randi1455Avatar border
TS
randi1455
Indahnya Gunung Beriun, Hutan Basah Yang Masih Asli

Negeri ini teramat besar  ada banyak tempat yang tidak kita tahu sama sekali, mesti begitu hati kecil memangil ikut berjalan melihat keindahan negeri. Di saat yang sama rasa takut pun mencegah  langkah, tapi mencoba tidak harus mengambil langkah besar kita bisa memulai pelan-pelan dengan langkah kecil setiap harinya yang penting mencoba bukan hanya diam. Gunung Beriun adalah sebuah gunung di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, di kenal karena dikelilingi oleh hutan basah yang merupakan satu-satunya gunung berkontur tanah dan tertinggi di kawasan karst sangkulirang. Gunung Beriun buakanlah gunung sebagai tempat wisata public, melihat lokasi yang ekstrim dan tersembunyi. Dibutuhkan tim dan orang-orang tertentu dengan keahlian mendaki yang mupu untuk bisa menjangkau Gunung Beriun.

Perjuangan Mendaki


Sumber : okezonlifestyle.com

Esok hari pendakian akan dimulai, kala pagi memjelang kami mempersiapkan alat-alat pendakian dan beragkat kerumah ketua adat, mintak izin mendaki gunung. Setelah berbincang kami pun berangkat ke pintu rimba, panas mentari menyusup kulit tapi kami tidak boleh lengah dan tertipu oleh cuaca yang labil kewaspadaan harus tetap terjaga.

Gunung Beriun memiliki ketinggi 1261 mdpl setidaknya itulah yang tercatat  tapi dengan ketinggiana itu treknya tidak bisa diremehkan. Di pintu hutan rimba kami disambut dengan hutan yang lebat , tidak adanya lewat angin membuat pendakian merasa panas apalagi kami berjalan tepatnya berjalan jam 1 siang. Matahari tepatnya sedang diatas kepala, meski begitu kehadiran teman menjadi pengibat lelah . Apalah artinya perjalanan jika tidak ada pemikiran yang dibagi.


Sumber :  Jalur pendakian Gunung Beriun – foto nationalgeograpic.grid.id

Kami melalui sungai “Sungai teh”, begitulah alirilan sungai yang kami lalui berulang kali karena jalurnya yang zik-zak . bernama sungai teh karena disebabkan airnya bewarna merah yang mirip denga air teh. Air yang bewarna merah di sebabkan oleh akar gambut yang langsung bertemu dengan air . setiap kami menyeberang sungai teh, mata kami di suburi dengan pemandangan yang unik jarang saya temukan di daerah lain dengan bebatuan raksasa di lingkari oleh tanam rimbun yang membuat kami kesulitan berjalan sekaligus takjup di saat bersamaan .

Kami pun tiba di pos peristirahatan , di sini terdapat beberapa ular yang mirip dengan de-daunan. Ular kecil yang hampir saja luput dari mata yang penyamaranya lebih nyaris sempurna. Ada juga semut yang berukuran di atas rata-rata dan belalan yang berbentuk aneh. Langit biru berlahan-lahan berubah menjadi putih, matahari sudah tidak menampakan dirinya. Kami tiba di sumber air disini tidak seperti sebelum-sebelunmya air tidak bewarna merah, tanpa berlama-lama kami langsung mengisi botol-botol air minum. Dari kejahuan suaragemuruh petir mulai terdengar tetesan air mulai membasahi bumi yang di takutkan terjadi hujan turun. Kami berjalan kian cepat terus melangkah dan melangkah tepat hari sudah mulai malam kami akhirnya tiba di becamp 77. Kareana hujan semakin deras kami tidak sempat membuat tenda terpal pun mulai di bentangkan. Hujan berlahan reda di barengan perut kami mulai lapar kawan-kawan memasak sambil megobrol. Sambil cerita di gunung ini ada juga di temukan manusia kerdil yang ada di sekitar puncak. Setelah perut kenyang kami mendirikan tenda untuk istirahat dan terlelap dengan mimpi masing-masing.

Paginya kami sarapan sembari bercerita tentang pengalaman. Setelah sarapan kami meninggalkan cemp 77 berjalan menggapai puncak beriun, tidak seperti trek awal yang seperti kali-kali membelah sungai. Kali ini kami lewati punggunan, inilah jalur yang membuat terasa panjang sebab kami memutari gunung bukan langsung menerabas naik. Karena hujan tadi malam pasukan pacet mulai mencua dari bebalik daunan di tanah mereka menempel di sepatu merangkak naik kebetis mencari tempat nyaman untuk menghisap darah. Di sepanjang jalan kami melewati bebatuan raksasa tampak purba dengan lumut yang menghiasinya yang menarik ada juga sisa cakaran beruang di pohon. Beberapa kali jalur tertutup wajar saja karena beriuan jarang mendapatkan tamu ini membuat kami kembali menebas ranting dan dahan agar kami bisa lewat. Cerah nya hari kembali berubah menjadi mendung gerimis pun sempat membasahi wajah meski tidak lama. Setelah  beberapa jam mendaki akhirnya kami tiba di puncak gunung beriun. Karakter puncak beriun terbilang sempit dengan pemandangan yang cantik langsung terlihatan dari kejauhan. Beberapa tumbuhan kantong semar menjulur di sudu-sudutnya bertanda bertapa beriun masih asli, konon katanya cuman hutan yang perawan, ditumbuh kantong semar. Sudah berfoto-foto dan makan bekal kami berjalan turun dan kembalikan ke perkemahan.
toinxx08
hoorray
azhuramasda
azhuramasda dan 30 lainnya memberi reputasi
31
6.7K
176
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
TravellersKASKUS Official
23.1KThread10.8KAnggota
Tampilkan semua post
hoorrayAvatar border
hoorray
#68
kalau masih jarang didatangi gitu tantangan nya pasti dobel-dobel yak, tapi terbayarkan dengan view ketika sudah berhasil sampai puncak, hehe
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.