Membina rumah tangga bahagia bersama kekasih tercinta, tinggal di rumah sendiri,
lalu memiliki anak-anak yang sehat pasti menjadi impian setiap orang. Siapa sih, yang nggak mau coba?

Harapan tersebut tidak berlaku untuk kita saja. Namun, orangtua kita pasti juga berharap demikian. Apalagi jika usia Ayah dan Ibu sudah beranjak senja. Keinginan mereka hanyalah melihat anak-anaknya hidup bahagia.

Maka tak heran, jika dalam proses mewujudkan impian tersebut, ada banyak persiapan yang harus dilakukan. Persiapan mental, kesehatan, juga finansial. Karena bagi seseorang yang berpikiran dewasa, pasti paham pentingnya sebuah persiapan. Sebab, pernikahan bukanlah permainan.

Hal paling penting dari segala persiapan itu adalah mengenali siapa sesungguhnya calon pasangan kita. Apakah ia benar-benar orang yang tepat mendampingi kita hingga habis usia? Meskipun masa depan bisa kita rencanakan, tapi kenyataan yang akan terjadi nanti masih menjadi misteri.

Ane bukan bermaksud menakut-nakuti, Gansis. Bener kata orangtua dahulu, jika memilih calon itu harus dipertimbangkan bibit, bobot, dan bebetnya. Artinya kita harus tahu betul dengan asal-usul dan latar belakang keluarganya, kualitas lahir batinnya (meliputi : pemahaman agama, pekerjaan, kecakapan, perilaku) dan terakhir status sosialnya. Tidak dipungkiri, status sosial juga menjadi salah satu kebutuhan manusia.

Sebagian menganggap hal tersebut kuno. Asal sudah cinta, hajar sudah! Tahu-tahu endingnya zonk gimana? "Ah, kami pacaran sudah lama, sudah paham betul watak masing-masing." Nyatanya pacaran bertahun-tahun bukan jaminan kelak hidup bahagia. Mending watak buruk kekasih ketahuan sebelum menikah. Bagaimana kalau tahunya setelah berkeluarga? Kan merana sendiri nanti.

Nah, kejadian yang tengah viral saat ini bisa kita jadikan pelajaran, Gansis. Seperti kisah percintaan sedih yang diunggah oleh akun TikTok @sharaadw. Dalam video tersebut menunjukkan seorang wanita yang sedang menangis sambil makan.

Pemilik akun memberikan narasi bahwa gadis itu adalah temannya yang sudah tiga hari tidak makan, lantaran patah hati ditinggal kekasihnya menikah. Padahal si gadis sudah susah payah mengumpulkan uang dan membuat tabungan bersama kekasihnya selama tujuh tahun untuk biaya menikah. Namun, sang kekasih justru tega menggunakan tabungan tersebut untuk menikahi gadis lain. Dan si gadis yang patah hati tersebut baru mengetahui hal itu seminggu yang lalu. Tragis bin nyeseg!

Tujuh tahun tidak jadi jaminan untuk benar-benar mengenal watak pacar/kekasih. Karena saat pacaran yang ditampakkan hanya yang baiknya saja. Kalau kita tidak jeli, tidak peka, kena tipu hanya bisa nyeseg.

Uang hilang bisalah dicari lagi. Namun jika kehormatan yang hilang, hanya tersisa kehinaan. Apalagi kalau nyawa ikut melayang di tangan sang kekasih. Ini bukan sinetron, tapi sudah seringkali kita temui kasusnya dalam dunia nyata. Karena itulah, harus hati-hati dan teliti dalam memilih calon pasangan hidup.