- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#136
Chapter 90
Quote:
Kedatangan rombongan dari pemerintahan pagi-pagi sekali sudah sampai di markas pusat BASS. Mereka terdiri dari badan pengawasan negara dan badan keamanan yang mengurusi pertahanan negara khususnya Surban City yang merupakan ibu kota. Bukan tanpa alasan, insiden yang menimpa wilayah 14 tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi membuat orang-orang ini sedikit skeptis dengan kinerja dari BASS.
Dari pihak BASS, hanya petingginya saja, yaitu direktur utama BASS dan juga pemilik kantor berita yang gedungnya bersebelahan. Lalu bagian stafnya dan juga ketua BASS, sedangkan jubirnya dipersilahkan menunggu di luar. Hawa yang dikeluarkan saja sudah sangat menakutkan, nampaknya pembicaraan ini akan berlangsung alot dan mencekam.
“Ketua memintaku menunggu di sini,” menghela nafasnya. Pagi-pagi sekali belum banyak yang bertugas, lorong lantai paling atas ini sangat sunyi dan sepi. Langkah kaki semut mungkin saja terdengar.
Sang jubir menatap keadaan kota dari kaca gedung, pemandangan yang cukup damai. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang di wilayah 14 menjalani hidup setelah sebagian kotanya hancur. Pembangunan kembali sudah dilakukan secara bertahap, luka yang membekas tidak akan pernah hilang meskipun keadaan kota kembali pulih nantinya.
Orang-orang penting dan memiliki kekuatan di Surban City itu saling duduk berhadapan satu sama lain, diruangan dengan meja panjang yang jadi pemisahnya. Orang pemerintahan yang pangkatnya lebih tinggi duduk menghadap ke direktur utama BASS. Tensinya sangat menegangkan, orang-orang penting di ruangan ini bisa membekukan kapan pun BASS jika mau.
“Langsung saja,” ucap orang pemerintahan. “kejadian itu, sungguh sangat memalukan. Bukan begitu pak Brock?” menatap tajam ke arah direktur BASS.
“Kerusakan yang terjadi tidak bisa dicegah, petugas kami sudah semampunya mengevakuasi warga sebelum kejadian mengerikan itu terjadi,” belanya.
“Tapi, yang sangat saya sayangkan adalah sikap angkuh darimu pak,” ucapannya begitu menyakitkan, apalagi banyak juga bawahan direktur dan juga ketua BASS yang hadir di situ. Namun seolah orang pemerintahan ini menyalahkan sepenuhnya kepada BASS. “sedari awal kami sudah dengan tegas siap membantu organisasi ini menghabisi para monster itu, tapi tidak ada panggilan saat itu. Dan kami sungguh kecewa,” tambahnya. “memang monsternya berhasil dimusnahkan berkat baju tempur kalian itu kan?....tetap saja akhirnya mengecewakan.”
Direktur utama tidak bisa berkata-kata lagi, membalasnya saja sudah sungkan. Jika saja tidak ada korban jiwa yang melayang, mungkin pembicaraan ini bisa sebanding di dua sisi. Ketua BASS sendiri tidak bisa mengungkapkan pendapatnya juga, baju tempunya belum bisa berbuat dengan baik. Selalu saja ada beaters di atas mereka.
Sang jubir sedang duduk manis ketika pintu ruangan terbuka tanda pembicaraannya telah usai, dirinya memberikan salam kepada orang-orang penting dari pemerintahan itu. Raut wajah mereka cukup gembira padahal kondisi kota sedang tidak baik-baik saja, berbanding dengan orang-orang dari BASS yang nampak sangat kecewa dengan hasil pembicaraan yang dilakukannya.
Sang jubir melihat atasannya itu menggelengkan kepalanya saat sedang mengintip ke dalam, “Seburuk itu kah?”
Ketua BASS ikut keluar beberapa saat kemudian, menutup rapat pintu yang terisi para pimpinan organisasi itu.
“Ada apa?” tanya sang jubir.
“Akan kujelaskan sambil berjalan,” langkah kakinya melangkah terlebih dahulu.
“Ingin kemana?”
“Panggil semua kapten Golden Diamond, keadaannya semakin berat saja setelah ini.”
Sang jubir menghentikan langkahnya, matanya membesar mendengar perkataan dari bosnya itu. ponselnya dikeluarkan dari saku, lalu mulai menghubungi kapten Golden Diamond satu-satu.
Penjara kaca yang dibuat khusus di lantai paling rahasia di kantor BASS itu mendadak ramai setelah bunyi ponsel dari salah orang yang ada disitu berdering keras. Pemilik dari ponsel itu adalah kapten Juka dari tim 4 yang masih menginterogasi Hunter. Tidak ada jawaban yang memuaskan hari ini juga. Hunter hanya tertawa dan bersikap tidak sopan. Wibawanya seketika hancur, berbeda dengan kapten Hunter yang dikenalnya memiliki daya juang yang tangguh.
