- Beranda
- Berita dan Politik
Novel Jawab Isu Dugaan Korupsi Anies Baswedan
...
TS
valkyr9
Novel Jawab Isu Dugaan Korupsi Anies Baswedan

Jakarta - Penyidik senior KPK Novel Baswedan kerap mendapat stigma negatif, mulai dari mendominasi penyidikan, taliban, hingga dianggap melindungi sepupunya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dituding korupsi.
Terkait semua tudingan tersebut, dia menjelaskan bahwa pola kerja di KPK berlapis dan masing-masing bekerja dengan integritas, tanpa intervensi. Di sana ada direktorat pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan lainnya.
Hasil penyelidikan untuk ditingkatkan menjadi penyidikan, jelasnya lebih lanjut, harus melalui mekanisme expose. Di forum itu akan hadir satgas penyidikan, penuntutan, para direktur, deputi, hingga pimpinan KPK. Dalam forum ekspose yang selalu berlangsung terbuka biasa diwarnai perdebatan. Semua merujuk Pasal 44 yang menyebutkan soal syarat terpenuhinya 2 bukti untuk sebuah penyelidikan dapat naik ke penyidikan. Semua bisa diukur, direkam, dan ada notulensinya.
"Saya sebagai penyidik bisa turun ketika penyelidik sudah mulai bekerja. Tetapi ketika mereka sedang bekerja, saya tidak bisa mengatakan maju atau mundur, berhenti atau dan lain-lain. Itu mekanisme dilakukan oleh masing-masin bidang pekerjaan di bawah kendali dari strukturalnya," jelas Novel dalam program Blak-blakan di detik.com, Rabu (19/5/201).
"Jadi kalau dikatakan bahwa ada yang mengatur dan lain-lain itu sulit dipahami, artinya itu khayalan saja," kata Novel Baswedan yang pernah berdinas di kepolisian dengan pangkat terakhir Komisaris (Mayor).
Terkait dugaan korupsi di Pemprov DKI yang disebut-sebut melibatkan Gubernur Anies Baswedan, Novel tak menjelaskan apakah benar ada pengaduan resmi terkait isu tersebut. Hanya saja bila memang ada dan lanjut ke tahap penyidikan, dapat dipastikan bahwa dirinya tak akan ikut serta mengangani perkara tersebut.
"Saya harus mengatakan diri saya conflict of interest, sehingga saya tidak boleh menangani. Karena conflict of interest itu bukan berarti tidak mampu mengendalikan integritas ya, tetapi itu suatu keadaan dalam rangka melindungi integritas agar dapat terjaga," beber Novel Baswedan.
Soal mekanisme penanganan perkara itu diakui Novel menjadi salah satu pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan. Kepada si penguji dia menjelaskan hal serupa, dan menegaskan bahwa si pemberi informasi seolah dirinya menentukan sendiri penyidikan di KPK adalah sangat tidak benar.
https://news.detik.com/berita/d-5574...004.1609585657
Jawabannya normatif banget..

Padahal kalo cuma ngomongin prosedur.. Tes TWK kemarin juga cuma soal prosedur kok.. Tapi kenapa mas novel ga terima saat d jelaskan semua hasil tes ada prosedurnya dan tidak ada intervensi dari pihak manapun??..

Coba kami minta d buka hasil penyelidikan, rekaman dan notulensi forum expose dugaan korupsi tsb..




