- Beranda
- Stories from the Heart
Terobsesi
...
TS
ihsanjun29
Terobsesi

SYNOPSIS
Cerita ini mengisahkan tentang seorang pria yang bernama Jun yang mencintai istri sahabatnya sendiri. Saking cintanya kepada istri sahabatnya, sampai-sampai Jun terObsesi berat.
Sedangkan hubungan persahabatan mereka masih berjalan baik sampai saat ini. Semua berawal dari masa lalunya.
Kenapa Jun bisa terobsesi pada istri sahabatnya? Apa yang terjadi di masa lalunya? Semua akan terjawab dalam cerita ini.
Sedangkan hubungan persahabatan mereka masih berjalan baik sampai saat ini. Semua berawal dari masa lalunya.
Kenapa Jun bisa terobsesi pada istri sahabatnya? Apa yang terjadi di masa lalunya? Semua akan terjawab dalam cerita ini.
WARNING !
Quote:
Cerita ini mengandung konten dewasa, mohon untuk bijak dalam membacanya. Nama tokoh bukan nama asli, latar waktu, tempat juga bukan asli.
JANGAN TANYA CERITA INI FIKSI ATAU REAL ! Baca saja dengan RILEX. Jangan lupa kasih dukungan seperti kasih Rate bagus, cendol, agar TS bersemangat lagi bikin ceritanya.
INDEX STORY
Quote:
Eps 1: Hidupku
Eps 2: Misteri Taperwer
Eps 3: Misteri Taperwer Part 2
Eps 4: Misteri Taperwer Terpecahkan
Eps 5: Miniatur Senja
Eps 6: Permen
Eps 7: Tanda Merah Di Leher
Eps 8: Akhir
Eps 9: Takdir
Eps 10: Terobsesi
Pesan dari cerita ini adalah, janganlah terlalu terobsesi dengan pasanganmu, jika dia tidak berjodoh denganmu, relakanlah, dan cobalah ceritakan isi hatimu kepada orang lain. Hindari hal-hal negative lainnya, karena kebahagianmu adalah tujuanmu. Namun cinta tidak bisa di tebak.
SESI Q N A !
Q: Apakakah cerita ini akan ada lanjutannya?
A: Yes, di tunggu aja ya gan.
Q: Kenapa Broto tidak di ceritakan lagi? Karena dia kan sahabat Jun juga?
A: Di karenakan Cerita ini hanya berfokus kepada pemeran utama nya saja.
Q: Di cerita selanjutnya, Broto akan muncul ga?
A: Yes.
Q: Cerita lanjutannya akan menceritakan apa?
A: Cerita lanjutannya akan menceritakan lebih ke perselingkuhan antara Jun dengan Viona (spoiler)
Sambil nunggu Seasonselanjutnya rilis, baca dulu Short story ane gan, dijamin seru !
Eps 2: Misteri Taperwer
Eps 3: Misteri Taperwer Part 2
Eps 4: Misteri Taperwer Terpecahkan
Eps 5: Miniatur Senja
Eps 6: Permen
Eps 7: Tanda Merah Di Leher
Eps 8: Akhir
Eps 9: Takdir
Eps 10: Terobsesi
Pesan dari cerita ini adalah, janganlah terlalu terobsesi dengan pasanganmu, jika dia tidak berjodoh denganmu, relakanlah, dan cobalah ceritakan isi hatimu kepada orang lain. Hindari hal-hal negative lainnya, karena kebahagianmu adalah tujuanmu. Namun cinta tidak bisa di tebak.
Quote:
SESI Q N A !
Q: Apakakah cerita ini akan ada lanjutannya?
A: Yes, di tunggu aja ya gan.
Q: Kenapa Broto tidak di ceritakan lagi? Karena dia kan sahabat Jun juga?
A: Di karenakan Cerita ini hanya berfokus kepada pemeran utama nya saja.
Q: Di cerita selanjutnya, Broto akan muncul ga?
A: Yes.
Q: Cerita lanjutannya akan menceritakan apa?
A: Cerita lanjutannya akan menceritakan lebih ke perselingkuhan antara Jun dengan Viona (spoiler)
Sambil nunggu Seasonselanjutnya rilis, baca dulu Short story ane gan, dijamin seru !
