Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.3K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3445
BAGIAN 49
PERASAAN TERPENDAM
part 1

Pada suatu pagi Wongso duduk termenung di sebuah cafetaria. Sambil menyeruput kopi panas, pandangannya berfokus kepada sebuah tower crane yang sedang bekerja mengangkut material konstruksi bangunan yang ada di hadapannya.

Pikirannya melayang layang entah kemana ketika ia melihat burung yang terbang diantara gedung pencakar langit. Seorang pria berpenampilan necis menghampiri Wongso yang sedang menikmati lamunannya"

"Woy Broo...pagi pagi udeh ngelamun aja!! " sapa pria itu sambil menepuk punggung Wongso.

"Njiiir!! Lu ngagetin gue aja To!!" protes Wongso yang terperanjat.

"Wongso...Wongso...masih pagi lu udah ngelamun...apa sih yang lu lamunin" tanya Anto.

"Hmmm rahasia dong"kata Wongso.

"Geblek! Sok rahasia segala lu" balas Anto sambil duduk di kursi sebelah Wongso.

"Lu kayak emak-emak di komplek!! Kepo"

"Bukannya kepo Wong, tapi gue penasaran aja, kenapa seorang Wongso Suseno melamun di pagi hari sambil senyam senyum sendiri? Lu abis dikasih jatah sama Tisha ya?"

"Hmmm...enggak juga To, tapi apa normal seorang cowok yang udah punya pasangan suka sama cewek lain?"

"Anjiiir!! Maneh selingkuh Wong?"

"Enggak...enggak, bukan gitu...tapi gue akhir akhir ini kayak tertarik gitu sama cewek"

"Emang cewek itu siapa sih? Kenapa bisa bikin lu berpaling dari Tisha yang maha sempurna"

"Namanya Mala...dia asisten Tisha di tempat kerjanya"

"Ada fotonya gak?"

Wongso membuka smartphone miliknya, lalu menunukan foto Hayatiyang berada ddalam gawai itu kepada Anto.

"Cakep bener Wong, Njirrr! T*ket nya gede banget euy" Anto terkesima.

"Dasar otak mesum lu!! Liat bagian t*ket doang" bentak Wongso.

"Sorry Bro...maklum lah gue jomblo...Kenapa lu bisa tertarik sama cewek ini Wong? Padahal lu udah punya pacar sempurna"

"Semua ini gara gara Tisha juga To"

"Gara gara pacar lu?"

"Iya...Tisha udah gakboerhatian lagi sama gue, dia lebih sibuk kerja dan dialah yang nyuruh Mala buat ngerawat gue selama kemaren cedera, tiap hari dia dateng ke rumah gue, masakin makanan buat gue, ngerawat luka luka gue, bahkan ngemandiin gue...tiap hari kita selalu ngobrol dan bercanda, makanya lama lama gue sama dia semakin akrab"

"Hmmm...gue jadi bingung, kenapa pacar lu malah kayak gitu ya? Gak nyadar apa kalo cowok digitiuin bakalan tergoda?"

"Awalnya gue berusaha ga kegoda sama Mala, tapi lama lama iman gue goyah To...gue jadi suka sama dia"

"Apa yang mau lo lakuin Wong? Lu mau selingkuh sama dia?"

"Gue gak tau To...sejauh ini Mala gak nunjukin perasaan apa apa sama gue, tapi gue yang justru suka"

"Itu mah elu yang kegatelan Wong...hahaha"

"Abisnya Mala memperlakukan gue kayak pacarnya To...gue yakin, lu juga bakalan ngerasain hal yang sama kalo di posisi gue"

"Iya juga sih, tapi gue udah lama gak diperlakukan kayak pacar sama cewek, gue udah jomblo 5 tahun"

"Anjiir!! Jangan ngeluh ke gue dong! Salah sendiri gak punya pacar"

"Hahaha...maaf Wong, gue suka baper"

Elu mah suka baperan, kayak cewek aja lu!"

"Terus gimana dong langkah lu selanjutnya, apa lu mau mutusin Tisha dan jadian sama Mala atau lu pacarin mereka berdua sekaligus atau sekalian aja lu nikahin semuanya?"

"Gue bingung To, Gue masih cinta sama Tisha dan gue juga suka sama Mala, gue juga gak mau Mala dimilikin sama orang lain...tapi gue juga bakalan susah kalo punya 2 pacar"

"Hadeeeuh...bingung kan lu! Gini nih punya sohib ganteng dan tajir...suka bingung ngadepin cewek"

"Lu punya solusi apa To?"

