Kaskus

Story

papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
REUNI
REUNI


Prolog




Quote:


Daftar isi :


Quote:




Tamat




*
Diubah oleh papahmuda099 17-10-2021 22:28
bebyzhaAvatar border
ferist123Avatar border
slametgudelAvatar border
slametgudel dan 75 lainnya memberi reputasi
70
51.1K
889
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#110
REUNI








Lelah...aku ingin beristirahat...persetan dengan mereka semua...persetan dengan teman-temanku...dan persetan dengan para setan.

Aku memandang langit yang masih berwarna hitam. Pandanganku sedikit terhalang karena tetesan air hujan yang mengguyur meskipun intensitasnya sudah berkurang.



Aku sungguh-sungguh sudah berputus asa dengan semua hal ini. Sudah sendirian, tidak punya ilmu pengetahuan yang cukup tentang dunia gaib, tak ada yang bisa menolong kecuali bila ada kehendak dari Tuhan semesta alam.

"Im done," kataku dalam hati seraya mulai menutup mata.

Disaat aku mulai sedikit tenggelam dalam kegelapan hati. Tiba-tiba saja aku seperti teringat dengan seseorang.

"Bapak...," Desahku pelan.

Begitu aku teringat dengan bang jago, yang dulu pernah membantuku disaat aku tengah kesulitan melawan jin kiriman Sukirman cs, aku seperti mendapatkan kekuatan yang datang secara tiba-tiba.

Aku bangkit dari tidurku dan duduk diatas tanah becek.

Aku ingat, bapak dulu pernah bilang, kalau ia memakan ari-ari bayiku agar kami memiliki hubungan batin yang kuat. Jadi bila ada apa-apa yang sekiranya membahayakan keselamatanku, maka bapak akan tahu dan segera membantuku.

Namun, aku segera ingat. Bahwa aku saat ini baik-baik saja. Tak ada satupun makhluk gaib yang tengah mengancam keselamatanku. Hanya teman-temanku saja yang dalam bahaya.

"Aaarrgghh...!" Teriakku saat menyadari hal ini.

"Harus bagaimana lagi ini," desahku sambil memandang kearah villa.

"Eh...," Aku terkejut ketika melihat sudah tidak ada lagi kerumunan makhluk yang tadi berkumpul mengelilingi Villa kami itu.

"Kemana mereka semua?" Tanyaku dalam hati.

Aku segera berdiri dan bergegas berjalan cepat mendekati villa.

"Alhamdulillah...," Gumamku senang.

Tapi, begitu aku menginjakkan kakiku dihalaman villa, seluruh bulu halus ditubuhku langsung berdiri. Jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang. Sesak. Sangat sulit untuk bisa bernafas. Aku seperti berdiri ditengah-tengah kerumunan massa.

Aku segera berjalan mundur.

Keringatku bercucuran saat aku sudah berdiri diluar halaman villa. Nafasku kembali normal. Dengan terengah-engah, aku kembali berfikir.

"Apa jangan-jangan mereka ini sebenarnya masih ada. Hanya saja mataku sudah tidak bisa melihat bentuk mereka lagi?"

Hal ini malah lebih berbahaya dibandingkan saat aku bisa melihat mereka. Karena sekarang, aku tak bisa melihat ada atau tidaknya mereka di sekitarku.

Berpikir sampai disini, otakku kembali seperti menemui jalan buntu. Mentok.

Namun, aku kemudian memiliki ide yang sedikit gila.

"Kalau aku dalam bahaya, bapak pasti akan segera tahu dan mengirimkan bantuannya,"

"Hmm...boleh dicoba juga nih ide. Daripada aku hanya bengong. Nekat ajalah...,"


Aku lalu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Aku berusaha untuk mengatur perasaanku dengan tehnik pernafasan yang diajarkan bang Gunadi kepadaku.



Setelah melakukannya secara berulang-ulang. Hati dan perasaanku mulai tenang. Meskipun masih ada saja sedikit perasaan gugup yang masih tertinggal. Tapi hal ini sudah tidak mempengaruhi keputusanku.

"Bissmilah...,"

Aku lalu mulai melangkahkan kakiku untuk kembali masuk kedalam halaman villa.

"Serrr...,"

Kembali, seluruh tubuhku merinding saat aku mulai memasuki halaman villa. Tapi, aku terus berjalan masuk lebih dalam lagi, sampai akhirnya aku tiba didepan pintu utama villa.

Sesak nafas ini. Tapi sebisa mungkin aku mengindahkannya dengan cara terus membaca shalawat. Sambil didalam hati, aku meminta perlindungan kepada Allah SWT.

Sungguh, meskipun mataku ini sudah tidak bisa melihat keberadaan mereka lagi. Tetapi aku sangat yakin, bahwa kini aku sedang dikelilingi dan diperhatikan oleh seluruh makhluk gaib yang ada disini tadi.

"Semoga gak ada yang nongol lagi," pintaku dalam hati sambil berjalan memasuki teras villa.

Aku tertegun didepan pintu. Hatiku bimbang, antara terus masuk kedalam, atau membatalkan rencana ini. Hatiku bertanya-tanya, apakah jika nanti aku masuk kedalam, aku bisa melakukan sesuatu disana?

Disaat aku masih kebingungan. Punggungku mulai merasa ada hawa dingin dan juga panas, yang mulai bergerak disana.

Sedikit demi sedikit, hawa itu berubah menjadi hawa panas yang mulai merangsak masuk kedalam diri ini.

Perutku mulai mual.

"Apa ini?" Keluhku yang juga mulai merasa lemas. Aku bahkan sampai harus berpegangan pada pintu villa untuk menopang berat tubuhku.

Aku ingin muntah, tetapi tak bisa. Perutku serasa diaduk-aduk oleh sesuatu yang tak terlihat.

Lidahku sampai terjulur keluar saking mualnya.

"Hoek...Hoek..,"

Tapi tetap tak ada yang keluar.

"Apa ada makhluk yang mau merasuki tubuhku?"

Berpikir sampai disitu, aku segera membaca istighfar dengan suara yang gemetar. Hawa dingin yang tadi hilang, mulai kembali muncul. Kini, badanku benar-benar lemas. Tak kuat menahan panas dan juga dingin yang terus menerus berganti-gantian.

"Apakah aku mau mati?"

Pertanyaan yang mulai menandakan keputusasaan mulai tumbuh didalam hati. Membuatku berhenti ber-istighar. Aku mulai pasrah dengan apa yang nantinya akan menimpaku. Aku hanya berharap, agar hal ini cepat selesai. Tak kuat rasanya.

Perlahan, hawa dingin ternyata yang berhasil menguasai seluruh tubuhku. Antara yakin atau tidak, aku merasa bahwa saat ini, aku tengah kerasukan sesuatu.

Aku ingin melakukan perlawanan. Tetapi aku sudah tak memiliki lagi tenaga yang tersisa.

Dengan pasrah, aku mengikuti kemana saja tubuh ini bergerak. Dengan berdiri yang sempoyongan, aku membiarkan saja tanganku yang seperti bergerak bukan atas kemauan ini.

Tanganku terangkat dan membuka pintu villa.

"Krieeeet...,"

Karena takut, aku sedikit memejamkan mataku. Takut kena jumpscare, hehehe.

Samar-samar, aku hanya bisa melihat kegelapan didalam villa. Ternyata semua lampu didalamnya dimatikan. Jadilah aku tak bisa melihat dengan cukup baik didalam sana.

Kakiku kembali melangkah masuk. Kini aku berjalan memasuki ruang tengah.

"Bregh!"

Begitu aku masuk keruangan ini, tubuhku langsung terasa berat. Kesadaranku yang sudah sedikit menghilang, makin menipis lagi. Jantungku terpompa dengan sangat keras saat itu juga.

"Dug...dug, dug...dug...,"

"Gila...apa lagi ini," desahku pasrah didalam hati.

Meskipun begitu, kakiku masih bisa untuk terus melangkah. Meskipun sekarang sudah seperti berjalan dengan cara menyeret kaki ini satu persatu.

Meskipun gelap, tapi samar-samar aku seperti melihat ada beberapa sosok tubuh yang sepertinya sedang duduk disofa ruang tengah.

Tapi aku tak tahu siapa dan apa itu. Yang kulihat, hanya siluet tubuh yang duduk, sambil menghadap ku!

(Anjir...merinding gw cuk pas ngetik ini. Masih inget banget gw pas kejadian ini)


"Ya Allah...apa itu?"Tanyaku dalam hati.

Tubuhku tak berhenti bergerak. Terus melangkah meskipun dengan susah payah.

Samar-samar aku mendengar ada suara seperti desisan ular dari arah sosok-sosok yang tengah duduk sambil memperhatikanku itu.

Disaat aku tengah menerka apakah yang kudengar itu benar seperti yang kuduga atau bukan. Tubuhku mendadak berhenti saat tiba didepan kamar yang aku tempati!

Dengan perlahan, tangan kananku kembali bergerak membuka pintu kamar. Dan...

"Wusss...,"

Seperti ada sesuatu yang keluar dari dalam tubuhku.

Saat itu keluar, aku tiba-tiba mendapatkan kembali kendali atas tubuhku.

Sontak saja aku segera masuk dan kututup pintu kamar. Segera kucari tombol untuk menghidupkan lampu.

"Ctak,"

Berhasil.

Lampu kamar berhasil kuhidupkan.

Aku yang masih agak merapatkan kedua mata, sedikit demi sedikit mulai membukanya. Kupandangi seluruh kamar ini dengan perasaan tegang. Takut ada sosok yang sudah menungguku disini.

Tapi nihil.

Kamarku ternyata bersih dari makhluk-makhluk yang menakutkan. Meski begitu, tetap saja aku waspada dengan keadaan ini.

Siapa tau, tiba-tiba saja pintu kamarku ada yang mendobrak masuk. Atau tiba-tiba ada sesuatu yang muncul diatas lemari pakaian. Atau juga ada sesuatu yang menembus masuk kedalam kamar.

Dengan sedikit gemetaran, aku membuka tas ranselku. Segera kuambil kaos lengan panjang dan segera kukenakan.

Nafasku yang memburu saking tegangnya, segera kuatasi dengan cara menarik nafas dalam-dalam, kutahan sebentar, lalu perlahan kuhembusakan lagi. Begitu terus kulakukan sampai hati dan jantungku kembali normal dengan posisi duduk diatas kasur.

Saat hati dan pikiran mulai tenang. Tiba-tiba aku teringat akan sesuatu. Aku lalu bangkit dan mencari HP ku yang kutaruh didalam saku jaket.

Ketemu.

Segera kuhidupkan.

Mataku melotot saat kulihat ada belasan panggilan tak terjawab dari istriku.

"Wah, ini sih lebih horor dari yang diluar," gumamku.

Saat ku cek sekali lagi, ternyata ada 3 buah panggilan tak terjawab dari bapakku.

"Bapak...," Kataku pelan.

Menimbang dengan keadaan ini, aku segera menelfon bapak.

Sebuah nada dering bergenre tarling dengan judul "keloas" yang dinyanyikan oleh Tati Mutia, terdengar ditelingaku.

Tak menunggu waktu lama, terdengar jawaban dari sana.

"Halo, nang,"

"Pak...,"
Kataku sedikit tersendat. Perasaan senang, takut, dan lega membuatku kesulitan untuk berbicara. Seakan-akan aku ingin mengatakan semuanya dengan cepat. Agar bapak tahu dengan apa yang kualami saat ini.

"Iya...iya, bapak udah tau. Udah kamu tenangin diri dulu. Nanti bapak bantu dari disini," kata bapak tenang.

Aku mengangguk. Entah bapak tau atau tidak. Pokoknya ngangguk aja dulu.

Tak lama kemudian, bapak berkata.

"Udah tenang?"

"Hemm...," Kataku.

Lalu terjadilah percakapan yang lumayan lama diantara kami.

Inti dari percakapan kami adalah, bapak sudah tahu, kalau aku saat ini sedang kesulitan karena teman-temanku yang pada kesurupan. Bahkan ada yang menghilang entah kemana.

Menurut bapak, semua kejadian ini, salah satunya karena perbuatan Yusuf yang sudah berani merusak sebuah perayaan yang tengah dilakukan oleh para makhluk gaib di sini.

Perayaan apakah itu?

Ternyata, seperti yang kami lakukan sekarang. Disini, juga sedang diadakan acara REUNI yang tengah digelar oleh mereka. Para makhluk gaib yang tinggal disekitar area villa sampai hutan lindung.

Sebab yang lainnya menurut bapak, adalah karena keteledoran dari si penjaga villa kami ini yang membuka penyewaan villa. Padahal dia tahu, kalau setiap awal tahun, di pertengahan bulan pertama, diarea ini selalu diadakan REUNI oleh para makhluk gaib.

"Pantas saja, hanya villa kami ini saja yang terisi," kataku saat mendengar penjelasan bapak.

"Tapi kok bapak bisa tahu?" Tanyaku.

"Hehehe..., Kamu juga nanti bisa," jawab bapak sambil berteka-teki.

Lalu bapak kembali melanjutkan penjelasannya, bahwa ternyata. Saat aku sedang bingung antara mau masuk kedalam villa atau tidak. Ada sosok gaib yang mau merasuki tubuhku. Tapi, bapak dengan cepat menyuruh salah satu jin peliharaannya agar masuk kedalam tubuhku dengan maksud untuk melindungiku.

Maka, sempat ada pertarungan gaib didalam tubuh ini guna melihat, siapa yang berhasil masuk kedalamnya. Dan untungnya, jin bapak lebih sakti daripada jin yang ingin merasuki ku itu.

Dan akhirnya, atas perintah bapak. Jin milik bapak disuruhnya agar membawa jasadku kedalam kamarku. Dimana akhirnya aku berada.

"Jadi gitu, nang," kata bapak mengakhiri penjelasannya.

Aku manggut-manggut.

"Tapi kira-kira siapa, pap. Jin yang bapak suruh itu? Apa nyai emas?" Tanyaku penasaran.

"Bukan," jawab bapak.

"Terus siapa dong?"

"Dia sejenis siluman harimau. Awalnya punya kakek kamu yang di Indramayu. Tapi sekarang udah dirawat sama bapak. Nantinya dia juga mau bapak kasih ke kamu, buat jagain kamu nantinya," kata bapak.

mulustrasi

kaskus-image


"Oh...,"Kataku lega.

"Terus gimana caranya supaya aku bisa komunikasi sama dia, pap?" Tanyaku.

"Belum saatnya, nang. Derajat siluman harimau itu termasuk tinggi di kaumnya. Jadi, dia hanya mau berkomunikasi dengan seseorang yang sama derajatnya, atau yang lebih tinggi darinya," jawab bapak.

"Lah, terus gimana dong dengan saya disini, pap?" Kataku sedikit kecewa. Aku sekarang terkurung didalam kamar, yang diruang tengahnya sedang berkumpul para makhluk gaib. Lebih baik diluar, karena aku bisa lari bila ada apa-apa. Nah kalau disini?

"Hahaha...udah, kamu tenang aja. Nanti dia bapak suruh buat ngelindungin kamu. Ingat, hanya kamu, soalnya dia ini agak-agak sombong mentang-mentang kuat. Apalagi bapak belum lama ini baru ngerawatnya," kata bapak.

"Ooh...gitu. Dia mau ngelindungin saya. Tapi gak bisa saya suruh-suruh gitu, pap?"

"Yoi,"
jawab bapak.

"Nang..," kata bapak tiba-tiba serius.

"Iya...," Jawabku ikutan tegang.

"Ingat baik-baik perkataan bapak. Yang memang kekuasaan disitu siluman ular buntung. Dia itu sebenarnya perwujudan dari tombak sakti orang jaman dahulu. Dia kini liar, tak ada yang jadi tuannya. Hati-hati ya pokoknya, nang," kata bapak mewanti-wanti.

Aku menelan ludah.

Tiba-tiba...

"Brak!"

Pintu kamarku seperti ada yang mendobrak ingin masuk.

"Pap...," Kataku tegang.

"Udah, nang. Kamu tenang aja. Selalu berdoa sama Allah. Tenangkan pikiran. Insya Allah, akan selalu bapak awasi dari sini," kata bapak menenangkanku.

"Tut...," Panggilan kami terputus.

Jantungku berdegup kencang begitu kami selesai berkomunikasi.

Memang, meskipun tak tampak. Tapi aku bisa merasakan, bahwa ada sesuatu yang duduk di pojokan kamar.

Saat aku secara refleks menajamkan indera pendengaranku. Samar-samar ada suara seperti dengusan nafas tertahan dari sana.

"Apakah itu, siluman harimau milik bapak," gumamku pelan.

Tapi, aku tak sempat memikirkan hal itu lebih lanjut. Karena sekali lagi tiba-tiba terdengar suara dari luar kamar.

Tapi ini bukan suara gebrakan. Melainkan ketukan.

"Tok...tok...tok, ndraaa...buku pintunya,"

"Sringgg...,"


Berdiri semua bulu halus ditubuhku mendengar suara pelan itu. Jujur, ini lebih menakutkan daripada suara gedoran tadi.

"Bukaaa pintunyaaa..., Hihihihihi...,"







***
piripiripuru
mas444
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.