Spoiler for Short Story:
Diubah oleh ihsanjun29 31-07-2021 12:47
Rohmatullah212 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
3.6K
Kutip
35
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ihsanjun29
#20
Episode 10
Eps 10: Terobsesi
Quote:
"Namanya Viona jun. " Ucap Yogi.
"Hah? " Aku kaget mendengar itu, apa mungkin Viona mantanku? Gumam ku dalam hati.
"Loh, kenapa kaget jun? " Tanya Yogi kepadaku.
"Em... Engga gi, gapapa. Boleh liat fotonya ga? " Jawabku yang penasaran serta ingin melihat fotonya, untuk memastikan bahwa Viona yang Yogi maksud apakah benar-benar Viona mantanku.
Lalu Yogi pun memperlihatkan fotonya kepadaku, dan ternyata benar, itu adalah Viona mantanku. Seketika aku menjadi lemas, shock, seakan tidak percaya dengan semua ini.
Namun aku dengan terpaksa tidak memberitahukan Yogi bahwa wanita itu adalah bekas pacarku, karena aku takut nanti Yogi jadi ga enak. Mungkin ini cara terbaik ku untuk merahasiakannya, meskipun ini berat bagiku, tapi ini demi kebaikan Yogi.
Yogi sudah ku anggap sodaraku sendiri karena kebaikannya itu, jadi aku tidak ingin melihat Yogi kecewa. Sebisa mungkin akan aku rahasiakan identitas Viona yang sebenarnya adalah mantanku. Aku tau cara ini juga salah, setidaknya ini adalah jalan untuk kebahagiaan mereka.
Terlintas wajah Viona dalam pikiranku, membuatku terbayang selalu akan senyumanannya, sikapnya yang manja menjadikannya wanita yang selalu ingin di belai. Teringat saat-saat hal manis terjadi saat aku bersama Viona, meninggalkan sejutua kenangan yang tak bisa di ulang kembali.
Kini hanya menjadi luka yang amat besar dalam hatiku, ingin rasanya merenggut kembali untuk kepuasanku.
Entah bagaimana cara untuk melupakannya, untuk hijrah ke hati orang lain pun aku tidak mampu. Selalu terbayang wajahnya, kini membuatku terobsesi berat.
Beberapa Bulan Kemudian...
Hari itu adalah hari terindah bagi Yogi dan Viona, yang dimana hari itu adalah hari pernikahan mereka. Namun aku tidak datang kepernikahan itu, karena seminggu sebelum acara pernikahan itu di mulai, aku memutuskan untuk pulang kampung, berkumpul kembali dengan keluarga kecilku.
Meskipun Yogi memaksaku untuk menghadiri pernikahannya, namun aku menolak karena ingin pulang kampung, akhirnya Yogi memahami keinginanku itu. Mungkin Viona juga tidak tau bahwa Yogi itu sahabatku, semoga saja tidak tau.
Rasa filu ini sedikit terobati karena aku bisa bertemu dengan orang tuaku lagi.
Melihat diriku yang seperti ini, membuat orang tuaku bertanya-tanya karena khawatir, namun aku tidak menceritakan yang sebenarnya.
Cukup aku dan tuhan saja yang tau, setelah semuanya telah terjadi, kini membuatku menjadi penyendiri. Aku hanya ingin hidup tenang menikmati sisa-sisa hidupku ini.
Viona kini hanyalah sebatas angan bagiku, sekarang hanya bisa mengaguminya saja. Mungkin dia sudah bisa melupkanku, memikirkannya semkain membuat aku terobsesi di buatnya.
Entah ini kelainan atau bukan, yang jelas isi di otakku 95℅ tentang Viona. Dalam keheningan malam aku tertegun melihat indahnya bintang, sambil berharap ada bintang jatuh agar aku bisa memohon ingin menjadi orang kaya dan menikah dengan Viona.
Rasanya itu tidak mungkin, khayalanku makin tinggi, kini membuatku menjadi si penghayal. Orang tua ku makin cemas melihat keadaanku sekarang, tapi tenang aku tidak gila, aku masih normal.
