Seorang penggemar olahraga balap sepeda menghadapi hukuman satu tahun penjara setelah menyebabkan salah satu kecelakaan terburuk dalam sejarah Tour de France dan kemudian melarikan diri.

Jaksa di Brittany, bagian utara negara Prancis, pada hari Minggu (27/6) meluncurkan penyelidikan kriminal setelah tersangka wanita - yang belum teridentifikasi dan dalam pelarian itu - tertangkap kamera menyebabkan kekacauan pada hari Sabtu.

Wanita tersebut tersenyum lebar sambil memegang spanduk kardus di depan peloton yang berkendara dari Brest ke Landerneau di etape pertama balapan sepeda terkenal di dunia tahun ini.

*Pada balap sepeda jalan raya, peloton adalah grup utama atau kelompok/rombongan pesepeda.








Spanduk itu bertuliskan 'Go! Gran, Grandad,’ dengan kombinasi bahasa Prancis dan Jerman, dan jelas ditujukan kepada jutaan pemirsa dari seluruh dunia.

Wanita yang dilaporkan berasal dari Jerman itu, menatap langsung ke kamera sepeda motor televisi dengan punggung menghadap ke pengendara yang melaju kencang – dan salah satunya, Tony Martin dari Jerman kemudian menabraknya.

Martin jatuh dan menyebabkan efek domino mengerikan yang berakhir dengan kekusutan sepeda dan pembalap yang berada tepat di belakangnya.




Ada banyak pembalap yang mengalami cedera serius, termasuk yang dialami oleh Jasha Sutterlin, pembalap Jerman lainnya yang harus mundur dari seluruh kontes.




"Penonton yang menyebabkan kecelakaan ini meninggalkan tempat kejadian sebelum kedatangan penyelidik," kata juru bicara gendarmerie Finistere. “Semua upaya sedang dilakukan untuk mencoba menemukannya.

"Dia mengenakan kacamata dan mengenakan celana jins biru, sweter bergaris merah dan putih, dan jaket kuning."

Sementara itu, jaksa mengonfirmasi bahwa mereka telah membuka penyelidikan kriminal karena 'dengan sengaja melanggar peraturan keselamatan dan menyebabkan cedera yang mungkin membuat seseorang tidak dapat berlomba lagi hingga tiga bulan kedepan.'

Ini adalah pelanggaran yang dapat didakwa di Prancis yang dapat dihukum hingga satu tahun penjara dan denda yang setara atau di bawah £13.000 (Rp 261 juta).

Pierre-Yves Thouault, wakil direktur balapan Tour de France, juga mengatakan bahwa penyelenggara telah mengajukan keluhan terhadap wanita tersebut dan ia dapat menghadapi tindakan hukum dari penyelenggara tur.




'Ini adalah perilaku yang tidak dapat diterima,' katanya. Ada aturan keselamatan yang harus diikuti. Penonton tidak boleh menyeberang jalan, mereka juga tidak boleh melakukan selfie.

'Terus terang, sikapnya gila. Acaranya adalah para pengendara, bukan penonton yang ingin tampil di TV.

'Tur seharusnya tetap menjadi pesta tetapi karena sikap minoritas yang sangat kecil, harus hancur. Kami tidak bisa lagi menerima ini.

"Kami menuntut wanita ini karena berperilaku sangat buruk.

'Kami melakukan ini agar minoritas kecil orang yang melakukan ini tidak merusak pertunjukan untuk semua orang.'



Sumber