- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#124
Chapter 85
Quote:
Monster dengan tanduk bercabang yang tertancap dikepalanya yang lebar seperti menggunakan helm itu mengaum dengan keras. Lagi-lagi memukul dadanya hingga membuat getaran yang menggelegar disekitarnya. Djohan dan Hunter tidak kentar, bagi mereka itu adalah cara sang monster untuk menggertak. Kini kondisinya sudah lebih membaik ketika Djohan datang, sebuah bala bantuan yang sangat besar bagi Hunter.
“Kita tidak perlu serakah,” ucap Hunter seakan-akan sudah kenal dekat dengan Djohan. “kita bisa menyerangnya secara bergantian atau bersama-sama,” lanjutnya.
Djohan hanya melirik sebentar tanpa menjawabnya, baginya tidak terlalu penting bagaimana cara yang dilakukan untuk melawan monster ini. Cukup dengan membunuhnya maka semua sudah selesai.
Monster berwarna perak dengan garis-garis hitam itu meluncur terlebih dahulu, ia bergerak ke arah samping. Mengincar salah satu lengan yang menjuntai menyentuh tanah yang berisikan puing-puing reruntuhan. Satu tendangan diarahkan, tepat mengenai sasaran hingga membuat lengan panjang itu menekuk. Rasa sakit yang dihasilkan terlihat dari teriakan keras sang monster. Merasa ingin membalas sang monster mengeluarkan kaki-kaki serangga yang tajam itu, berukuran cukup gila dan ujungnya tajam membelah angin ketika menyerang Djohan.
Tubuh Djohan terbawa ketika kaki-kaki itu memaksanya untuk pergi menjauh, kesempatan ini digunakan sang monster untuk membuang ‘kulit’ yang rusak akibat terkena serangan dari Djohan. Di sisi lain Hunter memutar sabitnya, ia tahu bahwa bagian leher yang tertutup oleh tutup kepala itu merupakan kelemahan utama musuhnya. Namun belum juga mendekat lagi-lagi kaki yang berbentuk kait itu keluar dari bagian tubuh sang monster, memaksa Hunter untuk mundur.
“Cih!” Hunter melempar sabitnya yang berputar, memotong kaki-kaki yang menyerangnya.
Kali ini sang monster memang terlihat lebih hati-hati ketika bertarung, apalagi ketika tahu bahwa bola energi yang dikeluarkan mampu dimentalkan oleh Hunter yang seorang Beaters biasa bukan kalangan royal clan. Sabit yang terlempar memantul menjauh setelah terkena tubuh monster yang dilapisi oleh elemen glass.
“Bagaimana? Ada ide yang lebih baik?” tanya Hunter.
“Hm, aku akan menyerangnya terus. Ketika monster lengah disitulah kesempatanmu,” mau tidak mau Djohan harus bekerja sama dengan Hunter membuat sebuah pola serangan untuk melumpuhkan sang monster.
Angin berhembus keras saat Djohan berakselerasi, gerakan sangat cepat sampai Hunter tidak bisa membacanya dengan mata Beatersnya. Hal pertama yang dilakukan oleh Djohan adalah dengan mengambil sabit yang letaknya tidak jauh dari tempat sang Monster. Sabit yang pegangannya panjang seukuran tombak itu diraihnya, lalu dengan cepat dikembalikan kepada Hunter.
“OK Aku dapat!” sahutnya, “apa yang akan dilakukannya?”
Djohan bergerak berputar membelakangi monster, lalu dikeluarkan jurus ilusinya, ia membuat 5 buah bayangan dirinya yang muncul di berbagai tempat untuk membingungkan sang musuh. Kaki-kaki kembali muncul, langsung menyerang semua bayangan Djohan satu-persatu. Semuanya menghilang waktu singkat menghilang tak berbekas, sosok asli Djohan menghilang dari pandangan bahkan dari Hunter yang sedang menunggu kesempatannya datang.
“Kemana?” mata Beaters milik Hunter tidak mampu membaca pergerakan Djohan.