Malam itu, pikiranku makin kacau, khayalan ku makin tinggi, bicaraku mulai ngelantur, akhirnya aku terkapar di atas balkon, mencoba untuk berdiri namun tidak bisa. Ku teguk lagi segelas anggur merah, sambil berharap aku bisa sadar dari keadaan ini, namun bukannya sadar malah menjadi-jadi.
Ku hisap lagi gele sebatang, khayalanku semakin tinggi, pikiranku tak karuan, sambil ku sebut-sebut nama Viona, ahh bicaraku makin ngelantur, penglihatanku mulai samar-samar, rasanya kepalaku semakin berat, lalu ngeblank.... ***
Satu Tahun Telah Berlalu....
Kembali lagi dimasa sekarang, dalam keramaian kota, masih bekerja seperti biasa, bersama partner ku sekaligus sahabatku, Yogi.
Hari ini adalah tanggal jadian ku dengan Viona, namun sayang, Viona sudah menjadi istri temanku.
Setahun yang lalu adalah tahun yang indah namun ada sedihnya juga bagiku, yang dimana aku harus merelakan wanita yang paling aku cintai harus menikah dengan sahabatku yang aku banggakan.
Sampai saat ini, aku masih memiliki rasa kepada Viona, tapi aku tidak peduli dengan perasaan ku ini. Biarlah semua berjalan dengan semestinya, sambil berharap aku bisa menemukan penggantinya.
Setelah pekerjaanku selesai, aku di ajak oleh Yogi ke rumahnya, seketika hatiku senang, karena akan bertemu kembali dengan Viona. Namun apakah Viona masih ingat kepadaku? Aku tak peduli, yang penting aku bisa memandang nya dari dekat.
Aku tau, semuanya sudah berubah, namun karena hal itu aku menjadi depresesi hingga tekanan mental yang berat, serta mengalami gangguan psikologis, membuatku harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, setelah menjalani perawatan dan tes urin, aku ketauan telah memakai barang haram yaitu ganja. Namun aku tidak masuk bui karena saat itu aku langsung di bawa ke rumah sakit jiwa, karena mental ku sudah terganggu.
Setelah di rumah sakit jiwa, aku mendapatkan lagi perawatan, akan tetapi tidak berselang lama, mental dan psikologis ku mulai normal, karena berkat bantuan ahli psikologi. Aku merahasiakan ini semua kepada orang lain, hanya keluargaku saja yang tau.
Namun sekarang aku sudah sembuh total, tapi entah kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku, semenjak kejadian itu, aku merasa seperti mendapatkan kekuatan baru, yang dimana aku tidak memiliki perasaan apapun kepada orang lain, namun hanya memiliki perasaan kepada Viona saja.
***
Yogi dan Viona menempati rumah baru mereka, di sebuah komplek di kota, pukul 7 malam kami tiba di rumahnya, ada sedikit ragu dalam diriku, namun aku berusaha untuk tetap tenang dan bersikap profesional.
Setelah masuk kedalam rumahnya, aku di sambut baik oleh Viona, dan Yogi pun memperkenalkan diriku kepada Viona, binar matanya terpancar indah saat menatapku, namun hanya sesaat. Sepertinya Viona masih mengingatku, tapi ia berusaha menghiraukannya.
Viona menyuruhku duduk dan menawariku minuman, setelah itu Viona pergi ke dapur dan Yogi memintaku menunggu dan mengobrol dulu dengan Viona, karena Yogi ijin ke kamar mandi.
Lalu datanglah Viona dengan membawakanku segelas minuman, kemudian ia mempersilahkan ku untuk meminumnya, dan menanyakan keberadaan Yogi kepadaku.
"Silahkan diminum mas, eh Yogi kemana ya? " Tanya Viona dengan suara lembutnya.
"Yogi katanyanya mau mandi.. " Jawabku dengan tersenyum.
Lalu tinggal lah aku dan Viona hanya berdua, kemudian Viona bertanya kepadaku.
"Emm... Kamu masih ingat aku? " Tanya Viona dengan pelan.
"Viona kan? Tentu aku masih ingat.. " Jawabku dengan pelan juga.
Dengan suara yang saling pelan, kami pun mengobrol, Viona membahas masa lalunya.
"Maksudku, kamu ingat kan saat dulu kita masih pacaran? " Ucap Viona.
"Iya, tapi itu masa lalu. Biarlah berlalu, kau tau? Sejak saat itu aku sudah bersahabat dengan Yogi. " Ucapku.
"Emm.. Iya, aku juga tau kok, Yogi pernah menceritakan tentang kamu kepadaku. Tapi kamu harus tau satu hal. " Kata Viona dengan serius.
"Hah, hal apa? " Tanya ku.
"Bahwa aku masih mencintai kamu, seandainya perjodohan ini tidak terjadi, mungkin aku tidak menikah dengan Yogi. Aku belum mencintainya. " Ucap Viona.
Mendengar hal itu, membuatku merasa sangat senang, apakah ini sebuah harapan? Namun aku sadar, apa yang aku harapkan tidak akan terjadi, bahwa Viona sekarang sudah menjadi istri sahabatku sendiri.
"Hah, kamu serius? " Tanyaku sedikit shock.
"Iya aku serius, oh ya, ini nomorku. Lain kali kita ngobrol diluar saja, biar bisa ngobrol panjang lebar. Tapi aku mohon jangan sampai Yogi tau. " Kata Viona.
"Baiklah, aku mengerti. " Jawabku singkat.
Lalu muncul lah Yogi, dan berkata, " Wah kalian lagi ngobrol apa nih, kaya yang serius gitu? "
Pikirku Yogi mendengar percakapanku dengan Viona, ternyata Yogi hanya bercanda saja.
Saat Yogi kembali dari kamar mandinya, kamipun mengobrol, sedangkan Viona beranjak pergi ke kamarnya. Pukul 10 malam aku pulang, tak lupa berpamitan kepada Yogi.
Malam itu merupakan suatu hal yang istimewa, yang dimana aku bisa berjumpa lagi dengan Viona setelah hampir setengah tahun tidak bertemu.
Dan setelah bertemu ternyata Viona masih menyimpan perasaan yang sama terhadapku.
Hatiku senang, namun bimbang, disisi lain mungkin aku mengkhianati sahabatku sendiri, namun disisi lain aku merasa puas, aku seperti mempunyai alter ego.
Itulah yang aku anggap sebagai kekuatan, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada orang lain, namun setengah diriku masih normal, hanya memiliki perasaan kepada Viona saja. Meskipun begitu, aku masih sadar bahwa aku mempunyai sahabat, masih bisa membedakannya.
1 minggu kemudian...
Setelah Viona memberikan nomor telponnya minggu lalu, saat itu juga aku mulai kontekan lagi, namun belum bertemu, dikarenakan belum ada waktu yang cocok. Aku mulai mengatur jadwal pertemuanku dengan Viona, semoga saja pertemuan pertamaku akan berjalan dengan baik.
Setelah semuanya sudah diatur, akhirnya aku bisa bertemu dengan Viona di sebuah cafe. Cafe yang pernah kami singgahi dulu, lalu kami pun mulai mengobrol kecil, kemudian aku mengajak Viona ke sebuah hotel, Viona tidak menolak. Dengan cepat kami pun beranjak pergi ke hotel itu.
Sesampainya kami di hotel, lalu check in dan mendapati kamar No 12 di lantai dua. Setelah di dalam kamar, kami pun mengobrol lagi.
"Akhirnya kita bisa bertemu lagi ya, aku senang ! " Ucap Viona dengan tersenyum.
"Iya, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. " Ucapku.
"Jun, aku sayang kamu ! " Ucap Viona sambil menatap tajam padaku.
"Aku juga sayang kamu Viona. " Jawabku dengan tersenyum sambil menatapnya.
Lalu setelah saling tatap, kamipun berciuman dengan mesra, seakan mengulang lagi masa-masa indah dulu seperti di kosan dulu.
Kami berciuman cukup lama, melepas kerinduan yang lama tidak bertemu, layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai, hasratku kini terobati.
Rasa senang bercampur puas menyelimuti perasaanku sekarang, tak peduli ia sudah menjadi istri orang lain, bagiku terasa sama, masih sama seperti dulu.
Tubuhnya yang indah, mulai ku jamahi, aku mulai memasuki zona terlarangnya, begitu bergairah saat aku mulai merangsangnya, ia pun mulai bersuara kecil, merintih dengan lembut.
"Hah? " Aku kaget mendengar itu, apa mungkin Viona mantanku? Gumam ku dalam hati.
"Loh, kenapa kaget jun? " Tanya Yogi kepadaku.
"Em... Engga gi, gapapa. Boleh liat fotonya ga? " Jawabku yang penasaran serta ingin melihat fotonya, untuk memastikan bahwa Viona yang Yogi maksud apakah benar-benar Viona mantanku.
Lalu Yogi pun memperlihatkan fotonya kepadaku, dan ternyata benar, itu adalah Viona mantanku. Seketika aku menjadi lemas, shock, seakan tidak percaya dengan semua ini.
Namun aku dengan terpaksa tidak memberitahukan Yogi bahwa wanita itu adalah bekas pacarku, karena aku takut nanti Yogi jadi ga enak. Mungkin ini cara terbaik ku untuk merahasiakannya, meskipun ini berat bagiku, tapi ini demi kebaikan Yogi.
Yogi sudah ku anggap sodaraku sendiri karena kebaikannya itu, jadi aku tidak ingin melihat Yogi kecewa. Sebisa mungkin akan aku rahasiakan identitas Viona yang sebenarnya adalah mantanku. Aku tau cara ini juga salah, setidaknya ini adalah jalan untuk kebahagiaan mereka.
Terlintas wajah Viona dalam pikiranku, membuatku terbayang selalu akan senyumanannya, sikapnya yang manja menjadikannya wanita yang selalu ingin di belai. Teringat saat-saat hal manis terjadi saat aku bersama Viona, meninggalkan sejutua kenangan yang tak bisa di ulang kembali.
Kini hanya menjadi luka yang amat besar dalam hatiku, ingin rasanya merenggut kembali untuk kepuasanku.
Entah bagaimana cara untuk melupakannya, untuk hijrah ke hati orang lain pun aku tidak mampu. Selalu terbayang wajahnya, kini membuatku terobsesi berat.
____________
Beberapa Bulan Kemudian...
Hari itu adalah hari terindah bagi Yogi dan Viona, yang dimana hari itu adalah hari pernikahan mereka. Namun aku tidak datang kepernikahan itu, karena seminggu sebelum acara pernikahan itu di mulai, aku memutuskan untuk pulang kampung, berkumpul kembali dengan keluarga kecilku.
Meskipun Yogi memaksaku untuk menghadiri pernikahannya, namun aku menolak karena ingin pulang kampung, akhirnya Yogi memahami keinginanku itu. Mungkin Viona juga tidak tau bahwa Yogi itu sahabatku, semoga saja tidak tau.
Rasa filu ini sedikit terobati karena aku bisa bertemu dengan orang tuaku lagi.
Melihat diriku yang seperti ini, membuat orang tuaku bertanya-tanya karena khawatir, namun aku tidak menceritakan yang sebenarnya.
Cukup aku dan tuhan saja yang tau, setelah semuanya telah terjadi, kini membuatku menjadi penyendiri. Aku hanya ingin hidup tenang menikmati sisa-sisa hidupku ini.
Viona kini hanyalah sebatas angan bagiku, sekarang hanya bisa mengaguminya saja. Mungkin dia sudah bisa melupkanku, memikirkannya semkain membuat aku terobsesi di buatnya.
Entah ini kelainan atau bukan, yang jelas isi di otakku 95℅ tentang Viona. Dalam keheningan malam aku tertegun melihat indahnya bintang, sambil berharap ada bintang jatuh agar aku bisa memohon ingin menjadi orang kaya dan menikah dengan Viona.
Rasanya itu tidak mungkin, khayalanku makin tinggi, kini membuatku menjadi si penghayal. Orang tua ku makin cemas melihat keadaanku sekarang, tapi tenang aku tidak gila, aku masih normal.
Malam itu, pikiranku makin kacau, khayalan ku makin tinggi, bicaraku mulai ngelantur, akhirnya aku terkapar di atas balkon, mencoba untuk berdiri namun tidak bisa. Ku teguk lagi segelas anggur merah, sambil berharap aku bisa sadar dari keadaan ini, namun bukannya sadar malah menjadi-jadi.
Ku hisap lagi gele sebatang, khayalanku semakin tinggi, pikiranku tak karuan, sambil ku sebut-sebut nama Viona, ahh bicaraku makin ngelantur, penglihatanku mulai samar-samar, rasanya kepalaku semakin berat, lalu ngeblank.... ***
_____________
Satu Tahun Telah Berlalu....
Kembali lagi dimasa sekarang, dalam keramaian kota, masih bekerja seperti biasa, bersama partner ku sekaligus sahabatku, Yogi.
Hari ini adalah tanggal jadian ku dengan Viona, namun sayang, Viona sudah menjadi istri temanku.
Setahun yang lalu adalah tahun yang indah namun ada sedihnya juga bagiku, yang dimana aku harus merelakan wanita yang paling aku cintai harus menikah dengan sahabatku yang aku banggakan.
Sampai saat ini, aku masih memiliki rasa kepada Viona, tapi aku tidak peduli dengan perasaan ku ini. Biarlah semua berjalan dengan semestinya, sambil berharap aku bisa menemukan penggantinya.
Setelah pekerjaanku selesai, aku di ajak oleh Yogi ke rumahnya, seketika hatiku senang, karena akan bertemu kembali dengan Viona. Namun apakah Viona masih ingat kepadaku? Aku tak peduli, yang penting aku bisa memandang nya dari dekat.
Aku tau, semuanya sudah berubah, namun karena hal itu aku menjadi depresesi hingga tekanan mental yang berat, serta mengalami gangguan psikologis, membuatku harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, setelah menjalani perawatan dan tes urin, aku ketauan telah memakai barang haram yaitu ganja. Namun aku tidak masuk bui karena saat itu aku langsung di bawa ke rumah sakit jiwa, karena mental ku sudah terganggu.
Setelah di rumah sakit jiwa, aku mendapatkan lagi perawatan, akan tetapi tidak berselang lama, mental dan psikologis ku mulai normal, karena berkat bantuan ahli psikologi. Aku merahasiakan ini semua kepada orang lain, hanya keluargaku saja yang tau.
Namun sekarang aku sudah sembuh total, tapi entah kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku, semenjak kejadian itu, aku merasa seperti mendapatkan kekuatan baru, yang dimana aku tidak memiliki perasaan apapun kepada orang lain, namun hanya memiliki perasaan kepada Viona saja.
***
Yogi dan Viona menempati rumah baru mereka, di sebuah komplek di kota, pukul 7 malam kami tiba di rumahnya, ada sedikit ragu dalam diriku, namun aku berusaha untuk tetap tenang dan bersikap profesional.
Setelah masuk kedalam rumahnya, aku di sambut baik oleh Viona, dan Yogi pun memperkenalkan diriku kepada Viona, binar matanya terpancar indah saat menatapku, namun hanya sesaat. Sepertinya Viona masih mengingatku, tapi ia berusaha menghiraukannya.
Viona menyuruhku duduk dan menawariku minuman, setelah itu Viona pergi ke dapur dan Yogi memintaku menunggu dan mengobrol dulu dengan Viona, karena Yogi ijin ke kamar mandi.
Lalu datanglah Viona dengan membawakanku segelas minuman, kemudian ia mempersilahkan ku untuk meminumnya, dan menanyakan keberadaan Yogi kepadaku.
"Silahkan diminum mas, eh Yogi kemana ya? " Tanya Viona dengan suara lembutnya.
"Yogi katanyanya mau mandi.. " Jawabku dengan tersenyum.
Lalu tinggal lah aku dan Viona hanya berdua, kemudian Viona bertanya kepadaku.
"Emm... Kamu masih ingat aku? " Tanya Viona dengan pelan.
"Viona kan? Tentu aku masih ingat.. " Jawabku dengan pelan juga.
Dengan suara yang saling pelan, kami pun mengobrol, Viona membahas masa lalunya.
"Maksudku, kamu ingat kan saat dulu kita masih pacaran? " Ucap Viona.
"Iya, tapi itu masa lalu. Biarlah berlalu, kau tau? Sejak saat itu aku sudah bersahabat dengan Yogi. " Ucapku.
"Emm.. Iya, aku juga tau kok, Yogi pernah menceritakan tentang kamu kepadaku. Tapi kamu harus tau satu hal. " Kata Viona dengan serius.
"Hah, hal apa? " Tanya ku.
"Bahwa aku masih mencintai kamu, seandainya perjodohan ini tidak terjadi, mungkin aku tidak menikah dengan Yogi. Aku belum mencintainya. " Ucap Viona.
Mendengar hal itu, membuatku merasa sangat senang, apakah ini sebuah harapan? Namun aku sadar, apa yang aku harapkan tidak akan terjadi, bahwa Viona sekarang sudah menjadi istri sahabatku sendiri.
"Hah, kamu serius? " Tanyaku sedikit shock.
"Iya aku serius, oh ya, ini nomorku. Lain kali kita ngobrol diluar saja, biar bisa ngobrol panjang lebar. Tapi aku mohon jangan sampai Yogi tau. " Kata Viona.
"Baiklah, aku mengerti. " Jawabku singkat.
Lalu muncul lah Yogi, dan berkata, " Wah kalian lagi ngobrol apa nih, kaya yang serius gitu? "
Pikirku Yogi mendengar percakapanku dengan Viona, ternyata Yogi hanya bercanda saja.
Saat Yogi kembali dari kamar mandinya, kamipun mengobrol, sedangkan Viona beranjak pergi ke kamarnya. Pukul 10 malam aku pulang, tak lupa berpamitan kepada Yogi.
Malam itu merupakan suatu hal yang istimewa, yang dimana aku bisa berjumpa lagi dengan Viona setelah hampir setengah tahun tidak bertemu.
Dan setelah bertemu ternyata Viona masih menyimpan perasaan yang sama terhadapku.
Hatiku senang, namun bimbang, disisi lain mungkin aku mengkhianati sahabatku sendiri, namun disisi lain aku merasa puas, aku seperti mempunyai alter ego.
Itulah yang aku anggap sebagai kekuatan, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada orang lain, namun setengah diriku masih normal, hanya memiliki perasaan kepada Viona saja. Meskipun begitu, aku masih sadar bahwa aku mempunyai sahabat, masih bisa membedakannya.
______________
1 minggu kemudian...
Setelah Viona memberikan nomor telponnya minggu lalu, saat itu juga aku mulai kontekan lagi, namun belum bertemu, dikarenakan belum ada waktu yang cocok. Aku mulai mengatur jadwal pertemuanku dengan Viona, semoga saja pertemuan pertamaku akan berjalan dengan baik.
Setelah semuanya sudah diatur, akhirnya aku bisa bertemu dengan Viona di sebuah cafe. Cafe yang pernah kami singgahi dulu, lalu kami pun mulai mengobrol kecil, kemudian aku mengajak Viona ke sebuah hotel, Viona tidak menolak. Dengan cepat kami pun beranjak pergi ke hotel itu.
Sesampainya kami di hotel, lalu check in dan mendapati kamar No 12 di lantai dua. Setelah di dalam kamar, kami pun mengobrol lagi.
"Akhirnya kita bisa bertemu lagi ya, aku senang ! " Ucap Viona dengan tersenyum.
"Iya, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. " Ucapku.
"Jun, aku sayang kamu ! " Ucap Viona sambil menatap tajam padaku.
"Aku juga sayang kamu Viona. " Jawabku dengan tersenyum sambil menatapnya.
Lalu setelah saling tatap, kamipun berciuman dengan mesra, seakan mengulang lagi masa-masa indah dulu seperti di kosan dulu.
Kami berciuman cukup lama, melepas kerinduan yang lama tidak bertemu, layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai, hasratku kini terobati.
Rasa senang bercampur puas menyelimuti perasaanku sekarang, tak peduli ia sudah menjadi istri orang lain, bagiku terasa sama, masih sama seperti dulu.
Tubuhnya yang indah, mulai ku jamahi, aku mulai memasuki zona terlarangnya, begitu bergairah saat aku mulai merangsangnya, ia pun mulai bersuara kecil, merintih dengan lembut.
_____________
THE END
pulaukapok memberi reputasi
1
Kutip
Balas