Eps 5: Miniatur Senja
Quote:
Satu Minggu Kemudian...
Hubunganku dengan Viona kini sudah di ketahui publik, khususnya di kampus, banyak yang tidak menyangka aku bisa mendapatkan Viona, termasuk Burhan dan Broto. Mereka awalnya tidak percaya, lalu setelah Viona yang mengatakannya akhirnya mereka pun percaya.
Jelas banyak yang tidak menyangka, perbedaan antara aku dan Viona memang mencolok, aku yang terlihat sederhana, sedangkan Viona yang terlihat good looking dimata orang lain.
Namun itu bukanlah suatu penghalang bagi cinta kita, perbedaan adalah saling melengkapi satu sama lain. Aku merasa manusia paling beruntung di muka bumi ini, bagaimana tidak, untuk bisa kuliah pun aku mendapat beasiswa hasil dari program bidik misi, lalu soal percintaan, aku bisa mendapatkan Viona dengan mudah. Hehe (ketawa jahat)
Maaf, bukan berarti aku sombong, tapi itulah kenyataannya. Haha
Namun di balik itu semua, aku terlahir dari keluarga yang tidak mampu, ayah ibu ku yang hanyalah buruh tani, tak bisa memberi banyak soal materi.
Maka dari itu, setelah aku lulus kuliah nanti, aku akan secepatnya mencari kerjaan, agar suatu saat nanti aku bisa mengangkat martabat keluarga kecilku.
Aku sebenarnya sedang mengerjakan skripsi, tinggal beberapa minggu lagi aku harus segera menyelesaikannya, karna sudah di ujung tanduk.
Dan setelah lulus kuliah nanti, semoga hubungan ku dengan Viona masih berlanjut, hingga ke pelaminan.
Di bawah langit jingga, aku masih menikmati angin yang berhembus kencang ke wajahku. Dengan motor klasik ku yang melaju dengan pelan, di iringi lagu akustikan yang terdengar merdu di headsetku.
Di temani oleh sang kekasih yang memelukku dengan mesra dari belakang, sore itu sungguh romantis.
Kota yang menawan ini, menyimpan banyak keindahan di setiap sudut kotanya. Banyak tempat romantis untuk di kunjungi.
Saat itu, aku dan Viona berhenti di sebuah tempat. Tempat yang paling di gemari oleh para pecinta seni, yaitu pameran lukisan.
Karya seni lukis yang terpampang indah di setiap kedainya. Banyak pengunjung yang meminta di lukis di sana, ada juga yang sekedar berfoto dengan nuansa lukisan sebagai backgroundnya .
Viona sangat menyukai tempat itu, karena sesuai dengan hoby nya, Viona hoby melukis. Dia juga masuk jurusan seni di kampusku.
Mata Viona tertuju pada sebuah lukisan kecil disana, sebuah miniatur senja yang terlukis dengan sangat indah, aroma cat lukisan itu begitu khas tercium.
Lalu aku membeli lukisan itu untuk Viona, ia sangat senang. Terus ia juga memeluk ku dengan manja. Sikapnya yang manja menuai banyak perhatian.
Semua orang yang ada disana seolah memandang ke arahku, entah ada yang iri, atau mungkin terlihat kampungan di mata mereka.
Aku tidak mempermasalahkan hal itu, yang penting Viona bahagia bersamaku, anggap saja lukisan itu tanda kasih sayang dariku. Dan semoga dia bisa menyimpannya dengan baik. Seperti menyimpan perasaannya yang akan aku jaga sampai akhir hayatku.
Bersambung...