Kaskus

Story

papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
REUNI
REUNI


Prolog




Quote:


Daftar isi :


Quote:




Tamat




*
Diubah oleh papahmuda099 17-10-2021 22:28
bebyzhaAvatar border
ferist123Avatar border
slametgudelAvatar border
slametgudel dan 75 lainnya memberi reputasi
70
51.1K
889
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#144
Sebuah Petunjuk





Sebelumnya di Reuni...


Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar.

"Makhluk rendahan itu ingin memberikan petunjuk kepadamu tentang keberadaan teman-temanmu. Tapi dia tidak bisa mengatakannya di alam manusia ini. Dia akan mengatakannya saat kamu berada diantara dua dunia. Alam nyata dan alam bawah sadar,"

Itu suara kyai Rekso.

"Maksudnya?" Tanyaku sedikit bingung.

"Kamu tidur saja. Nanti dia akan datang di mimpimu. Dia akan bercerita disana. Kamu tidak usah khawatir manusia. Ada aku disini yang akan menjaga ragamu, hahaha,"

"Oh begitu, baiklah. Mohon bantuannya kyai," kataku dalam hati.

Setelah aku yakin bahwa kuntilanak itu tidak akan mengganggu kami, aku mulai menata kembali jantungku yang tadi berdetak kencang karena kemunculan sosok itu.

Dengan perasaan agak tenang, aku mulai memejamkan mataku.

"Bissmika allahuama akhya wabismika ammuut,"


Karena kondisiku yang sangat lelah, maka tak butuh waktu lama bagiku untuk menyentuh alam mimpi.





*







Aku melangkah disebuah tepian sungai yang airnya sangat dingin. Hampir seperti dinginnya air di kulkas. Aku bisa tahu karena tadi aku menyempatkan diri membasuh kedua kakiku ditepian sungai ini.

Dikiri adalah sebuah hutan dengan jejeran pohon-pohonnya yang berdaun rindang.

"Hutan apa ini?"Tanyaku pada diri sendiri sambil menatap kearah pohon-pohon besar yang tumbuh dengan subur disana.

Pertanyaanku tak bisa kujawab. Karena memang aku tak tahu nama dari hutan itu. Bahkan, akupun tak tahu tengah berada dimana.

Maka aku memutuskan untuk kembali berjalan sambil sesekali mataku menoleh kearah kiri dan kanan. Berusaha mencari sesuatu yang tak tahu apa.

Hawa yang dingin membuatku berjalan sambil bersidakep. Kedua tanganku saling membelit didepan dada. Berusaha menahan hawa dingin yang sedikit demi sedikit mulai menerobos masuk.

"Brrrr...dingin bener, cuk," gerutuku.



Aku terus berjalan, menyusuri tepian sungai ini. Ada sih, keinginan untuk masuk kedalam hutan. Tapi, entah kenapa aku merasa enggan untuk melakukannya. Padahal mungkin saja disana hawanya sedikit lebih hangat dari pada dipinggir sungai.

Aku berjalan sambil sesekali meniupkan udara hangat kearah telapak tanganku. Lalu dengan cepat, kedua tanganku ini aku tempelkan dikedua pipiku. Berusaha agar tetap hangat.

Hal itu terus dan terus kulakukan. Sambil berharap agar sinar matahari segera kudapatkan.

Aku tiba-tiba berhenti berjalan.

Otakku seperti menemukan ada sesuatu hal yang ganjil disini.

Aku mendongak keatas.

Memperhatikan keadaan langit dengan seksama.

"Aneh..., sekarang terang, langitnya bersih. Bahkan awanpun tak ada. Tapi kenapa aku tak bisa melihat mataharinya? Kemana mataharinya itu?" Pertanyaan itu menggelayut tiba-tiba.

"Tunggu..., Aku harus memastikan hal ini terlebih dahulu,"

Aku segera mengambil sebuah ancang-ancang.

Dan...

Sreet...

Aku berlari.



"Nah, beneran berarti. Ini adalah dunia mimpi," kataku saat aku merasakan sesuatu yang aneh dengan caraku berlari.

Ditepian sungai itu, aku padahal sudah berusaha untuk berlari dengan kencang. Tapi yang terjadi malah aku seperti mengambang. Bergerak secara slow motion.

"Hehehe...," Aku tertawa dalam hati emoticon-Betty

Sudah lama aku tak mengalami apa itu Lucid Dream. Kondisi dimana kita sadar, bahwa kita sedang berada dialam mimpi.