Diubah oleh valkyr9 19-05-2021 09:49
pakisal212 dan 71 lainnya memberi reputasi
70
14.8K
249
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
691.2KThread•56.6KAnggota
Tampilkan semua post
sharkskull69
#17
Jadi gini bruh, pengalaman ane di proyek pemerintahan 2012 lalu + bawa2 memo dri petinggi supaya dapet PL (penunjukan langsung) yg main jaman SBY pasti tau dan hore2.
Pejabat sekelas gubernur itu susah diangkutnya bray, kalau belum masa akhir2 jabatan, karena dari bawah sampe atas pasti nglindungin karena takut keseret. Apalagi si wan abud punya power di TGUPP, inipun mreka didalem kaga prediksi soal pemboikotan PNS kemarin akhirnya kasusnya mencuat.
Nah ini si mata satu juga ikutan nglindungin si abud di KPK lewat WPKPK (nekan pegawai lain dari sini karena dia komisaris disini) makanya harus ngeyel supaya tetep dengan job KPK untuk lindungin si abud sampe 2024 ga ad kasus, jadi klop, ini ngjawab knapa mata satu lengser dan diperhalus kmarin ama pakde, supaya pas abud abis masa jabatan bisa diangkut di rentan waktu 2022-2024 cukup itu waktu buat nguak kasus2nya, karena korupsinya kebanyakan, baik si abud maupun TGUPP.
Liat aja abis lengser jabatan si abud abis powernya dilucuti dan gubernur seindo juga pasti kelimpungan (yang korup) apalagi bakal kosong 2 tahun karena semua diseragamkan di 2024. Bakal banyak tuh berita korupsi2 gub, wagub, dll lama terkuak, baik dri tipikor, KPK, BPK, dll.
Kasus gini pernah terjadi pas wakil gubernur bali Bpk. Sudikerta diangkut karena kasus penggelapan tanah dengan Maspion. Padahal kasusnya dibawah 2010 (waktu doi masih jadi dpr). Doi abis lengser berusaha banget jadi ca-gubernur tpi ga tembus, lalu lanjut ke dpd ga tembus juga. Masuk lah kasusnya dia ama maspion ke pengadilan negeri.
Pas masih menjabat ga bakal diurusin itu kasus karena punya power, nah pas udh lengser? Jadi sapi perah lu, kalau ga kuat ya masuk.
Pengalaman gw pernah masuk introgasi tipikor sebagai pengawas proyek, ya gw jujur2 aja jawab bareng kontraktornya karena memang ga ad korup dilini lapangan proyek, dan BPK juga ngasi rekomendasi ga ad korup di bagian proyek (sudah sesuai spec dan pekerjaannya berdasarkan KAK) dan akhirnya terkuak ternyata kabid nya yg bermain, ya jadi sapi lah beliau.

Pejabat sekelas gubernur itu susah diangkutnya bray, kalau belum masa akhir2 jabatan, karena dari bawah sampe atas pasti nglindungin karena takut keseret. Apalagi si wan abud punya power di TGUPP, inipun mreka didalem kaga prediksi soal pemboikotan PNS kemarin akhirnya kasusnya mencuat.
Nah ini si mata satu juga ikutan nglindungin si abud di KPK lewat WPKPK (nekan pegawai lain dari sini karena dia komisaris disini) makanya harus ngeyel supaya tetep dengan job KPK untuk lindungin si abud sampe 2024 ga ad kasus, jadi klop, ini ngjawab knapa mata satu lengser dan diperhalus kmarin ama pakde, supaya pas abud abis masa jabatan bisa diangkut di rentan waktu 2022-2024 cukup itu waktu buat nguak kasus2nya, karena korupsinya kebanyakan, baik si abud maupun TGUPP.
Liat aja abis lengser jabatan si abud abis powernya dilucuti dan gubernur seindo juga pasti kelimpungan (yang korup) apalagi bakal kosong 2 tahun karena semua diseragamkan di 2024. Bakal banyak tuh berita korupsi2 gub, wagub, dll lama terkuak, baik dri tipikor, KPK, BPK, dll.
Kasus gini pernah terjadi pas wakil gubernur bali Bpk. Sudikerta diangkut karena kasus penggelapan tanah dengan Maspion. Padahal kasusnya dibawah 2010 (waktu doi masih jadi dpr). Doi abis lengser berusaha banget jadi ca-gubernur tpi ga tembus, lalu lanjut ke dpd ga tembus juga. Masuk lah kasusnya dia ama maspion ke pengadilan negeri.
Pas masih menjabat ga bakal diurusin itu kasus karena punya power, nah pas udh lengser? Jadi sapi perah lu, kalau ga kuat ya masuk.
Pengalaman gw pernah masuk introgasi tipikor sebagai pengawas proyek, ya gw jujur2 aja jawab bareng kontraktornya karena memang ga ad korup dilini lapangan proyek, dan BPK juga ngasi rekomendasi ga ad korup di bagian proyek (sudah sesuai spec dan pekerjaannya berdasarkan KAK) dan akhirnya terkuak ternyata kabid nya yg bermain, ya jadi sapi lah beliau.

Diubah oleh sharkskull69 19-05-2021 10:24
gojira48 dan 60 lainnya memberi reputasi
61
Tutup