Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Nan Tuo 195 - Kapal Tunda Milik China yang Ikut Dalam Operasi SAR KRI Nanggala
China, nama negara ini beberapa waktu lalu sempat diperbincangkan netizen Indonesia, pasalnya Negeri Tirai Bambu tidak terlihat mengirimkan bantuannya untuk mencari KRI Nanggala. Beberapa netizen pun sempat mempermasalahkan tidak hadirnya China dalam misi SAR KRI Nanggala.

Setelah ramai jadi topik perbincangan, China justru datang dengan berita yang mengejutkan. Meski bantuannya datang belakangan, bantuan dari Negeri Panda justru jadi kunci utama untuk proses evakuasi KRI Nanggala. China resmi mengirim 3 kapalnya guna membantu evakuasi KRI Nanggala, dua dari tiga kapal sudah tiba pada tanggal 2 Mei 2021. Dua kapal yang sudah tiba adalah PRC Navy Ship Ocean Tug Nan Tuo 195 dan PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao 863.

Karena misi kali ini penuh tantangan, maka kapal yang dikirim adalah kapal utama. Salah satunya adalah Nan Tuo 195 yang dikenal sebagai kapal tunda terbesar yang pernah dibuat untuk Angkatan Laut China. Pada kesempatan kali ini, ane akan sedikit membahas profil kapal tersebut.


Nan Tuo 195 - Kapal Tunda Milik China yang Ikut Dalam Operasi SAR KRI Nanggala

Ilistrasi: navalpost.com



Nan Tuo termasuk ke dalam Bei Tuo ocean going tug boat, yang dibangun oleh Huangpu shipyard di kota Guangzhou. Nan Tuo dengan nomor lambung 195 punya panjang 110 meter, lebar 16 meter dan berbobot 6.000 ton.Namun, tidak banyak spesifikasi yang dipublikaiskan dari sosok kapal ini, salah satunya adalah pilihan penggunaan mesin. Kapal tunda pertama dari jenis yang sama adalah Bei Tuo dengan nomor lambung 739, diluncurkan pada 20 Juli 2016 dan ditugaskan di Armada Laut Utara. Saat ini, Angkatan Laut China mengoperasikan tiga unit kapal tunda Bei Tuo Class.

Fungsi utama kapal ini adalah untuk menarik dan membantu kapal-kapal berkapasitas sedang hingga besar. Kemudian untuk misi sekundernya mencakup perbaikan kapal yang rusak dan penyelamatan kapal selam di laut. Guna mendukung misi penyelamatan di laut dalam, kapal tunda ini dapat menampung sejumlah modul misi dalam kontainer.

Sama seperti MV Swift Rescue milik Singapura, Nan Tuo 195 dilengkapi fasilitas deck helikopter pada bagian haluan. Kapal tunda ini juga dibekali dengan fasilitas water cannon untuk membantu pemadaman kebakaran di laut.


Nan Tuo 195 - Kapal Tunda Milik China yang Ikut Dalam Operasi SAR KRI Nanggala

Ilustrasi: navalpost.com



Selain bantuan dari China, untuk evakuasi KRI Nanggala, TNI AL juga akan bekerja sama dengan SKK Migas yang akan mengoperasikan kapal Timas 1201. Kapal tersebut memiliki panjang 162,3 meter, lebar 37,8 meter dan tinggi 16,1 meter. Kapal ini menggunakan crane berkapasitas 1.200 MT yang cocok untuk instalasi platform konvensional.

China juga mengirimkan dua kapal lainnya yakni Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao 863 serta Scientific Salvage Tan Suo 2. Yongxingdao 863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter serta tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki robot, sonar, side scane sereta boat rescue.

Sementara itu Tan Suo 2 memiliki panjang 87,2 meter, lebar 18 meter dan tinggi tujuh meter. Ketiga kapal dengan kemampuan salvage ini memiliki kemampuan untuk mendukung misi pengangkatan badan kapal dari kedalaman 4.500 meter.


Nan Tuo 195 - Kapal Tunda Milik China yang Ikut Dalam Operasi SAR KRI Nanggala

Ilustrasi: navalpost.com



Sebagai WNI tentunya kita harus mengapresiasi setiap bantuan yang ditawarkan oleh negara lain, terkhusus bagi para netizen negara ber-flower yang suka berpikiran negatif. Di mana mereka selalu mengaitkan bantuan yang datang untuk misi SAR KRI Nanggala dengan misi intelijen atau maping laut.

Hubungan Indonesia dengan negara lain itu ibaratnya kehidupan bertetangga di masyarakat, jika seorang tetangga terkena musibah, tentu tetangga yang lain akan datang membantu mengatasi musibah tersebut. Di lain sisi Indonesia memiliki keterbatasan peralatan untuk misi evakuasi kapal selam, tentu negara kita membutuhkan peralatan yang mumpuni dari negara lain untuk evakuasi tersebut. Mau kapitalis atau komunis, dalam misi kemanusiaan sudah seharusnya kita menyingkirkan perbedaan ideologi tersebut.

Nah demikian sedikit profil mengenai kapal milik China yang akan membantu evakuasi KRI Nanggala, semoga proses evakuasinya nanti bisa berjalan lancar, dan badan kapal selam ini nantinya bisa terangkat ke permukaan. Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal hingga akhir, sampai jumpa di pembahasan alutsista yang lainnya emoticon-Angkat Beer




Referensi: 1.2.3
Ilustrasi Gambar: navalpost.com
yusuf2210
indramamoth
B18VO
B18VO dan 26 lainnya memberi reputasi
27
7.1K
61
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Tampilkan semua post
TUPAIKABELAvatar border
TUPAIKABEL
#4
Setuju dengan mas Bro matamalaikat, patut di apresiasi seluruh bantuan yang diberikan oleh negara negara di dunia atas tragedi Nenggala 402.

