Kaskus

Story

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI
PACARKU HIDUP KEMBALI
Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 08:04
muliatama007Avatar border
chrysalis99Avatar border
gembogspeedAvatar border
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
684.7K
6.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3179
BAGIAN 44
HUJAN DERAS
part 3

Arsal terkejut dengan pernyataan Hayati. Ia menegakan kepalanya dan memandang Hayati dengan penuh harap.

"Ketika kamu kucekik, aku melihat matamu yang menyiratkan penderitaan...kamu sebenernya orang baik yang terpaksa ngelakuin kejahatan...apa aku benar?" tanya Hayati.

"Iya Hayati, waktu itu aku terpaksa ngebegal karena aku udah gak punya pilihan...ibuku sakit, dan aku harus punya duit buat bayar ke rumah sakit...ketika aku ngerampok kamu, ternyata kamu gak punya apa apa...di tas kamu cuman ada baju-baju dan sama sekali gak ada barang berharga...aku dipaksa sama temen temenku untuk ngumpanin kamu ke mereka untuk sebuah imbalan"

"Hmmm...untungnya aku jago bela diri dan untungnya lagi aku udah janji sama Mas Nawi untuk tidak membunuh orang...jadi aku gak dirudapaksa sama mereka dan aku juga gak ngebunuh mereka"

"Maafin aku Hayati, aku bener bener menyesal udah ngelakuin itu sama kamu"

"Udah Bang...kamu udah aku maafin dari jauh jauh hari...buktinya aku malah manggil kamu lagi lewat aplikasi ojol...aku percaya sama kamu Bang...kamu orang baik, kami sangat menyayangi ibumu"

"Kenapa kamu bisa percaya sama aku?"

"Karena kamu kuat pendirian Bang...kamu juga setia...dulu ketika aku khilaf...aku menggoda kamu dan mengajak kamu bercinta, tapi kamu menampar aku sampe aku tersadar...kalo kamu bukan orang baik, malem itu pasti kita udah bercinta dan mungkin aku sekarang udah ngelahirin anak kamu"

"Iya malam itu adalah malam gila...sebenernya kamu kenapa sih waktu itu?"

"Aku ini kerasukan iblis mata kuning Bang...itulah kenapa mataku berwarna kuning...iblis itu kan dipenuhi sama nafsu, nah malam itu iblis yang ada dalam tubuhku bergejolak...aku melihat kamu kayak Asnawi...jadi aku gak sadar pengen bercinta sama kamu"

"Wah...bahaya kalo gitu, apa sebelummya kamu pernah bercinta sama cowok lain gara-gara gejolak iblis mata kuning? "

"Iya Bang, dia Dasep...dia yang menolongku ketika aku kembali jadi manusia...dia masih anak-anak Bang...aku nyesel banget udah ngelakuin itu sama dia"

"Anak-anak? kamu begituan sama bocah?"

"Bukan Bang...dia masih sekolah SMA"

"Bener-bener bocah Ti...emang dia orangnya kayak gimana?"

"Dia anak baik Bang, sama kayak kamu, dia sangat menyayangi ibunya...tapi aku udah merusaknya" Hayati mendadak terisak.

"Kenapa kamu nangis Ti?"

"Enggak kok, aku sedih aja kalo inget dia...gara-gara aku, dia jadi rusak...terus dia mencintaiku, dia mengungkapkan perasaannya kepadaku, tapi kutolak...kubuat dia jadi sedih"

Arsal semakin tak percaya diri mendengar cerita hayati. Malam itu ia bermaksud akan mengungkapkan perasaannya kepada Hayati, namun ia takut ditolak karena menurutnya, Hayati masih belum bisa melupakan Asnawi.

"Apa kamu udah bisa menerima cowok lain dihatimu Ti?" tanya Arsal.

"Maksudnya apa Bang?" Hayati bingung.

"Iya...anu...maksudku kamu pasti masih belum move on dari Asnawi?"

