- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#121
Chapter 82
Quote:
Semua kekacauan dan kengerian yang ditimbulkan oleh monster beaters spesimen khusus itu ditayangkan secara gamblang melalui tayangan langsung. Menimbulkan kepanikan massal di Surban City, apalagi bagi mereka yang kebetulan tinggal di sekitar lokasi. Mereka berharap pihak militer bisa segera mengatasinya, namun tidak semudah itu karena perjanjian rahasia antara petinggi BASS dan pemerintahan bisa dikatakan cukup rumit. Semua yang berhubungan dengan Beaters hanya boleh ditangani oleh organisasi BASS saja, meskipun levelnya di bawah militer.
Kapten Vela menggebrak meja dengan sangat kuat, mengagetkan Gerard yang kebetulan sedang ikut menyaksikan berita di lantai 2 kantor BASS tim 13. “Leah…Gareth…,” menoleh tajam ke arah Gerard. “bisa tolong bantu aku?” Gerard mengangguk pelan. Kapten Vela memintanya untuk mengecek kondisi Leah dan Gareth melalui alat yang berada di dalam truk besar milik mereka.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali berharap Leah dan Gareth dalam keadaan selamat. Pekerjaan yang melibatkan Silver Clan hanya boleh diwakilkan oleh beberapa anggota saja, tim 13 memiliki hak khusus tuk melakukannya. Kapten Vela ingin sekali pergi ke sana, tetapi tindakannya ini akan berakibat sanksi yang cukup berat bagi tim. Nakata yang sedari tadi mengepal tangannya dengan sangat keras juga ingin sekali berangkat, jika tidak ada aturan yang mesti dilanggar.
Dengan tergesa-gesa Gerard membuka bagian belakang truk dan langsung menyalakan sensor yang terhubung dengan layar besar. Membutuhkan waktu sekitar 5 menit sebelum hasilnya keluar. Air mata mulai keluar dari Gerard setelah mengetahui hasil sensor baju tempur milik Leah dan juga Gareth.
Ditempat lainnya yaitu markas pusat BASS situasinya juga memanas, ketua BASS terlihat sangat pucat dan keringat dingin menghiasi wajahnya. Ingin sekali dalam hatinya memerintahkan seluruh unit yang berada didekat wilayah sektor 14 tuk berangkat membasmi monster besar itu. Namun belum ada instruksi dari petinggi BASS, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain mempercayakan misi ini kepada tim 14.
“Ketua….,” ucap jubir yang selalu setia mendampingi.
“Mau bagaimana lagi, aku tahu bahwa tim 13 dan 15 ikut bertempur bersama. Tapi dalam kondisi ini….”
Bertempat satu gedung disebelahnya, yaitu kantor berita yang paling terdepan memberitakan kasus beaters. Berkumpul orang-orang dalam ruangan paling atas, mereka sedang melihat berita yang sedang ditayangkan oleh perusahaan mereka sendiri. Sumber cahaya hanya dari sebuah layar besar yang berada tepat di tengah mereka. Siluet orang-orang ini terpancarkan dari cahaya yang minim itu.
“Pak Pres, apakah kita harus menghubungi orang pemerintahan?” tanya seseorang.
“Hmm,” membenarkan kerah lehernya. “belum…baju tempur itu dibuat dengan biaya yang sangat tinggi. Dengan sedikit bantuan dari pajak yang disetorkan oleh warga. Kita tidak boleh mengecewakan mereka,” walaupun tempatnya agak gelap namun senyumnya terpancar lebar dalam ruangan ini.
Seseorang meronta-ronta mencoba keluar dari puing-puing yang menimpa tubuhnya, dengan diangkatnya bahu sebelah kanan akhirnya puing itu berhasil dipindahkannya. Orang itu ialah Gareth, dengan kondisi yang mengenaskan. Ia melepaskan helmnya yang retak dan pecah, membantingnya ke tanah. Darah yang masih segar menghiasi kening hingga turun ke mata. Dilihatnya sekelilingnya, situasi yang mengerikan karena hanya ada puing dan lainnya.
“Ugh,” melangkahkan kakinya secara perlahan, “sial,” melihat ke arah bahu kirinya yang penuh luka dan baju tempur yang melapisinya hancur. Gareth tidak bisa merasakan tangan kirinya.