Setuju lagi dgn TS, Bagi mereka yang senang membuat keributan atas nama perbedaan Ideologi, suku, agama dan ras, belajarlah dari kejadian ini, mereka semua datang tanpa melihat apapun perbedaan Indonesia dengan mereka. Hanya 1 niat.. membantu TITIK.

notes : ane yakin tuh orang2 yg suka koar2 bikin masalah blom pernah aja ada di tengah laut, jago kandang doang.. emoticon-Cool

Back 2 the topic, mohon maaf kalau komen ane panjang lebar yaa.. emoticon-Malu dan mohon koreksi kl ada yang kurang.. emoticon-Blue Guy Cendol (L)

PRC Navy Ship Ocean Tug Nan Tuo 195 dan PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao 863. dari PLA Navy, HMA Ships Ballarat dan Sirius dari Australia, HMS Swift Rescue Singapore, DSRV India, P8 Poseidon USA, ditambah belasan KRI ,KNKT, Basarnas, Drone dan kapal patroli Polri adalah sederet Kapal dan pesawat yang memiliki spesifikasi khusus SAR dan surveillance yang terlibat dalam misi pencarian dan evakuasi Nenggala 402.

khususnya Nantuo +2 kapal PLA lainya dan DSRV India, memang lebih spesifik memiliki kemampuan Evakuasi laut dalam.

Apa Indonesia nggak mampu ? eit.. nanti dulu.. ini bukan masalah mampu nggak mampu brader.. kita juga punya KRI Rigel yg sampai saat ini tercanggih di Asia dan pertama kali pint point lokasi nenggala 402, plus kapal skk migas , Timas 1201 yang punya kemampuan setara.

Kenapa mereka membantu... Sejak TNI Declare status Subsunk ke ISMERLO (International Submarine Escape and Rescue Liaison Office) , sudah wajib hukumnya seluruh NAVY dunia memberikan bantuan.

Ane udh coba2 itung sih.. waopun matematika ane di rapot merah emoticon-Cape d...
Berat KRI Nenggala 402 sekitar 1400 Ton, let's say terbagi menjadi 3 bagian dgn masing2 berat sekitar 460 Ton, kemampuan Crane Nantuo & the gank & SKK Migas Timas 1201 di kisaran 1200 Ton, secara logika, kita mampu angkat sendiri.

Tapi ternyata X Factor untuk kasus subsunk di kedalaman 800 meter lebih nggak main main, ada faktor tekanan hidrostatik , faktor arus atas dan bawah, kekuatan angin permukaan laut dll

Dalam standard NOAA Tekanan air akan bertambah 1 atmosphere (atm) setiap kita turun 10 meter ke bawah laut. Satu atm setara dengan daya 10332.27 kg/m2. untuk kasus Nenggala 402, tekanan yang diterima dikedalaman 800meter lebih , nggak kurang dari 83 atm, atau setara dgn berat 33 pesawat airbus. itupun dengan catatan tanpa ada gangguan arus dll a.k.a X Factor lainya.

Bisa bayangkan tekanan sebesar apa yg diterima Crane Rescue ship saat mengangkat Bagian Badan Nenggala 402 kan.

Sejauh saya tau (CMIIW), Subsunk rescue & evacuation yg pernah terjadi di dunia, jarang sekali yang berhasil mengangkat keseluruhan badan kapal. terutama dikedalaman lebih dari 500 meter. Resikonya besar sekali.

Kehadiran kapal PLA & lainya, sebenarnya bisa di jadikan acuan bahwa, seluruh NAVY di dunia juga masih terus belajar untuk menghadapi kasus serupa.

kemampuan Tug ship bertonase besar ini sebenarnya dikembangkan dari kapal kapal tugboat dan carrier yang digunakan dalam industri perminyakan offshore. tapi perlu di catat bahwa kedalaman kilang offshore rata rata berada dikisaran 250-500 meter, yang terdalam (mexico) adalah 640 meter.

SKENARIO Evakuasi

Sejarah Navy dunia akan mencatat, segala cara evakuasi dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengangkat Nenggala 402.

KRI martadinata atau sekelasnya akan menjadi kapal komando, untuk melakukan tindakan dan pelaksana prosedur evakuasi akan dipantau KRI Rigel, mungkin juga dibantu HMS Swift , mereka akan menurunkan ROV utuk memetakan secara detail koordinat dan pola cuaca dan arus di berbagai tingkat kedalaman.

Evakuasi untuk bagian yg tidak terlalu besar bisa dilakukan oleh 1 kapal , tapi sepertinya untuk bagian besar, 2 atau 3 kapal (Nantuo dan Timas 1201atau DSRV) akan bersamaan melakukan pengangkatan untuk membagi tekanan hidrostatik. itupun harus dibantu pontoon atau submersible Buoy (Balon apung yang bisa diisi udara dari permukaan) untuk memberi bantuan daya apung.

1 hal yang harus diperhitungkan sepertinya adalah, seberapa kuat struktur Nenggala 402 setelah mengalami tekanan 83 atm, karena struktur rangka yang terdiri dari sekat sekat dan sambungan sudah pasti remuk dan ringkih.

Ane hanya bisa bantu berdoa, semoga segala upaya berjalan lancar dan dijauhkan dari segala masalah..

KRI Nenggala 402 sudah dalam status "On Eternal Patrol" dan akan menjaga laut NKRI Selamanya. emoticon-Mewek

Diubah oleh TUPAIKABEL 07-05-2021 07:00
pambajengputro
ulermaboq
THero
THero dan 25 lainnya memberi reputasi
26
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.