"Hmmmm...iya Bang"

"Kenapa kamu gak nyamperin ke dia aja Ti? Aku siap nganter kamu ke Bandung...soalnya dia pasti seneng kalo kamu masih hidup"

"Enggak Bang...aku gak mau merusak hubungan dia sama Cascade...aku pengen mereka bahagia"

"Kamu rela ngorbanin perasaanmu untuk mereka?"

"Iya Bang, karena aku cinta mati sama Asnawi...Asnawi adalah segalanya buatku, kebahagiaan Asnawi adalah kebahagiaan buatku...begitu pula kesedihannya"

Arsal menghembuskan napas panjang dengan raut wajah kecewa ketika Hayati menyatakan cinta mati terhadap Asnawi. Artinya, usahanya akan sia-sia untuk menembak Hayati. Ungkapan perasaannya akan ditolak mentah-mentah oleh Hayati.

"Apa Asnawi cinta sejatimu?"

"Bukan!!!"

Arsal terhenyak, ia tak menyangka kalau Asnawi bukan cinta sejati Hayati. Otaknya pun langsung bereaksi untuk menelisik siapa cinta sejati Hayati.

"Hayati, maafin aku...tapi aku penasaran sama cinta sejatimu...siapakah dia?"

"Dia adalah Yadi...nama lengkapnya Ahmad Irawan Haryadi...dialah yang membuatku selalu bahagia semasa kecil sampai dewasa...dia selalu hadir dikala aku sedih, dia selalu ada dikala aku membutuhkan sandaran...aku menyesal tak menyadari kasih sayang dan perhatian yang ia berikan selama ini...aku menyesal karena telah memilih pria yang sebenernya malah menyakitiku bahkan membunuhku...aku menyesal karena aku belum sempat bila cinta sama dia"

Hayati menangis setelah mengutarakan isi hatinya yang dipenuhi penyesalan. Arsal bingung harus melakukan apa. Ia pun berusaha untuk membuat Hayati menghentikan tangisannya.

"Kalo begitu aku janji sama kamu Ti...aku akan menemukan Yadi bagaimanapun caranya...akan kupertemukan kamu sama dia Hayati"

Hayati langsung terharu dengan omongan Arsal, ia memeluk tubuh Arsal dengan spontan. Sontak, Arsal pun mendadak grogi dan tubuhnya menjadi tegang.

"Makasih yah Bang...kamu adalah sahabatku yang paling baik"

"Iya Hayati"

"Kalo aku udah nemuin Yadi, terus aku pertemukan sama kamu...kamu mau ngapain? "

"Aku mau ngelakuin 3 hal...pertama aku mau minta maaf sama dia karena udah bikin dia sedih dan membuat hidupnya berantakan...kedua aku akan mengungkapkan perasaanku kepadanya, aku cinta sama dia...dan ketiga, aku akan..."

Tiba-tiba suara keroncong terdengar dari dalam perut Hayati. Ia langsung tersipu malu ketika Arsal melihat perutnya.

"Kamu lapar Ti?"

"Iya bang hehehe...liatnya jangan gitu ah!! Aku malu"

"Yaudah kita pergi yuk!! Cari makan malam"

"Asiiiiikkk!! Sekalian anterin pulang ya Bang"

"Iya Hayati...aku traktir dah"

"Iiih Jangan!! Daritadi Kamu ngeluarin uang terus buat aku"

"Gak apa apa Ti...aku lagi ada uang lebih...aku bisa neraktir kamu makan kok"

"Tapi aku makannya banyak...nanti kamu bangkrut lagi"

"Tenang aja Hayati...aku mau traktir kamu nasi goreng mawut, murah meriah hehehe dan porsinya kayak porsi kuli"

"Oalaaaaah...porsi kuli lah hihihihi"

Mereka pun pergi untuk makan malam. Arsal memberanikan diri memegang tangan Hayati ketika berjalan menuju tempat parkir. Hayati pun menyambutnya dengan baik, mereka berpegangan tangan seperti pasangan kekasih.

Arsal memacu motornya dengan kencang. Ia tak tega melihat Hayati yang perutnya terus berbunyi. Apalagi waktu itu Hayati terlihat lemas karena lelah bekerja dari pagi hingga sore hari. Arsal ingin membahagiakan Hayati dengan memberinya makan yang banyak dan tentunya lezat. Akan tetapi hujan deras menghalangi niat baik Arsal. Ia terpaksa menepi di sebuah bangunan terbengkalai di tepi jalan untuk berteduh.

Hujan deras yang diikuti gemuruh guntur melanda di seantero wilayah Kota Jakarta. Arsal tidak membawa jas hujan, sehingga ia terpaksa berteduh untuk menunggu hujan reda. Hayati tampak kecewa dengan keadaan itu. ia harus menahan laparnya lebih lama. Tubuhnya juga gemetar karena kedinginan. Arsal yang peka dengan hal itu, langsung memakaikan jaket ojol nya kepada Hayati.

"Makasih Bang"

"Sama sama Hayati"

Tak lama berselang, sebuah mobil sedan mewah buatan Eropa berhenti tepat di hadapan mereka. Arsal tampak kesal dengan pengendara mobil itu yang parkir sembarangan. Kaca mobil itu pun terbuka dan seorang pria didalamnya menyapa Hayati.

"Mala...Mala...Mala!!" panggil pria itu.

"Mas Wongso?" tanya Hayati sambil mengernyitkan dahinya.

"Iya Mal...kamu lagi apa disini?" tanya pria itu lagi.

"Aku lagi neduh Mas Wong...mau pulang ke rumah" jawab Hayati.

"Kalo gitu aku anter kamu pulang yah! Aku khawatir sama kamu" ajak Wongso.

"Makasih Mas...tapi enggak ah, aku nunggu disini aja sampe reda"

"Ayo dong Mal...hujan ini gak bakalan reda cepet-cepet"

"Hayati...dia siapa?" tanya Arsal yang tampak bingung ketika melihat Hayati berbincang dengan pengemudi mobil mewah itu.

"Itu Mas Wongso Bang...dia pacarnya dokter Tisha"

"Dia ngajak kamu pulang?"

"Iya Bang...tapi aku gak mau"

"Kenapa?"

"Aku gak mau ninggalin kamu sendirian disini Bang"

Arsal terkesima pada Hayati. Rupanya dia begitu perhatian dan setia kepadanya. Sesaat hatinya berbunga-bunga. Namun, Arsal tak mau menyusahkan Hayati yang harus berdiri bersamanya sambil menunggu hujan reda dan menahan lapar. Akhirnya Arsal mengambil tindakan ksatria.

"Hayati...kamu harus ikut sama Wongso...jangan tunggu aku disini"

"Tapi Bang...aku gak mau ninggalin kamu"

"Udah deh Ti...kamu ikut sana gih! Aku gak apa apa disini, udah biasa aku sendirian di jalanan"

Arsal menarik tangan Hayati menuju pintu mobil. Ia lalu membuka pintu mobil dan mendorong Hayati untuk masuk.

"Makasih ya Bang udah ngajakin aku main ke pasar malam"

"Sama sama Hayati...sekarang kamu pulang ya"

Arsal menutup pintu mobil, kemudian Wongso mulai menginjak pedal gas untuk melaju. Arsal pun hanya bisa memandang dengan penuh kesedihan dibawah guyuran hujan ketika mobil yang ditumpangi Hayati menjauh.

"AKU CINTA SAMA KAMU HAYATIIIIII!!!!!!" Arsal berteriak.

...

Di tempat lain, Yadi dan istrinya tengah berada dalam kendaraan menuju Jakarta. Ia memacu kendaraannya untuk menembus lebatnya hujan di Jalan Tol Jagorawi. Ketika memasuki kawasan Halim, tiba tiba Yadi bersin berkali kali. Maharani pun terkejut dengan kejadian itu. Yadi pun akhirnya terpaksa menepikan mobilnya di bahu jalan,

"Kamu kenapa Pih?" tanya Maharani.

"Gak tau Mih...tiba tiba aku jadi bersin gini"

"Kamu flu ya?"

"Enggak Mih...kayaknya ada yang lagi omongin aku"

"Emang siapa yang ngomongin kamu Pih?"

"Entahlah Mih...tapi aku mendadak teringat seseorang dari masa lalu ku?"

"Siapa?"

"Mala"

"Mala? Mala Nurhayati?"

"Iya Mih...kenapa ya tiba tiba dia terlintas dalam benakku...padahal aku udah ngelupain dia"

"Itu tandanya kamu lagi rindu sama dia Pih?"

"Ahh...enggak Mih...aku bahkan lupa sama dia"

"Apa jangan-jangan dia yang rindu sama kamu Pih?"

"Gak mungkin kali Mih...Mala udah meninggal 30 taun yang lalu, mana mungkin dia rindu"

"Emang kamu yakin Mala udah meninggal?"

"Yakin Mih, soalnya bertahun tahun aku berusaha mencarinya, tapi selalu nihil"

"Hmmm...Papi kayaknya lagi stress deh...kalo gitu minggu ini mah kita liburan aja yuk di Jakarta...kita gak usah buka praktek"

"Liburan? Kita mau kemana?"

"Kemana weh atuh Pih...ke rumah Mala kali, barangkali kamu mau nostalgia"

"Hmmm...keluarga Mala udah gak tinggal disitu lagi Mih...aku gak tau Rini pindah kemana?"

"Rini? siapa Pih?"

"Adiknya Mala...dulu aku dan Rini adalah teman sepermainan...kita selalu berempat kemana mana...aku, Mala, Rini dan Parhan...dari kita berempat Parhan yang paling bontot"

"Euleuh-euleuh seru pisan masa lalu kamu Pih...Mamih jadi iri?"

"Emang kau gak punya teman sepermainan?"

"Punya sih...tapi gak sebanyak kamu...dan kamu sama Mala bisa bareng terus sampe kuliah, tapi ngomong-ngomong, Mala emang orangnya baik banget Pih...dia adalah yunior ku yang paling baik dan pintar...kukira dulu, dia pacaran sama kamu"

"Enggak Mih...aku sama dia gak pacaran...kita cuman sahabatan...lagian dia pacarannya sama si Bram"

"Hmmm...si Bram anak jenderal itu yah, dia itu laki laki brengsek!!"

"Iya Mih...udah ah!! jangan ngomongin orang yang udah meninggal...entar menghantui kamu lagi hihhhhhhh!!!"

"Ihhh si Papih nakutin aja deh...aku takut Pih!!!" Maharin menutup mukanya dengan kedua telapak tangan.

"Hahahaha...kamu emang penakut banget Mih, persis kayak Asnawi...hahahaha"

"Papih jahat!!" Maharani memukul-mukul manja lengan Yadi"

"Mih"

"Iya?"

"Soal liburan...aku setuju deh sama kamu...tapi kita mau tinggal dimana?"

"Ya di rumahnya Tisha dong Pih?? Masa kita nyewa hotel?"

"Aku takut menganggu Tisha Mih"

"Alaaaaah alesan aja kamu...kamu pasti pengen bercinta terus kan sama aku? Kalo di rumah Tisha pasti akan keganggu"

"Nah itu tau!! Hahahaha"

"Kamu mah engasan Pih...pikirannya ranjang mulu"

"Aku stress Mih...aku butuh pelampiasan"

"Iya deh!! Tapi kita nginep di rumah Tisha aja...jangan di hotel!!"

"Aduh Mih"

"Udah!! jangan ada tapi tapian!! Kamu harus nurut sama aku!"

"Iya Mih"

setelah kembali tenang, Yadi kembali melaju. Selama perjalanan, ia selalu melihat sosok Hayati dalam benaknya. Ia bertanya tanya dalam hati, kenapa tiba-tiba dia teringat sosok sahabat kecilnya itu?

......
nuhazainuloh088
chrysalis99
symoel08
symoel08 dan 50 lainnya memberi reputasi
51
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.