"Kalo menurut gue sih mending lu pacarin aja tuh si Mala dan putusin Tisha"

"Tapi gue masih cinta sama Tisha To!! Gue gak mau kehilangan dia"

"Tapi kan lu bilang sendiri tadi kalo Tisha udah gak perhatian sama elu dan malah ngirim asistennya buat ngurus lu pas sakit"

Wongso terdiam ketika mendengar saran dari Anto. Ia kembali memandangi tower crane yang sedang bekerja di sebrang gedung.

"Wong...lu ngelamun lagi?" tanya Asnto sambil menepuk bahu Wongso.

"Gue pikir pikir, saran lu bener juga To...akhir akhir ini Tisha semakin jauh ama gue...dia ini makin sibuk ngurusin kerjaannya apalagi sekarang dia udah resmi jadi dokter spesialis jantung...pasiennya makin bejibun...tapi gimana caranya buat mutusin dia ya? Selama ini hubungan gue sama Tisha baik baik aja"

"Nah itu yang bikin gue bingung Wong, alasannya apa? Kalo lu tiba tiba mutusin dia karena alasan gak jelas, bisa bahaya tuh! Lu bisa kena karma"

"Bener juga lu, tapi walaupun gue udah berhasil putus sama Tisha nih...gue juga belum tentu dapetin hatinya Mala"

"Emang kenapa Wong?"

"Kata Tisha, dia udah punya cowok...namanya Arsal, dia kang ojol"

"Anjiiiir!! Lu saingan sama kang ojol? Hahahahaha, harga diri maneh mau dikemanain Wong!!"

"Gue penasaran justru sama kang ojol itu, kenapa bisa pacaran sama Mala...hmmm"

"Mungkin sama sama orang miskin kalo Wong! Mala kan asistennya cewek lu, asisten kan berarti pembantu"

"Kalo gak salah, Mala itu dulunya petugas cleaning service di klinik tempat Tisha kerja, cuman suatu hari, Mala ini berhasil nolongin banyak korba kecelakaan yang dateng ke klinik, Tisha jadi terkesima sama Mala dan mengangkatnya jadi asisten"

"Emang si Mala bisa ngobatin orang orang, Wong?"

"Dia bisa To, soalnya Mala dulu pernah kuliah kedokteran, tapi putus ditengah jalan gara gara gak ada biaya"

"Wah...Mala bener bener saingan berta buat cewek lu nih, mending kejar aja deh Bro"

"Tapi dia pacaran sama kang ojol?"

"Rebut aja Bro...bagi elu mah kang ojol itu gak ada apa apanya"

"Boleh juga ide lu To"

Wongso mulai berpikir untuk merebut Hayati dari Arsal dan memutuskan Tisha secara sepihak. Dia melanjutkan obrolan dengan Anto untuk menyusun rencana jahatnya.

Wongso adalah seorang yang ambisius dan cerdik. Ia selalu menghalalkan segala cara untuk memuluskan keinginannya, termasuk mendapatkan Tisha sebagai pacar. Sekaran Hayati menjadi terget utamanya untuk dijadikan pasangan hidup.

"Anto, nanti malem lu ke rumah gue buat jalanin rencana ini, elu mesti persiapkan segalanya!"

"Siap Bos!! Gue laksanain semua keinginan lu"

...

Dua hari kemudian, Hayati menjalani rutinitasnya seperti biasa. Ia membantu Tisha melayani pasien dan dilanjut dengan membersihkan klinik bersama Miramareu ketika sudah tutup.

Sejauh ini, Arsal semakin gencar mendekati Hayati. Tujuannya hanya satu, yakni mendapatkan cinta darinya. Arsal selalu diberi semangat oleh Fathya untuk segera mendapatkan hati Hayati.

Ketika senja semakin mendekati malam, Arsal tiba di klinik untuk menjemput Hayati. Ia tampak senang ketika Hayati tengah duduk di teras klinik menunggu dirinya tiba.

"Maaf telat Hayati, tadi aku nganterin penumpang dulu, hehehe" sapa Arsal.

"Gak apa apa Bang, aku juga gak lama kok nunggu disini" balas Hayati sambil menaiki motor.

"Sekarang kita langsung pulang?"

"Kita mampir dulu Bang ke rumah Mas Wongso, aku mau nganterin makanan buat dia"

"Kenapa sih kamu harus ke rumah Wongso tiap hari? Bukannya dia udah sembuh"bentak Arsal.

