- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
SURBAN CITY SIMPE MAP
Simple Map
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- TBA
- TBA
- TBA
Diubah oleh the.collega 05-05-2024 12:34
gokil4ever dan 31 lainnya memberi reputasi
24
24.6K
Kutip
564
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•42KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#103
Chapter 69
Quote:
Sebuah truk trailer besar melaju dengan kecepatan sedang, mengitari sektor 13 tempat di mana tim Kapten Vela berada. Gerard mengemudikannya sendirian di depan karena semua anggota tim berada di bagian belakang. Sudah bersiap menggunakan baju tempur ‘Battle Armor’ yang secara resmi diperkenalkan ke publik tempi hari. Walaupun respon dari masyarakat Surban City agak rendah karena mereka sendiri disibukan dengan dunianya masing-masing.
Semua anggota mendapatkan baju dengan ukuran masing-masing, maka Nakata yang memiliki badan yang tinggi besar pun terlihat seperti tank baja ketika menggunakannya. Layar besar di bagian belakang belum menunjukan adanya pergerakan dari beaters. Sensor yang sudah dipasangkan merata ke seluruh sudut Surban City secara diam-diam itu akan menangkap segala pergerakan Beaters. Baik level bawah maupun level atas seperti royal clan.
Gareth tersenyum melihat rekannya itu berkumpul lagi setelah sekian lama, lalu mengejek Nakata yang kelihatan tidak nyaman menggunakan pakaian itu. “Haha! Ada apa senior? Apa baju itu sempit di area selangkanganmu?” tentu saja perkataan Gareth ini menimbulkan kegaduhan, tetapi Nakata tidak marah. Ia malah senang bisa melihat Gareth yang seceria itu lagi.
Sensor berbunyi, pertanda adanya Beaters yang sedang beraksi. Gerard mendadak mempercepat lajunya. Kapten Vela memerintahkan anggotanya untuk mengambil senjata masing-masing. Leah dan kapten Vela mengambil sebuah senapan yang dinamai secara resmi ‘Thuder Gun’. Sementara Gareth sudah percaya diri dengan belati kembarnya yang ujungnya diberi lapisan sepanas laser. Nakata hanya mengandalkan baju tempurnya tanpa menggunakan senjata.
Truk berhenti, kapten Vela memberikan sepatah dua patah sebelum memulai aksinya. Intinya karena baju tempur ini memiliki kekuatan yang besar, maka para anggota diharapkan dapat menggunakannya tanpa melukai siapa pun. Sebuah lampu membentuk lingkaran di bagian pinggang menyala, tanda bahwa energi baju tempur itu sudah penuh dan siap digunakan.
Bagian belakang truk terbuka, mereka berempat turun secara serentak. Terlihat ada beberapa Beaters yang muncul, tidak seperti biasanya karena jarang sekali Beaters muncul dalam jumlah banyak dan serentak seperti ini.
“Kan aku bereskan!” Leah menembakan senapannya, muncul sebuah kilat yang menyilaukan dan tepat mengenai dada monster Beaters. Membuat lubang yang besar dan luka terbakar disisinya. Ujung senapan milik Leah mengeluarkan asap. “hebat sekali….,” rasa takjub dari Leah untuk senapan barunya.
Beaters yang tersisa tidak mau kalah, mereka bergerak cepat menyerang secara bersamaan. Langkah mereka terhenti ketika Gareth dengan cepat menebas Beaters itu di bagian kaki mereka. Yang membuat mereka berjatuhan, kapten Vela menambakan senapan ‘thunder gun’ miliknya. Satu hangus, sisanya Nakata memukul kepala Beaters yang tidak berdaya itu hingga hancur. Lalu menarik paksa Beat dalam tubuh monster itu hingga keluar dari tubuhnya, menekannya dengan keras dan hancur.
Gareth menatap satu lagi Beaters yang meronta-ronta sambil mencoba menumbuhkan kakinya yang terpotong, “Cih! Ada apa dengan kalian?!” tingkah Beaters memang sedikit berbeda, mereka jauh lebih agresif. “ARGH!!” Gareth membelahnya dan monster itu terkikis dengan sendirinya karena Beat dalam dirinya ikut terbelah.