Sesaat setelah aku sadar, bahwa ini adalah mimpi. Hawa dingin yang tadi menyerang ku perlahan-lahan mulai menghilang. Berubah menjadi normal. Sehingga aku tidak kedinginan lagi.

Aku berdiri sambil berkacak pinggang. Mencari-cari sesuatu.

Lawan jenis!

Tapi aku lalu berkata.

"Mana ada cewek disini mah," kataku pelan.

"Hihihihihi...,"

Baru saja aku berucap demikian, tiba-tiba saja sayup-sayup aku mendengar ada seseorang yang tertawa.

Lalu terdengar ada suara seperti kecipakan air didepan sana. Seperti ada seseorang yang tengah mandi dengan senangnya. Di lihat dari suara tawanya, Itu adalah tawa seorang perempuan.

Dan bukan hanya satu!
emoticon-Wow

Dengan semangat kemerdekaan republik Indonesia, aku berjalan dengan cepat menuju kearah sumber suara. Aku berjalan cepat karena percuma saja jika aku berlari. Malah kaya jadi melayang nantinya.

Semakin dekat dengan sumber suara, jantungku berdegup kencang. Pikiranku melayang mencoba menerka-nerka, seperti apa wujud si pemilik suara tadi.

Suara-suara kecil itu semakin terdengar jelas saat aku mendekati sebuah tikungan sungai.

Disana, banyak batu-batu besar yang berserakan dipinggiran sungai.

Aku berhenti disebuah batu besar. Suara tawa yang menggoda Iman dan Imin itu berada persis dibalik batu ini. Sekali lompat saja, maka aku akan bisa melihat siapakah gerangan sosok-sosok itu.

Dengan perlahan, aku mengendap-endap mendekati batu besar itu. Lalu perlahan-lahan, aku mendakinya. Beruntunglah bagiku, banyak retakan dan cegukan yang berada didinding batu itu. Maka dengan cepat, aku berhasil melihat siapakah pemilik suara-suara tawa itu.

"Subhanallah...,"

Aku memang sudah menduga, bahwa pemilik suara tawa itu adalah perempuan. Tapi, aku sungguh tidak menyangka, bahwa mereka semua bakalan seindah ini. Bentuk tubuh mereka, lekukan tubuh mereka, mengalahkan imajinasi liarku terhadap sosok Aura Kasih.

kaskus-image
mulustrasi bree


Wajah mereka sungguh sangat amat sangat cantik. Sebuah wajah yang belum ada didunia ini. Hanya ada satu kata yang cocok bagi mereka...

SEMPURNA!

Ada 6 gadis yang tengah asik mandi dipinggiran sungai itu. Mereka tidak telanjang bulat, tetapi masih menggunakan sebuah kain yang menutupi bagian-bagian tertentu dari tubuhnya.

Tapi, itu malah lebih hot brooo...!
emoticon-2 Jempol

Soalnya kain-kain yang mereka kenakan, malah membuat lekukan ditubuhnya menjadi tercetak dengan jelas.

Tubuhku menjadi sangat panas. Sesuatu yang ada ditubuhku meronta, mengingatkanku, bahwa ini adalah dunia didalam mimpiku. Jadi aku bisa bebas berbuat apa saja.

Senyum jahat langsung menyeruak dibibir ini. Dengan sigap, aku hendak melompat dan menceburkan diri, lalu berniat untuk bergabung dengan mereka.

Tapi, kakiku tiba-tiba saja ditarik oleh seseorang. Lalu, dengan hentakan yang sangat kuat, orang itu berhasil menarik, bahkan mampu melemparku sampai hampir masuk kedalam hutan.

"Bruk...,"

"Aduh,"keluhku saat badan ini menghantam tanah berbatu.

Sakit...padahal ini hanya mimpi.

Aku menyeringai kesakitan. Lalu dengan cepat aku menatap kedepan.

Disana, berdiri seorang laki-laki yang memiliki badan tinggi lagi tegap. Matanya melotot tajam kearahku. Rambutnya yang gondrong sebahu menambah sangar wajahnya. Apalagi ia tak mengenakan baju. Seolah sengaja ingin memamerkan bentuk tubuhnya yang seperti habis pulang nge-gym. Laki-laki itu hanya mengenakan celana komprang berwarna hitam pekat. Tangannya yang kekar tengah berkacak pinggang.

Dengan menahan sakit, aku bangkit berdiri.

