- Beranda
- Stories from the Heart
HITAM Season 2
...
TS
Mbahjoyo911
HITAM Season 2


Quote:
Prolog
Ini adalah cerita fiksi, lanjutan dari thread sebelumnya yang berjudul HITAM. Menceritakan tentang anak yang bernama Aryandra, seorang anak yang ndableg, serba cuek dan nggak nggagasan. Dari kecil Aryandra bisa melihat makhluk halus dan sebangsanya, dia juga punya kemampuan untuk melihat masa depan hanya dengan sentuhan, pandangan mata, dan juga lewat mimpi.
Karena sejak kecil Aryandra sudah terbiasa melihat makhluk halus yang bentuknya aneh-aneh dan menyeramkan, maka dia sudah tidak merasa takut lagi melihat makhluk alam lain itu. Setelah di beri tahu oleh mbah kakungnya, Aryandra baru tahu kalau kemampuannya itu berasal dari turunan moyangnya. Dengan bimbingan mbah kakungnya itulah, Aryandra bisa mengetahui seluk-beluk dunia gaib.
Pada thread sebelumnya menceritakan tentang masa kecil Aryandra. Takdir telah mempertemukan dia dengan sesosok jin yang bernama Salma, jin berilmu sangat tinggi, tapi auranya hitam pekat karena rasa dendamnya yang sangat besar, dan juga karena dia mempelajari ilmu-ilmu hitam yang dahsyat. Tapi Salma telah bertekad untuk selalu menjaga dan melindungi Aryandra, dan akhirnya merekapun bersahabat dekat.
Belakangan baru diketahui oleh Aryandra kalau Salma adalah ratu dari sebuah kerajaan di alam jin. Salma menampakkan diri dalam wujud gadis sangat cantik berwajah pucat, berbaju hitam, memakai eye shadow hitam tebal, lipstick hitam, dan pewarna kuku hitam. Kehadiran Salma selalu ditandai oleh munculnya bau harum segar kayu cendana,
Salma juga sering berubah wujud menjadi sosok yang sangat mirip dengan kuntilanak hitam dengan wajah menyeramkan, memakai jubah hitam panjang, rambut panjang awut-awutan, mulut robek sampai telinga, mata yang bolong satu, tinggal rongga hitam berdarah. Tapi wujudnya itu bukan kuntilanak hitam.
Bedanya dengan kuntilanak hitam adalah, Salma mempunyai kuku yang sangat panjang dan sangat tajam seperti pisau belati yang mampu menembus batu sekeras apapun. Kuku panjang dan tajam ini tidak dimiliki kuntilanak biasa.
Dalam cerita jawa, sosok seperti Salma itu sering dikenal dengan nama kuntilanak jawa, sosok kunti paling tua, paling sakti dan paling berbahaya daripada segala jenis kuntilanak yang lain. Kuntilanak jawa sangat jarang dijumpai, karena makhluk jenis ini memang sangat langka. Manusia sangat jarang melihatnya, dan kalau manusia melihatnya, biasanya mereka langsung ketakutan setengah mati, bahkan mungkin sampai pingsan juga, dan setelah itu, dia akan menjadi sakit.
Aryandra juga dijaga oleh satu sosok jin lagi yang dipanggil dengan nama eyang Dim, dia adalah jin yang menjaga nenek moyangnya dan terus menjaga seluruh keturunannya turun-temurun hingga sampai ke Aryandra. Dari eyang Dim dan Salma inilah Aryandra mempelajari ilmu-ilmu olah kanuragan, beladiri, ilmu pukulan, tenaga dalam, dan ilmu-ilmu gaib.
Perjalanan hidup Aryandra mempertemukannya dengan satu sosok siluman yang sangat cantik, tapi memiliki wujud perempuan setengah ular. Siluman itu mengaku bernama Amrita, dengan penampilan yang khas, yaitu serba pink, mulai pakaiannya dan bahkan sampai ilmu kesaktian yang dikeluarkannya pun juga berwarna pink. Amrita adalah siluman yang selalu menggoda manusia untuk berbuat mesum, yang pada akhirnya manusia itu dibunuh olehnya. Semua itu dilakukan karena dendamnya pada kaum laki-laki.
Awalnya Aryandra berseteru dengan Amrita, dan Amrita sempat bertarung mati-matian dengan Salma, yang pada akhirnya Amrita bisa dikalahkan oleh Salma. Dan kemudian Amrita itupun bersahabat dekat dengan Aryandra dan Salma. Dia juga bertekad untuk terus menjaga Aryandra. Jadi Aryandra memiliki 3 jin yang terus melindunginya kemanapun dia pergi.
Di masa SMA itu Aryandra juga berkenalan dengan cewek yang bernama Dita, kakak kelasnya. Cewek manis berkacamata yang judes dan galak. Tapi setelah mengenal Aryandra, semua sifat Dita itu menghilang, Dita berubah menjadi sosok cewek yang manis dan penuh perhatian, Dita juga sangat mencintai Aryandra dan akhirnya merekapun jadi sepasang kekasih.
Dalam suatu peristiwa, Aryandra bertemu dengan dua saudara masa lalu nya, saudara keturunan sang raja sama seperti dirinya. Mereka bernama Vano dan Citradani. Dan mereka menjadi sangat dekat dengan Aryandra seperti layaknya saudara kandung. Saking dekatnya hingga kadang menimbulkan masalah dan salah paham dalam kehidupan percintaannya.
Aryandra mendapatkan suatu warisan dari nenek moyangnya yaitu sang raja, tapi dia menganggap kalau warisan itu sebagai suatu tugas untuknya. Warisan itu berupa sebilah keris kecil yang juga disebut cundrik. Keris itu bisa memanggil memerintah limaratus ribu pasukan jin yang kesemuanya ahli dalam bertarung, pasukan yang bernama Pancalaksa ini dibentuk oleh sang raja di masa lalu. Karena keris itu pula, Aryandra bisa kenal dengan beberapa tokoh jin yang sangat sakti dan melegenda.
Tapi karena keris itu jugalah, Aryandra jadi terlibat banyak masalah dengan kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Dewa Angkara. Ternyata keris itu sudah menjadi rebutan para jin dan manusia sejak ratusan tahun yang lalu. Keris itu menjadi buruan banyak makhluk, karena dengan memiliki keris itu, maka akan memiliki ratusan ribu pasukan pula.
Perebutan keris itulah yang akhirnya mengantarkan Aryandra pada suatu peperangan besar. Untunglah Aryandra dibantu oleh beberapa sahabat, yang akhirnya perang itu dimenangkan oleh pihak Aryandra, meskipun kemudian Aryandra sendiri memutuskan untuk mengorbankan dirinya untuk menghancurkan musuh utamanya. Dan karena itulah Aryandra jadi kehilangan kemampuannya untuk beberapa waktu, tapi akhirnya kemampuan itu kembali lagi padanya dengan perantara ratu utara.
Pada thread kali ini akan menceritakan kisah hidup Aryandra setelah lulus dari SMA, dari pertama masuk kuliah, tentang interaksinya dengan alam gaib dengan segala jenis makhluknya. Juga tentang persahabatan dengan teman kuliah dan dengan makhluk alam lain, percintaan, persaingan, tawuran, segala jenis problematika remaja yang beranjak dewasa, dan juga sedang dalam masa pencarian jati diri. Teman baru, musuh baru, ilmu baru dan petualangan baru.
Sekali lagi, thread ini adalah cerita fiksi. Dimohon pembaca bijak dalam menyikapinya. Mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan, kesalahan tentang fakta-fakta, dan kesamaan nama orang. Tidak ada maksud apa-apa dalam pembuatan thread ini selain hanya bertujuan untuk hiburan semata. Semoga thread ini bisa menghibur dan bisa bermanfaat buat agan dan sista semuanya.
Seperti apakah kisah hidup Aryandra setelah lulus dari SMA ini..? Mari kita simak bersama-sama...
Spoiler for Salma:
Spoiler for Amrita:
Diubah oleh Mbahjoyo911 27-03-2022 06:54
Dhekazama dan 401 lainnya memberi reputasi
378
1.6M
25K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Mbahjoyo911
#4439
Lanjutan
Pagi harinya, ini adalah hari sabtu, dan harusnya aku pulang ke rumah, tapi aku malas banget, jadi aku tetep berada di kosan. Pagi itu aku keluar mau nyari sarapan, kulihat pintu kamar kosannya Kinara masih tertutup, mungkin dia masih tidur. Weekend gini anak-anak kisan pada balik ke rumahnya, jadi kosan terasa sepi.
Boncengan bertiga dengan Salma dan Amrita, kuarahkan motorku ke seputaran gor, karena disini tiap pagi biasanya banyak yang jualan menu sarapan. Dan akhirnya ketemulah bubur ayam, cocok buat sarapan. Kupesan dua porsi dibungkus dan kubawa balik ke kosan.
Saat sampai di kosan, kulihat pintu kamar Kinara masih tertutup. Maka kuketuk pintu itu, menunggu bentar, lalu kudengar pintu itu terbuka, muncullah Kinara dengan rambut awut-awutan, bajunya masih sama kayak kemarin, pertanda dia baru aja bangun tidur.
Sehabis sarapan bareng itu, aku balik ke kamar kosan untuk mandi dan bersiap-siap. Entah ide dari mana tadi, bahkan Dinda aja belum pernah kuajak main keluar kayak gini, tapi ini malah ngajak Kinara. Udah nggak mikir panjang lagi, lakuin apa aja yang terlintas di pikiran saat itu. Satu ide yang gila, maka menggila aja sekalian. Saat aku turun, Kinara udah menungguku di depan kamarnya.
Maka jadilah kami berangkat pake motor sport ku. Tanpa ragu Kinara langsung meluk dan menempel di punggungku, karena motor itu emang motor sport. Dua jam perjalanan, sampailah kami di kaki gunung Argo, hawa dingin khas pegunungan langsung terasa. Tujuan pertama adalah tebing jurang di perbatasan propinsi. Dari tebing itu kami bisa melihat kota kabupaten sebelah, jauh dibawah sana. Ada beberapa muda-mudi yang juga nongkrong disitu.
Puas melihat pemandangan dan foto-foto bersama, kami lanjut menelusuri kebun teh, juga kebun strawberry, bahkan membeli strawberry dari petani langsung. Kami juga sempat mampir di bumi perkemahan. Selama perjalanan itu, Salma dan Amrita terus melayang di samping kiri kanan motor. Ada juga beberapa sosok yang mengikuti kami, aku mengenali mereka sebagai prajuritnya ki Sumarta, ternyata dia tau kalo aku sedang berada di kaki gunung itu.
Setelah muter-muter nggak jelas, kamipun terdampar di warung sate kelinci, warung ini beda dengan warung yang pernah aku kunjungi bareng Dita. Bahkan semua tempat yang kami datangi tadi juga beda dengan tempat yang aku kunjungi bareng Dita dulu, kecuali bumi perkemahan dan tebing jurang perbatasan itu.
Sehabis makan, Kinara mengajak balik ke kosan, aku turuti aja karena dia udah kelihatan capek. Saat keluar dari areal wisata kaki gunung, prajuritnya ki Sumarta udah nggak mengikuti kami. Baru setengah perjalanan, Kinara udah tertidur sambil memelukku, maka kupelankan laju motor karena takut kalo dia jatuh ntar.
Jam 5 sore kami udah sampai di kosan lagi. Kubangunkan Kinara dan dia langsung ngeloyor ke kamarnya. Terpaksa aku yang bawain semua strawberry yang dibeli tadi. Setelah meletakkan strawberry di kamarnya, aku mau langsung ke kamarku, tapi Kinara memanggilku.
Sekali lagi Kinara memelukku, dan yang nggak disangka, dia bahkan memagut bibirku sekejap, maka kubalas aja pelukan dan pagutan itu, tapi malah membuatnya tersenyum lebar. Lalu aku balik ke kamar kosanku sendiri. Sungguh suatu hari yang gila, nggak pernah nyangka kalo aku malah ngajak Kinara main bersama
Malam harinya.. Sehabis maghrib, aku keluar membeli dua botol V*dka, satu krat be*r kaleng dan dua slop rokok kretek plat kuning bertulis 2*4. Aku juga membeli beberapa batang coklat dan es krim. Lalu kuarahkan motor menuju ke belakang gor, kampungnya para preman. Aku langsung menuju ke rumah bos preman alias babenya Pertiwi. Sampai di sana, kulihat si bos duduk sendirian di beranda rumahnya sambil menghisap rokok.
Lalu si bos melakukan beberapa panggilan dengan hp nya. Tak lama kemudian, muncul beberapa orang anak buahnya, aku masih mengenalinya karena mereka juga ikut membantuku dalam perkelahian itu, termasuk si Momok juga. Lalu V*dka dan be*r yang kubawa itu dioplos jadi satu dalam suatu wadah besar. Si bos juga menyuruh anak buahnya membeli rica-rica anj*ng dan babi kuah, sepertinya mereka akan berpesta miras malam ini.
Sengaja aku menghindar dari pesta miras itu dan beralasan mau menemui Pertiwi, karena kalo aku gabung sama mereka, pasti aku akan ditawari minuman terus menerus. Di ruang tamu itu kulihat Pertiwi sedang duduk di kursi panjang, lagi serius melototin hp nya, maka aku kagetin aja dia. Dan dia beneran kaget sampe hpnya lepas dari tangan.
Lalu kami terdiam, ruang tamu jadi sepi, tapi diluar rame banget oleh suara orang-orang yang lagi pesta miras. Es krim kedua udah habis dimakan Pertiwi, lanjut ke es krim terakhir. Aku cuma memperhatikan cara makannya yang lucu itu, tapi kemudian dia tersadar.
Pertiwi cuma ketawa dengan wajah memerah, tapi kemudian dia letakkan kepala di pundakku, dia udah rapat menempel padaku. Lalu kudengar suara tawa cekikikan dari Amrita yang lagi nangkring di jendela rumah, sampai sekarang aku nggak ngerti arti tawa itu, menurutku nggak ada yang lucu. Dan kalo misal dia mengejek, terus siapa yang diejeknya..?
Pertiwi cuma tersenyum manis, wajahnya semakin memerah. Maka sekalian aja kurangkul pundaknya dan membawa kepalanya ke dadaku, dia cuma diam aja, tapi aku tau kalo dia ngerasa malu banget. Meski Pertiwi udah kelas 3 SMA, tapi aku tau kalo dia adalah anak ABG yang baru mengenal hubungan antar cewek dan cowok. Aku jadi nggak tega sendiri.
Ternyata dia nggak selugu dugaanku
Kami ngobrol tentang segala hal, hingga tanpa sadar waktu udah berjalan, dan tau-tau udah jam 9 aja. Ini saatnya aku pamit. Padahal niat awal tadi kesini cuma memberi bingkisan pada bos preman itu, tapi malah berakhir kayak gini.
Saat aku di beranda rumah, kulihat 6 orang sudah tepar di lantai, miras dalam wadah itu udah habis, tinggal si bos yang masih sadar dan lagi sibuk dengan hpnya. Akupun berpamitan dengannya. Pertiwi mengantarku sampe ke motorku, dan aku cabut dari sana. Moga aja kunjunganku ini bisa mengeratkan perkenalan dengan bos preman itu, siapa tau suatu saat aku akan butuh bantuannya lagi.
Dari pertemuan tadi aku tau kalo Pertiwi akan menerimaku, tapi aku nggak tega sendiri karena dia masih SMA. Dalam 24 jam udah ada 2 cewek baru yang masuk dalam hidupku, dan seakan aku cuma mengikuti arus aja. Ini benar-benar hal yang gila. Kata-kata Amrita emang benar, ada aksi pasti ada reaksi, aku sudah mulai beraksi, dan udah mendapat reaksi juga.
Sepertinya sifat fakboi ini juga termasuk sifat turunan dari sang raja. Karena raja bisa mengambil selir dari manapun dan siapapun, dan juga sebanyak apapun. Sebenarnya bahaya juga kalo aku terus menuruti sifat ini, tapi aku juga nggak bisa menghilangkannya..
Jam setengah sepuluh aku udah sampai di kosan, aku langsung rebah di kasurku. 24 terakhir ini terasa sangat panjang, tapi menyenangkan juga sih.
Sekarang saatnya istirahat. Tapi baru aja merem, pintu kamar kosan di ketuk. Dan saat kubuka, sudah ada tante Silvy berdiri di depan pintu dengan tersenyum manis.
Tante Silvy memakai piyama yang panjang sampe mata kaki. Dia langsung nyelonong masuk ke kamarku. Dan saat kututup pintu kamar itu, tante Silvy melepas piyama nya, cuma menyisakan daleman G-str*ng warna hitam. Aku menghela napas panjang, sepertinya 24 jam itu belumlah berakhir, dan sepertinya malam ini akan kembali jadi malam yang sangat-sangat panjang...
bersambung…
Boncengan bertiga dengan Salma dan Amrita, kuarahkan motorku ke seputaran gor, karena disini tiap pagi biasanya banyak yang jualan menu sarapan. Dan akhirnya ketemulah bubur ayam, cocok buat sarapan. Kupesan dua porsi dibungkus dan kubawa balik ke kosan.
Saat sampai di kosan, kulihat pintu kamar Kinara masih tertutup. Maka kuketuk pintu itu, menunggu bentar, lalu kudengar pintu itu terbuka, muncullah Kinara dengan rambut awut-awutan, bajunya masih sama kayak kemarin, pertanda dia baru aja bangun tidur.
Quote:
Sehabis sarapan bareng itu, aku balik ke kamar kosan untuk mandi dan bersiap-siap. Entah ide dari mana tadi, bahkan Dinda aja belum pernah kuajak main keluar kayak gini, tapi ini malah ngajak Kinara. Udah nggak mikir panjang lagi, lakuin apa aja yang terlintas di pikiran saat itu. Satu ide yang gila, maka menggila aja sekalian. Saat aku turun, Kinara udah menungguku di depan kamarnya.
Quote:
Maka jadilah kami berangkat pake motor sport ku. Tanpa ragu Kinara langsung meluk dan menempel di punggungku, karena motor itu emang motor sport. Dua jam perjalanan, sampailah kami di kaki gunung Argo, hawa dingin khas pegunungan langsung terasa. Tujuan pertama adalah tebing jurang di perbatasan propinsi. Dari tebing itu kami bisa melihat kota kabupaten sebelah, jauh dibawah sana. Ada beberapa muda-mudi yang juga nongkrong disitu.
Puas melihat pemandangan dan foto-foto bersama, kami lanjut menelusuri kebun teh, juga kebun strawberry, bahkan membeli strawberry dari petani langsung. Kami juga sempat mampir di bumi perkemahan. Selama perjalanan itu, Salma dan Amrita terus melayang di samping kiri kanan motor. Ada juga beberapa sosok yang mengikuti kami, aku mengenali mereka sebagai prajuritnya ki Sumarta, ternyata dia tau kalo aku sedang berada di kaki gunung itu.
Setelah muter-muter nggak jelas, kamipun terdampar di warung sate kelinci, warung ini beda dengan warung yang pernah aku kunjungi bareng Dita. Bahkan semua tempat yang kami datangi tadi juga beda dengan tempat yang aku kunjungi bareng Dita dulu, kecuali bumi perkemahan dan tebing jurang perbatasan itu.
Sehabis makan, Kinara mengajak balik ke kosan, aku turuti aja karena dia udah kelihatan capek. Saat keluar dari areal wisata kaki gunung, prajuritnya ki Sumarta udah nggak mengikuti kami. Baru setengah perjalanan, Kinara udah tertidur sambil memelukku, maka kupelankan laju motor karena takut kalo dia jatuh ntar.
Jam 5 sore kami udah sampai di kosan lagi. Kubangunkan Kinara dan dia langsung ngeloyor ke kamarnya. Terpaksa aku yang bawain semua strawberry yang dibeli tadi. Setelah meletakkan strawberry di kamarnya, aku mau langsung ke kamarku, tapi Kinara memanggilku.
Quote:
Sekali lagi Kinara memelukku, dan yang nggak disangka, dia bahkan memagut bibirku sekejap, maka kubalas aja pelukan dan pagutan itu, tapi malah membuatnya tersenyum lebar. Lalu aku balik ke kamar kosanku sendiri. Sungguh suatu hari yang gila, nggak pernah nyangka kalo aku malah ngajak Kinara main bersama
Malam harinya.. Sehabis maghrib, aku keluar membeli dua botol V*dka, satu krat be*r kaleng dan dua slop rokok kretek plat kuning bertulis 2*4. Aku juga membeli beberapa batang coklat dan es krim. Lalu kuarahkan motor menuju ke belakang gor, kampungnya para preman. Aku langsung menuju ke rumah bos preman alias babenya Pertiwi. Sampai di sana, kulihat si bos duduk sendirian di beranda rumahnya sambil menghisap rokok.
Quote:
Lalu si bos melakukan beberapa panggilan dengan hp nya. Tak lama kemudian, muncul beberapa orang anak buahnya, aku masih mengenalinya karena mereka juga ikut membantuku dalam perkelahian itu, termasuk si Momok juga. Lalu V*dka dan be*r yang kubawa itu dioplos jadi satu dalam suatu wadah besar. Si bos juga menyuruh anak buahnya membeli rica-rica anj*ng dan babi kuah, sepertinya mereka akan berpesta miras malam ini.
Quote:
Sengaja aku menghindar dari pesta miras itu dan beralasan mau menemui Pertiwi, karena kalo aku gabung sama mereka, pasti aku akan ditawari minuman terus menerus. Di ruang tamu itu kulihat Pertiwi sedang duduk di kursi panjang, lagi serius melototin hp nya, maka aku kagetin aja dia. Dan dia beneran kaget sampe hpnya lepas dari tangan.
Quote:
Lalu kami terdiam, ruang tamu jadi sepi, tapi diluar rame banget oleh suara orang-orang yang lagi pesta miras. Es krim kedua udah habis dimakan Pertiwi, lanjut ke es krim terakhir. Aku cuma memperhatikan cara makannya yang lucu itu, tapi kemudian dia tersadar.
Quote:
Pertiwi cuma ketawa dengan wajah memerah, tapi kemudian dia letakkan kepala di pundakku, dia udah rapat menempel padaku. Lalu kudengar suara tawa cekikikan dari Amrita yang lagi nangkring di jendela rumah, sampai sekarang aku nggak ngerti arti tawa itu, menurutku nggak ada yang lucu. Dan kalo misal dia mengejek, terus siapa yang diejeknya..?
Quote:
Pertiwi cuma tersenyum manis, wajahnya semakin memerah. Maka sekalian aja kurangkul pundaknya dan membawa kepalanya ke dadaku, dia cuma diam aja, tapi aku tau kalo dia ngerasa malu banget. Meski Pertiwi udah kelas 3 SMA, tapi aku tau kalo dia adalah anak ABG yang baru mengenal hubungan antar cewek dan cowok. Aku jadi nggak tega sendiri.
Quote:
Ternyata dia nggak selugu dugaanku
Kami ngobrol tentang segala hal, hingga tanpa sadar waktu udah berjalan, dan tau-tau udah jam 9 aja. Ini saatnya aku pamit. Padahal niat awal tadi kesini cuma memberi bingkisan pada bos preman itu, tapi malah berakhir kayak gini.Quote:
Saat aku di beranda rumah, kulihat 6 orang sudah tepar di lantai, miras dalam wadah itu udah habis, tinggal si bos yang masih sadar dan lagi sibuk dengan hpnya. Akupun berpamitan dengannya. Pertiwi mengantarku sampe ke motorku, dan aku cabut dari sana. Moga aja kunjunganku ini bisa mengeratkan perkenalan dengan bos preman itu, siapa tau suatu saat aku akan butuh bantuannya lagi.
Dari pertemuan tadi aku tau kalo Pertiwi akan menerimaku, tapi aku nggak tega sendiri karena dia masih SMA. Dalam 24 jam udah ada 2 cewek baru yang masuk dalam hidupku, dan seakan aku cuma mengikuti arus aja. Ini benar-benar hal yang gila. Kata-kata Amrita emang benar, ada aksi pasti ada reaksi, aku sudah mulai beraksi, dan udah mendapat reaksi juga.
Sepertinya sifat fakboi ini juga termasuk sifat turunan dari sang raja. Karena raja bisa mengambil selir dari manapun dan siapapun, dan juga sebanyak apapun. Sebenarnya bahaya juga kalo aku terus menuruti sifat ini, tapi aku juga nggak bisa menghilangkannya..
Jam setengah sepuluh aku udah sampai di kosan, aku langsung rebah di kasurku. 24 terakhir ini terasa sangat panjang, tapi menyenangkan juga sih.
Sekarang saatnya istirahat. Tapi baru aja merem, pintu kamar kosan di ketuk. Dan saat kubuka, sudah ada tante Silvy berdiri di depan pintu dengan tersenyum manis. Tante Silvy memakai piyama yang panjang sampe mata kaki. Dia langsung nyelonong masuk ke kamarku. Dan saat kututup pintu kamar itu, tante Silvy melepas piyama nya, cuma menyisakan daleman G-str*ng warna hitam. Aku menghela napas panjang, sepertinya 24 jam itu belumlah berakhir, dan sepertinya malam ini akan kembali jadi malam yang sangat-sangat panjang...
bersambung…
147
agoezsholich107 dan 123 lainnya memberi reputasi
124
Tutup