Keempatnya berkumpul setelah membereskan Beaters ini, tidak hanya Gareth yang menyadari tingkah laku monster Beaters sedikit berbeda. Nampaknya rekannya juga menyadarinya, yang dilawannya kali ini sedikit agresif. Belum sempat berbincang lebih lama, sensor kembali berbunyi. Kini memberikan tanda melalui visor di helm masing-masing. Gerard yang berada di bagian setir juga memberitahu mereka bahwa Beaters kembali muncul.
“Tidak seperti biasanya…., fenomena apa ini?” kapten Vela, kemudian anggota tim 13 kembali ke truk untuk menuju tempat selanjutnya.
Selain tim 13 yang mulai sibuk, tim 10 yang daerahnya meliputi pegunungan yang rindang juga tidak ketinggalan. Walaupun menggunakan truk trailer yang besar, tetapi di tangan supir yang handal maka medan yang berat pun bisa dilalui dengan mudah. Dengan pimpinan kapten terbaru dan skuad yang diisi dengan lulusan akademi mereka meluncur ke tempat yang ditunjukan oleh sensor di mobil. Karena sudah mengadaptasi teknologi terbaru maka Carla yang dahulu bertugas sebagai operator berubah haluan menjadi anggota lapangan.
Carla terlihat gemetaran, dan mulai ditenangkan oleh rekan setimnya yang kebetulan ada juga seorang wanita selain dirinya. Sikap yang hangat dari rekannya itu membuat Carla menjadi lebih tenang. Dokter rumah sakit sudah mengingatkan padanya, bahwa opsi pension bukanlah keputusan yang salah. Tetapi Carla tidak bisa keluar begitu saja ketika rekannya terdahulu gugur, baginya jika hidupnya harus berakhir, maka harusnya di jalan ketika bertugas sebagai anggota BASS.
Truk berhenti, bagian belakang terbuka. Kapten tim yang masih terlihat sangat muda itu gugup ketika memberikan arahannya. Jelas saja karena latihan di akademi sangat jauh berbeda, walaupun ia merupakan lulusan terbaik tetapi tetap saja pergerakan Beaters di dunia nyata sangat sulit diprediksi. Perlahan namun pasti satu persatu anggota tim 10 mulai turun dan langsung menuju titik koordinat yang dituju.
“Bersiaplah,” ucap sang kapten. Setelah mendengarkan aungan monster Beaters.
Muncul beberapa Beaters non clan yang berwarna coklat, mereka berjumlah 6 dan semuanya mengeluarkan air liur dari mulutnya. Kapten tim 10 memberikan arahan dan semua anggotanya mengikuti arahannya kecuali Carla. Ia malah menunduk menutupi wajahnya diantara kedua kakinya sambil menutupi telinganya. Nampaknya trauma yang dideritanya waktu itu belumlah hilang, apalagi ia masih ingat betul teriakan teman-temannya ketika dibantai dengan sadis oleh Allison.
“Jangan sampai monster itu mendekati Carla, jumlah kita masih bisa mengungguli monster itu,” ucap sang kapten. Anggota tim yang tersisa menyanggupinya dan membuat formasi.
Satu-persatu mulai menembakan thunder gun milik mereka masing-masing, Beaters yang bertingkah agresif itu tidak dapat melawan banyak ketika kilat yang muncul secara bersamaan mengenai badan mereka. Namun sialnya karena tim 10 yang baru diisi dengan anak-anak muda yang baru saja lulus dari akademi, maka ada tembakan mereka yang meleset.
“Celaka!” sang kapten melihat salah satu Beaters yang berhasil lolos melompat dan ingin menyerang Carla. Tidak ingin anggotanya terkena serangan, kapten tim 10 menembakan lagi senapan petir miliknya. Getaran hebat yang dihasilkan menggoyangkan arah tembaknya sehingga peluru kilat itu hanya mengenai punggung monster.
Supir tim 10 yang melihat itu mencoba menolong Carla dengan menembakan monster Beaters dengan peluru biasa. Nahasnya para supir truk trailer ini tidak diperkenankan menggunakan peluru racun Beaters karena tidak dilatih untuk melawan Beaters. Hanya saja diberikan senjata api untuk keadaan yang darurat.
“Ahh…peluru ini tidak berfungsi!” keluh sang supir.
Kapten dan anggota yang lainnya menggunakan pelontar roket yang tertanam pada bagian kaki mereka untuk mengejar monster Beaters yang semakin mendekat. Namun secara anehnya monster yang ingin menyerang Carla terpental jauh seperti diserang oleh seseorang. Benar saja ada seseorang yang menggunakan jas berwarna hitam berdiri di depan Carla.
“Carla….,” ucapnya lirih. Lalu pria berjas hitam ini merangkul Carla yang masih histeris dan membisikan sesuatu padanya. “Carla…ini aku Hunter, bukalah telingamu dan tataplah aku….” Mengenal suaranya maka Carla pun menuruti ucapannya. Carla melepas tangan yang menutupi telinganya dan menaikan kembali wajahnya.
“Ka…kapten?” ucap Carla tidak percaya bahwa dihadapannya itu adalah mantan kapten tim 10 yaitu Hunter. “bagaimana bisa?”
“Syukurlah…,” Carla malah menangis sejadi-jadinya melihat kaptennya itu berdiri tegap dihadapannya. “jadi kalian tim 10 yang baru?!” sambil menatap tajam ke anak-anak muda itu. “apa yang dipikirkannya membuat anak-anak ini melawan monster yang begitu mengerikan,” wajah sebelah kanan Hunter mengkerut, urat-urat diwajahnya mengeras.
Monster Beaters dihadapannya bangkit, dan meraung kembali dengan keras. Dari tangan Hunter keluar sebuah senjata, yaitu semacam sabit yang sering digambarkan sebagai senjata khas dari malaikat kematian. Sesaat Hunter mengeluarkan senjatanya itu, sensor tim 10 pun berbunyi dan menunjukan bahwa ada Beaters yang muncul lagi dihadapannya.
“Jangan-jangan orang ini adalah….,” kapten 10 tak percaya dengan sensor yang dilihatnya. Berbeda dengan dirinya yang tenang, anggotanya mencoba menembak Hunter namun dicegah olehnya. “tahan dulu! Kita lihat motifnya….,” ucapnya tegas.
Hunter memutar sabit miliknya, menebas kepala Beaters secara vertikal hingga terbelah menjadi dua namun masih menempel dengan lehernya. Lalu Hunter menusuk dada Beaters dengan ujung sabitnya, mencongkel Beat dari dalam. Monster Beaters meraung kesakitan lalu mati terkikis menjadi abu.
“Aku bukanlah musuh kalian,” Hunter melesat menghilang dari para juniornya itu termasuk Carla yang menyimpan segudang pertanyaan untuknya.
Semua anggota mendapatkan baju dengan ukuran masing-masing, maka Nakata yang memiliki badan yang tinggi besar pun terlihat seperti tank baja ketika menggunakannya. Layar besar di bagian belakang belum menunjukan adanya pergerakan dari beaters. Sensor yang sudah dipasangkan merata ke seluruh sudut Surban City secara diam-diam itu akan menangkap segala pergerakan Beaters. Baik level bawah maupun level atas seperti royal clan.
Gareth tersenyum melihat rekannya itu berkumpul lagi setelah sekian lama, lalu mengejek Nakata yang kelihatan tidak nyaman menggunakan pakaian itu. “Haha! Ada apa senior? Apa baju itu sempit di area selangkanganmu?” tentu saja perkataan Gareth ini menimbulkan kegaduhan, tetapi Nakata tidak marah. Ia malah senang bisa melihat Gareth yang seceria itu lagi.
Sensor berbunyi, pertanda adanya Beaters yang sedang beraksi. Gerard mendadak mempercepat lajunya. Kapten Vela memerintahkan anggotanya untuk mengambil senjata masing-masing. Leah dan kapten Vela mengambil sebuah senapan yang dinamai secara resmi ‘Thuder Gun’. Sementara Gareth sudah percaya diri dengan belati kembarnya yang ujungnya diberi lapisan sepanas laser. Nakata hanya mengandalkan baju tempurnya tanpa menggunakan senjata.
Truk berhenti, kapten Vela memberikan sepatah dua patah sebelum memulai aksinya. Intinya karena baju tempur ini memiliki kekuatan yang besar, maka para anggota diharapkan dapat menggunakannya tanpa melukai siapa pun. Sebuah lampu membentuk lingkaran di bagian pinggang menyala, tanda bahwa energi baju tempur itu sudah penuh dan siap digunakan.