"Lho kok kamu marah Bang!" Hayati terkejut.

"Aku gak marah, aku cuma kesel, kenapa kamu perhatian banget sama dia? Dia itu kan pacar orang Hayati!! "

" Mas Wongso temenku Bang, udah tanggung jawabku merawat dia"

"Merawat apa sih Ti? Dia udah sembuh, dia gak perlu dirawat lagi sama kamu!! Aku gak suka"

"Kenapa kamu ngelarang larang aku? Emang kamu siapa?"

"Aku...anu...aku...sahabatmu Ti, aku curiga Wongso punya maksud jahat sama kamu"

"Kamu gak berhak ya ngelarang aku!! Aku bebas mau ngelakuin apa aja" bentak Hayati.

"Tapi...aku gak suka kamu begitu sama Wongso, dia pacar bos mu Ti! Kamu bakalan kena masalah"

"Kenapa kami sok peduli sama aku sih Bang!!"

"Karena aku suma sama kamu Hayati" teriak Arsal.

Hayati terhenyak mendengar perkataan yang keluar dari mulut Arsal dengan penuh emosi. Seketika Hayati kembali turun dari motor Arsal. Ia lalu pergi meninggalkannya menuju tepi jalan. Arsal langsung mengejar Hayati.

"HAYATI TUNGGU? KAMU MAU KEMANA" teriak Arsal.

"Aku mau ke rumah Mas Wongso pake angkot" jawab Hayati ketus.

"Kenapa pake angkot, udah sama aku aja"

"Tadi kamu bilang gak suka sama Wongso"

"Tapi Hayati..."

"Udah Bang...mending aku naik angkot, aku gak suka kamu kayak gini"

Hayati menghentikan sebuah angkot, lalu menaikinya. Angkot pun langsung tancap gas meninggalkan Arsal.

"Anjiing!! Kenapa kok jadi gini?" gumam Arsal dengan kesal.

Ia akhirnya memutuskan untuk mengejar Hayati ke rumah Wongso. Arsal menggeber motor skutiknya menerobos lalu lintas Jakarta di sore hari yang padat. Arsal pun tiba di depan rumah Wongso. Ia lalu duduk di trotoar untuk menunggu Hayati keluar dari rumah itu.

Arsal merasa bersalah kepada Hayati karena telah membentaknya. Hatinya kini merasa kacau karena secara tak sengaja dirinya mengungkapkan perasaan terpendamnya kepada Hayati. Hujan pun tak lama turun, Arsal tak bergeming dari tempat duduknya. Ia pun basah kuyup dan mengigil.

Dua jam kemudian, Hayati keluar dari rumah Wongso. Begitu keluar dari gerbang rumah, ia melihat Arsal yang tengah duduk di trotoar sambil mengigil. Hayati terkejut melihat hal itu, ia langsung membuka sweaternya lalu menutupi tubuh Arsal yang mengigil.

"Bang...kamu ngapain ujan ujanan disini?" tanya Hayati.

"Hayati..."kata Arsal dengan mata berkaca kaca.

"Iya Bang, Kamu kenapa?"

"Maafin aku Hayati...aku udah marah marah sama kamu tadi" kata Asrsal sambil bersujud di depan Hayati.

Hayati panik, ia langsung mencegah Arsal untuk bersujud kepadanya. Hayati kemudian memeluk Arsal yang terlihat sangat terguncang.

"Bang...kamu gak salah kok Bang! Aku yang harusnya minta maaf" bisik Hayati.

Perlahan Arsal mulai tenang. Pelukan hangat Hayati mengalirkan kasih sayang yang deras kedalam tubuhnya.

"Kamu kenapa ada di sini Bang? Ujan ujanan"

"Aku tadi ngejar kamu Ti...aku ngerasa bersalah sama kamu karena udah bikin kamu jadi naik angkot...aku pengen nganterin kamu"

"Oalah si Abang nih, lebay banget sih...aku gak apa apa kali Bang, tadi aku emang kesel sama kamu karena rese banget...tapi sekarang aku udah ga kesel lagi kok Bang"

"Syukurlah kalo gitu Ti, aku takut kamu jadi benci sama aku dan gak mau dianterin aku lagi"

"Oalah Bang...kamu kok konyol gitus pikirannya hihihihi"

"Yah, mau gimana lagi, orang lagi kasmaran"

Hayati menunduk ketika mendengar Arsal yang sedang kasmaran. Tak lama, Hayati mengusap pundak Arsal.

"Apa kamu bener menyukaiku?" tanya Hayati secara mendadak.

"Iya Hayati...aku menyukaimu, aku udah lama memendam perasaan ini" jawab Arsal dengan tubuh gemetar.

"Aku hargai perasaanmu Bang, tapi aku mau jujur sama kamu...hatiku gak bisa menerima kamu Bang, bahkan semua cowok di dunia ini karena hatiku udah milik Asnawi...aku memilih setia kepadanya dan aku gak akan buka pintu hatiku selain kepada Asnawi"

"Apa ini sebuah penolakan?"

"Tergantung Bang, kalo kamu ngarepin aku jadi pacarmu, iya ini penolakan...tapi kalo kamu pengen aku jadi orang spesial buat kamu kayak aku jadi keluargamu, kakakmu atau bahkan aku bisa jadi ibumu...aku menerimanya"

"Yaelaaaaah...nyesek nih" Arsal menundukkan kepalanya.

"Gak usah nyesek dong Bang, selama ini aku nganggep kamu itu orang spesial buatku"

"Beneran nih?"

"Iya Bang, kamu ini sopir ojek pribadiku hihihihi"

"Anjiiir segitu doang?"

"Ya enggak lah Bang, aku nganggep kamu itu anakku"

"Anak? "

"Yaiyalah Bang, kamu ini bener bener kayak bocah...dulu oertama kali kita ketemu, kamu baru 17 tahun, sedangkan aku udah 50...bahkan umurku lebih tua dari ibumu hihihi"

"Terserah kami deh Ti, aku seneng kalo selama ini kamu nganggep aku orang spesial"

"Yaudah...kita makan yuk! Nasi goreng...aku yg bayarin deh"

"Makan mulu sih kamu"

"Laper Bang"

"Jangan panggil aku Abang dong! Kan aku jauh lebih muda darimu"

"Panggil apa dong?"

"Arsal aja"

"Baiklah Arsal manis, yuk kita makan"

"Buseeet ditambahin manis"

"Kamu emang hitam manis Sal, kayak kecap hihihi"

"Yaelah, canda mulu nih kunti"

"Iiih Arsal!!! Aku udah gak jadi kunti tauuuuuk!!"

"Abisnya suara tawamu kayak kunti, lagian aku penasaran sama wujud kunti mu Ti"

"Kamu mau liat aku jadi kunti? Baiklah"

"Eeeeeh...enggak...enggak...enggak...takut ah"

"Huh dasar!!! Mantan begal kok penakut"

"Hehehe"

"Yaudah kita makan yuk!! Laper banget Sal"

"Hadeeeuh...bukannya di rumah Wongso kamu makan?"

"Iya sih, tapi aku laper lagi...ayo dong cepetan, keburu mati kelaperan nih aku"

"Gak apa apa lah kamu mati juga, nanti kamu jadi kunti hehehe"

"Iiiih!!! Kamu ini, awas yah, aku hantuin kamu lho kalo aku jadi kunti lagi"

"Gak apa apa lah, Asnawi juga kayak gitu"

Akhirnya Arsal dan Hayati pergi menuju tempat makan. Arsal akhirnya merasa lega setelah perasaan terpendamnya berhasil diungkapkan kepada Hayati. Walaupun Hayati menolaknya, tapi Arsal tetep senang karena sudah dianggap sebagai orang spesial bagi Hayati. Ia menganggap semua itu sebagai pelipur lara.

Malam itu di kedai nasi goreng, Hayati sangat lahap memakan 5 porsi nasi goreng pedas. Lagi-lagi Arsal dibuat takjub olehnya. Begutu juga penjual nasi goreng.

"Hayati, kamu itu laper apa kesurupan sih? "

"Ya laper dong Sal...masa kesurupan hihihi...kamu mau dirasuki sama aku?"

"Ihhh...enggak deh, nanti kamu tau semu isi kepalaku"

"Hihihihi...lebay banget sih Sal"

Setelah makan malam selesai, mereka bersua pulang. Malam itu Arsal memilih beberapa jalan tikus untuk mempercepat waktu tempuh.

Ketika mereka melewati jalanan yang sepi di tengah kawasan pemakaman, tiba tiba munculah lima motor dengan orang berboncengan mendekati Arsal sambil menggeber mesin. Arsal mulai panik dengan tingkah para pemotor itu. Ia pun tencap gas untuk mempercepat laju motor, akan terapi salah satu pemotor oti menendang motor Arsal hingga akhirnya terguling.

Arsal dan Hayati sama sama terpelanting dan jatuh ke atas permukaan aspal. Mereka menggelepar dan sakit di sekujur tubuh pun mulai menjalar.

Kelima pemotor itu berhenti. Kemudian merela menghampiri Arsal dan Hayati yang tengah terkapar. Mereka membawa senjata tajam dan balok kayu.

"Apa kabar Arsal? Lu inget gue gak?" sapa seseorang yang bertubuh besar dan berjanggut.

"Bang Garok" balas Arsal.

"Hmmm...lu inget juga yah, dasar pengkhianat lu" teriak seorang pria kurus yang berdiri di sebelah Garok.

"Kita punya dendam yang belum terbalaskan...lu tau? Gua sama Sanip babak belur dihajar cewek pramuria yang lu bonceng ini...gue bahkan sampe sebula dirawat di rumah sakit...dan motor gua juga diancurin sama cewek baik ini" kata garok sambil menendang kepala Hayati yang tak berdaya.

"Dan sekarang lu malah macarin cewek ini...dasar bajingan lu ya!!" teriak Sanip.

Tiba tiba mereka memumukuli Arsal dan Hayati dengan balok kayu secara membabi buta. Kepala Arsal pun bocor akibat pukulan benda tumpul.

"Lu udah ngbaik berapa kali sama cewek ini huh??" tanya Sanip sambil menyunut rokoknya ke kening Arsal.

"Ampun Bang...jangan siksa cewek itu, lepasin Hayati...biar gue aja yang lu siksa buat balas dendam" Arsal memelas.

"Oke...kalo lu mau tanggung jawab" sahut Garok.

Sanip menyuruh anak buahnya menjambak rambut Hayati untuk duduk. Keadaan Hayati sangat mengenaskan, krdua kakinya patah dan sebagian besar tubuhnya lebam dan berdarah akibat pukulan benda tumpul.

"Apa yang kalian lakukan?" bentak Arsal.

"Gua cuman mau balas dendam cuy...cewek ini udah bikin gue dan Sanip hampir mati...dan gue pengen lu liat sendiri cewek kesukaan lu mati di hadapan lu" balas Garok.

"Tidaaaaaaak!!!" teriak Arsal sambil menangis.

Garok mengeliluarlan sebuah pisau lipat dari saku celananya. Tanpa belas kasih, ia langsunhg menggorok leher Hayati sampai batang tenggorokannya putus. Darah memancar deras dari luka sayat di leher Hayati.

"HAYATIIIIIII!!!!! "teriak Arsal histeris.

Tak puas dengan menggorok leher, Sanip menikam dada Hayati dengan goloknya. Hayati pun terhenyak dan akhirnya ia menutup matanya. Hayati tergelatak berlumuran darah di hadapan Arsal yang tak bisa bergerak.

" Akhirnya cewek pramuria ini mati juga hahahaha" sahut Garok dengan puas sambil diikuti suara tawa anak buahnya.

"Kalian udah ngelakuin kesalahan besar! Kalian bakalan mati sama cewek ini" kata Arsal dengan suara terputus putus.

"Anjiiiing!! Lu ngayal Sal...mana mungkin lah orang mati bisa matiin kita" sanggah Sanip.

"Dia bukan cewek biasa Bang...dia ini..."

Belum selesai Arsal bicara, ia langsung dipukuli lagi oleh Garok dan anak buahnya yang lain sampai sekarat.

"Alah anjing!! Bacot aja lu, yang ada gue matiin lu sekarang biar bisa pergi bareng cewek pramuria ini ke alam baka"ujar Garok.

Mereka pun tertawa bahagia di atas penderitaan Arsal. Mereka kembali menghampiri motor mereka yang terparkir di seberang jalan, sedangkan Arsal dibiarkan sekarat dan Hayati sudah tak bergerak.

Garok, Sanip dan yang lainnya merayakan aksi brutal itu dengan menenggak anggur merah yang mereka bawa. Mereka asyik menyaksikan drama Arsal yang meratapi nasibnya.

"Hayati...maafin aku, aku gak bisa lindungi kamu..." Gumam Arsal di tengah masa sekarat.

Tak lama Arsal pun menutup matanya. Ia tak sanggup menahan semua rasa sakit di sekujur tubuhnya.
...
chrysalis99
key.99
yudhiestirafws
yudhiestirafws dan 37 lainnya memberi reputasi
38
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.