Masih belum hilang dari ingatannya saat bola energi itu menghantam tanah dan meledak. Gareth sudah lebih dahulu melesat menghindar, sedangkan posisi Leah dan kapten James yang berada didekatnya ada dibelakang. Tatapan tajam dari Leah maupun kapten James mengurungkan niatnya untuk kembali membawa mereka bersama. Sudah menjadi resiko bagi anggota BASS untuk siap dalam segala situasi dan kondisi.
“Helmku rusak, aku tidak bisa menjangkau mereka,” Gareth mencoba mencari Leah dan kapten James dalam puing-puing reruntuhan ini dengan tertatih. Langkahnya sangat pelan dan berat sambil memegangi pangkal bahu sebelah kiri.
Monster beaters spesimen khusus meraung menunjukan bahwa dirinya yang paling berkuasa saat ini. Gareth menoleh ke atas dan ingat bahwa ada monster beaters yang masih melayang di atas sana. Selain rekan yang lain, keberadaan belati milik Gareth juga hilang entah kemana. Bagaimana bisa ia bertarung dengan monster besar itu jika senjata yang dipakai tidak ada didekatnya. Gareth berharap monster itu tetap di atas dan tidak melakukan apa-apa sebelum ia berhasil menemukan senjata dan juga rekannya.
Nahasnya, sang monster dari jarak yang jauh di atas mampu melihat Gareth yang berjalan pelan mencari rekannya yang hilang dalam ledakan besar tadi. Secara perlahan sang monster turun, sayapnya bergerak secara perlahan. Gareth mengetahuinya ketika tempatnya berpijak ini mendadak menjadi gelap karena sinar matahari terhalang oleh tubuh besar sang monster.
“Celaka,” Gareth menoleh kebelakang, setengah wajahnya yang tertutup darah membuat pandangannya serba merah. “oi! Kaukah itu monster brengsek?!” sedikit berteriak.
Sang monster hanya diam saja sambil terus mengepakan sayapnya. Tidak lama kemudian cahaya besar mulai keluar dari lehernya lagi, sama seperti ketika melemparkan bola energi barusan.
“Hei, aku saja sedang tidak memegang senjata. Haruskah kau mengeluarkan bola sialan itu lagi?!”
Mulut sang monster terbuka, cahaya yang tadi mengumpul dilehernya mulai naik ke atas. Bola cahaya berwarna merah mulai nampak, ukuran terus membesar.
“Andai saja aku seorang Silver Clan juga, mungkin saat ini sudah kuhajar kau monster jelek!” Gareth mengeluhkan kondisinya sebagai manusia biasa yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. “KELUARKAN BOLA ITU SEKARANG! TINJU INI AKAN MENGHANCURKANNYA!” ia tersenyum, mulai berpikir bahwa setidaknya sudah melakukan yang terbaik di saat terakhirnya dengan memanas-manasi monster besar didepannya.
Bola energi semakin padat, dari jarak sedekat ini sudah dipastikan bahwa Gareth akan menjadi abu dan jasadnya tidak akan bisa ditemukan lagi. Gareth mengepalkan tangannya, menghadapkannya ke atas. Sang monster bersiap ketika tiba-tiba ada sesuatu yang melesat datang tanpa diundang. Pergerakannya sungguh cepat sehingga membuat Gareth tidak mengetahuinya saat sosok itu melewatinya.
Sebuah tangan beaters yang kekar berwarna abu meninju bagian dagu sang monster, membuatnya memuntahkan bola energi itu ke atas. Saat bola itu meledak di angkasa, awan-awan yang berada didekatnya tersapu dan menjadikan langit hari ini menjadi sangat cerah. Sinar matahari yang mulai mengintip mulai menyinari sosok yang menyerang monster beaters spesimen khusus. Wajah yang tidak asing bagi Gareth muncul, lengkap dengan setelan jas hitam yang robek dibagian tangan.
“Kapten Hunter?” ucapnya pelan.
Hunter menoleh kebelakang, “Kapten? Tidak lagi….,” sang monster yang kesal mencoba menepuk Hunter dengan tangannya yang berukuran besar. Serangan itu sangat mudah dihindarinya, lalu bogem mentah mendarat lagi setelah Hunter melalukan serangan balik. Monster beaters spesimen khusus terpental cukup jauh dan terseret menghantam puing-puing. “kekuatan ini memang mantap!” melihat tangannya yang bukan lagi seperti tangan manusia.
“Beaters Abu?” banyak pertanyaan dalam benak Gareth tentang kedatangan mantan kapten itu secara tiba-tiba.
“Oi, pergilah dari sini. Jangan menjadi beban dalam pertarunganku dengan monster busuk itu,” terdengar lagi suara aungan. “kau seperti wanita cerewet saja, diam dan matilah dengan tenang!” keluar dari telapak tangannya sebuah senjata berupa sabit panjang.
Kapten Vela menggebrak meja dengan sangat kuat, mengagetkan Gerard yang kebetulan sedang ikut menyaksikan berita di lantai 2 kantor BASS tim 13. “Leah…Gareth…,” menoleh tajam ke arah Gerard. “bisa tolong bantu aku?” Gerard mengangguk pelan. Kapten Vela memintanya untuk mengecek kondisi Leah dan Gareth melalui alat yang berada di dalam truk besar milik mereka.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali berharap Leah dan Gareth dalam keadaan selamat. Pekerjaan yang melibatkan Silver Clan hanya boleh diwakilkan oleh beberapa anggota saja, tim 13 memiliki hak khusus tuk melakukannya. Kapten Vela ingin sekali pergi ke sana, tetapi tindakannya ini akan berakibat sanksi yang cukup berat bagi tim. Nakata yang sedari tadi mengepal tangannya dengan sangat keras juga ingin sekali berangkat, jika tidak ada aturan yang mesti dilanggar.
Dengan tergesa-gesa Gerard membuka bagian belakang truk dan langsung menyalakan sensor yang terhubung dengan layar besar. Membutuhkan waktu sekitar 5 menit sebelum hasilnya keluar. Air mata mulai keluar dari Gerard setelah mengetahui hasil sensor baju tempur milik Leah dan juga Gareth.
Ditempat lainnya yaitu markas pusat BASS situasinya juga memanas, ketua BASS terlihat sangat pucat dan keringat dingin menghiasi wajahnya. Ingin sekali dalam hatinya memerintahkan seluruh unit yang berada didekat wilayah sektor 14 tuk berangkat membasmi monster besar itu. Namun belum ada instruksi dari petinggi BASS, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain mempercayakan misi ini kepada tim 14.
“Ketua….,” ucap jubir yang selalu setia mendampingi.
“Mau bagaimana lagi, aku tahu bahwa tim 13 dan 15 ikut bertempur bersama. Tapi dalam kondisi ini….”
Bertempat satu gedung disebelahnya, yaitu kantor berita yang paling terdepan memberitakan kasus beaters. Berkumpul orang-orang dalam ruangan paling atas, mereka sedang melihat berita yang sedang ditayangkan oleh perusahaan mereka sendiri. Sumber cahaya hanya dari sebuah layar besar yang berada tepat di tengah mereka. Siluet orang-orang ini terpancarkan dari cahaya yang minim itu.
“Pak Pres, apakah kita harus menghubungi orang pemerintahan?” tanya seseorang.
“Hmm,” membenarkan kerah lehernya. “belum…baju tempur itu dibuat dengan biaya yang sangat tinggi. Dengan sedikit bantuan dari pajak yang disetorkan oleh warga. Kita tidak boleh mengecewakan mereka,” walaupun tempatnya agak gelap namun senyumnya terpancar lebar dalam ruangan ini.
Seseorang meronta-ronta mencoba keluar dari puing-puing yang menimpa tubuhnya, dengan diangkatnya bahu sebelah kanan akhirnya puing itu berhasil dipindahkannya. Orang itu ialah Gareth, dengan kondisi yang mengenaskan. Ia melepaskan helmnya yang retak dan pecah, membantingnya ke tanah. Darah yang masih segar menghiasi kening hingga turun ke mata. Dilihatnya sekelilingnya, situasi yang mengerikan karena hanya ada puing dan lainnya.
“Ugh,” melangkahkan kakinya secara perlahan, “sial,” melihat ke arah bahu kirinya yang penuh luka dan baju tempur yang melapisinya hancur. Gareth tidak bisa merasakan tangan kirinya.
Masih belum hilang dari ingatannya saat bola energi itu menghantam tanah dan meledak. Gareth sudah lebih dahulu melesat menghindar, sedangkan posisi Leah dan kapten James yang berada didekatnya ada dibelakang. Tatapan tajam dari Leah maupun kapten James mengurungkan niatnya untuk kembali membawa mereka bersama. Sudah menjadi resiko bagi anggota BASS untuk siap dalam segala situasi dan kondisi.
“Helmku rusak, aku tidak bisa menjangkau mereka,” Gareth mencoba mencari Leah dan kapten James dalam puing-puing reruntuhan ini dengan tertatih. Langkahnya sangat pelan dan berat sambil memegangi pangkal bahu sebelah kiri.
Monster beaters spesimen khusus meraung menunjukan bahwa dirinya yang paling berkuasa saat ini. Gareth menoleh ke atas dan ingat bahwa ada monster beaters yang masih melayang di atas sana. Selain rekan yang lain, keberadaan belati milik Gareth juga hilang entah kemana. Bagaimana bisa ia bertarung dengan monster besar itu jika senjata yang dipakai tidak ada didekatnya. Gareth berharap monster itu tetap di atas dan tidak melakukan apa-apa sebelum ia berhasil menemukan senjata dan juga rekannya.
Nahasnya, sang monster dari jarak yang jauh di atas mampu melihat Gareth yang berjalan pelan mencari rekannya yang hilang dalam ledakan besar tadi. Secara perlahan sang monster turun, sayapnya bergerak secara perlahan. Gareth mengetahuinya ketika tempatnya berpijak ini mendadak menjadi gelap karena sinar matahari terhalang oleh tubuh besar sang monster.
“Celaka,” Gareth menoleh kebelakang, setengah wajahnya yang tertutup darah membuat pandangannya serba merah. “oi! Kaukah itu monster brengsek?!” sedikit berteriak.
Sang monster hanya diam saja sambil terus mengepakan sayapnya. Tidak lama kemudian cahaya besar mulai keluar dari lehernya lagi, sama seperti ketika melemparkan bola energi barusan.
“Hei, aku saja sedang tidak memegang senjata. Haruskah kau mengeluarkan bola sialan itu lagi?!”
Mulut sang monster terbuka, cahaya yang tadi mengumpul dilehernya mulai naik ke atas. Bola cahaya berwarna merah mulai nampak, ukuran terus membesar.
“Andai saja aku seorang Silver Clan juga, mungkin saat ini sudah kuhajar kau monster jelek!” Gareth mengeluhkan kondisinya sebagai manusia biasa yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. “KELUARKAN BOLA ITU SEKARANG! TINJU INI AKAN MENGHANCURKANNYA!” ia tersenyum, mulai berpikir bahwa setidaknya sudah melakukan yang terbaik di saat terakhirnya dengan memanas-manasi monster besar didepannya.
Bola energi semakin padat, dari jarak sedekat ini sudah dipastikan bahwa Gareth akan menjadi abu dan jasadnya tidak akan bisa ditemukan lagi. Gareth mengepalkan tangannya, menghadapkannya ke atas. Sang monster bersiap ketika tiba-tiba ada sesuatu yang melesat datang tanpa diundang. Pergerakannya sungguh cepat sehingga membuat Gareth tidak mengetahuinya saat sosok itu melewatinya.
Sebuah tangan beaters yang kekar berwarna abu meninju bagian dagu sang monster, membuatnya memuntahkan bola energi itu ke atas. Saat bola itu meledak di angkasa, awan-awan yang berada didekatnya tersapu dan menjadikan langit hari ini menjadi sangat cerah. Sinar matahari yang mulai mengintip mulai menyinari sosok yang menyerang monster beaters spesimen khusus. Wajah yang tidak asing bagi Gareth muncul, lengkap dengan setelan jas hitam yang robek dibagian tangan.
“Kapten Hunter?” ucapnya pelan.
Hunter menoleh kebelakang, “Kapten? Tidak lagi….,” sang monster yang kesal mencoba menepuk Hunter dengan tangannya yang berukuran besar. Serangan itu sangat mudah dihindarinya, lalu bogem mentah mendarat lagi setelah Hunter melalukan serangan balik. Monster beaters spesimen khusus terpental cukup jauh dan terseret menghantam puing-puing. “kekuatan ini memang mantap!” melihat tangannya yang bukan lagi seperti tangan manusia.
“Beaters Abu?” banyak pertanyaan dalam benak Gareth tentang kedatangan mantan kapten itu secara tiba-tiba.
“Oi, pergilah dari sini. Jangan menjadi beban dalam pertarunganku dengan monster busuk itu,” terdengar lagi suara aungan. “kau seperti wanita cerewet saja, diam dan matilah dengan tenang!” keluar dari telapak tangannya sebuah senjata berupa sabit panjang.
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas