Original Posted By benbelaāŗ
Post Credit Scene
Pada suatu dini hari, saat itu hujan deras mengguyur desa Muara Tapah.
Seorang lelaki menggendong anak gadisnya yang masih berumur 8 tahun, berlari menembus derasnya hujan. Melangkah cepat melewati jalan setapak yang diapit pepohonan tinggi menjulang. Tak dipedulikan lagi tubuh yang basah kuyup, mereka berusaha menyelamatkan diri.
Sang anak terus menangis tanpa henti, tubuh mungilnya menggigil kedinginan.
Langkah kaki mereka menapak di tanah merah yang telah berubah jadi lumpur akibat guyuran air.
Petir terus menyambar dan pohon-pohon bergoyang. Sesekali sang ayah menoleh ke belakang, memastikan tak ada yang mengikuti.
Tujuan mereka hanya satu, rumah dinas Pak Kasno.
Setelah melewati halaman sekolah, tempat tujuan mereka akhirnya terlihat, dengan cahaya redup dari dalam rumah.
Sang ayah segera meniti tangga, sang anak sudah turun dari gendongn. Digandengnya sang anak, tapak kaki mereka yang penuh tanah mengotori teras rumah.
Langsungnya digedornya pintu sang pemilik rumah, tak ada jawaban. Gemuruh hujan yang jatuh di atap seng menutupi teriakan sang ayah. Tangis sang gadis kecil semakin kencang, saat dilihatnya mahluk yang mengejar mereka mulai muncul di balik celah pepohonan.
Cahaya api itu terus mendekat dan semakin mendekat. Wajahnya yang mengerikan dengan sepasang taring di celah bibir, semakin terlihat jelas.
Mahluk itu melayang, terombang ambing ditiup angin kencang. Rambutnya yang basah terurai, menutupi bagian bawah lehernya. Darah yang menetes dari organ tubuhnya, segera lenyap tersapu air hujan.
Panik, sang ayah menggedor pintu semakin kencang. Hampir saja ia mendobrak, ketika pintu itu akhirnya terbuka.
Di dalam rumah, seorang lelaki setengah baya terlihat kesal, karena waktu tidurnya terganggu. Ditangannya, lelaki itu menggengam dohong.
" Ada apa ?" tanya lelaki itu dengan amarah.
"Pak...pak Kasno, tolong kami pak." pinta lelaki itu ketakutan.
"Tolong apa ?" tanya pak Kasno masih kesal.
"Pak, saya dengar bapak telah berhasil membunuh kuyang. Tolong keluarga saya pak. Istri dan anak kedua saya telah jadi korban."
"Te_Terus ?" tanya pak Kasno gugup.
"Saya baru pindah ke kampung sebelah, di seberang sungai. Ternyata..."
"Ter-tenyata apa? " Pak Kasno semakin takut.
"Ternyata kalau malam hari, kepala seluruh penduduk lepas dari tubuh. Beterbangan cari mangsa. Dan sekarang, salah seorang dari mereka mengejar kami hingga kemari. Karena itu, saya minta tolong sama bapak."
Pak Kasno tertegun. Bulu tengkuknya segera berdiri, ketika dilihatnya ada kepala yang melayang-layang mendekat, menyeringai dengan taringnya yang tajam.
Tercium bau pesing yang menyengat. Dilihat sang ayah, kaki pak Kasno gemetaran. Bagian atas celananya telah basah.
..brrukkk..
Pak Kasno hempas di depan pintu, Dohong di tangannya terlepas. Pak Kasno pingsan tak sadarkan diri.
Part ini cuman bonus doang, buat seru-seruan aja jangan dianggap serius. š