• Beranda
  • ...
  • UKM
  • “Equity Crowdfunding”, Investasi Zaman Now

simpan.uangAvatar border
TS
simpan.uang
“Equity Crowdfunding”, Investasi Zaman Now
Mau bikin minimarket tapi dana terbatas?  Mau bikin kafe tapi tidak ada kemampuan mengelola? Mau dapat cuan lumayan tapi ogah rugi ?
emoticon-Wowemoticon-Wow
Zaman sekarang, hal ini bisa dilakukan dengan mudah. Caranya, dengan ikut patungan membiayai usaha minimarket, salon, kafe, peternakan, kos-kosan atau usaha kecil menegah lain. Dengan modal mulai dari Rp 1 juta saja, saham usaha-usaha kecil itu sudah di tangan.

Spoiler for equity crowdfunding:


Perusahaan equity crowdfundingmempertemukan investor yang ingin penghasilan lebih dengan pemilik usaha yang ingin mengembangkan usaha.


Cara pemodalan patungan ini menguntungkan investor dalam beberapa hal. Seperti, modal dan risiko minimal. Dibandingkan dengan menanamkan modal sendirian untuk membuka kafe, risiko memodali patungan ini lebih kecil. Satu usaha yang dimodali sendiri, risiko ditanggung seorang diri. Jika satu usaha dimodali beramai-ramai, risiko ditanggung renteng pula.
Selain meminimalkan modal dan meminimalkan risiko, investor juga tidak perlu susah payah melakukan berbagai kajian bisnis dari nol. Para pemodal dapat memeriksa laporan keuangan dan proposal yang diajukan oleh para pemilik usaha lalu menganalisanya, apakah usaha ini layak didanai atau tidak.
Otoritas Jasa Keuangan sudah memberikan izin penyelenggara equity crowdfunding kepada empat perusahaan yaitu PT Santara Daya Inspiratama, PT Investasi Digital Nusantara (Bizhare), PT Crowddana Teknologi Indonusa dan PT Numex Teknologi Indonesia.  Tautannya dapat dilihat di laman ini 
cek disini
Hingga akhir tahun 2020, total dana yang dihimpun oleh Santara sebesar Rp 114 miliar, Bizhare Rp 32 miliar, Crowddana Rp 28 miliar dan LandX Rp 11 miliar.
Risiko
Namanya investasi, tentu ada risikonya. Walaupun investor sudah berusaha untuk meminimalkan risiko dengan berpatungan memodali sebuah usaha, tetap saja ada risikonya.
Risiko antara lain adalah bisnis yang tidak semanis proposal. Di dalam proposal tentu ada perkiraan bisnis. Tetapi dalam kenyataannya, perkiraan tidak selalu selaras dengan kenyataan. Bisnis bisa saja meleset. Pandemi misalnya, akan mengurangi kegiatan pada sebuah kafe. Omset menurun, pembagian dividen kepada investor pun dapat saja berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
Risiko lain adalah pihak perusahaan equity crowdfunding yang tidak saksama mencermati perizinan sebuah usaha. Dapat saja, usaha yang sudah ditawarkan bahkan sudah banyak peminatnya batal karena usaha tersebut mengalami kendala perizinan dan sebagainya.
Sementara ini, investasi pada equity crowdfunding masih belum memiliki pasar sekunder alias tidak likuid. Artinya, para investor yang sudah masuk mendanai sebuah bisnis, tidak dapat keluar dari investasi tersebut dengan cepat karena belum ada pasar untuk menjual beli saham-saham equity crowdfunding ini. Jadi, uang investor sementara akan mengendap di situ.
Jika tidak ada aral melintang, tahun depan akan ada pasar sekunder saham-saham equty crowdfunding. Sehingga seperti saham-saham emiten, penyertaan pada usaha kecil menengah ini pun dapat diperdagangkan. 
Berminat ikut mendanai usaha kecil ?  

emoticon-Shakehand2

nirankara
Shyesun.pucha
hoorray
hoorray dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.2K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
UKM
UKMKASKUS Official
14.8KThread3.3KAnggota
Tampilkan semua post
nirankaraAvatar border
nirankara
#9
pernah tahu konsep ini dulu karena ngikuti channel nya Bossman, seringkali udah ludes dulu sih slot untuk pendanaan, bagian penting pasti dari scouting usaha yang ingin mengajukan pendanaan sih 😬
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.