"Siapa orang ini? Berani-beraninya dia berulah dialam mimpiku ini," geramku.

Aku dengan PD berjalan melangkah mendekatinya. Sejarak 2 meteran, aku berhenti.

"Edan...gede bener ini orang. Ada kali 2 meter setengah mah," kataku sambil mendongakkan kepala.

Mata kami saling bertatapan.

Tiba-tiba saja ia berkata dalam dan kasar.

"Manusia bodoh! Apa niatan yang ada diotakmu itu?!"

Aku tersentak karena dibentak olehnya. Dengan berani, akupun berkata kepadanya.

"Ini mimpiku. Aku bebas berbuat apapun disini. Mau kamu apa? Lagian kamu ini siapa berani-beraninya membentakku,"

"bodoh! Aku ini Reksodono. Kyai Rekso. Pakai otakmu manusia. Jangan selalu mengandalkan hawa nafsumu saja."

Aku kaget saat tahu, bahwa ternyata sosok lelaki didepanku adalah perwujudan dari macan titipan bapak.

Dengan sedikit bingung, akupun bertanya, "Lah, kok bisa kyai Rekso ada didalam mimpiku?"

Kyai Rekso menggeram.

"Tentu saja aku bisa. Aku bahkan bisa bebas keluar masuk kedalam mimpi mesummu ini,"

"Hehehe...," Aku tersipu malu emoticon-Betty

Kyai Rekso berkata lagi, "kamu pasti tidak ingat dengan perkataan ku sebelum kamu tertidur?"

Aku termenung. Mencoba mengingat apa perkataan kyai Rekso padaku. Tapi aku tak bisa mengingat hal itu. Jadi, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saja.

"bodoh!" Sungut kyai Rekso.

"Anjir...ini macan makin lama makin ngelunjak dah...awas aja kalo nanti aku ketemu sama bapak. Tak aduin kamu," geramku dalam hati.

"Apa yang kamu pikirkan, manusia?!" Tanya kyai Rekso sangar, sehingga membuatku terdiam sambil cengengesan.

Kyai Rekso yang sedang dalam wujud manusia berdesah. Ia lalu berkata dengan nada dalam.

"Ada kuntilanak yang akan memberitahu keberadaan teman-temanmu disini, dialam mimpimu,"

Seketika alisku mencuat.

Aku baru ingat dengan tujuanku tertidur ini. Aku lalu bertanya kepada kyai Rekso tentang dimana keberadaan dari sosok kuntilanak itu.

"Dia ada didalam hutan ini. Tapi sebentar lagi, dia akan segera muncul. Dan ingat perkataanku ini manusia. Jangan percaya 100% dengan ucapannya. Selalu gunakan akal untuk mencerna apapun perkataannya. Dan hilangkan pikiran mesum yang selalu muncul di otak kotormu itu," kata kyai Rekso padaku.

Aku hanya bisa manggut-manggut saja mendengarkan celotehannya.

Tiba-tiba, kyai Rekso berkata, "itu dia, dia sudah datang,"

Apa yang kyai Rekso katakan benar. Tak selang berapa lama, dari dalam hutan. Muncul sesosok wanita yang luar biasa cantiknya. Meskipun pakaian yang ia kenakan sangat sederhana, hanya gaun putih bersih seperti daster, tapi sungguh sangat menggodaku.

Bagaimana tidak, gaun yang ia kenakan sungguh sangat tipis. Sehingga bagian-bagian tertentu ditubuhnya menonjol dan terlihat, walaupun samar-samar.

"Kampret," kataku dalam hati.

"Ini sih gimana gak piktor," kataku lagi sambil terus melotot kearah sosok itu. Padahal aku tahu, ia adalah kuntilanak.

"Ternyata, wujud dialam gaibnya cantik," gumamku memuji kecantikannya.

"Ehem...,"

Aku menoleh, ternyata saat itu, kyai Rekso tengah melotot kearahku. Aku hanya bisa cengar-cengir saja.

"Yah..., Mau gimana lagi," kataku pelan.

"Tuan...,"


Aku menoleh, suara wanita itu sungguh sangat indah.

"Eh, i...iya," jawabku sedikit tergagap..

Wanita cantik bergaun tipis itu terus berjalan mendekat. Sampai-sampai aku bisa mencium bau wangi tubuhnya yang sangat menggoda.

Jantungku berdegup kencang taktala ia semakin dekat ketempatku berdiri. Sehingga apa yang tadinya sedikit menonjol, kini berpindah, sudah menonjol dibawah tubuhku.

"Berhenti!"

Suara teriakan kyai Rekso membuat langkah kaki si cantik berhenti. Bahkan dengan perlahan ia mulai melangkah mundur. Senyum menggoda yang terlukis di wajahnya menghilang. Digantikan oleh raut muka ketakutan.

Lalu, perlahan-lahan, ia berjongkok dan menyembah kearah kami.

"Ampuun, tuan," katanya pelan.

Aku memandang ke arah kyai Rekso.

"Widih... Hebat juga ini macan," kataku dalam hati.

"Sudah cukup dengan segala rayuanmu. Cepat katakan apa yang ingin kamu katakan kepada anak manusia ini," kata kyai Rekso dengan tegas.

Lalu, dari mulut wanita itu, meluncurlah kata-kata yang sangat ku butuhkan untuk dapat menemukan teman-temanku yang hilang.

"Teman-teman tuan, dua orang sedang tersesat di pinggiran sungai yang ada di dalam hutan. Keduanya adalah perempuan. Mereka berdua disesatkan oleh anak buah jin penguasa hutan ini."

"Itu pasti Sofi dan Wulan,"
gumamku.

"Lalu, satu orang lagi?" Tanyaku.

"Kalau teman Tuan yang satu lagi, jasadnya ada di sebuah rumah yang ada disini. Tapi rohnya sekarang sedang dipenjara oleh penguasa wilayah ini. Ia dihukum karena sudah mengganggu acara reuni yang dilakukan oleh para penguasa di sini. Teman tuan dengan sengaja sudah merusak upacara kami," katanya.

"Upacara?" Tanyaku padanya.

Wanita perwujudan dari kuntilanak itu mengangguk.

"Teman tuan sudah menghancurkan persembahan yang akan diberikan kepada sang penguasa tempat ini. Maka dari itulah, kini rohnya ditahan untuk nantinya akan mendapatkan hukuman dari sang penguasa,"

"Astaghfirullah...kok bisa jadi panjang gini urusannya,"
keluhku.

"Aku ingin bertanya kepadamu, kenapa kamu mau-mauan memberikan informasi seperti itu kepadaku?" Tanyaku.

Wanita itu mendongak, dengan senyum yang tulus, ia menjawab.

"Itu aku lakukan sebagai balas budi. Karena tuan sudah memberikan makanan lezat kepadaku, hihihihihi...," Jawabnya disertai oleh suara tawa khas dari kuntilanak.
kaskus-image

"Buseett...," Kataku langsung mundur kebelakang kyai Rekso.

"Kalau gitu aku ucapkan terima kasih atas informasinya. Sekarang pergilah," kataku sambil berdiri dibelakang kyai Rekso.

"Baik tuan," jawabnya disertai senyuman yang entah kenapa membuatku merinding.

Lalu, dengan gerakan cepat, wanita itu segera terbang melayang. Disusul oleh beberapa sosok yang tiba-tiba saja ikutan terbang searah dengan wanita itu.

Aku langsung sadar, bahwa sosok-sosok itu adalah para wanita yang tadi mandi dibalik batu besar.

"Jangan-jangan...," Kataku terputus saat menyadari siapakah mereka semua itu.

Kyai Rekso tiba-tiba saja tertawa terkekeh-kekeh saat ia melihat perubahan wajahku.
emoticon-Wkwkwk

"Makanya, jangan mudah tertipu anak manusia. Disini, dialam gaib ini, kami para bangsa halus, sangat mudah untuk berubah wujud sesuai dengan keinginan kami, hahaha!"

Aku jengkel dengan kata-katanya.

Aku lalu berkata, "kalau gitu, coba kamu tunjukan wujud aslimu padaku sekarang,"

Suara tawa kyai Rekso berhenti. Ia menatap tajam kearahku.

Sambil menggelengkan kepalanya, ia berkata.

"Hanya majikanku saja yang boleh melihat wujudku."

Lalu, wusss...

Ia terbang meninggalkanku sendirian ditepi sungai ini.

Namun, sebuah suara yang nyaring tiba-tiba saja muncul.

"Kreeeeng...kreeeeeeeng,"

Aku terbangun seketika dari tidurku.

Aku melihat, ternyata itu adalah suara motor dari si penjaga villa kami.

"Motor jambret," kataku dalam hati sambil bangkit berdiri.
kaskus-image
sumber kaskus







***
piripiripuru
mas444
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.