“Apa serum itu merusak pikiranmu juga?” tanya kapten Juka.
“Hei, angkat dahulu, suaranya menggelegar se isi ruangan tahu!” bentak Hunter.
“Cih!” kapten Juka mengambil ponselnya, disitu tertera nama jubir ketua BASS. Ia pun mengangkatnya, pembicaraanya sungguh singkat hingga ponselnya kembali masuk ke dalam saku. Tanpa berbicara satu patah pun kapten Juka pergi dari situ.
“SIAL!” Hunter memukul dinding kaca itu dengan keras, semakin lama di sini membuat pikirannya tidak jernih.
Para kapten Golden Diamond berkumpul diruangan rapat, raut wajah ketua BASS sudah tidak mengenakan bahkan sebelum rapat dimulai. Sang jubir membuka rapat dengan sepatah kata, tentang topik yang akan dibicarakan dalam rapat ini.
“Hari ini--,” ucapannya dihentikan oleh tanda dari ketua BASS.
“Biar aku saja,” sudah cukup membuat sang jubir berhenti. Menghirup nafas dalam-dalam, “seperti yang kalian ketahui, orang-orang dari pemerintahan itu datang pagi tadi. Aku juga sudah memberitahukan kalian agar lebih bersiap di pagi ini, ditakutkan ada sesuatu yang terjadi setelah pertemuan tadi. Dan benar saja…..”
“Apa saja pembahasan rapat tadi dengan orang pemerintahan?” tanya kapten tim 1.
“Tidak ada pembahasan, isinya hanya menyalahkan kita saja.”
“Eh, memangnya mereka bisa apa?!” sahut kapten Lucio. “senjata biasa tidak akan melukai mereka, aku saja yang menggunakan baju tempur modifikasi masih sulit melawannya.”
“Tentang baju tempur itu…..,” semua mata tertuju pada ketua BASS. “mereka berniat untuk mengambil semuanya, dan akan dikembangkan menjadi baju tempur resmi pemerintahan.”
“APA?!” kapten Lucio tidak bisa menerimanya.
Salah satu keputusan yang diambil dalam rapat tadi adalah pemerintah nantinya akan mengambil alih semua peralatan milik BASS, termasuk baju tempur yang baru saja selesai dibuat. Anggota BASS dinilai tidak cukup kompeten dalam menggunakannya, alasan ini tidak masuk akal karena anggota BASS sendiri berasal dari kepolisian maupun militer. Tidak ada satu pun anggota yang berasal dari umum untuk saat ini.
“Jika semuanya diambil, berarti kita bertugas menggunakan apa?” kapten Lucio yang paling vocal pada rapat ini sedangkan kapten lainnya yang usia memang lebih matang memilih diam.
“Keputusan lainnya adalah membekukan BASS untuk sementara waktu,” seperti petir di siang bolong tanpa ada sedikit air hujan yang menetes. “aku tidak bisa berbuat apapun, siang nanti mereka akan datang. Untuk menguasai gedung ini sebelum menemukan tempat yang tepat untuk menyimpan semua asset BASS.”
Kapten Lucio menghentak meja dengan keras, urat-urat menjulur keluar dari dahinya. Wajahnya juga memerah, nampak kekesalan yang amat-amat tidak terkendali. Tidak ada perkataan keluar dari mulutnya, kapten Lucio keluar ruangan dengan perasaan yang kesal. Tidak ada yang menghalangi jalannya keluar, hal ini memang sudah keterlaluan. Selama BASS beroperasi lebih dari 10 tahun, kejadian seperti ini belum pernah terjadi. Memang di masa lalu dengan kondisi personil dan persenjataan yang masih sederhana semuanya bisa diatasi dengan baik.
“Biarkan saja dia,” ucap kapten tim 1. “dia yang paling muda di antara semua kapten, namun harus memegang titah kapten sangatlah sulit.”
“Karena usianya yang muda itu, apakah nantinya dia tidak akan berbuat hal nekat?” tanya kapten tim 5.
“Kapten Lucio bukanlah orang yang jahat, hal-hal seperti itu tidak akan dilakukannya.”
Ketua BASS menutup rapat dadakan dengan memberikan petuah agar jangan melawan orang pemerintah jika mereka datang ke kantor dan menutupnya. Untuk urusan kapten Lucio akan dibicarakan olehnya secara pribadi. Para kapten menerimanya dengan lapang, apalagi mereka skuad paling dalam yang dimiliki organisasi. Tentunya sikap professional dan rendah diri harus diperlihatkan. Diantara para kapten yang merasa pemerintah terlalu berlebihan, diam-diam ada yang tersenyum dan menantikan langkah pemerintah.
Dari pihak BASS, hanya petingginya saja, yaitu direktur utama BASS dan juga pemilik kantor berita yang gedungnya bersebelahan. Lalu bagian stafnya dan juga ketua BASS, sedangkan jubirnya dipersilahkan menunggu di luar. Hawa yang dikeluarkan saja sudah sangat menakutkan, nampaknya pembicaraan ini akan berlangsung alot dan mencekam.
“Ketua memintaku menunggu di sini,” menghela nafasnya. Pagi-pagi sekali belum banyak yang bertugas, lorong lantai paling atas ini sangat sunyi dan sepi. Langkah kaki semut mungkin saja terdengar.
Sang jubir menatap keadaan kota dari kaca gedung, pemandangan yang cukup damai. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang di wilayah 14 menjalani hidup setelah sebagian kotanya hancur. Pembangunan kembali sudah dilakukan secara bertahap, luka yang membekas tidak akan pernah hilang meskipun keadaan kota kembali pulih nantinya.
Orang-orang penting dan memiliki kekuatan di Surban City itu saling duduk berhadapan satu sama lain, diruangan dengan meja panjang yang jadi pemisahnya. Orang pemerintahan yang pangkatnya lebih tinggi duduk menghadap ke direktur utama BASS. Tensinya sangat menegangkan, orang-orang penting di ruangan ini bisa membekukan kapan pun BASS jika mau.
“Langsung saja,” ucap orang pemerintahan. “kejadian itu, sungguh sangat memalukan. Bukan begitu pak Brock?” menatap tajam ke arah direktur BASS.
“Kerusakan yang terjadi tidak bisa dicegah, petugas kami sudah semampunya mengevakuasi warga sebelum kejadian mengerikan itu terjadi,” belanya.
“Tapi, yang sangat saya sayangkan adalah sikap angkuh darimu pak,” ucapannya begitu menyakitkan, apalagi banyak juga bawahan direktur dan juga ketua BASS yang hadir di situ. Namun seolah orang pemerintahan ini menyalahkan sepenuhnya kepada BASS. “sedari awal kami sudah dengan tegas siap membantu organisasi ini menghabisi para monster itu, tapi tidak ada panggilan saat itu. Dan kami sungguh kecewa,” tambahnya. “memang monsternya berhasil dimusnahkan berkat baju tempur kalian itu kan?....tetap saja akhirnya mengecewakan.”
Direktur utama tidak bisa berkata-kata lagi, membalasnya saja sudah sungkan. Jika saja tidak ada korban jiwa yang melayang, mungkin pembicaraan ini bisa sebanding di dua sisi. Ketua BASS sendiri tidak bisa mengungkapkan pendapatnya juga, baju tempunya belum bisa berbuat dengan baik. Selalu saja ada beaters di atas mereka.
Sang jubir sedang duduk manis ketika pintu ruangan terbuka tanda pembicaraannya telah usai, dirinya memberikan salam kepada orang-orang penting dari pemerintahan itu. Raut wajah mereka cukup gembira padahal kondisi kota sedang tidak baik-baik saja, berbanding dengan orang-orang dari BASS yang nampak sangat kecewa dengan hasil pembicaraan yang dilakukannya.
Sang jubir melihat atasannya itu menggelengkan kepalanya saat sedang mengintip ke dalam, “Seburuk itu kah?”
Ketua BASS ikut keluar beberapa saat kemudian, menutup rapat pintu yang terisi para pimpinan organisasi itu.
“Ada apa?” tanya sang jubir.
“Akan kujelaskan sambil berjalan,” langkah kakinya melangkah terlebih dahulu.
“Ingin kemana?”
“Panggil semua kapten Golden Diamond, keadaannya semakin berat saja setelah ini.”
Sang jubir menghentikan langkahnya, matanya membesar mendengar perkataan dari bosnya itu. ponselnya dikeluarkan dari saku, lalu mulai menghubungi kapten Golden Diamond satu-satu.
Penjara kaca yang dibuat khusus di lantai paling rahasia di kantor BASS itu mendadak ramai setelah bunyi ponsel dari salah orang yang ada disitu berdering keras. Pemilik dari ponsel itu adalah kapten Juka dari tim 4 yang masih menginterogasi Hunter. Tidak ada jawaban yang memuaskan hari ini juga. Hunter hanya tertawa dan bersikap tidak sopan. Wibawanya seketika hancur, berbeda dengan kapten Hunter yang dikenalnya memiliki daya juang yang tangguh.