Tiba-tiba Djohan muncul tepat dihadapan wajah sang monster, ukuran kepalanya sebesar mobil SUV milik tim BASS yang biasa Leah ataupun Gareth bawa. Cakar-cakar Djohan begitu tegas, menekuk dan siap menghantam kapan saja. Serangan berbentuk ‘X’ dilancarkan dengan semua jemari milik Djohan, mata sang monster terbelah begitupun dengan wajahnya.
“Ini kesempatanku!” Hunter melesat, sabitnya siap melayang kapan saja.
Djohan melihatnya ketika Hunter melompat, kaki-kaki serangga merespon dengan keluar dari semua arah tubuh sang monster, targetnya adalah Hunter dan juga Djohan. Dengan cepat Djohan menghilang, membantu Hunter yang sedang melayang di udara. Kedua tangannya menghalangi ketika ujung-ujung yang tajam itu hampir mendarat di tubuh Hunter. Lalu dengan ayunan yang kuat, sabitnya diarahkan ke leher yang terbuka saat ini.
“ARGHHH!” Hunter berhasil menebasnya, leher sang monster terbuka lebar, memuntahkan banyak darah dari sana.
Badan Djohan maupun Hunter kini dilumuti dengan darah Beaters yang tumbang seketika jatuh ke tanah. Mereka berdua kini berada di atas badan sang monster yang mengerang kesakitan, kedua tangan besarnya bergetar hebat tidak mampu menahan rasa sakit. Dengan santai Hunter berjalan mendekati kepala sang monster, perlahan kulit wajahnya itu akan terlepas.
“Aku akan mengakhirinya sebelum monster ini kembali menyembuhkan dirinya,” mengangkat sabitnya ke atas lalu dengan membabi buta melancarkan serangan ke wajah sang monster yang sedang memperbaiki diri.
Sementara itu Djohan berjalan menuju area dada sang monster, jemarinya dirapatkan membentuk sebuah pedang. Dengan ini yakin sudah bahwa pertarungan mereka akan berakhir.
“MATI KAU!” jemari Djohan melesat cepat, namun sesuatu bergerak dari dalam dan keluar dengan cepat. “trik itu lagi!” Djohan merubah alurnya, tetapi jemarinya tidak mampu menjangkaunya dan sebuah bola berwarna hitam seukuran bola basket pun berhasil menghindar.
“Hm?” sesuatu keluar dari tubuh sang monster, bentuknya panjang seperti cambuk dan mulai melilit tubuh Hunter dari kaki hingga tangannya. “Silver Clan!” berniat untuk memberi peringatan pada Djohan namun posisinya tidak jauh berbeda. Lilitannya sangat kuat bahkan sekelas Silver Clan kesulitan untuk melepasnya.
Bola berwarna hitam itu melompat-lompat, setiap lompatan merubah bentuknya, secara perlahan bola itu membentu monster Beaters yang baru. Badannya ramping dengan bagian yang tajam di seluruh tubuhnya membentuk duri-duri yang panjang. Kepalanya juga kecil dengan tanduk panjang menjulang tinggi, mulutnya lebar dengan gigi-gigi tajam yang dipamerkannya, asap kecil keluar dari situ.
Ia memperhatikan tangan dan juga kakinya, lalu memegang bagian punggungnya yang menonjol. Dari bagian itu keluar sayap-sayap, selain itu kaki-kaki serangga dapat dikeluarkannya secara serentak dari mana saja. Cahaya matahari yang menyinari membuat kulit jirah yang berwarna hitam pekat itu berkilauan dan juga ada yang terpantul, elemen glass masih melapisi dirinya.
“Ahh…, jadi ini kekuatan Beaters yang sesungguhnya,” ucap sang monster mengagetkan Djohan dan Hunter yang terjebak di bangkai monster Beaters yang beukuran besar. “aku tidak membutuhkan tubuh itu lagi,” sesaat setelah mengucapkannya bangkai tubuhnya mengeras begitu pun dengan benda yang melilit Djohan dan juga Hunter.
“Jadi itu…bentuk sempurna dari Beaters spesimen khusus?” ucap Hunter.
“Spesimen khusus? Hei aku mempunyai nama, penciptaku yaitu Allison menamaiku….,” mendengarnya membuat Djohan geram, ia semakin keras untuk lepas dari lilitan ini. “Alphanz….,” mulutnya terbuka, energi terkumpul disekitarnya.
Bola kecil berwarna merah terbentuk, lalu sebuah sinar laser yang besar keluar dari situ. Menerjang Djohan dan juga Hunter yang masih terjebak di atas bangkai monster yang berbadan besar. Sinar laser itu menghancurkan apa yang dilaluinya, termasuk daerah sekitar yang belum terkena dampak pertarungan sebelumnya. Keadaan kota semakin kacau, belum ada tindakan dari keamanan setempat dari Surban City.
Gareth menghentikan langkahnya ketika mengetahui adanya getaran di tanah yang dipijaknya. Serangan itu membuat dirinya semakin khawatir, apakah Djohan dan Hunter dapat menumpas monster besar itu atau tidak.
“Tidak! Aku sudah mempercayakan pada mereka,” Gareth tetap melanjutkan perjalannya.
“mereka…..,” akhirnya ia sampai di tempat rekan-rekannya diselamatkan oleh Djohan. Mereka dibaringkan berdekatan satu sama lain.
Langkah kaki Gareth semakin cepat, orang pertama yang dihampirinya adalah Leah yang terkapar di samping kapten Davies. Ia ingat betul ketika dua orang ini berada dibelakangnya. Yang menjadi perhatiannya justru kondisi kapten Jeremy yang terlihat lebih parah dari anggota timnya sendiri. Leah membuka matanya secara perlahan, Gareth sangat bersyukur ketika mengetahui rekannya itu selamat.
“LEAH!” ucapnya dengan lantang, mencoba mengangkat kepala Leah.
“Ga…Gareth?” ucap Leah lirih.
“Iya, ini aku…,” leher Gareth ditarik oleh Leah, kemudian ia berbisik padanya. Mata Gareth membelalak ketika mendengarnya, “baiklah,” balasnya pelan.
“Kita tidak perlu serakah,” ucap Hunter seakan-akan sudah kenal dekat dengan Djohan. “kita bisa menyerangnya secara bergantian atau bersama-sama,” lanjutnya.
Djohan hanya melirik sebentar tanpa menjawabnya, baginya tidak terlalu penting bagaimana cara yang dilakukan untuk melawan monster ini. Cukup dengan membunuhnya maka semua sudah selesai.
Monster berwarna perak dengan garis-garis hitam itu meluncur terlebih dahulu, ia bergerak ke arah samping. Mengincar salah satu lengan yang menjuntai menyentuh tanah yang berisikan puing-puing reruntuhan. Satu tendangan diarahkan, tepat mengenai sasaran hingga membuat lengan panjang itu menekuk. Rasa sakit yang dihasilkan terlihat dari teriakan keras sang monster. Merasa ingin membalas sang monster mengeluarkan kaki-kaki serangga yang tajam itu, berukuran cukup gila dan ujungnya tajam membelah angin ketika menyerang Djohan.
Tubuh Djohan terbawa ketika kaki-kaki itu memaksanya untuk pergi menjauh, kesempatan ini digunakan sang monster untuk membuang ‘kulit’ yang rusak akibat terkena serangan dari Djohan. Di sisi lain Hunter memutar sabitnya, ia tahu bahwa bagian leher yang tertutup oleh tutup kepala itu merupakan kelemahan utama musuhnya. Namun belum juga mendekat lagi-lagi kaki yang berbentuk kait itu keluar dari bagian tubuh sang monster, memaksa Hunter untuk mundur.
“Cih!” Hunter melempar sabitnya yang berputar, memotong kaki-kaki yang menyerangnya.