Bagian belakang truk terbuka, mereka berempat turun secara serentak. Terlihat ada beberapa Beaters yang muncul, tidak seperti biasanya karena jarang sekali Beaters muncul dalam jumlah banyak dan serentak seperti ini.
“Kan aku bereskan!” Leah menembakan senapannya, muncul sebuah kilat yang menyilaukan dan tepat mengenai dada monster Beaters. Membuat lubang yang besar dan luka terbakar disisinya. Ujung senapan milik Leah mengeluarkan asap. “hebat sekali….,” rasa takjub dari Leah untuk senapan barunya.
Beaters yang tersisa tidak mau kalah, mereka bergerak cepat menyerang secara bersamaan. Langkah mereka terhenti ketika Gareth dengan cepat menebas Beaters itu di bagian kaki mereka. Yang membuat mereka berjatuhan, kapten Vela menambakan senapan ‘thunder gun’ miliknya. Satu hangus, sisanya Nakata memukul kepala Beaters yang tidak berdaya itu hingga hancur. Lalu menarik paksa Beat dalam tubuh monster itu hingga keluar dari tubuhnya, menekannya dengan keras dan hancur.
Gareth menatap satu lagi Beaters yang meronta-ronta sambil mencoba menumbuhkan kakinya yang terpotong, “Cih! Ada apa dengan kalian?!” tingkah Beaters memang sedikit berbeda, mereka jauh lebih agresif. “ARGH!!” Gareth membelahnya dan monster itu terkikis dengan sendirinya karena Beat dalam dirinya ikut terbelah.
Keempatnya berkumpul setelah membereskan Beaters ini, tidak hanya Gareth yang menyadari tingkah laku monster Beaters sedikit berbeda. Nampaknya rekannya juga menyadarinya, yang dilawannya kali ini sedikit agresif. Belum sempat berbincang lebih lama, sensor kembali berbunyi. Kini memberikan tanda melalui visor di helm masing-masing. Gerard yang berada di bagian setir juga memberitahu mereka bahwa Beaters kembali muncul.
“Tidak seperti biasanya…., fenomena apa ini?” kapten Vela, kemudian anggota tim 13 kembali ke truk untuk menuju tempat selanjutnya.
Selain tim 13 yang mulai sibuk, tim 10 yang daerahnya meliputi pegunungan yang rindang juga tidak ketinggalan. Walaupun menggunakan truk trailer yang besar, tetapi di tangan supir yang handal maka medan yang berat pun bisa dilalui dengan mudah. Dengan pimpinan kapten terbaru dan skuad yang diisi dengan lulusan akademi mereka meluncur ke tempat yang ditunjukan oleh sensor di mobil. Karena sudah mengadaptasi teknologi terbaru maka Carla yang dahulu bertugas sebagai operator berubah haluan menjadi anggota lapangan.
Carla terlihat gemetaran, dan mulai ditenangkan oleh rekan setimnya yang kebetulan ada juga seorang wanita selain dirinya. Sikap yang hangat dari rekannya itu membuat Carla menjadi lebih tenang. Dokter rumah sakit sudah mengingatkan padanya, bahwa opsi pension bukanlah keputusan yang salah. Tetapi Carla tidak bisa keluar begitu saja ketika rekannya terdahulu gugur, baginya jika hidupnya harus berakhir, maka harusnya di jalan ketika bertugas sebagai anggota BASS.
Truk berhenti, bagian belakang terbuka. Kapten tim yang masih terlihat sangat muda itu gugup ketika memberikan arahannya. Jelas saja karena latihan di akademi sangat jauh berbeda, walaupun ia merupakan lulusan terbaik tetapi tetap saja pergerakan Beaters di dunia nyata sangat sulit diprediksi. Perlahan namun pasti satu persatu anggota tim 10 mulai turun dan langsung menuju titik koordinat yang dituju.
“Bersiaplah,” ucap sang kapten. Setelah mendengarkan aungan monster Beaters.
Muncul beberapa Beaters non clan yang berwarna coklat, mereka berjumlah 6 dan semuanya mengeluarkan air liur dari mulutnya. Kapten tim 10 memberikan arahan dan semua anggotanya mengikuti arahannya kecuali Carla. Ia malah menunduk menutupi wajahnya diantara kedua kakinya sambil menutupi telinganya. Nampaknya trauma yang dideritanya waktu itu belumlah hilang, apalagi ia masih ingat betul teriakan teman-temannya ketika dibantai dengan sadis oleh Allison.
“Jangan sampai monster itu mendekati Carla, jumlah kita masih bisa mengungguli monster itu,” ucap sang kapten. Anggota tim yang tersisa menyanggupinya dan membuat formasi.
Satu-persatu mulai menembakan thunder gun milik mereka masing-masing, Beaters yang bertingkah agresif itu tidak dapat melawan banyak ketika kilat yang muncul secara bersamaan mengenai badan mereka. Namun sialnya karena tim 10 yang baru diisi dengan anak-anak muda yang baru saja lulus dari akademi, maka ada tembakan mereka yang meleset.
“Celaka!” sang kapten melihat salah satu Beaters yang berhasil lolos melompat dan ingin menyerang Carla. Tidak ingin anggotanya terkena serangan, kapten tim 10 menembakan lagi senapan petir miliknya. Getaran hebat yang dihasilkan menggoyangkan arah tembaknya sehingga peluru kilat itu hanya mengenai punggung monster.
Supir tim 10 yang melihat itu mencoba menolong Carla dengan menembakan monster Beaters dengan peluru biasa. Nahasnya para supir truk trailer ini tidak diperkenankan menggunakan peluru racun Beaters karena tidak dilatih untuk melawan Beaters. Hanya saja diberikan senjata api untuk keadaan yang darurat.
“Ahh…peluru ini tidak berfungsi!” keluh sang supir.
Kapten dan anggota yang lainnya menggunakan pelontar roket yang tertanam pada bagian kaki mereka untuk mengejar monster Beaters yang semakin mendekat. Namun secara anehnya monster yang ingin menyerang Carla terpental jauh seperti diserang oleh seseorang. Benar saja ada seseorang yang menggunakan jas berwarna hitam berdiri di depan Carla.
“Carla….,” ucapnya lirih. Lalu pria berjas hitam ini merangkul Carla yang masih histeris dan membisikan sesuatu padanya. “Carla…ini aku Hunter, bukalah telingamu dan tataplah aku….” Mengenal suaranya maka Carla pun menuruti ucapannya. Carla melepas tangan yang menutupi telinganya dan menaikan kembali wajahnya.
“Ka…kapten?” ucap Carla tidak percaya bahwa dihadapannya itu adalah mantan kapten tim 10 yaitu Hunter. “bagaimana bisa?”
“Syukurlah…,” Carla malah menangis sejadi-jadinya melihat kaptennya itu berdiri tegap dihadapannya. “jadi kalian tim 10 yang baru?!” sambil menatap tajam ke anak-anak muda itu. “apa yang dipikirkannya membuat anak-anak ini melawan monster yang begitu mengerikan,” wajah sebelah kanan Hunter mengkerut, urat-urat diwajahnya mengeras.
Monster Beaters dihadapannya bangkit, dan meraung kembali dengan keras. Dari tangan Hunter keluar sebuah senjata, yaitu semacam sabit yang sering digambarkan sebagai senjata khas dari malaikat kematian. Sesaat Hunter mengeluarkan senjatanya itu, sensor tim 10 pun berbunyi dan menunjukan bahwa ada Beaters yang muncul lagi dihadapannya.
“Jangan-jangan orang ini adalah….,” kapten 10 tak percaya dengan sensor yang dilihatnya. Berbeda dengan dirinya yang tenang, anggotanya mencoba menembak Hunter namun dicegah olehnya. “tahan dulu! Kita lihat motifnya….,” ucapnya tegas.
Hunter memutar sabit miliknya, menebas kepala Beaters secara vertikal hingga terbelah menjadi dua namun masih menempel dengan lehernya. Lalu Hunter menusuk dada Beaters dengan ujung sabitnya, mencongkel Beat dari dalam. Monster Beaters meraung kesakitan lalu mati terkikis menjadi abu.
“Aku bukanlah musuh kalian,” Hunter melesat menghilang dari para juniornya itu termasuk Carla yang menyimpan segudang pertanyaan untuknya.
Diubah oleh the.collega 06-06-2021 04:34
redrices dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas