- Beranda
- Stories from the Heart
Dendam Cinta Dari Masa Silam
...
TS
beqichot
Dendam Cinta Dari Masa Silam
WARNING!!!!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++
Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, semua hanyalah kebetulan belaka.
Khusus untuk usia 17++

Prolog
Hai...namaku Aji, lengkapnya Bayu Satriaji.
Aku baru saja pulang dari PETUALANG MASA LALU
Terakhir yang kuingat, aku beserta Zulaikha dan Menik, dua jin cantik.yang selalu mendampingiku selain dari Sang Pamomong, baru saja keluar dari portal yang membawa kami pulang dari masa lalu ratusan tahun silam.
Aku memgerjapkan mataku yang silau oleh cahaya yang menyorot di atas mataku.
Ah...rupanya cahaya lampu.
Perlahan, pandangan mataku menjadi semakin jelas. Kulihat langit-langit kamar yang putih dengan lampu yang menyilaukan mataku tadi.
Di mana aku gerangan? Bukankah aku baru saja keluar dari portal yang menghubungkan masa kini dan masa lalu?
"Mas Aji.... Kau sudah sadar?" sebuah suara menyapaku.
Aku menoleh ke arah suara yang menyapaku itu. Seraut wajah cantik dengan mata yang berair, menatapku.
"Desi...?"
"Iya mas... Ini aku!" jawabnya.
"Mas Aji...!" sebuah suara lain menyapaku.
Aku menoleh ke asal suara itu..
"Anin...? Kamu kok di sini? Aku di mana?" tanyaku.
"Sebentar mas, biar aku kasih tahu bapak dan dokter.kalau kamu sudah sadar!" katanya sambil beranjak pergi.
Bapak? Dokter?
Kok bapak juga ada di sini? Dokter? Berarti aku di rumah sakit...
Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana bisa aku ada di rumah sakit?
"Des...ini di rumah sakit?"
"Iya Mas...!"
"Kok aku bisa disini?"
"Ssttt...mas istirahat saja dulu. Kita tunggu dokter dulu!" sahutnya sambil mengelus-elus tanganku.
Saat itulah pintu terbuka, dan dua wanita dengan pakaian serba putih menghampiriku. Seorang diantaranya memeriksa nadiku, menyenteri mataku, dan menempelkan stetoskop di dadaku.
"Bagaimana dokter?" sebuah suara yang berat terdengar beetanya.
"Keadaannya normal pak! Mungkin butuh pemulihan sebentar, dan 2 atau 3 hari kemudian sudah bisa pulang!" kata bu dokter.
'Syukurlah...!" kata Bapak.
"Bapak.....!" panggilku.
"Hai..cah bagus... Bikin panik orang tua saja kamu!" kata bapak sambil mengacak-acak rambutku.
"Maaf pak... Sudah bikin khawatir bapak..!" ucapku.
"Sudahlah. Yang penting kamu sudah ga papa sekarang!" ujar bapak.
"Apa yang sebenarnya terjadi pak?" tanyaku.
"Kamu ditemukan orang terbaring di jalanan setelah hujan. Lalu dibawa ke rumah sakit ini. Lalu orang itu membuka kontak hpmu dan menghubungi bapak. Bapak dsn Anin segera kemari. Dan kamu baru sadar setelah 3 hari pingsan!" kata bapak.
Hah.3 hari? Padahal aku ada di masa lalu selama 35 hari.
Jadi apakah kejadian di masa lalu itu hanyalah mimpi di saat aku tak sadar?
Kalau memang hanya mimpi, syukurlah...
Dan aku berharap itu semua memang hanya mimpi.
Aku menoleh pada Zulaikha dan Menik yang sedari tadi berdiri di samping ranjangku.
Mereka cuma mengangkat bahu dan menggeleng. .
Yah...semoga saja semua itu hanya mimpi belaka. Kembang tidur di saat aku pingsan. .
Semoga....
Aku masih dirawat selama 2 hari, dan Desi setia memungguku jika sudah pulang kuliah.
Sementara, bapak dan Anin jika malam istirahat di kostku.
Setelah dirasa sehat, aku diperbolehkan pulang.
Bersama bapak dan Anin, kami nakk taksi menuju kostan.
Zulaikha dan Menik melayang di samping mobil.
Di kostan sudah ada pacar tersayang dan adiknya yang menunggu kedatangan kami....
Yah...aku kembali berada di jamanku. Pengalaman di masa lalu itu, entah nyata ataukah sekedar mimpi belaka?
Only time will tell.....
INDEX:
Prolog
The Begining
Naning
The Truth
Lanjutan
Naning Lagi....
Melati's Pov
Godaan Nenek Bohai
Menik's Pov
Tukang Ojek
Masalah Cewe Dino
Di Rumah Firda
Menolong Naning....
One By One
Pulang....
Di Madrasah 1
Di Madrasah 2
It's Begin...
Bingung
Masih Di Rumah Naning
Menik's Pov
Pengakuan Firda
Desi Cemburu
Pertempuran
Bendera Perang Sudah Dikibarkan
Masalah mulai bertambah
Firda's Pov
Liburan Semester
Kejadian Di Kamar Kost.....
Di Gazebo..
Tekad Naning
Pov nya Kunyil
Balada Lontong Opor
Kunyil Ember
Ditinggal.....
Pengusiran
Pulang....
Nenek Tua
Mimpi
RSJ
Pertempuran Seru
Serangan Susulan
Menuju Sumber....
Lanjutannya..
Kurnia
Sebuah Pengakuan
Interogasi
Menepati Janji
Malam Minggu
Piknik....
Di Curug
Ki Sarpa
Berlatih
Ketiduran
Kejadian Aneh
Kyai Punggel
Pagi Absurd
Pov: Naning
Latihan Di Gunung
Wejangan
Aku Dipelet?
Lebih Hebat Dari Pelet
Terusan Kemarin
Tante Fitri Yang....
She's Back
Bros
Makhluk Paling Absurd
Makhluk Absurd 2
Part Kesekian
Cowo Tajir
Jangan Buat Naning Menangis
Surprise
Kejadian Aneh
Quote:
Menghentikan Perang
Ahaha ..
Jatuh Bangun
Selaras
Mulai Dari Awal
Kembali
Rencana Bapak
Gadis Galak
Pengobatan
Sang Dukun
Sandra
A Little Bonus: Sandra's Pov
Pulang Ke Kost
Nenek Tukang Pijat
Upgrade
Si Galak Sakit
Fight....
Proyek Besar
Kesurupan Massal
Kalahkan Biangnya
Kosong
Dreamin'
About Renita
Kenapa Dengan Sandra?
Teluh
Serangan kedua
Gelud Lagi...
Hadiah Nyi Rambat
Kembalinya Trio Ghaib
Kepergian Zulaikha
Kurnia's Pov
Lanjutan Indeks
Diubah oleh beqichot 18-09-2021 19:54
xue.shan dan 199 lainnya memberi reputasi
190
398.9K
12.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
beqichot
#142
Godaan Nenek Bohai...
"Maasss......,!" panggil Desi sambil bersandar di pintu kamarku
"Iya sayang... Ada apa?" tanyaku.
"Bisa minta tolong ga?"
"Boleh... Asal aku bisa, pasti aku tolong deh....!"
"Bisa minta tolong gantiin lampu di kamar ga? Lampunya mati tuh...!"
"Siap tuan putri, nanti aku pinjam tangga dulu ya?"
"Ga usah pakai tangga mas... Orang naik meja aja nyampai kok...!"
"Oh iya ya... Oke, aku segera merapat...!"
Aku mengokuti Desi menuju kamarnya. Gelap....
Ya iya lah, lampunya mati..
"Kok ga tadi siang dibetulinnya say?" tanyaku.
"Orang tahunya juga barusan mas. Untung aku dah sedia lampu cadangan...!"
Pikiran pintarku mulai beraksi. Kamar gelap, berdua dengan pacar.
Segera Desi kutarik masuk kamar dan uhuy... tiiitttttt (sensor)
Yah sekedar kissing dan melatih indra peraba aja kok...
"Ih...mas ini lho. Pinter ngambil kesempatan...!" kata Desi dengan nafas terengah.
"Hehe...cuman minta bayaran di depan kok say. Takutnya, kalo lampi dah dipasang, ga dibayar, khan aku yang tekor!" kataku.
"Ish...ada aja deh. Cepetan benerin lampunya!"
"Padahal enakan gelap-gelapan gini lho!" kataku.
"Enak buat mas... Aku gimana mau belajar?"
"Tenang...kita belajar bersama saja!"
"Belajar apa mas?"
"Hehe....!"
"Pasti pikiran mesumnya keluar tuh... Dah, cepet dipasang lampunya. Biar setan mesumnya kabur...!" kata Desi.
Sambil ketawa, aku mulai memasang lampu..
"Udah...nyalain sekarang...!" kataku.
Ctek...BYARR....
Nah, kelihatan dah hidungnya Desi...ngoahaha.
"Alhamdulillah... Sudah terang!" kata Desi.
"Bilang apa kalo dibantu...???"
"Makasih sayang. ..!"
"Kok makasih doank, ga dibayar nih?"
"Kan udah kasbon tadi...hihi!"
Duh..bisa beecanda juga pacarku ini. Gemas, aku cubit pipinya...
"Hayo...lagi ngapain?" sebuah suara mengagetkanku.
"Kok kaget kenapa mas?" tanya Desi
"Ga papa kok... Kamu udah makan belum?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Sementara Nyi Rambat dengan genitnya berdiri di depan pintu.
Ingat Nyi Rambat? Tubuh seksi berwajah nenek2? Yang sekarang jagain Renita.
"Ah ..mas aji kok nyuekin aku sih....?" kata nyi Rambat dengan suara yang mendesah.
Asli bikin aku eneg....
Bodinya sih oke banget, tapi begitu lihat wajahnya... Jadi hilang selera...
"Neng, mas balik ke kamar dulu ya?"
"Kok buru-buru mas. Ga mau bonus bayaran nih?" kata Desi sambil memainkan matanya.
"Namanya bonus, kenapa ditolak? Ga baik nolak rejeki mah...!" kataku.
Kebetulan nih, bisa mesra-mesraan buat godain nyi Rambat yang kemayu dan genit itu...hehe..
Segera kuraih Desi ke dalam pelukanku dan kucium mesra. Sambil tanganku mencari pegangan sesuatu yang menonjol.
Tampak Nyi Rambat blingsatan sendiri. Mampus lo...! Ahaha..senengnya bisa godain jin genit
Nyi Rambat lalu pergi dari situ... Hahaha...kapok lo sekarang, gue kerjain.
Aku melepas pagutan dan pelukanku pada Desi.
"Cukup ya neng... Makasih udah dikasih bonus!"
"Beneran cukup nih?"
"Sebenarnya sih kurang, tapi kalo diterusin bisa bahaya. Bisa-bisa aku putus kuliah dan punya istri...hehe!"
"Hihi... Iya sih.. Fokus kuliah aja dulu. Anggap saja bonus tadi penyemangat buat mas untuk semakin rajin kukiah!" kata Desi.
"Makasih sayang... !" ucapku sambil mengecup keningnya
Lalu aku kembali ke kamar. Di depan kamar, aku lihat Zulaikha dan Menik kebingungan.
"Hei...kalian kenapa?" tanyaku.
"Ssttt...jangan keras2." kata Zulaikha menyeretku ke samping kamar.
"Ada apa?" bisikku.
"Kamu apain tadi nyi Rambat?" tanya Zulaikha.
"Ga aku apa-apain tuh. Emang kenapa?"
"Katanya dia mau nungguin kamu balik ke kamar. Katanya kamu menyuruhnya datang dan ingin bermesraan sama dia!"
WHATTTT?????
"Aku peringatkan ya, dia itu.jin. Emang sih, bodinya seksi banget. Aku saja kalah... Tapi dia khan tua banget wajahnya. Beneran kamu mau bermesraan sama dia?"
"Ga ada... Emang aku udah gila apa? Kenapa ga kalian usir aja sih jin genit itu?"
"Lha dia bilang udah janjian sama kamu... Aku bisa apa coba?" kata Zulaikha.
"Mas...sekarang dia malah buka baju tuh... Pengin lihat ga?" tanya Menik sambil ngikik.
"Beneran....??? Gila...???" kataku.
"Bener mas... Bagian atas dah polos lho. Atau.gini aja Mas, aku bantu deh!" kata Menik.
"Wah makasih deh kalo kamu mau bantu. Gimana caranya?"tanyaku pada Menik.
" Body nyi Rambat menurut mas bagus ga?" tnya Menik.
"Bagus banget...!"
"Kalo mukanya...?".
" Bikin mual...!" jawabku.
"Nah, gini aja. Gimana kalo di wajah Nyi Rambat aku tempelin topeng wajah artis cantik, biar mas ga mual, dan bisa bermesraan sama dia. Setuju...??" tanya Menik.
"Setuju gundhulmu... Emang aku cowo apaan?" kataku jengkel ke Menik.
Ternyata bentuk bantuannya malah menyengsarakan aku. Ga ada benernya nih usul si Menik.
Tapi aku jadi bingung nih... Aku ga bisa masuk kamar dong... Khan ada Nyi Rambat yang menungguku.
Mau aku hajar, ga tega...
Aku diemin, aku malah ga bisa ke kamar.
Kalo nekat masuk kamar, takutnya aku langsung ditubruk sama dia yang stengah telanjang, trus gimana coba.
Kalau wajahnya cantik sih, ga perlu nunggu lama pasti langsung aku samperin...
.
Aki juga heran deh... Jin khan bisa mengubah wajahnya. Tapi kenapa dia ga ngerubah wajahnya jadi cantik dan muda coba?
Lah .malah mikirin yang kayak gitu. Ini gimana aku mau maauk kamar coba?
Hiiyy..serem.kalo.ngebayangin dipeluk ama Nyi Rambat yang guenitnya minta ampun.
Aku jadi kebingungan sendiri...
'Gimana nih... Aku jadi serem mau masuk kamar!" kataku pada Zulaikha dan Menik.
'Ya...selamat berkencan saja... Semoga puas...!" jawab Zulaikha.
'Iya mas.. Jangan lupa pake pengaman...hihihik!" kata Menik
'Duh, kalian ini ya, bukannya nolongin, malah ngebully aku. Tolongin dong....!"
"Makanya... Jangan suka bikin jin genit blingsatan gitu. Rasain deh sekarang." Zulaikha mengejekku.
"Nik...Menik...tolongin aku dong...!"
"Ah ga mau ah... Aku kan masih kecil, ga tau urusan kayak gini!"
"Ayolah Nik...biasanya khan kamu yang paling pinter dan banyak akal!" rayuku.
"Halah, kalau ada maunya aja muji2. Biasanya seenaknya manggil Kunyil sama aku!" kata Menik.
"Lha yang ngajarin mbakyumu itu lho!" kataku membela diri.
"Kok aku yang disalahin sih...?" kata Zulaikha.
Aku cuma nyengir...
"Udah ah...gimana nih caranya biar Nyi Rambat pergi dari kamarku?"
"Turutin aja maunya, pasti entar dia pergi sendiri!" kata Zul.
"Bisa mati muntah2 aku...!" kataku.
"Udah mas... Biar aku atasin deh...!" kata Menik dengan penuh percaya diri.
"Yakin bisa kamu Nik?"
"Jangan panggil.Menik kalo ga bisa Mas. Mas Aji tunggu sini saja!" katanya dan beranjak pergi ke pintu kamar.
Aku menunggu di luar dengan penuh penasaran....
Apa yang bakal dilakuin si Menik untuk memaksa Nyi Rambat pergi dari kamarku?
Apa dia bisa mengusir jin genit itu tanpa pertarungan?
Semenit, dua menit.....
"Waa....ampun... Aku ga mau... Ga mau.... !" teriak Nyi Rambat sambil melesat keluar dari kamarku.
Aku sampai bengong melihatnya...
Terlihat Menik keluar kamar sambil mengurai senyum kemenangan.
Mantap dah jin satu ini...banyak akal. Sampai Nyi Rambat bisa diusir gitu.
"Hebat kamu Nik... Gimana caranya kamu usir nenek genit itu?"
"Gampang itu Mas... Menik kok dilawan...!" katanya sambil membusungkan dadanya.
Duh...jadi penasaran deh...gimana caranya Menik mengusir jin genit tadi...
"Kok nggak dibiarin aja sih, kan kita bisa lihat Mas Aji mesra-mesraan sama nenek bohai...!" kata Zulaikha pada adiknya.
"Kasihan mbakyu, tuh lihat...mukanya udah pucet banget. Baru sekali ini aku lihat Mas Aji ketakutan melihat bangsa kita...hihihi!" sahut Menik.
Walaupun dia bilang kasihan, tetep aja ujungnya ngebully aku...,
"Iya sayang... Ada apa?" tanyaku.
"Bisa minta tolong ga?"
"Boleh... Asal aku bisa, pasti aku tolong deh....!"
"Bisa minta tolong gantiin lampu di kamar ga? Lampunya mati tuh...!"
"Siap tuan putri, nanti aku pinjam tangga dulu ya?"
"Ga usah pakai tangga mas... Orang naik meja aja nyampai kok...!"
"Oh iya ya... Oke, aku segera merapat...!"
Aku mengokuti Desi menuju kamarnya. Gelap....
Ya iya lah, lampunya mati..
"Kok ga tadi siang dibetulinnya say?" tanyaku.
"Orang tahunya juga barusan mas. Untung aku dah sedia lampu cadangan...!"
Pikiran pintarku mulai beraksi. Kamar gelap, berdua dengan pacar.
Segera Desi kutarik masuk kamar dan uhuy... tiiitttttt (sensor)
Yah sekedar kissing dan melatih indra peraba aja kok...

"Ih...mas ini lho. Pinter ngambil kesempatan...!" kata Desi dengan nafas terengah.
"Hehe...cuman minta bayaran di depan kok say. Takutnya, kalo lampi dah dipasang, ga dibayar, khan aku yang tekor!" kataku.
"Ish...ada aja deh. Cepetan benerin lampunya!"
"Padahal enakan gelap-gelapan gini lho!" kataku.
"Enak buat mas... Aku gimana mau belajar?"
"Tenang...kita belajar bersama saja!"
"Belajar apa mas?"
"Hehe....!"
"Pasti pikiran mesumnya keluar tuh... Dah, cepet dipasang lampunya. Biar setan mesumnya kabur...!" kata Desi.
Sambil ketawa, aku mulai memasang lampu..
"Udah...nyalain sekarang...!" kataku.
Ctek...BYARR....
Nah, kelihatan dah hidungnya Desi...ngoahaha.
"Alhamdulillah... Sudah terang!" kata Desi.
"Bilang apa kalo dibantu...???"
"Makasih sayang. ..!"
"Kok makasih doank, ga dibayar nih?"
"Kan udah kasbon tadi...hihi!"
Duh..bisa beecanda juga pacarku ini. Gemas, aku cubit pipinya...
"Hayo...lagi ngapain?" sebuah suara mengagetkanku.
"Kok kaget kenapa mas?" tanya Desi
"Ga papa kok... Kamu udah makan belum?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Sementara Nyi Rambat dengan genitnya berdiri di depan pintu.
Ingat Nyi Rambat? Tubuh seksi berwajah nenek2? Yang sekarang jagain Renita.
"Ah ..mas aji kok nyuekin aku sih....?" kata nyi Rambat dengan suara yang mendesah.
Asli bikin aku eneg....

Bodinya sih oke banget, tapi begitu lihat wajahnya... Jadi hilang selera...

"Neng, mas balik ke kamar dulu ya?"
"Kok buru-buru mas. Ga mau bonus bayaran nih?" kata Desi sambil memainkan matanya.
"Namanya bonus, kenapa ditolak? Ga baik nolak rejeki mah...!" kataku.
Kebetulan nih, bisa mesra-mesraan buat godain nyi Rambat yang kemayu dan genit itu...hehe..
Segera kuraih Desi ke dalam pelukanku dan kucium mesra. Sambil tanganku mencari pegangan sesuatu yang menonjol.
Tampak Nyi Rambat blingsatan sendiri. Mampus lo...! Ahaha..senengnya bisa godain jin genit
Nyi Rambat lalu pergi dari situ... Hahaha...kapok lo sekarang, gue kerjain.
Aku melepas pagutan dan pelukanku pada Desi.
"Cukup ya neng... Makasih udah dikasih bonus!"
"Beneran cukup nih?"
"Sebenarnya sih kurang, tapi kalo diterusin bisa bahaya. Bisa-bisa aku putus kuliah dan punya istri...hehe!"
"Hihi... Iya sih.. Fokus kuliah aja dulu. Anggap saja bonus tadi penyemangat buat mas untuk semakin rajin kukiah!" kata Desi.
"Makasih sayang... !" ucapku sambil mengecup keningnya
Lalu aku kembali ke kamar. Di depan kamar, aku lihat Zulaikha dan Menik kebingungan.
"Hei...kalian kenapa?" tanyaku.
"Ssttt...jangan keras2." kata Zulaikha menyeretku ke samping kamar.
"Ada apa?" bisikku.
"Kamu apain tadi nyi Rambat?" tanya Zulaikha.
"Ga aku apa-apain tuh. Emang kenapa?"
"Katanya dia mau nungguin kamu balik ke kamar. Katanya kamu menyuruhnya datang dan ingin bermesraan sama dia!"
WHATTTT?????
"Aku peringatkan ya, dia itu.jin. Emang sih, bodinya seksi banget. Aku saja kalah... Tapi dia khan tua banget wajahnya. Beneran kamu mau bermesraan sama dia?"
"Ga ada... Emang aku udah gila apa? Kenapa ga kalian usir aja sih jin genit itu?"
"Lha dia bilang udah janjian sama kamu... Aku bisa apa coba?" kata Zulaikha.
"Mas...sekarang dia malah buka baju tuh... Pengin lihat ga?" tanya Menik sambil ngikik.
"Beneran....??? Gila...???" kataku.
"Bener mas... Bagian atas dah polos lho. Atau.gini aja Mas, aku bantu deh!" kata Menik.
"Wah makasih deh kalo kamu mau bantu. Gimana caranya?"tanyaku pada Menik.
" Body nyi Rambat menurut mas bagus ga?" tnya Menik.
"Bagus banget...!"
"Kalo mukanya...?".
" Bikin mual...!" jawabku.
"Nah, gini aja. Gimana kalo di wajah Nyi Rambat aku tempelin topeng wajah artis cantik, biar mas ga mual, dan bisa bermesraan sama dia. Setuju...??" tanya Menik.
"Setuju gundhulmu... Emang aku cowo apaan?" kataku jengkel ke Menik.
Ternyata bentuk bantuannya malah menyengsarakan aku. Ga ada benernya nih usul si Menik.
Tapi aku jadi bingung nih... Aku ga bisa masuk kamar dong... Khan ada Nyi Rambat yang menungguku.
Mau aku hajar, ga tega...
Aku diemin, aku malah ga bisa ke kamar.
Kalo nekat masuk kamar, takutnya aku langsung ditubruk sama dia yang stengah telanjang, trus gimana coba.
Kalau wajahnya cantik sih, ga perlu nunggu lama pasti langsung aku samperin...
.Aki juga heran deh... Jin khan bisa mengubah wajahnya. Tapi kenapa dia ga ngerubah wajahnya jadi cantik dan muda coba?
Lah .malah mikirin yang kayak gitu. Ini gimana aku mau maauk kamar coba?
Hiiyy..serem.kalo.ngebayangin dipeluk ama Nyi Rambat yang guenitnya minta ampun.
Aku jadi kebingungan sendiri...
'Gimana nih... Aku jadi serem mau masuk kamar!" kataku pada Zulaikha dan Menik.
'Ya...selamat berkencan saja... Semoga puas...!" jawab Zulaikha.
'Iya mas.. Jangan lupa pake pengaman...hihihik!" kata Menik
'Duh, kalian ini ya, bukannya nolongin, malah ngebully aku. Tolongin dong....!"
"Makanya... Jangan suka bikin jin genit blingsatan gitu. Rasain deh sekarang." Zulaikha mengejekku.
"Nik...Menik...tolongin aku dong...!"
"Ah ga mau ah... Aku kan masih kecil, ga tau urusan kayak gini!"
"Ayolah Nik...biasanya khan kamu yang paling pinter dan banyak akal!" rayuku.
"Halah, kalau ada maunya aja muji2. Biasanya seenaknya manggil Kunyil sama aku!" kata Menik.
"Lha yang ngajarin mbakyumu itu lho!" kataku membela diri.
"Kok aku yang disalahin sih...?" kata Zulaikha.
Aku cuma nyengir...
"Udah ah...gimana nih caranya biar Nyi Rambat pergi dari kamarku?"
"Turutin aja maunya, pasti entar dia pergi sendiri!" kata Zul.
"Bisa mati muntah2 aku...!" kataku.
"Udah mas... Biar aku atasin deh...!" kata Menik dengan penuh percaya diri.
"Yakin bisa kamu Nik?"
"Jangan panggil.Menik kalo ga bisa Mas. Mas Aji tunggu sini saja!" katanya dan beranjak pergi ke pintu kamar.
Aku menunggu di luar dengan penuh penasaran....
Apa yang bakal dilakuin si Menik untuk memaksa Nyi Rambat pergi dari kamarku?
Apa dia bisa mengusir jin genit itu tanpa pertarungan?
Semenit, dua menit.....
"Waa....ampun... Aku ga mau... Ga mau.... !" teriak Nyi Rambat sambil melesat keluar dari kamarku.
Aku sampai bengong melihatnya...
Terlihat Menik keluar kamar sambil mengurai senyum kemenangan.
Mantap dah jin satu ini...banyak akal. Sampai Nyi Rambat bisa diusir gitu.
"Hebat kamu Nik... Gimana caranya kamu usir nenek genit itu?"
"Gampang itu Mas... Menik kok dilawan...!" katanya sambil membusungkan dadanya.
Duh...jadi penasaran deh...gimana caranya Menik mengusir jin genit tadi...
"Kok nggak dibiarin aja sih, kan kita bisa lihat Mas Aji mesra-mesraan sama nenek bohai...!" kata Zulaikha pada adiknya.
"Kasihan mbakyu, tuh lihat...mukanya udah pucet banget. Baru sekali ini aku lihat Mas Aji ketakutan melihat bangsa kita...hihihi!" sahut Menik.
Walaupun dia bilang kasihan, tetep aja ujungnya ngebully aku...,

arinu dan 71 lainnya memberi reputasi
72