Kali ini sang monster memang terlihat lebih hati-hati ketika bertarung, apalagi ketika tahu bahwa bola energi yang dikeluarkan mampu dimentalkan oleh Hunter yang seorang Beaters biasa bukan kalangan royal clan. Sabit yang terlempar memantul menjauh setelah terkena tubuh monster yang dilapisi oleh elemen glass.
“Bagaimana? Ada ide yang lebih baik?” tanya Hunter.
“Hm, aku akan menyerangnya terus. Ketika monster lengah disitulah kesempatanmu,” mau tidak mau Djohan harus bekerja sama dengan Hunter membuat sebuah pola serangan untuk melumpuhkan sang monster.
Angin berhembus keras saat Djohan berakselerasi, gerakan sangat cepat sampai Hunter tidak bisa membacanya dengan mata Beatersnya. Hal pertama yang dilakukan oleh Djohan adalah dengan mengambil sabit yang letaknya tidak jauh dari tempat sang Monster. Sabit yang pegangannya panjang seukuran tombak itu diraihnya, lalu dengan cepat dikembalikan kepada Hunter.
“OK Aku dapat!” sahutnya, “apa yang akan dilakukannya?”
Djohan bergerak berputar membelakangi monster, lalu dikeluarkan jurus ilusinya, ia membuat 5 buah bayangan dirinya yang muncul di berbagai tempat untuk membingungkan sang musuh. Kaki-kaki kembali muncul, langsung menyerang semua bayangan Djohan satu-persatu. Semuanya menghilang waktu singkat menghilang tak berbekas, sosok asli Djohan menghilang dari pandangan bahkan dari Hunter yang sedang menunggu kesempatannya datang.
“Kemana?” mata Beaters milik Hunter tidak mampu membaca pergerakan Djohan.
Tiba-tiba Djohan muncul tepat dihadapan wajah sang monster, ukuran kepalanya sebesar mobil SUV milik tim BASS yang biasa Leah ataupun Gareth bawa. Cakar-cakar Djohan begitu tegas, menekuk dan siap menghantam kapan saja. Serangan berbentuk ‘X’ dilancarkan dengan semua jemari milik Djohan, mata sang monster terbelah begitupun dengan wajahnya.
“Ini kesempatanku!” Hunter melesat, sabitnya siap melayang kapan saja.
Djohan melihatnya ketika Hunter melompat, kaki-kaki serangga merespon dengan keluar dari semua arah tubuh sang monster, targetnya adalah Hunter dan juga Djohan. Dengan cepat Djohan menghilang, membantu Hunter yang sedang melayang di udara. Kedua tangannya menghalangi ketika ujung-ujung yang tajam itu hampir mendarat di tubuh Hunter. Lalu dengan ayunan yang kuat, sabitnya diarahkan ke leher yang terbuka saat ini.
“ARGHHH!” Hunter berhasil menebasnya, leher sang monster terbuka lebar, memuntahkan banyak darah dari sana.
Badan Djohan maupun Hunter kini dilumuti dengan darah Beaters yang tumbang seketika jatuh ke tanah. Mereka berdua kini berada di atas badan sang monster yang mengerang kesakitan, kedua tangan besarnya bergetar hebat tidak mampu menahan rasa sakit. Dengan santai Hunter berjalan mendekati kepala sang monster, perlahan kulit wajahnya itu akan terlepas.
“Aku akan mengakhirinya sebelum monster ini kembali menyembuhkan dirinya,” mengangkat sabitnya ke atas lalu dengan membabi buta melancarkan serangan ke wajah sang monster yang sedang memperbaiki diri.
Sementara itu Djohan berjalan menuju area dada sang monster, jemarinya dirapatkan membentuk sebuah pedang. Dengan ini yakin sudah bahwa pertarungan mereka akan berakhir.
“MATI KAU!” jemari Djohan melesat cepat, namun sesuatu bergerak dari dalam dan keluar dengan cepat. “trik itu lagi!” Djohan merubah alurnya, tetapi jemarinya tidak mampu menjangkaunya dan sebuah bola berwarna hitam seukuran bola basket pun berhasil menghindar.
