Saat ini banyak muda-mudi yang berpacaran, tak jarang sekolah menjadi tempat mencari jodoh. Walau sekarang ini media sosial lebih banyak sarana untuk mencari tambatan hati, maklum muda-mudi yang bersekolah dimasa pandemi tidak merasakan duduk di dalam meja belajar di ruangan sekolah, mereka saat ini harus belajar secara online.

Namun bukan tak mungkin kaum muda mudi tak akan berpacaran, karena saat ini untuk mengenal dua insan memerlukan proses perkenalan, dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan antara dua insan. Tentu tujuan selanjutnya adalah untuk membina kehidupan selanjutnya yaitu sebuah pernikahan.



Yang menjadi masalah saat ini pacaran zaman sekarang erat kaitannya dengan seksual, mereka terkadang kebablasan sudah melakukan coitus padahal masih berstatus lajang.

Hal seperti ini sudah berlangsung lama, bahkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) di tahun 2012 saja mengungkap, 8,3 persen remaja pria dan 0,9 persen remaja wanita mereka telah berhubungan seks sebelum menikah. Itu data lawas tahun 2012 bagaimana kalau sekarang di tahun 2021? TS sudah mencari info, namun tidak mendapatkannya untuk tahun ini kalau ada yang tahu bisa di share di kolom coment ya gan.



Nah ketika pacaran, tentu akan ada rasa tak ingin ditinggal, rasa ingin selalu bertemu dan bersama. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan ketika rasa sayang itu teramat dalam, apapun yang pasangan kita minta akan selalu diberikan. Jelas hal ini salah besar, sayang boleh tapi jangan terlalu berharap besar kalau sampai ke jenjang pernikahan tujuannya kalau kamu ditinggal rasa sakit hati tidak terlalu dalam.

Putus cinta memang hal yang luar biasa, makan pun tak enak tidur pun gelisah. Ditakutkan efeknya bisa menjadikan kita stress dan terkena ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa).

Seperti gadis cantik bernama Rina. Usianya baru 20 tahun, bertempat tinggal di Dukuh Kaleng, Desa Ngebel, Kabupaten Ponorogo.



Ia mengalami ODGJ akibat pacarnya yang mengkhianati dirinya, selama 4 tahun dirinya sudah menderita penyakit ini. Depresi karena pacaran memang kerap terjadi, stress berat tentu memicu hal itu.

Ini yang perlu digariskan, pacaran silahkan saja tapi sewajarnya jangan sampai mencintai seseorang 100% cukup 20% saja, bahkan silahkan berhubungan dengan banyak teman dekat untuk hunting pasangan di masa depan.

Bisa saja ketika lagi sayang-sayangnya ditinggal, atau dikhianati karena ia bercabang dua siapa yang rugi jelas diri kamu. Putus cinta bukan saaatnya lagi untuk diratapi, tapi cukup disenyumi dan kembali menata cinta-cinta yang baru.



Kecuali kesucian kamu sudah direnggut oleh lelaki yang tidak bisa ditebak masih perjaka atau belum karena tak ada bekasnya, inilah hal yang harus di rem darurat ketika berpacaran. Tapi ada juga lelaki yang depresi ketika di tinggal kekasih, sebab dia menyanyangi kekasihnya 100%.

Ini yang ditakutkan rasa sayang berubah menjadi depresi, stress berat dan ODGJ sedangkan sang kekasih sedang asik bersama pasangan barunya. Siapa yang rugi?







https://www.facebook.com/groups/1749...32571/?app=fbl

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik
Pic : google