Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dokterloisowienAvatar border
TS
dokterloisowien
Hoax dari dr Lois Akhirnya Memakan Korban Jiwa


Jakarta, CNBC Indonesia - Rumor mengenai penggunaan obat-obatan yang disampaikan oleh dr. Lois Owien akhirnya mulai memakan korban. Salah seorang penderita Covid-19 yang mempercayai ucapannya ini, menolak untuk mengkonsumsi obat-obatan hingga akhirnya dirinya harus meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya.

Hal ini disampaikan oleh seorang warga Depok bernama Helmi Indra, bercerita mengenai ayahnya yang belum lama ini meninggal.

Ayahnya bertempat tinggal di Tegal, Jawa Tengah ini memang bukan pertama kalinya termakan dengan berbagai berita hoax yang berkembang mengenai Covid-19.

Hingga pada akhirnya 6 Juni 2021 lalu ayahnya dinyatakan positif Covid-19. Namun ayahnya ini malah menolak untuk mengkonsumsi obat, padahal adik Helmi sudah lebih dahulu dinyatakan positif dan mengalami gejala pusing dan lemah kondisinya.

"Sayangnya, minggu-minggu itu lagi ramainya podcast-nya dokter Lois soal interaksi obat itu yang bikin banyak kematian yang ada tentang COVID-19. Nah, ayah saya percaya itu. Nggak mau minum obat banyak-banyak. Maunya obat pereda nyeri saja, takut napas hilang. Saya sempat berdebat waktu nyuruh minum obat ke Ayah," terang Helmi, dikutip dari detikcom, Sabtu (17/7/2021).

Baca: Soal Perpanjangan PPKM Darurat, Jokowi: Jangan Sampai Keliru!

Adapun sebelumnya dr. Lois ini menyebutkan bahwa banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal disebabkan karena adanya interaksi antarobat.

Tak lama setelah itu, ayahnya yang berusia 60 tahun ini meninggal dunia. Karena memang ayahnya juga memiliki penyakit pembawa (komorbid).

Sebelumnya ayahnya ini juga menolak untuk divaksinasi, lantaran adanya kabar bahwa vaksin tersebut tidak halal.

"Ayah saya termakan hoax vaksin itu haram. Padahal waktu itu saya sudah share berita soal MUI yang menyatakan vaksin itu halal. Waktu itu vaksinnya Sinovac. Padahal Bapak juga punya penyakit komorbid," terangnya.

Hingga saat ini Helmi masih merasa kesal dengan banyaknya hoax yang berkembang mengenai Covid-19. Sebab, tanpa disadari kabar palsu yang disebarkan ini berdampak pada dirinya sampai kehilangan ayahnya.

"Dampaknya luar biasa ini hoax. Bahkan saya masih berdebat dengan orang-orang yang di WA group itu. Bahkan dia nggak sadar bahwa yang di-share itu berbahaya," tandasnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-jiwa?&cf=1
nomorelies
samsol...
Cucigosok
Cucigosok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.1K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
beeSideAvatar border
beeSide
#8
Dan manusia2 penyebar hoax melenggang tanpa ada konsekuensi.

Sedangkan banyak korban berjatuhan gara2 hoax tersebut.

Rata2 semua pegang smartphone, aplikasi google tersemat secara otomatis. Untuk mencari informasi yg benar2 valid aja susah nya minta ampun. Lebih percaya broadcast WAG. Kenapa otak ditaro paling atas fungsinya buat memfilter informasi sebelum mendengarkan, melihat dan bacot
gantarIDWS
gantarIDWS memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.