“Hm?” sesuatu keluar dari tubuh sang monster, bentuknya panjang seperti cambuk dan mulai melilit tubuh Hunter dari kaki hingga tangannya. “Silver Clan!” berniat untuk memberi peringatan pada Djohan namun posisinya tidak jauh berbeda. Lilitannya sangat kuat bahkan sekelas Silver Clan kesulitan untuk melepasnya.
Bola berwarna hitam itu melompat-lompat, setiap lompatan merubah bentuknya, secara perlahan bola itu membentu monster Beaters yang baru. Badannya ramping dengan bagian yang tajam di seluruh tubuhnya membentuk duri-duri yang panjang. Kepalanya juga kecil dengan tanduk panjang menjulang tinggi, mulutnya lebar dengan gigi-gigi tajam yang dipamerkannya, asap kecil keluar dari situ.
Ia memperhatikan tangan dan juga kakinya, lalu memegang bagian punggungnya yang menonjol. Dari bagian itu keluar sayap-sayap, selain itu kaki-kaki serangga dapat dikeluarkannya secara serentak dari mana saja. Cahaya matahari yang menyinari membuat kulit jirah yang berwarna hitam pekat itu berkilauan dan juga ada yang terpantul, elemen glass masih melapisi dirinya.
“Ahh…, jadi ini kekuatan Beaters yang sesungguhnya,” ucap sang monster mengagetkan Djohan dan Hunter yang terjebak di bangkai monster Beaters yang beukuran besar. “aku tidak membutuhkan tubuh itu lagi,” sesaat setelah mengucapkannya bangkai tubuhnya mengeras begitu pun dengan benda yang melilit Djohan dan juga Hunter.
“Jadi itu…bentuk sempurna dari Beaters spesimen khusus?” ucap Hunter.
“Spesimen khusus? Hei aku mempunyai nama, penciptaku yaitu Allison menamaiku….,” mendengarnya membuat Djohan geram, ia semakin keras untuk lepas dari lilitan ini. “Alphanz….,” mulutnya terbuka, energi terkumpul disekitarnya.
Bola kecil berwarna merah terbentuk, lalu sebuah sinar laser yang besar keluar dari situ. Menerjang Djohan dan juga Hunter yang masih terjebak di atas bangkai monster yang berbadan besar. Sinar laser itu menghancurkan apa yang dilaluinya, termasuk daerah sekitar yang belum terkena dampak pertarungan sebelumnya. Keadaan kota semakin kacau, belum ada tindakan dari keamanan setempat dari Surban City.
Gareth menghentikan langkahnya ketika mengetahui adanya getaran di tanah yang dipijaknya. Serangan itu membuat dirinya semakin khawatir, apakah Djohan dan Hunter dapat menumpas monster besar itu atau tidak.
“Tidak! Aku sudah mempercayakan pada mereka,” Gareth tetap melanjutkan perjalannya.
“mereka…..,” akhirnya ia sampai di tempat rekan-rekannya diselamatkan oleh Djohan. Mereka dibaringkan berdekatan satu sama lain.
Langkah kaki Gareth semakin cepat, orang pertama yang dihampirinya adalah Leah yang terkapar di samping kapten Davies. Ia ingat betul ketika dua orang ini berada dibelakangnya. Yang menjadi perhatiannya justru kondisi kapten Jeremy yang terlihat lebih parah dari anggota timnya sendiri. Leah membuka matanya secara perlahan, Gareth sangat bersyukur ketika mengetahui rekannya itu selamat.
“LEAH!” ucapnya dengan lantang, mencoba mengangkat kepala Leah.
“Ga…Gareth?” ucap Leah lirih.
“Iya, ini aku…,” leher Gareth ditarik oleh Leah, kemudian ia berbisik padanya. Mata Gareth membelalak ketika mendengarnya, “baiklah,” balasnya pelan.
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas