Setelah jeda iklan,

“Kembali lagi di NGERUMPI, NO SERET” kak Ros menyapa

Tepuk tangan penonton bayaran membahana

“eh Siti, tadi ada orang yang datang ke kak Ros minta tolong mau ketemu sama kamu, katanya ada yang mau ditanyakan ke kamu, boleh?”

“boleh” jawab Siti

“itu dia orangnya, sini ndra”

Kak Ros memanggil namaku, dan akupun berdiri, seorang kru memberikan mic padaku dan aku segera naik ke atas stage,

“kenalkan nama saya indra saputra, saya kesini karena ada yang ingin saya tanyakan kepada dik Siti”

“nak tanya apa?” tanya Siti

“sekitar 2 minggu yang lalu saya pergi ke panti asuhan sambil membawa 1 kotak besar isinya pakaian yang akan disumbangkan, dan 1 benda kecil yaitu hadiah untuk seseorang, setelah sampai di panti, saya membawa kotak besar masuk tapi benda kecil itu saya tinggalkan di laci motor, sambil membawa kotak besar di depan, saya berjalan melewati lorong menuju meja pengurus di ujung lorong, tapi di tengah lorong, saya berpapasan dengan dik Siti yang ingin keluar dari panti, setelah menyerahkan sumbangan, saya kembali lagi ke sepeda motor saya tapi benda kecil yang ada di laci motor itu sudah hilang, dan karena dik Siti adalah satu-satunya orang yang ada di parkiran waktu itu, saya yakin benda kecil itu ada pada dik Siti, jadi saya mohon dik Siti sudilah kiranya bersedia untuk mengembalikannya, karena itu adalah hadiah untuk seseorang yang spesial untuk saya,”

Nampaknya dia terlihat kebingungan, tentu saja harus begitu, dan sesuai rencana, kak Ros memberikan sebuah mic pada Siti

“Siti ada ambil gak?, jawab aja” kata kak Ros

Siti lalu berdiri di hadapanku dan menjawab

“emmm,….nampaknya Siti tak da ambil apapun “ jawab Siti

“saya yakin dik Siti yang mengambilnya karena memang tidak ada siapapun lagi disitu selain dik Siti”

“tapi memang Siti tak da ambil apa-apa, mungkin abang ni salah orang kah?”

“saya tak mungkin salah orang, buktinya saya tau kalau benda itu ada sama dik Siti sekarang”

“hah? Dimana?” Siti celingukan melihat dan meraba pakaiannya sendiri, mungkin benda itu secara tak sengaja ikut terbawa olehnya, dia juga melihat ke arah sepatunya mencari benda yang kumaksud

“tak ada” tegas Siti

“ada,.. dik Siti diam dulu ya, abang mau ambil” pintaku padanya

Siti pun mengikuti ucapanku, dia diam saja ketika tanganku semakin mendekat dan memegang ujung microphone yang di pegang Siti lalu aku mencabut sebuah benda kecil yang menempel disitu, itu adalah sebuah cincin emas bulat dengan ukiran namaku dan dia, Indra & Siti

“ini adalah cincin yang akan saya berikan untuk pujaan hati saya, seseorang yang saya cintai, yaitu kamu Siti,“

Dia tak menyangka ada cincin di ujung mic, padahal kak Ros yang menempelkannya disitu, kulihat dia tersipu malu, akupun berlutut didepannya dan tanganku memperlihatkan cincin itu dan mengatakan

“Siti,.. maukah engkau menikah denganku?”
lalu dia mengambil cincin itu dengan tangan kanannya,

“ohh cantiknya,….mahal ni” Siti memuji cincin yang kuberikan

“PAKAI…PAKAI…” Sorak kak Ros dan para penonton

“pakai tak?” tanya Siti

“PAKAI…PAKAI…” Sorak kak Ros dan para penonton makin kencang

“emmm,..macam mana nak jawab ni?” dia terlihat agak kikuk dan bingung harus bagaimana,

“jawab aja mau” bujuk kak Ros

Dia masih terlihat bingung, dia tidak tahu harus berkata apa

“emmm, Siti nak ucapkan terima kasih banyak atas perhatian abang, inilah kali pertama ada seorang lelaki tampan yang datang langsung dan ucapkan kata cinta,..emm….tapi nampaknya Siti tak boleh jawab permintaan abang, emm,…sesuai adat,…, abang mungkin dah tau kan, kalau yang boleh jawab tu ayahnya Siti, tapi sekarang ayahnya Siti sedang ada di Jepun, mungkin nanti malam ayah dah balik, jadi nanti malam Siti akan tanyakan ke ayah ya,….kalau ayah menerima, Siti pun akan ikut cakap ayah, tapi kalau ayah menolaknya,….”(Siti mengembalikan cincin itu padaku),
“Siti mohon abang jangan kecewa,..jangan bersedih dan jangan pula marah dan membenci ayah, jangan ya,..kita ni masih boleh jadi kawan baik, kan,…emm,….mungkin, kita ni tak berjodoh, atau mungkin Tuhan dah siapkan perempuan lain yang lebih baik dari Siti, emmm,…mungkin abang dah tau kan, kalau Siti ni ada kekurangan, Siti ni ada kelemahan yang mungkin tak berkenan di hati abang


“abang akan menerima Siti apa adanya” aku memotong ucapannya

Mendengar ucapanku, dia terdiam,….lalu dia berjalan mundur kemudian duduk disofa, dia mengambil sebuah bantal kecil yang ada disampingnya lalu menutup wajahnya dengan bantal itu, sayup-sayup kudengar, ada suara sesegukan, dia menangis….

“ooouuwwhh” kata para penonton,.. mereka jadi terharu melihat Siti, tapi tidak dengan kak Ros, kulihat dia malah panik

Kak Ros lalu duduk di sebelah Siti dan memeluknya,

“Siti kenapa kok nangis?” tanya kak Ros,

Siti membuka bantal yang menutupi wajahnya, terlihat matanya sudah basah berlinang airmata, dia lalu memeluk kak Ros

“kak Ros,…siti bingung”

“bingung kenapa?” tanya kak Ros

“abang tadi itu serius atau cuma main-main ja?”

“ohh,,…dia itu memang serius sama kamu, kak Ros jamin,” tegas kak Ros

“emm, kalau macam tu, nanti malam siti akan sampaikan ke ayah ya”

“iya,….siti jangan nangis lagi ya”

Siti mengangguk,

“ndra,…kamu tunggu aja nanti malam ya” kata kak Ros padaku

aku lalu pergi kebelakang stage, dan kak Ros mengakhiri acaranya, setelah itu kak Ros mengantar Siti menuju mobilnya Siti lalu kak Ros ke belakang stage menemuiku,

“ndra,..nanti kalo kakak jadi gelandangan, kamu harus tanggung jawab”

“heh???” aku bengong mendengarnya

“kamu jangan pulang dulu, kakak tunggu di kafe”

Dan kak Ros langsung pergi meninggalkan studio sementara aku masih bingung memikirkan apa maksud omongan kak Ros tadi.



====================================


cerita versi POV ORANG KETIGA bisa dilihat disini