- Beranda
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
...
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 12:54
arieaduh dan 197 lainnya memberi reputasi
188
386.3K
12.1K
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.5KThread•41.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#194
Di Rumah Firda
Setelah dari rumah cewe Dino, aku melaju menuju rumah Firda.
Saat aku sampai di rumah Firda, tampak ortu Firda barusan masuk ke dalam mobil mereka.
Begitu melihatku, mereka membuka kaca pintu depan mobil dan berkata padaku.
"Nak Aji, Om dan Tante ada kabar mendadak dari famili di luar kota. Jadi Om dan tante buru-buru berangkat. Om titip Firda ya? Tolong dijagain...!" kata Om Bram.
"Iya nak Aji, kami percayakan Firda padamu ya?" sambung tante Fitri.
"Om pesen, anak om jangan diapa-apain ya?" kata Om Bram sambil mengedipkan matanya lalu tertawa.
"Siap Om, Tante.... Dijamin Firda bakal tetap utuh kok!" kataku.
"Hahaha... Baiklah, kami berangkat dulu. Kamu nginep aja di sini, jagain Firda!" kata Om Bram.
"Tapi Om...!"
Belum selesai ucapanku, mobil sudah bergerak maju meninggalkan rumah itu.
Tinggal aku berdiri mematung memandang kepergian mereka.
"Malah bengong .. Ayo masuk...!" ujar Firda.
"Eh....iya. Lo kok ga bilang kalo aku suruh nginep sini?"
"Sengaja kok. Kalo dibilangin dari awal, pasti lo ga mau." katanya.
"Siapa bilang...? Jelas mau lah gue nginep di sini...!" bantahku. Padahal udah bingung aja nih, mau bilang apa sama Desi.
"Ayo masuk... Bengong aja deh...!" kata Firda sambil menyeretku masuk ke dalam rumah.
Bagai kerbau dicucuk hidungnya, aku ikut saja masuk ke ruang tamu.
Hal pertama yang aku lakukan adalah, duduk di sofa empuk itu dan menelpon Dino. Aku berpesan, jika nanti Desi menelpon, bilang aja aku nginap di kostan dia.
Tanpa banyak tanya, Dino menyanggupi.
Dia cuman berpesan satu hal..."stay safe...!"
Maksudnya apa coba?
Setelah mengkondisikan Dino, aku chat Desi dan bilang kalo aku nginap di kostan Dino.
Desi cuma berpesan..."Dino jangan diapa-apain ya sayang...!"
Ini apa lagi maksudnya coba?
Kok mendadak jadi absurd semua ya?
Ah..biarin aja, yang penting semua sudah dikondisikan.
Aman....
"Chat siapa lo...? Desi?" tanya Firda yang muncul sambil membawa segelas kopi dan camilan.
"Iya lah... Masa chat ama pak dosen... Ogah amat..!!" kataku.
"Diijinin lo nginep di sini?"
"Gak... Gue pamitnya nginep di kost Dino!"
"Dasar, cowo emang tukang tipu.. !"
"Gue pulang nih... Pake dikatain tukang tipu...!"
"Lah..baperan amat lo... Sensi beut.. Lagi dapet lo ya?"
"Lo sih, mancing2 emosi gue. Tapi beneran, ntar gue pulang aja ya? Ga nyaman banget nginep di sini!"
"Yah..jangan donk. Ntar gue di rumah sama siapa?" rengekmya.
"Khan ada bibik...?" kataku.
"Masa cewe semua yang di rumah? Kalo ada apa2 gimana?"
"Ga akan ada apa-apa.. Yakin deh..!"
"Pokoknya lo ga boleh pulang. Lagian kenapa sih lo ngebet banget pengin pulang?"
"Gue takut nginep di sini...!"
"Kenapa takut coba... Orang ditemenin cewe cakep.kayak gue kok takut...!"
"Justru itu... Gue takut nanti gue dirudapaksa sama lo!"
"Ih...najong... Sok kecakepan lo. Bisa jadi lo malah yang bakal ngerudapaksa gue.. Ih...takuttt...!"katanya sambil berlagak takut.
Sungguh percakapan tanpa manfaat...
"Lo ga tidur? Dah malem lho...!" kataku.
"Ntar deh, nunggu kabar dari.bonyok.. Kalo mereka dah nyampe, baru gue tenang dan bisa tidur!"
"Emang berapa lama perjalanan ke tempat saudara lo itu?"
"Yah..kira-kira dua jam...!"
"Yaudah...lo tunggu aja di kamar. Gue mau nonton tipi...!"
"Ga mau ditemenin?"
"Gak.... Takut khilaf...!" kataku.
"Dasar Mesum...!" katanya sambil beranjak menuju kamarnya.
