- Beranda
- Stories from the Heart
Istriku Ternyata Bukan Manusia !
...
TS
mr..dr
Istriku Ternyata Bukan Manusia !
Quote:

note: cerita ini hanyalah cerita fiksi, kesamaan nama dan tempat di cerita ini hanyalah kebetulan saja
DILARANG MENYALIN SEBAGIAN ATAU SELURUH CERITA ATAU IDE DAN ALUR CERITA YANG ADA DI SINI TANPA IJIN DARI PENULIS.
INDEX> dibaca sesuai urutan biar gak bingung dan tersesat
part 1 ____page 1
part 2____disini
part 3____disini
part 4____disini
part 5____disini
part 6____disini
part 7____warning!!! 18+ only
part 8____disini
part 9____disini
part 10___disini
TAMAT ???
part 11___disini
TRILOGI 1 ; Scifi Movie ___disini
part 12___disini
part 13___disini
part 14___disini
part 15___disini
part 16___disini
part 17___disini
part 18___disini
part 19___disini
part 20___disini
part 21___disini
part 22___disini
part 23___disini
part 24___disini
part 25___disini
part 26___disini
part 27___disini
part 28___disini
part 29___disini
part 30___disini
part 31___disini
part 32___disini
part 33___disini
part 34___disini
part 35___disini
part 36___disini
part 37___disini
part 38___disini
TRILOGI 3 ; disini
Cerita yg sama dari part 19 sampai part 38 dengan POV orang ketiga,
TRILOGI 2 ; Romantic Movie___disini
tips and tricks part 1 ___disini
tips and tricks part 2__disini
tips and tricks part 3___disini
JAWABAN POLLING ; C. Dua-duanya mati
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 17 suara
Siapakah yang akan mati di akhir cerita ini?
Indra
24%
Siti
24%
Dua-duanya mati
6%
Tidak ada yang mati
47%
Diubah oleh mr..dr 06-10-2021 16:42
irriducibili69 dan 39 lainnya memberi reputasi
34
33.2K
909
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
mr..dr
#30
part 4
Keesokan paginya
Aku bangun dari tidur dan bergegas langsung mandi di kamar mandi yang ada dikamar tidurku,
Setelah selesai mandi dan memakai baju kemeja untuk pergi kerja, aku turun kebawah dan menuju dapur, aku melihat sesosok perempuan sedang memasak di depan kompor, dia lalu menoleh ke belakang dan tersenyum padaku,..oh,senyumannya, manis sekali.
Dia lalu menghidangkan telur ceplok dan sarden di meja makan, dan dia juga menghidangkan piring dengan nasinya padaku, lalu kami berdua makan bersama,
“kenapa kamu makan nasi sedikit?’
“tak apa tuan, saya sudah biasa begini”
“sebentar lagi aku mau pergi kerja, kamu gak apa aku tinggal sendirian”
“tak apa”
Setelah selesai makan aku langsung memakai sepatu dan bersiap pergi kerja, dan dia mengikutiku sampai aku naik ke motorku, lalu dia meraih tanganku dan menciumnya.
“hati-hati di jalan ya”
“iya” jawabku dengan hati gembira, rasanya seperti aku sudah punya istri saja.
Lalu aku menghidupkan motorku dan dia melambaikan tangannya dan tersenyum manis, akupun membalas lambaiannya.
Motorku melaju pelan sampai di depan gang, tiba-tiba aku kepikiran.
“kalau dia itu pencuri bagaimana? Bisa habis seluruh isi rumah”
Aku lalu menelpon bapakku.
“pak…ada barang berharga atau duit yang di simpan dirumah?”
“gak ada ndra, duit bapak masukin atm dan atmnya bapak bawa”
“kalo ibu, ada barang ato perhiasan yang dirumah?”
“perhiasan juga dibawa sama ibu,…kayaknya cuma surat tanah aja yang paling berharga di rumah itu”
“bapak simpan dimana surat tanahnya?”
“di laci lemari kamar bapak, kuncinya ada di bawah kasur”
“oh..ok pak”
Motor ku putar balik menuju rumah, dan aku segera berlari masuk ke kamar bapak dan mengambil surat tanah itu, barang-barang yang dirumah ini cuma tinggal peralatan elektronik dan perabotan saja, kalau mau di curi ya ambil sajalah,..paling nanti ketahuan sama tetanggaku.
Kulihat dia baru keluar dari kamar mandi yang ada di sebelah dapur
“ada yang ketinggalan tadi,..aku pergi dulu ya”
“iya” jawabnya sambil tersenyum manis.
Aku pergi meninggalkan rumah dengan perasaan was-was, bagaimana kalau nanti sore aku pulang dan seisi rumah sudah habis di bawa perempuan itu. Aku kemudian menelpon tetanggaku dan bilang kalau ada mobil pick up datang ke rumahku dan membawa barang, langsung saja teriak maling.
Ditempat kerja aku masih selalu memikirkan dia, perempuan itu sebenarnya orang baik atau orang jahat. Seandainya dia orang baik, aku pasti mau jadi suaminya, tapi kalau dia orang jahat, aku hanya bisa berdoa supaya dia bertaubat dan jadi orang baik, jadi aku bisa menerimanya jadi istriku, hehe…..kayaknya ngarep banget ya.
Hari ini sengaja aku pulang lebih awal sekitar jam 4, sepanjang perjalanan hanya ada perasaan was-was kalau seandainya perempuan itu kabur sambil membawa barang-barang dirumah, tapi ada juga perasaan kangen ingin melihatnya, perempuan bermata biru itu memang membuatku tak pernah merasa bosan untuk memandangnya.
Sesampainya dirumah, aku melihat dia sedang nonton TV, dan dia menyambutku dengan senyum manisnya lalu dia menyuguhkan secangkir teh dingin padaku, aku meminum tehnya dibarengi dengan senyuman manisnya membuat teh ini jadi makin manis rasanya.
Tapi sepertinya aku sudah buruk sangka padanya, rumah ini sepertinya terlihat makin bersih dan rapi setelah kedatangannya, cucian juga sudah terlipat rapi, tidak ada piring berserakan dan bau rumah ini jadi wangi bunga melati.
Ah, .. aku jadi merasa bersalah padanya.
“nanti malam kita makan diluar yuk” ajak aku biar dia tidak bosan terus dirumah
“iya”
“oh ,..kamu punya handphone?”
Dia menggelengkan kepala
“sekalian nanti aku beli handphone buat kamu ya”
“iya,..terima kasih ”
Setelah minum teh aku tiduran saja di sofa sambil main hape, kulihat dia pergi keluar sambil membawa ember kecil berisi air, dia menyiram tanaman di depan rumah. Untungnya pagar rumah ini tinggi dan tidak kelihatan dari luar, jadi orang yang lewat tidak bisa melihatnya.
Melihatnya menyiram dan membelai bunga dengan penuh kasih sayang membuatku makin jatuh hati padanya.
Malam harinya aku sudah bersiap tampil rapi dan wangi untuk mengajaknya keluar rumah, dan tak lama kemudian dia muncul dengan menggunakan dress lengan panjang berwarna biru muda dan celana panjang yang senada, pakaian punya Icha ternyata pas di tubuhnya,..cantik sekali, rasanya gak malu-maluin kalo diajak jalan-jalan.
Kuhidupkan sepeda motorku kemudian dia naik dibelakang dan memelukku,..rasanya jok motor ini makin empuk saja apalagi di punggungku rasanya seperti ada benda kenyal yang menempel…waduh!,…si otong mulai bereaksi ni.
Motorku melaju pelan saja, menikmati pelukan yang hangat dan sensasi guncangan polisi tidur membuatku tak ingin cepat sampai ujuan. Setengah jam kemudian aku mengajaknya makan malam di angkringan nasi uduk pinggir jalan dan seperti biasa, dia hanya makan sedikit saja.
Setelah selesai makan, aku mengajaknya pergi ke konter handphone di pusat kota, berbagai macam handphone tersedia disana,
“kamu mau handphone yang mana?” sebenarnya aku agak ragu menanyai dia seperti itu, bagaimana kalau dia memilih handphone yang paling mahal. Tapi jawabannya benar-benar diluar dugaanku.
“terserah tuan saja, yang biasa saja tak apa”
Ternyata selain cantik, baik hati, dan mulutnya manis, dia juga gak matre, benar-benar calon istri idaman.
Singkat cerita jam 9 malam, kami sampai di rumah
“nanti kalau ada apa-apa, langsung telpon saja ya”
“iya”
“kok wajahmu kayaknya agak pucat?”
“tak apa tuan”
“ya sudah, istirahat ya, aku juga mau tidur”
“iya”
Aku mengantarnya ke kamar Icha dan membukakan pintu untuknya, dia masuk lalu duduk di tepi kasur kemudian dia menatapku dan menepuk pinggir kasur, sepertinya dia ingin aku ikut duduk di sebelahnya, tapi aku hanya tersenyum padanya dan menutup pintu lalu naik ke kamarku.
Diatas kasurku lagi-lagi aku tidak bisa tidur, selalu memikirkan dia, dan tak lama kemudian,
“tok…tok.” Pintu kamarku diketuk dari luar, pasti dia yang mengetuk.
“masuk saja” kataku
Pintu terbuka sedikit dan kepalanya nongol di balik pintu tapi dia tidak masuk ke kamarku, lalu dia mengatakan sesuatu yang membuatku merasa heran.
“apa tuan tidak mau merudapaksa saya?”
Aku mendengarnya merasa aneh, pertanyaan macam apa itu?
“kenapa kamu tanya kayak gitu?” aku bertanya balik
“emmm,...biasanya kalau sama laki-laki lain, saya sudah dirudapaksa” aku makin heran dengan jawabannya
“aku bukan orang jahat” jawabku
“emm”
Tanpa kuduga dia malah masuk ke kamarku lalu tidur di samping kiri ku, dan dia memelukku
“apa yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan tuan”
“gak usaah” jawabku
“emmmm...…tuan mau ini” tangan kiriku ditarik ke arah celana tidurnya dan mendarat di sesuatu yang empuk, kuraba-raba dan ku towel-towel, ohhh kenyalnyaaa,…. seperti kue apem, hanya saja sepertinya jari tengahku merasakan ada belahan di tengahnya. Ohh…ternyata seperti ini bentuknya kenikmatan tiada tara, inilah pertama kalinya aku memegang kemaluan perempuan.
Sisi jahat diriku mengatakan “embat aja cewek ni, dia yang minta”tapi sisi baik diriku mengatakan “jangan bro, gimana kalau dia udah hamil duluan, bisa runyam nanti” waduh! ..benar juga, kalau ternyata dia sudah hamil duluan pasti dia minta aku yang tanggung jawab.
“aku mau, ..tapi kan kita bukan suami istri” kutolak secara halus dan kusingkirkan tanganku dari celananya
“tak apa tuan, saya ikhlas berikan untuk tuan” rayu dia
“jangan begitu,……………….....aku tak ingin menyakitimu” jawabku
Mendengar jawabanku dia tertunduk diam, kulihat dia meneteskan airmata, sepertinya dia menangis dalam diam dan dia semakin erat memelukku
Aku bangun dari tidur dan bergegas langsung mandi di kamar mandi yang ada dikamar tidurku,
Setelah selesai mandi dan memakai baju kemeja untuk pergi kerja, aku turun kebawah dan menuju dapur, aku melihat sesosok perempuan sedang memasak di depan kompor, dia lalu menoleh ke belakang dan tersenyum padaku,..oh,senyumannya, manis sekali.
Dia lalu menghidangkan telur ceplok dan sarden di meja makan, dan dia juga menghidangkan piring dengan nasinya padaku, lalu kami berdua makan bersama,
“kenapa kamu makan nasi sedikit?’
“tak apa tuan, saya sudah biasa begini”
“sebentar lagi aku mau pergi kerja, kamu gak apa aku tinggal sendirian”
“tak apa”
Setelah selesai makan aku langsung memakai sepatu dan bersiap pergi kerja, dan dia mengikutiku sampai aku naik ke motorku, lalu dia meraih tanganku dan menciumnya.
“hati-hati di jalan ya”
“iya” jawabku dengan hati gembira, rasanya seperti aku sudah punya istri saja.
Lalu aku menghidupkan motorku dan dia melambaikan tangannya dan tersenyum manis, akupun membalas lambaiannya.
Motorku melaju pelan sampai di depan gang, tiba-tiba aku kepikiran.
“kalau dia itu pencuri bagaimana? Bisa habis seluruh isi rumah”
Aku lalu menelpon bapakku.
“pak…ada barang berharga atau duit yang di simpan dirumah?”
“gak ada ndra, duit bapak masukin atm dan atmnya bapak bawa”
“kalo ibu, ada barang ato perhiasan yang dirumah?”
“perhiasan juga dibawa sama ibu,…kayaknya cuma surat tanah aja yang paling berharga di rumah itu”
“bapak simpan dimana surat tanahnya?”
“di laci lemari kamar bapak, kuncinya ada di bawah kasur”
“oh..ok pak”
Motor ku putar balik menuju rumah, dan aku segera berlari masuk ke kamar bapak dan mengambil surat tanah itu, barang-barang yang dirumah ini cuma tinggal peralatan elektronik dan perabotan saja, kalau mau di curi ya ambil sajalah,..paling nanti ketahuan sama tetanggaku.
Kulihat dia baru keluar dari kamar mandi yang ada di sebelah dapur
“ada yang ketinggalan tadi,..aku pergi dulu ya”
“iya” jawabnya sambil tersenyum manis.
Aku pergi meninggalkan rumah dengan perasaan was-was, bagaimana kalau nanti sore aku pulang dan seisi rumah sudah habis di bawa perempuan itu. Aku kemudian menelpon tetanggaku dan bilang kalau ada mobil pick up datang ke rumahku dan membawa barang, langsung saja teriak maling.
Ditempat kerja aku masih selalu memikirkan dia, perempuan itu sebenarnya orang baik atau orang jahat. Seandainya dia orang baik, aku pasti mau jadi suaminya, tapi kalau dia orang jahat, aku hanya bisa berdoa supaya dia bertaubat dan jadi orang baik, jadi aku bisa menerimanya jadi istriku, hehe…..kayaknya ngarep banget ya.
Hari ini sengaja aku pulang lebih awal sekitar jam 4, sepanjang perjalanan hanya ada perasaan was-was kalau seandainya perempuan itu kabur sambil membawa barang-barang dirumah, tapi ada juga perasaan kangen ingin melihatnya, perempuan bermata biru itu memang membuatku tak pernah merasa bosan untuk memandangnya.
Sesampainya dirumah, aku melihat dia sedang nonton TV, dan dia menyambutku dengan senyum manisnya lalu dia menyuguhkan secangkir teh dingin padaku, aku meminum tehnya dibarengi dengan senyuman manisnya membuat teh ini jadi makin manis rasanya.
Tapi sepertinya aku sudah buruk sangka padanya, rumah ini sepertinya terlihat makin bersih dan rapi setelah kedatangannya, cucian juga sudah terlipat rapi, tidak ada piring berserakan dan bau rumah ini jadi wangi bunga melati.
Ah, .. aku jadi merasa bersalah padanya.
“nanti malam kita makan diluar yuk” ajak aku biar dia tidak bosan terus dirumah
“iya”
“oh ,..kamu punya handphone?”
Dia menggelengkan kepala
“sekalian nanti aku beli handphone buat kamu ya”
“iya,..terima kasih ”
Setelah minum teh aku tiduran saja di sofa sambil main hape, kulihat dia pergi keluar sambil membawa ember kecil berisi air, dia menyiram tanaman di depan rumah. Untungnya pagar rumah ini tinggi dan tidak kelihatan dari luar, jadi orang yang lewat tidak bisa melihatnya.
Melihatnya menyiram dan membelai bunga dengan penuh kasih sayang membuatku makin jatuh hati padanya.
Malam harinya aku sudah bersiap tampil rapi dan wangi untuk mengajaknya keluar rumah, dan tak lama kemudian dia muncul dengan menggunakan dress lengan panjang berwarna biru muda dan celana panjang yang senada, pakaian punya Icha ternyata pas di tubuhnya,..cantik sekali, rasanya gak malu-maluin kalo diajak jalan-jalan.
Kuhidupkan sepeda motorku kemudian dia naik dibelakang dan memelukku,..rasanya jok motor ini makin empuk saja apalagi di punggungku rasanya seperti ada benda kenyal yang menempel…waduh!,…si otong mulai bereaksi ni.
Motorku melaju pelan saja, menikmati pelukan yang hangat dan sensasi guncangan polisi tidur membuatku tak ingin cepat sampai ujuan. Setengah jam kemudian aku mengajaknya makan malam di angkringan nasi uduk pinggir jalan dan seperti biasa, dia hanya makan sedikit saja.
Setelah selesai makan, aku mengajaknya pergi ke konter handphone di pusat kota, berbagai macam handphone tersedia disana,
“kamu mau handphone yang mana?” sebenarnya aku agak ragu menanyai dia seperti itu, bagaimana kalau dia memilih handphone yang paling mahal. Tapi jawabannya benar-benar diluar dugaanku.
“terserah tuan saja, yang biasa saja tak apa”
Ternyata selain cantik, baik hati, dan mulutnya manis, dia juga gak matre, benar-benar calon istri idaman.
Singkat cerita jam 9 malam, kami sampai di rumah
“nanti kalau ada apa-apa, langsung telpon saja ya”
“iya”
“kok wajahmu kayaknya agak pucat?”
“tak apa tuan”
“ya sudah, istirahat ya, aku juga mau tidur”
“iya”
Aku mengantarnya ke kamar Icha dan membukakan pintu untuknya, dia masuk lalu duduk di tepi kasur kemudian dia menatapku dan menepuk pinggir kasur, sepertinya dia ingin aku ikut duduk di sebelahnya, tapi aku hanya tersenyum padanya dan menutup pintu lalu naik ke kamarku.
Quote:
Diatas kasurku lagi-lagi aku tidak bisa tidur, selalu memikirkan dia, dan tak lama kemudian,
“tok…tok.” Pintu kamarku diketuk dari luar, pasti dia yang mengetuk.
“masuk saja” kataku
Pintu terbuka sedikit dan kepalanya nongol di balik pintu tapi dia tidak masuk ke kamarku, lalu dia mengatakan sesuatu yang membuatku merasa heran.
“apa tuan tidak mau merudapaksa saya?”
Aku mendengarnya merasa aneh, pertanyaan macam apa itu?
“kenapa kamu tanya kayak gitu?” aku bertanya balik
“emmm,...biasanya kalau sama laki-laki lain, saya sudah dirudapaksa” aku makin heran dengan jawabannya
“aku bukan orang jahat” jawabku
“emm”
Tanpa kuduga dia malah masuk ke kamarku lalu tidur di samping kiri ku, dan dia memelukku
“apa yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan tuan”
“gak usaah” jawabku
“emmmm...…tuan mau ini” tangan kiriku ditarik ke arah celana tidurnya dan mendarat di sesuatu yang empuk, kuraba-raba dan ku towel-towel, ohhh kenyalnyaaa,…. seperti kue apem, hanya saja sepertinya jari tengahku merasakan ada belahan di tengahnya. Ohh…ternyata seperti ini bentuknya kenikmatan tiada tara, inilah pertama kalinya aku memegang kemaluan perempuan.
Sisi jahat diriku mengatakan “embat aja cewek ni, dia yang minta”tapi sisi baik diriku mengatakan “jangan bro, gimana kalau dia udah hamil duluan, bisa runyam nanti” waduh! ..benar juga, kalau ternyata dia sudah hamil duluan pasti dia minta aku yang tanggung jawab.
“aku mau, ..tapi kan kita bukan suami istri” kutolak secara halus dan kusingkirkan tanganku dari celananya
“tak apa tuan, saya ikhlas berikan untuk tuan” rayu dia
“jangan begitu,……………….....aku tak ingin menyakitimu” jawabku
Quote:
Mendengar jawabanku dia tertunduk diam, kulihat dia meneteskan airmata, sepertinya dia menangis dalam diam dan dia semakin erat memelukku
oktavp dan 36 lainnya memberi reputasi
37
Tutup