Facebook Di-Hack

Catatan: karena tulisan ini dibuat di Facebook, istilah yang kugunakan adalah postingan.


Everything happens for a reason. Hal yang buruk pun kalau diizinkan Tuhan terjadi selalu ada kebaikan di dalamnya (Roma 8:28).

Kronologis kejadian: semalam aku dapat info screenshot dari satu admin sebuah grup yang dulu aku pernah jadi admin juga di sana. Dari screenshot-nya tertera bahwa aku menyetujui postingan yang berisi konten bunuh diri dan melukai diri sendiri.

Padahal, faktanya:
1. Sejak keluar dari grup itu lebih dari satu bulan yang lalu(kalau ga salah per 17 Maret 2021 atau beberapa hari sebelumnya), aku sudah tidak pernah ikut campur dan juga tidak punya akses atas grup itu. Jadi bagaimana bisa orang yang tidak punya akses atas grup tersebut malah menyetujui postingan yang melanggar aturan komunitas Facebook?


2. Bagi yang kenal aku di grup itu, pasti sudah hafal bahwa aku mencantumkan aturan komunitas Facebook dan aturan UU Pornografi nomor 44 tahun 2008 di grup terkait masalah konten. Konten pornografi, seksual vulgar, pemerkosaan, seks tidak sepantasnya, kegiatan seksual dengan anak-anak (pedofilia), kekerasan berlebihan (sadis), termasuk adegan bunuh diri, penggunaan obat bius dan obat perangsang, penculikan untuk tujuan seksual, dll, itu termasuk konten yang aku tolak. Jadi bagaimana mungkin aku menyetujui post yang selalu aku tolak? Terlebih baca nomor 1: aku sudah tidak punya akses untuk menyetujui atau menolak postingan di grup itu. Sudah bukan admin dan sudah keluar dari grup itu sejak lebih dari satu bulan lalu.

Sebagai bukti, di grup yang kubuat, aku mencantumkan hal yang sama dengan di grup itu (aturan konten yang melanggar aturan komunitas Facebook). Hal itu bisa dibaca di sini: https://www.facebook.com/groups/685483955483255/permalink/710895386275445/


3. Karena info penyalahgunaan itu hanya di grup itu, berarti kemungkinan tersangkanya adalah ada di grup tersebut. Semalam aku mengecek bahwa ada login kemarin dari kota Bekasi via HP-ku. Padahal aku seumur hidup belum pernah menginjakkan kaki ke kota Bekasi. Kemungkinan tersangkanya berarti dari kota Bekasi. Walau tidak menutup kemungkinan, itu adalah informasi lokasi yang keliru karena GPRS tidak selalu tepat 🤷‍♀️.


Memang sampai sekarang masih ada anggota dari grup itu yang suka menghubungiku untuk bertanya soal moderasi grup dan selalu kujawab, "Aku sudah bukan admin di grup itu. Jadi silakan tanya ke admin di sana."


Semua hal yang aku tulis di sini boleh tidak dipercayai. Sebagai gantinya, silakan tanya semua anggota di grup itu sebagai saksi. Bagi yang postingannya kutola karena melanggar aturan konten yang ada bisa menjadi saksi. Para anggota, terutama yang postingan sebelumnya saat aku masih menjadi admin di sana mengenai bunuh diri dan melukai diri sendiri, itu bisa jadi saksi bahwa aku menolak konten cerita semacam itu. Jadi, postingan ini selain untuk klarifikasi, juga untuk memulihkan nama baikku yang tercemar karena masalah ini.

Hikmah dari kejadian ini aku sangat berterima kasih untuk semua teman Facebook yang menunjukkan kepedulian dan perhatian, juga bantuan informasi untuk membersihkan aplikasi terkoneksi dengan Facebook, juga untuk admin yang sudah memberitahukan screenshot itu. Kalau tidak mengalami hal ini, tentu aku tidak akan tahu siapa saja yang peduli padaku hehehe. Terima kasih banyak, Teman-teman 🤗❤.

Hikmah lain dari kejadian ini, tentu postingan/tulisan ini lahir/ada haha. Tanpa kejadian buruk itu, tidak mungkin ada postingan ini. Dalam kehidupan seorang penulis, segala hal memang bisa menjadi bahan tulisan, baik atau buruk 😂🤣. Makanya hati-hati dengan penulis, segala hal yang terjadi padanya bisa abadi dalam tulisannya.

Terlebih aku selalu percaya akan keadilan Tuhan, akan kedaulatan-Nya. Kalau diizinkan terjadi sesuatu yang buruk, pasti ada alasannya dan Tuhan tidak pernah membiarkan itu untuk tujuan mencelakakan aku (Yeremia 29:11).

Tentang keadilan Tuhan, selama hidup aku sudah menyaksikan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan itu ada balasannya, baik atau buruk. Di masa lalu aku berkali-kali diperlihatkan balasan terhadap orang yang merugikan atau menyakiti aku, entah itu:
- dari kenalan atau teman yang tiba-tiba cerita tentang orang itu padahal aku ga pernah bilang pernah masalah dengan orang ybs.,
- dari aku lihat sendiri postingannya (beberapa kali melihat postingan yang sakit parah sesudah bermasalah denganku) ,
- bertemu langsung dan melihat ybs. mengalami sesuatu yang buruk, atau
- tahu langsung dari orangnya karena ada yang bercerita, mengakui kesalahan, dan minta maaf karena sesuatu yang aku bahkan tidak tahu.

Bagi teman-teman yang lain lebih waspada dengan akunnya karena kita tidak tahu kapan kejadian seperti ini bisa terjadi. Ada baiknya secara berkala mengganti kata sandi (password). Tadi ada juga teman yang memberi saran untuk mencantumkan nomor telepon dan email di Facebook supaya kalau ada yang login dari gawai lain itu dapat pemberitahuan.

Selamat pagi dan semoga hari kita semua ke depan menyenangkan 🙏.