Aku merokok dan menikmati kopi sambil nonton tipi. Tapi ga ada acara yang bagus...
Jadi aku matiin aja tipinya. Lalu aku berbaring di sofa.
Ga terasa aku tertidur lelap... Kecapekan mungkin..
Kira-kira tengah malam, aku terbangun. Ada benda kenyal yang menyentuh bibirku. Lumatan demi lumatan semakin ganas rasanya.
Setengah sadar, aku balas ciuman itu ga kalah panas.
Aku berfikir...ini pasti Firda. Tapi kok ganas amat yak?
Ga biasanya dia begini...belum pernah malah .
Saat kesadaranku mulai penuh, aku mulai merasakan keanehan.
Aku seperti meraskan aura yang aneh. Aku heran, aura apa ini?
Ah...mungkin karena gairah, aura Firda jadi berubah begini.
Tapi kok...rasanya ciuman ini lain ya?
Dalam keremangan, aku meraba wajah si pencium.
Hmm...wajahnya berkerut kerut... Apakah saking bergairahnya?
Tunggu.... Berkerut kerut?
Aku tersentak bangun dan mendorong seseorang yang menindihku dan menciumiku itu.
"Sapi....!!" umpatku, begitu mellhat siapa yang tadi menindih tubuhku dan menciumiku.
Yah ..kalian semua pasti tahu lah...Nyi Rambat......
Aku memandang Nyi Rambat dengan nanar...shock.
Sementara nyi Rambat tersenyum-senyum di hadapanku sambil berlenggak-lenggok kayak cacing kepanasan.
Emang sih, bodinya bikin aku menelan ludah, tapi wajahnya bikin aku pengin membuang ludah...
Kontras banget, body bohai dengan penutup yang minim, berbanding terbalik dengan wajah keriput dengan pipi peot, dan make up yang menor.
Kulihat Menik dan Zulaikha malah menutup mulut mereka menahan tawa.
"Nyi Rambat, pergi dari sini segera... Jangan bikin aku marah ya!" kataku menggertak Nyi Rambat.
"Ga mau... Kesempatan langka ini. Ah...ciumanmu itu begitu panas...!" katanya sambil mengerling padaku.
"Mau pergi ga?" tanyaku sambil memanggil Kyai Cemeng buat menakutinya.
"Duh...mainnya kasar deh mas Aji... Iya deh, aku pergi dulu mamas Aji... Lop you pull...!" katanya sambil.kiss bye.....
Huh....malapetaka ini... Berharap Firda, yang datang jin nenek2 yang genit.
Apes...apes....
"Seneng ya, liat aku digeremetin ma nenek2 genit itu?" sindirku pada Zulaikha dan Menik.
"Hahaha...asli Mas... Aku seneng banget..!" kata Menik sambil tertawa ngakak.
"Sayang, mas Aji keburu sadar... Coba kalo enggak, pasti ada sensor...!" lanjutnya.
"Mas Aji, sekali-kali sama nenek-nenek dong. Jangan maunya sama gadis terus." sambung Zulaikha.
Haddeeehhh.... Punya temen kok suka banget liat temennya sengsara.
Sungguh terlalu....
Aku melihat jam, masih setengah 2 dini hari.
Mending tidur lagi...
Tapi sebelum tidur,.ngurangin.beban dulu ah...jangan sampai ngompol nantinya.
Aku berjalan menuju kamar mandi di belakang.
Untuk sampai ke kamar mandi, aku harus melewati depan kamar Firda.
Kamarnya terbuka, dan tampak Firda sedang tertidur lelap.
Tapi posisi tidurnya itu lho, bikin pikiran melayang ga karuan.
Tidurnya telentang, kaosnya tertarik ke atas sampai.ke atas pusarnya. Menampakkan perutnya yang putih dan rata.
Dengan celana pendek yang digunakan, memperlihatkan paha putihnya yang mulus.
Apalagi tidurnya ngangkang ..
Wow banget lah pokoknya ..
Ga tahan, aku segera masuk.ke kamar mandi dan buang air kecil.
Setelah lega, aku masuk ke kamar Firda. Begitu masuk, kurasakan sejuknya AC, yang membuatku agak menggigil.
Pelan-pelan, kuhampiri ranjang Firda yang terlelap. Semakin dekat, semakin dekat....
Kuambil remote AC yang ada di pinggir ranjang, dan ku kecilkan nyala AC itu.
Dengan perlahan, kuraih kaos yang terbuka sampai atas pusar itu, lalu ujungnya aku turunkan agar menutupi perutnya.
Kuambil selimut, dan kututupkan pada tubuhnya.
Kasihan...
Takutnya dia masuk angin karena kedinginan.
