Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

93.115.24.210Avatar border
TS
93.115.24.210
Lembaga Eijkman: Sudah Ada 3 Kasus Varian AY.1 'Delta Plus' di Indonesia
Lembaga Eijkman: Sudah Ada 3 Kasus Varian AY.1 'Delta Plus' di Indonesia


Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio membenarkan varian Corona AY.1 atau yang disebut varian 'Delta Plus' sudah ada di Indonesia. Varian Corona AY.1 sebelumnya dilaporkan Public Health England memiliki mutasi K417N yang berada di protein spike, membantu virus menginfeksi tubuh manusia.

"Varian Delta Plus sebenarnya belum resmi. Kalau yang dimaksud AY.1 sudah ada tiga," jelas Prof Amin kepada detikcom melalui pesan singkat, Selasa (27/7/2021).

Meski begitu, Prof Amin belum merinci di mana saja varian AY.1 atau varian 'Delta Plus' menyebar di Indonesia. Sementara, berdasarkan laporan Balitbangkes Kemenkes RI per 24 Juli 2021, sudah ada 966 kasus COVID-19 varian berbahaya di Indonesia yaitu 897 kasus COVID-19 varian Delta (B16172), 56 kasus varian Alpha (B117), 13 varian Beta (B1351).

COVID-19 varian Delta paling banyak ditemukan di DKI Jakarta yaitu 296 kasus. Disusul Jawa Barat 254 kasus, dan Jawa Tengah 154 kasus.

Apa bahayanya varian 'Delta Plus'?

Lembaga Eijkman: Sudah Ada 3 Kasus Varian AY.1 'Delta Plus' di Indonesia
ILUSTRASI DELTA PLUS-PLUS


Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Soumya Swaminathan, menjelaskan varian Corona 'Delta Plus' memiliki mutasi yang ada dalam varian Beta (B1351) dan varian Gamma (P1) yang masuk COVID-19 varian berbahaya menurut WHO.

"Mutasi itu memiliki potensi untuk mempengaruhi respons antibodi dalam melawan virus. Sehingga, ada sedikit kekhawatiran bahwa varian ini akan menjadi lebih mematikan, karena ia menjadi lebih kebal terhadap obat-obatan," kata Dr Soumya yang dikutip dari Twitter resmi WHO, Selasa (27/7/2021).

Lembaga Eijkman: Sudah Ada 3 Kasus Varian AY.1 'Delta Plus' di Indonesia
SALAH SATU VARIAN DELTA PLUS-PLUS


Berikut sebaran lengkap varian Corona berbahaya di Indonesia per 24 Juli 2021.

Varian Corona Delta: 897
Sumatera Utara: 20 kasus
Bengkulu: 3 kasus
Lampung: 3 kasus
Sumatera Selatan: 8 kasus
Kepulauan Riau: 1 kasus
Banten: 12 kasus
Jawa Barat: 254 kasus
DKI Jakarta: 296 kasus
DIY: 20 kasus
Jawa Timur: 14 kasus
Jawa Tengah: 154 kasus
Bali: 8 kasus
Nusa Tenggara Barat: 16 kasus
Nusa Tenggara Timur: 40 kasus
Kalimantan Tengah: 4 kasus
Kalimantan Timur: 13 kasus
Kalimantan Utara: 8 kasus
Sulawasi Selatan: 11 kasus
Sulawesi Barat: 1 kasus
Gorontalo: 1 kasus
Papua: 10 kasus

Varian Corona Alpha: 56 kasus
Sumatera Utara: 2 kasus
Riau: 1 kasus
Sumsel: 1 kasus
Kepulauan Riau: 3 kasus
DKI Jakarta: 35 kasus
Jawa Barat: 9 kasus
Jawa Timur: 2 kasus
Jawa Tengah: 1 kasus
Kalimantan Selatan: 1 kasus
Bali: 1 kasus

Varian Corona Beta: 13 kasus
Jawa Barat: 2 kasus
DKI Jakarta: 8 kasus
Jawa Timur: 1 kasus
Bali: 1 kasus
Kalimantan Tengah: 1 kasus



https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5658700/lembaga-eijkman-sudah-ada-3-kasus-varian-ay1-delta-plus-di-indonesia?tag_from=wp_nhl_4&_ga=2.191936682.1679638141.1611490610-1028410240.1579675154




4 Fakta Varian AY.1 'Delta Plus' yang Disebut Sudah Masuk Indonesia


Lembaga Eijkman: Sudah Ada 3 Kasus Varian AY.1 'Delta Plus' di Indonesia



Varian Delta Plus menambah daftar varian baru Corona yang perlu diwaspadai. Jika varian Delta saja sudah lebih menular, bagaimana dengan varian Delta Plus ya?

Dalam laporan Public Health England, varian Delta Plus ini diidentifikasi pada enam genom dari India yang dilaporkan pada 7 Juni lalu. Badan kesehatan Inggris tersebut telah mengkonfirmasi keberadaan total 63 genom varian Delta dengan mutasi K417N.

Kenapa disebut varian Delta Plus?
Varian Delta Plus yang memiliki kode B1617.2.1 atau AY.1 ditandai dengan adanya mutasi K417N. Mutasi itu ada pada protein spike virus Corona yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia.

Menurut Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Soumya Swaminathan, tamnbahan istilah 'Plus' pada varian Delta Plus menandakan bahwa varian tersebut telah mengalami mutasi lebih lanjut. Mutasi yang ada pada varian Delta Plus ini juga ditemukan pada varian Beta (B.1351) dari Afrika Selatan dan Gamma (P.1) dari Brazil.

"Mutasi itu memiliki potensi untuk mempengaruhi respons antibodi dalam melawan virus. Sehingga, ada sedikit kekhawatiran bahwa varian ini akan menjadi lebih mematikan, karena ia menjadi lebih kebal terhadap obat-obatan," kata Dr Soumya yang dikutip dari Twitter resmi WHO, Selasa (27/7/2021).

Bagaimana efek varian Delta Plus terhadap pengobatan?

Varian Delta Plus ini disebut-sebut kebal terhadap pengobatan kombinasi antibodi monoklonal untuk COVID-19 yang disahkan di India. Pengobatan tersebut mencakup Casirivimab dan Imdevimab, yang sudah menerima otorisasi penggunaan darurat di India dari Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat.

Apakah lebih menular?
Menurut ahli imunologi Vineeta Bal, resistensi varian Delta Plus terhadap kombinasi antibodi monoklonal bukanlah indikasi virulensi atau tingkat keparahan yang lebih tinggi. Ia mengatakan belum ada alasan untuk khawatir karena prevalensi varian Delta Plus ini masih tergolong rendah.

"Seberapa menular varian baru ini akan menjadi faktor penting untuk menentukan penyebarannya yang lebih cepat atau sebaliknya," jelas Vineeta Bal kepada kantor berita PTI.

Hal senada juga diungkapkan Dr Soumya di Twitter resmi WHO. Menurutnya, kasus yang berkaitan dengan varian Delta Plus ini masih sangat jarang ditemukan, termasuk secara global.

Apa saja gejala varian Delta Plus ini?
Ahli virologi top di India mengatakan gejala varian Delta Plus ini hampir sama dengan gejala yang ditemukan pada varian Delta dan varian Beta (B1351). Dikutip dari Hindustan Times, beberapa gejala tersebut meliputi:

Batuk
Diare
Demam
Sakit kepala
Ruam kulit
Perubahan warna pada jari tangan dan kaki
Nyeri dada
Sesak napas

Para ahli juga mengumpulkan gejala lain yang dikaitkan dengan varian Delta Plus, yaitu

Sakit perut
Mual
Kehilangan nafsu makan.


https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5658753/4-fakta-varian-ay1-delta-plus-yang-disebut-sudah-masuk-indonesia?tag_from=wp_nhl_2&_ga=2.204200080.1679638141.1611490610-1028410240.1579675154

Diubah oleh 93.115.24.210 27-07-2021 08:40
nomorelies
nomorelies memberi reputasi
1
1.7K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
gaygeneAvatar border
gaygene
#4
nah gitu dong, rikues varian yang mixing sama rabies duong, biar yang keinfeksi jadi binal pengen gigit gigit terus, yang kegigit jadi ikutan binal pengen gigit orang lain juga emoticon-Embarrassment
nomorelies
nomorelies memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.