“Apa serum itu merusak pikiranmu juga?” tanya kapten Juka.
“Hei, angkat dahulu, suaranya menggelegar se isi ruangan tahu!” bentak Hunter.
“Cih!” kapten Juka mengambil ponselnya, disitu tertera nama jubir ketua BASS. Ia pun mengangkatnya, pembicaraanya sungguh singkat hingga ponselnya kembali masuk ke dalam saku. Tanpa berbicara satu patah pun kapten Juka pergi dari situ.
“SIAL!” Hunter memukul dinding kaca itu dengan keras, semakin lama di sini membuat pikirannya tidak jernih.
Para kapten Golden Diamond berkumpul diruangan rapat, raut wajah ketua BASS sudah tidak mengenakan bahkan sebelum rapat dimulai. Sang jubir membuka rapat dengan sepatah kata, tentang topik yang akan dibicarakan dalam rapat ini.
“Hari ini--,” ucapannya dihentikan oleh tanda dari ketua BASS.
“Biar aku saja,” sudah cukup membuat sang jubir berhenti. Menghirup nafas dalam-dalam, “seperti yang kalian ketahui, orang-orang dari pemerintahan itu datang pagi tadi. Aku juga sudah memberitahukan kalian agar lebih bersiap di pagi ini, ditakutkan ada sesuatu yang terjadi setelah pertemuan tadi. Dan benar saja…..”
“Apa saja pembahasan rapat tadi dengan orang pemerintahan?” tanya kapten tim 1.
“Tidak ada pembahasan, isinya hanya menyalahkan kita saja.”
“Eh, memangnya mereka bisa apa?!” sahut kapten Lucio. “senjata biasa tidak akan melukai mereka, aku saja yang menggunakan baju tempur modifikasi masih sulit melawannya.”
“Tentang baju tempur itu…..,” semua mata tertuju pada ketua BASS. “mereka berniat untuk mengambil semuanya, dan akan dikembangkan menjadi baju tempur resmi pemerintahan.”
“APA?!” kapten Lucio tidak bisa menerimanya.
Salah satu keputusan yang diambil dalam rapat tadi adalah pemerintah nantinya akan mengambil alih semua peralatan milik BASS, termasuk baju tempur yang baru saja selesai dibuat. Anggota BASS dinilai tidak cukup kompeten dalam menggunakannya, alasan ini tidak masuk akal karena anggota BASS sendiri berasal dari kepolisian maupun militer. Tidak ada satu pun anggota yang berasal dari umum untuk saat ini.
“Jika semuanya diambil, berarti kita bertugas menggunakan apa?” kapten Lucio yang paling vocal pada rapat ini sedangkan kapten lainnya yang usia memang lebih matang memilih diam.
“Keputusan lainnya adalah membekukan BASS untuk sementara waktu,” seperti petir di siang bolong tanpa ada sedikit air hujan yang menetes. “aku tidak bisa berbuat apapun, siang nanti mereka akan datang. Untuk menguasai gedung ini sebelum menemukan tempat yang tepat untuk menyimpan semua asset BASS.”
Kapten Lucio menghentak meja dengan keras, urat-urat menjulur keluar dari dahinya. Wajahnya juga memerah, nampak kekesalan yang amat-amat tidak terkendali. Tidak ada perkataan keluar dari mulutnya, kapten Lucio keluar ruangan dengan perasaan yang kesal. Tidak ada yang menghalangi jalannya keluar, hal ini memang sudah keterlaluan. Selama BASS beroperasi lebih dari 10 tahun, kejadian seperti ini belum pernah terjadi. Memang di masa lalu dengan kondisi personil dan persenjataan yang masih sederhana semuanya bisa diatasi dengan baik.
“Biarkan saja dia,” ucap kapten tim 1. “dia yang paling muda di antara semua kapten, namun harus memegang titah kapten sangatlah sulit.”
“Karena usianya yang muda itu, apakah nantinya dia tidak akan berbuat hal nekat?” tanya kapten tim 5.
“Kapten Lucio bukanlah orang yang jahat, hal-hal seperti itu tidak akan dilakukannya.”
Ketua BASS menutup rapat dadakan dengan memberikan petuah agar jangan melawan orang pemerintah jika mereka datang ke kantor dan menutupnya. Untuk urusan kapten Lucio akan dibicarakan olehnya secara pribadi. Para kapten menerimanya dengan lapang, apalagi mereka skuad paling dalam yang dimiliki organisasi. Tentunya sikap professional dan rendah diri harus diperlihatkan. Diantara para kapten yang merasa pemerintah terlalu berlebihan, diam-diam ada yang tersenyum dan menantikan langkah pemerintah.
redrices dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas