1 Minggu setelah putus dengan Viona...
Hari yang sangat melelahkan, aku pun istirahat sejenak di sebuah warung kopi pinggir jalan bersama kawan baru ku. Namanya
Yogi, dia satu pekerjaan denganku, sebagai sales.
Satu minggu sudah berlalu, namun aku belum bisa move on dari Viona, sejujurnya aku masih cinta sama dia sampai detik ini, namun apa daya, kita berbeda kasta. Orang tuanya tak setuju Viona jadi milik ku, aku terpaksa harus merelakan Viona.
Nyatanya perjuanganku selama ini sia-sia, bukan karena aku tidak mampu berjuang, namun itu terasa berat bagiku. Pasalnya orang tua Viona ingin punya menantu kaya raya. Sedangkan dalam kondisi ku seperti ini mana mungkin aku bisa kaya mendadak. Orang tuanya ingin secepatanya, sayangnya aku tidak punya waktu, perlu proses jangka panjang.
Yogi adalah kawan baru ku, dia orangnya baik, setia kawan, tapi sebenarnya Yogi adalah anak dari orang kaya. Namun dia tidak ingin bergantung kepada orang tuanya, dia ingin hidup mandiri.
Dia juga sudah lama kerja disana, bisa di bilang dia adalah seniorku, sikapnya yang ramah, mudah bergaul dengan siapapun. Menjadikan dia di senangi oleh karyawan lainnya, termasuk aku sendiri.
Meskipun kami baru berteman beberapa hari, tapi rasanya seperti sudah kenal lama. Dia selalu kasih suppport kepadaku, apalagi melihatku yang sedang galau berat begini, dia selalu menghiburku dan memberikan semangat.
Namun tetap saja, pikiranku selalu terbayang wajah Viona, entah sampai kapan dirinya membekas di benak ku.
Bagaimanapun caranya aku tidak akan pernah bisa melupakan Viona.
______________
1 Bulan Kemudian...
Satu bulan sudah berlalu, hubungan pertemananku dengan Yogi semakin dekat, bahkan Yogi juga sering curhat tentang keluarganya, tentang percintaannya, dan apapun yang dia alami pasti akan menceritakannya kepadaku.
Bahkan aku di percaya olehnya, katanya aku adalah satu-satunya sahabat terbaiknya, maka dari itu aku harus menjaga rahasia Yogi.
Saat itu Yogi curhat tentang masalah perjodohannya, ia di jodohkan dengan seorang Wanita cantik anak dari orang kaya, walaupun awalnya Yogi menolak, pada akhirnya dia menerima perjodohan itu.
"Jun, gue mau di jodohin . " Ucap Yogi.
"Yaelah, jaman sekarang masih ada perjodohan!. Haha" Kataku sambil tertawa.
"Gue serius jun, gue mau di jodohin sama anaknya temen bapak gue. " Ucap Yogi meyakinkan.
"Beneran lu? Terus gimana? " Tanya ku.
"Ya, awalnya sih gue menolak. Tapi mau tidak mau gue terima perjodohan itu. "
Jawab Yogi.
"Lah, terus kenapa lu mau? Sedangkan lu kan belum ketemu sama orangnya? " Tanya ku penasaran.
"Memang belum ketemu sih, tapi di lihat dari fotonya cantik banget. Dan alasan utama gue nerima perjodohan itu adalah karena gue gak mau ngecewain orang tua gue jun. " Jawab Yogi denan jelas.
"Hmm, tapi gue salut sama lu Bro, lu emang berbakti sama orang tua. Gue jadi iri sama lu. " Ucap ku.
"Ahh itu kan sudah kewajiban kita sebagai anaknya, jadi gimana pun caranya kita harus bahagiain orang tua, meskipun dengan cara apapun. Yang penting orang tua kita seneng. " Kata Yogi.
"Iya betul banget gi, gue jadi kangen sama orang tua gue di kampung. " Ucapku.
"Kalo ada waktu, mending lu temuin deh ortu lu selagi mereka masih hidup. Btw, kalo lu butuh bantuan gue perihal keluarga lu, kabarin gue aja ya jun. " Kata Yogi.
"Emm.. Iya minggu depan kayanya gue mau balik dulu ke kampung gi, makasih banyak ya, lu emang sahabat gue yang paling baik. " Ucapku.
"Santai aja bro. Eh, gimana lu udah move on belum dari si dia? " Tanya Yogi.
"Sebetulnya belum sih, gue kayanya cinta banget sama dia. Gue jadi terobsesi. Sumpah, gue ga bisa lupain dia. " Jawabku.
"Ya mudah-mudahan aja lu cepet dapet penggantinya, biar lu bisa move on. " Kata Yogi.
"Iya gi. Sekali lagi makasih ya . " Ucapku.
"Eh gi, siapa nama cewek yang di jodohin sama lu? " Tanya ku.
"Namanya... "
Bersambung...