• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Sinetron Catatan Hati Seorang Istri Menodai Kesucian Dari Pernikahan

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Sinetron Catatan Hati Seorang Istri Menodai Kesucian Dari Pernikahan


Iya, saya tahu kok banyak agan sista disini yang sudah muak dengan sinetron Indonesia. Saya juga paham betul bahwa sinetron Indonesia selalu berpusat antara perselingkuhan, azab, Ibu tiri, anak durhaka dan itu itu saja tapi biarlah saya mencurahkan kekesalan ini dalam bentuk tulisan yang amat panjang.

Kami satu keluarga bukanlah orang yang suka menonton tv sehingga tak pernah berlangganan tv kabel namun ada kalanya juga kami menonton karna tak ada hal lain yang bisa dilakukan. Karna antena tv tidak pernah diurus maka channel yang bisa ditonton cuma itu-itu saja. Kalau nggak berita, ya sinetron. Dan sinetron yang biasa tayang di prime time adalah 'suara hati seorang istri.'

Dari judulnya sih bagus. Itu membuat saya membayangkan perjuangan seorang istri yang harus sabar tinggal di rumah dan mengurus anak serta menyambut suami yang kelelahan bekerja dengan hangat. Kelelahan, kesepian dan terkurung. Sebuah drama yang penuh duka dan air mata. Kira-kira itulah tema yang saya bayangkan.



But this sinetron is the real shit! ceritanya cuma selingkuh, poligami, cerai dan karma. Saya tahu kebanyakan sinetron cuma menggunakan karakter antagonis super jahat untuk memancing emosi penonton tapi apakah scripwriternya nggak capek nulis cerita yang sama setiap hari?

Okay, kembali ke judul. Kenapa saya bilang sinetron ini menodai makna suci dari pernikahan? Pernikahan adalah bersatunya dua insan dengan tujuan membina rumah tangga dengan mempersatukan hati dan juga jiwa, menyempurnakan separuh agama. Tapi di sinetron ini pernikahan mereka hanya berisi perselingkuhan.

Gini aja deh, kalau ke depannya tingkat perceraian meningkat maka sinetron ini bisa disalahkan. Kenapa? Kebanyakan penonton sinetron ini adalah Ibu-Ibu yang belum tentu punya dasar agama yang kuat. kalau agan sista baru aja menonton film horor pasti takut ke kamar mandi sendiri kan? begitu juga dengan sinetron perselingkuhan. Sadar tidak sadar Ibu Ibu itu akan mulai mencurigai apa yang suami mereka lakukan diluar dan jika secara tak sengaja mereka melihat suami mereka jalan dengan perempuan lain maka perang rumah tangga akan dimulai.



Dan yang lebih parah lagi, sinetron ini tidak mengajarkan untuk menyelesaikan permasalahan secara baik-baik melainkan secara praktis yakni cerai. Ada masalah sedikit, ceraikan. Ketemu yang lebih cantik, ceraikan. Emangnya cerai segampang itu kah? Hubungan yang rusak itu seharusnya diperbaiki, bukan dibuang. Parahnya lagi sinetron ini menunjukkan bahwa perempuan yang menjadi janda akan hidup bahagia jadi jangan salahkan jika Ibu-Ibu kurang pendidikan akan memilih jalan cerai jika ada masalah dalam rumah tangga.

Lalu satu hal lagi yang tidak bisa dipisahkan dalam pernikahan yakni mertua. Menikah bukan hanya mempersatukan dua insan melainkan dua keluarga. Jika mertua tidak bisa akur dengan menantunya maka tunda atau pikirkan ulang pernikahan tersebut. Nah, di sinetron ini ada pasangan suami istri yang mana Ibu mertuanya bahkan tak memandang menantunya sebagai manusia. Mereka ini nikah pakai wali bayaran kah?

Jujur aja saat melihat karakter Ibu mertua kejam saya jadi cemas dengan kakak saya yang baru setahun ini menikah. Apakah dia sering dipandang sinis oleh Ibu mertuanya? Apa jangan-jangan dia dipekerjakan seperti cinderella di rumah mereka? Oh ya ampun. Sinteron ini sudah membuat saya berpikiran suudzon. Padahal mertua kakak saya itu orang yang baik dan berpendidikan, seorang kepala sekolah madrasah. Saya jadi merasa bersalah berpikiran buruk tentang dia.



Hidup itu bukanlah sinetron. Memang benar. Tapi menurut Anda sudah berapa banyak orang yang melakukan sesuatu karna terinspirasi dari buku, film atau cerita yang dia dengar? Jangan anggap remeh kekuatan dari sesuatu yang kita lihat setiap harinya. Bahkan korban penculikan pun bisa berakhir jatuh cinta dengan penculiknya jadi kenapa sinetron tak bisa mempengaruhi penontonnya?

Jadi apa yang sudah sinetron ini ajarkan pada penontonnya? Pernikahan itu suram, cerai itu nikmat. Kira-kira begitulah yang saya lihat. Apakah film dengan pesan moral seperti ini layak tayang di tv? Apakah tak ada orang yang marah karna pernikahan yang suci dipermainkan dengan kata cerai keluar dari bibir pemain dengan mudahnya? Atau tak adakah suami yang marah karna citra pria semakin buruk dengan banyaknya adegan perselingkuhan?

Ini masalah yang serius. Meskipun KPI udah bodo amat dengan sinetron ini tapi tolong, untuk semua yang membaca ini, tolong cegah orangtua kalian menontonnya. Jika sampai ada perceraian yang disebabkan oleh sinetron maka ini akan menjadi sejarah kelam bagi negara kita.
evywahyuni
EriksaRizkiM
anton2019827
anton2019827 dan 23 lainnya memberi reputasi
20
5.4K
80
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Tampilkan semua post
hide0606xxAvatar border
hide0606xx
#19
shitnetron di Ikan terbang yg ane appreciate cm pas jaman2nya mak lampir atau yg lebih fictional meski buruk di cgi

setidaknya dr story lebih bisa dijustify

gak ada embel2 agama yg menjadi awal disparitas hitam putih... yg baik, soleh pasti diexemplify dr busananya... ini lebih ke malaikat vs iblis emoticon-DP emoticon-Leh Uga
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.