Setelah selesai, aku berniat keluar kmar itu. Saat aku berbalik, sebelah tanganku dipegang oleh tangan halus....
Saat aku sampai di rumah Firda, tampak ortu Firda barusan masuk ke dalam mobil mereka.
Begitu melihatku, mereka membuka kaca pintu depan mobil dan berkata padaku.
"Nak Aji, Om dan Tante ada kabar mendadak dari famili di luar kota. Jadi Om dan tante buru-buru berangkat. Om titip Firda ya? Tolong dijagain...!" kata Om Bram.
"Iya nak Aji, kami percayakan Firda padamu ya?" sambung tante Fitri.
"Om pesen, anak om jangan diapa-apain ya?" kata Om Bram sambil mengedipkan matanya lalu tertawa.
"Siap Om, Tante.... Dijamin Firda bakal tetap utuh kok!" kataku.
"Hahaha... Baiklah, kami berangkat dulu. Kamu nginep aja di sini, jagain Firda!" kata Om Bram.
"Tapi Om...!"
Belum selesai ucapanku, mobil sudah bergerak maju meninggalkan rumah itu.
Tinggal aku berdiri mematung memandang kepergian mereka.
"Malah bengong .. Ayo masuk...!" ujar Firda.
"Eh....iya. Lo kok ga bilang kalo aku suruh nginep sini?"
"Sengaja kok. Kalo dibilangin dari awal, pasti lo ga mau." katanya.
"Siapa bilang...? Jelas mau lah gue nginep di sini...!" bantahku. Padahal udah bingung aja nih, mau bilang apa sama Desi.
"Ayo masuk... Bengong aja deh...!" kata Firda sambil menyeretku masuk ke dalam rumah.
Bagai kerbau dicucuk hidungnya, aku ikut saja masuk ke ruang tamu.
Hal pertama yang aku lakukan adalah, duduk di sofa empuk itu dan menelpon Dino. Aku berpesan, jika nanti Desi menelpon, bilang aja aku nginap di kostan dia.
Tanpa banyak tanya, Dino menyanggupi.
Dia cuman berpesan satu hal..."stay safe...!"
Maksudnya apa coba?
Setelah mengkondisikan Dino, aku chat Desi dan bilang kalo aku nginap di kostan Dino.
Desi cuma berpesan..."Dino jangan diapa-apain ya sayang...!"
Ini apa lagi maksudnya coba?
Kok mendadak jadi absurd semua ya?
Ah..biarin aja, yang penting semua sudah dikondisikan.
Aman....
"Chat siapa lo...? Desi?" tanya Firda yang muncul sambil membawa segelas kopi dan camilan.
"Iya lah... Masa chat ama pak dosen... Ogah amat..!!" kataku.
"Diijinin lo nginep di sini?"
"Gak... Gue pamitnya nginep di kost Dino!"
"Dasar, cowo emang tukang tipu.. !"
"Gue pulang nih... Pake dikatain tukang tipu...!"
"Lah..baperan amat lo... Sensi beut.. Lagi dapet lo ya?"
"Lo sih, mancing2 emosi gue. Tapi beneran, ntar gue pulang aja ya? Ga nyaman banget nginep di sini!"
"Yah..jangan donk. Ntar gue di rumah sama siapa?" rengekmya.
"Khan ada bibik...?" kataku.
"Masa cewe semua yang di rumah? Kalo ada apa2 gimana?"
"Ga akan ada apa-apa.. Yakin deh..!"
"Pokoknya lo ga boleh pulang. Lagian kenapa sih lo ngebet banget pengin pulang?"
"Gue takut nginep di sini...!"
"Kenapa takut coba... Orang ditemenin cewe cakep.kayak gue kok takut...!"
"Justru itu... Gue takut nanti gue dirudapaksa sama lo!"
"Ih...najong... Sok kecakepan lo. Bisa jadi lo malah yang bakal ngerudapaksa gue.. Ih...takuttt...!"katanya sambil berlagak takut.
Sungguh percakapan tanpa manfaat...
"Lo ga tidur? Dah malem lho...!" kataku.
"Ntar deh, nunggu kabar dari.bonyok.. Kalo mereka dah nyampe, baru gue tenang dan bisa tidur!"
"Emang berapa lama perjalanan ke tempat saudara lo itu?"
"Yah..kira-kira dua jam...!"
"Yaudah...lo tunggu aja di kamar. Gue mau nonton tipi...!"
"Ga mau ditemenin?"
"Gak.... Takut khilaf...!" kataku.
"Dasar Mesum...!" katanya sambil beranjak menuju kamarnya.
Aku merokok dan menikmati kopi sambil nonton tipi. Tapi ga ada acara yang bagus...
Jadi aku matiin aja tipinya. Lalu aku berbaring di sofa.
Ga terasa aku tertidur lelap... Kecapekan mungkin..
Kira-kira tengah malam, aku terbangun. Ada benda kenyal yang menyentuh bibirku. Lumatan demi lumatan semakin ganas rasanya.
Setengah sadar, aku balas ciuman itu ga kalah panas.
Aku berfikir...ini pasti Firda. Tapi kok ganas amat yak?
Ga biasanya dia begini...belum pernah malah .
Saat kesadaranku mulai penuh, aku mulai merasakan keanehan.
Aku seperti meraskan aura yang aneh. Aku heran, aura apa ini?
Ah...mungkin karena gairah, aura Firda jadi berubah begini.
Tapi kok...rasanya ciuman ini lain ya?
Dalam keremangan, aku meraba wajah si pencium.
Hmm...wajahnya berkerut kerut... Apakah saking bergairahnya?
Tunggu.... Berkerut kerut?
Aku tersentak bangun dan mendorong seseorang yang menindihku dan menciumiku itu.
"Sapi....!!" umpatku, begitu mellhat siapa yang tadi menindih tubuhku dan menciumiku.
Yah ..kalian semua pasti tahu lah...Nyi Rambat......
Aku memandang Nyi Rambat dengan nanar...shock.
Sementara nyi Rambat tersenyum-senyum di hadapanku sambil berlenggak-lenggok kayak cacing kepanasan.
Emang sih, bodinya bikin aku menelan ludah, tapi wajahnya bikin aku pengin membuang ludah...
Kontras banget, body bohai dengan penutup yang minim, berbanding terbalik dengan wajah keriput dengan pipi peot, dan make up yang menor.
Kulihat Menik dan Zulaikha malah menutup mulut mereka menahan tawa.
"Nyi Rambat, pergi dari sini segera... Jangan bikin aku marah ya!" kataku menggertak Nyi Rambat.
"Ga mau... Kesempatan langka ini. Ah...ciumanmu itu begitu panas...!" katanya sambil mengerling padaku.
"Mau pergi ga?" tanyaku sambil memanggil Kyai Cemeng buat menakutinya.
"Duh...mainnya kasar deh mas Aji... Iya deh, aku pergi dulu mamas Aji... Lop you pull...!" katanya sambil.kiss bye.....
Huh....malapetaka ini... Berharap Firda, yang datang jin nenek2 yang genit.
Apes...apes....
"Seneng ya, liat aku digeremetin ma nenek2 genit itu?" sindirku pada Zulaikha dan Menik.
"Hahaha...asli Mas... Aku seneng banget..!" kata Menik sambil tertawa ngakak.
"Sayang, mas Aji keburu sadar... Coba kalo enggak, pasti ada sensor...!" lanjutnya.
"Mas Aji, sekali-kali sama nenek-nenek dong. Jangan maunya sama gadis terus." sambung Zulaikha.
Haddeeehhh.... Punya temen kok suka banget liat temennya sengsara.
Sungguh terlalu....
Aku melihat jam, masih setengah 2 dini hari.
Mending tidur lagi...
Tapi sebelum tidur,.ngurangin.beban dulu ah...jangan sampai ngompol nantinya.
Aku berjalan menuju kamar mandi di belakang.
Untuk sampai ke kamar mandi, aku harus melewati depan kamar Firda.
Kamarnya terbuka, dan tampak Firda sedang tertidur lelap.
Tapi posisi tidurnya itu lho, bikin pikiran melayang ga karuan.
Tidurnya telentang, kaosnya tertarik ke atas sampai.ke atas pusarnya. Menampakkan perutnya yang putih dan rata.
Dengan celana pendek yang digunakan, memperlihatkan paha putihnya yang mulus.
Apalagi tidurnya ngangkang ..
Wow banget lah pokoknya ..
Ga tahan, aku segera masuk.ke kamar mandi dan buang air kecil.
Setelah lega, aku masuk ke kamar Firda. Begitu masuk, kurasakan sejuknya AC, yang membuatku agak menggigil.
Pelan-pelan, kuhampiri ranjang Firda yang terlelap. Semakin dekat, semakin dekat....
Kuambil remote AC yang ada di pinggir ranjang, dan ku kecilkan nyala AC itu.
Dengan perlahan, kuraih kaos yang terbuka sampai atas pusar itu, lalu ujungnya aku turunkan agar menutupi perutnya.
Kuambil selimut, dan kututupkan pada tubuhnya.
Kasihan...
Takutnya dia masuk angin karena kedinginan.
Setelah selesai, aku berniat keluar kmar itu. Saat aku berbalik, sebelah tanganku dipegang oleh tangan halus....
arinu dan 66 lainnya memberi reputasi
67
Tutup