Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

perojolan13Avatar border
TS
perojolan13
Tiga Upaya Garuda Selesaikan Masalah Utang Rp70 T
 Tiga Upaya Garuda Selesaikan Masalah Utang Rp70 T

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan tiga strategi dalam menyelesaikan masalah utang perusahaan yang mencapai Rp70 triliun. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan tiga strategi dalam menyelesaikan masalah utang perusahaan yang mencapai Rp70 triliun. Ilustrasi. (AFP PHOTO / ADEK BERRY).

Jakarta, CNN Indonesia --

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaparkan tiga strategi dalam menyelesaikan masalah utang perusahaan. Saat ini, total utang maskapai pelat merah ini sudah tembus Rp70 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/5), opsi pertama yang akan dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan lessor pesawat. Opsi kedua, melakukan restrukturisasi utang usaha, termasuk terhadap Badan usaha Milik Negara (BUMN) serta mitra usaha lainnya.

Opsi ketiga, negosiasi langkah restrukturisasi pinjaman perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Semua dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi kinerja keuangan perusahaan.

"Seluruh upaya yang dilakukan oleh perusahaan pada prinsipnya dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kinerja dan likuiditas perusahaan yang terdampak signifikan imbas situasi pandemi covid-19," ungkap manajemen.

Sementara, Garuda Indonesia juga terus melakukan optimalisasi pengelolaan sejumlah lini bisnis untuk menaikkan pendapatan perusahaan. Manajemen memiliki enam upaya untuk mendongkrak kinerja dalam jangka pendek.

Pertama, memaksimalkan kerja sama dengan mitra usaha guna mendorong pendapatan. Kedua, meluncurkan program promosi.

Ketiga, pembukaan penerbangan langsung khusus kargo untuk mendukung daya saing komoditas ekspor nasional dan pengembangan UMKM. Keempat, pengoperasian pesawat passenger freighter.

Kelima, optimalisasi layanan charter cargo. Keenam, pengembangan layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital.

"Perusahaan berencana untuk memperbesar porsi pendapatan usaha dari lini bisnis cargo hingga 40 persen dari sebelumnya 10 persen hingga 15 persen," kata manajemen.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan pihaknya akan mengurangi pegawai karena tertekan pandemi covid-19. Hal ini terungkap dalam sebuah rekaman yang ditujukan untuk jajaran karyawan bahwa perusahaan sudah tidak ada pilihan lain.

"Tidak ada pilihan buat kami untuk eksekusi dan menjalankan yang tidak kami sukai dan hindari selama berbulan-bulan ini yakni upaya mengurangi pegawai," ujarnya dalam rekaman yang diterima CNNIndonesia.com.

Salah satu yang akan dilakukan adalah program pensiun dini. Program ini menurutnya bisa diikuti oleh semua karyawan.

Irfan memaparkan semua kewajiban perusahaan seperti dalam aturan perusahaan akan dibayarkan kepada karyawan yang mengambil pensiun dini.

Selain itu, perusahaan juga akan mengurangi armada pesawat dari 140-an pesawat menjadi 70 pesawat.

Irfan mengatakan utang perusahaan sudah mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Kenaikan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran. Irfan memproyeksikan pendapatan Mei 2021 hanya sekitar US$56 juta.

Sementara, pengeluaran sewa pesawat saja sudah mencapai US$56 juta. Lalu, maintenance US$20 juta, avtur US$20 juta, pegawai US$20 juta.

Menanggapi informasi yang beredar tersebut, manajemen dalam keterangan resmi menyebutkan bahwa rekaman itu merupakan diskusi internal perusahaan.

"Rekaman audio yang beredar tersebut merupakan rekaman diskusi internal perseroan yang dilakukan manajemen bersama karyawan," ucap manajemen.

Manajemen mengungkapkan diskusi ini dilakukan secara daring (online). Hal ini demi menjalankan protokol kesehatan di seluruh aktivitas bisnis Garuda Indonesia.

"Perseroan telah mengatur secara tegas mengenai larangan penyebarluasan informasi internal mengacu kepada aturan yang berlaku di perseroan," kata manajemen.

Hanya saja, informasi internal rupanya bocor ke publik. Untuk itu, manajemen sedang melakukan penelusuran atas tersebarnya rekaman rapat tersebut.

link


Irfan mengatakan utang perusahaan sudah mencapai Rp70 triliun dan bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Kenaikan utang ini karena pendapatan perusahaan tidak bisa menutup pengeluaran. Irfan memproyeksikan pendapatan Mei 2021 hanya sekitar US$56 juta. Sementara, pengeluaran sewa pesawat saja sudah mencapai US$56 juta. Lalu, maintenance US$20 juta, avtur US$20 juta, pegawai US$20 juta.
Diubah oleh perojolan13 02-06-2021 13:35
nomorelies
nomorelies memberi reputasi
1
1.2K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
olympianovusAvatar border
olympianovus
#8
Mau nyelametin Garuda? Pertama, harus restrukturisasi SDMnya. Unsurnya ada 4: (1) kurangi honor, fee, atau upah yang ga perlu dan berlebihan, dari level direksi sampe ke pegawai; (2) kick mereka yang udah kontraproduktif. Hajar aja yang demo-demo; (3) Sistem penempatan jabatan, pake sistem lelang jabatan. Jangan sampe ada Ari Ashkara kedua; (4) Evaluasi terus tiap tahun. Kalo mandek dan ga ada perkembangan? Jajaran direksi (kecuali dirut) diganti aja.

Dirutnya udah bagus. Tinggal backup pemerintah aja. Apakah benar mau diseriusi untuk diselamatin, apa cuman wacana doang.

Lalu yang kedua, dari pola bisnis. Itu harus diperbaiki. Gimana? (1) Tutup rute yang ga produktif. Rute dalam negeri, perlu pertimbangan demandnya. Kalo sepi, serahin ke swasta aja macam JT atau SJ atau ke anak perusahaannya, QG. Terus, jangan ngotot bikin rute internasional, apalagi yang non-stop long haul, dan itu malah sumber kerugian krn banyak seat kosong; (2) Serahin rute-rute komuter ke Citilink. Ga usah ngotot bikin full service untuk komuter. Ga ada orang yang mau bayar ampir sejuta, cuman buat duduk bentar di pesawat baling baling, walopun judulnya Garuda; (3) Ubah pola bisnis jadi profit oriented. Jangan proud oriented. Harga tiket turunin dikit. Kurangi fasilitas dikit ya silahkan, tapi jangan sampe ngilangin makanan berat krn itu khas Garuda banget.

Kalo alesannya pandemi mereka jadi rugi, JT dan SJ bisa bertahan sampe sekarang. Bahkan lucunya, anak perusahaannya, si QG, bisa untung dan jadi sapi perah bagi GA yang sedang merugi.

Alesan pandemi jadi invalid. Berarti ada yang salah di internal perusahaan mereka. Dari pola manajemen bisnis, hingga pola manajemen SDM mereka.

Tambahan lagi. Kalo bisa, tolong tindak tegas oknum yang sering jadiin BUMN sebagai sapi perah. Itu korupsi terselubung. BUMN diperah, lalu BUMN teriak ke pemerintah karena diperah. Terus negara melalui pemerintah, keluar duit lagi buat ngisi kekurangan akibat perahannya. Berarti apa? Itu yang merah sama aja ngerampok duit negara. Apapun alasannya, jangan sampe praktik begitu dipelihara.

That's my 2 cents. Semoga didengar.
Diubah oleh olympianovus 02-06-2021 15:06
hudazone
sudarmadji-oye
introvertpsycho
introvertpsycho dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.