang berdesak-desakan karena harus bergantian menggunakan ventilator dan hasil rontgen paru-paru setiap orang yang terkena virus membahayakan itu. Namun jika masih ada yang tidak mempercayainya, apa boleh buat," sambungnya
Ia juga mengimbau agar masyarakat meminimalisir kegiatan yang berada di luar rumah, termasuk ibadah berjamaah. Sebab, Kegiatan berkumpul itu bisa menjadi pemicu penyebaran.
Mengenai keadaan RSUP M.Djamil, Yusirwan mengatakan saat ini sudah ada 358 kamar yang digunakan hanya untuk pasien Covid-19 saja. Sebanyak 141 ruangan di antaranya merupakan ruangan ICU dan HCU.
Sumber
Good
Coba yang dilapangan dan terlibat langsung sama kasusnya, konfrontasi mereka yg bodoh bodoh gitu disekitar. Biasanya himbauan orang kantor gak mempan
Lebih mantep kalo diendorse Satgas juga
Partai kalo mau cari muka, bisa backup juga. Jangan kerja buat suara, kerja dulu buat kemanusiaan. Tar suara lu datang sendiri