Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)


emoticon-Ultah Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aldomaverick18
aguzblackrx
cak6bih
cak6bih dan 203 lainnya memberi reputasi
192
225.8K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#329
Mainan Gufron dan Aruna
saat aku terjatuh aku memejamkan mataku hingga saat aku beberapa kali membentur anak tangga sebelum sampai di lantai satu aku merasakan ada seseorang yang menangkap ku, dan saat ku buka mata ternyata dia adalah Aruna, terlihat wajahnya sangat marah dengan apa yang perbuat oleh makhluk itu padaku yang bisa saja mencelakakan diriku hingga tewas saat itu juga.

Setelah menangkap diriku yang terjatuh dari tangga, Aruna membuat diriku duduk di sebuah kursi dekat tangga, Gufron yang berada di atas samar – samar aku mendengar dia sedang mengintrogasi sosok anak kecil bermuka tua itu.

“aaarhggghhh, aarrgghh sakiitt, sakiitt tau, kau ini apa apaan, aku hanya bercanda dengan dia saja, aduuuhhh” sosok anak kecil bermuka tua itu mengeram kesakitan

“oohhh kau mau bermain main ternyata, kalo begitu bagaimana jika bermain main saja dengan ku sekarang” Gufron menawarkan untuk meladeni sosok itu.

“wah wah wah, bermain main ternyata, aku juga mau dong ikut bermain main, lama juga aku tak bermain main dengan anak kecil” terdengar suara Aruna mengajak seperti sosok anak kecil sedang mengajak bermain temannya.

“kalian beraninya bermain kroyokan yah” terdengar suara sosok itu menciut, mungkin karena sadar yang di hadapinya bukan lah sosok sembarangan.

“sudah lah ayo bermain sekarang, aku sudah tidak sabar ini” ajak Aruna beramin

Aku yang mendengarkan percakapan mereka tersenyum dengan sedikit menahan ngilu di kakiku yang sudah mulai membengkak karena terkilir, dalam hatiku aku terus berfikir, kenapa perisai gaibku belum mau keluar dengan usahaku sendiri, apakah amalan puasa dan sholat ku belum maksimal, ataukah ada factor lain yang mempengaruhi hal tersebut, malu sebenarnya dengan Aruna dan Shinta, kenapa aku belum bisa menguasai ilmu dasar pertahanan diri ini.

Terdengar dari arah lantai dua, sepertinya mereka mulai “bermain” dengan sosok anak kecil bermuka tua itu, beberapa kilatan warna biru menunjukan Gufron sedang mengeluarkan jurus dan kekuatan andalannya, Aruna yang berada di atas pun terdengar cekikikan seolah sangat senang bermain dengan sosok itu, riang sekali seperti seorang anak perempuan yang memang sedang asik bermain dengan temannya.

Sesekali dinding dan beberapa perabotan sedikit bergetar akibat kekuatan yang Gufron dan Aruna lepaskan pada sosok anak kecil bermuka tua itu.

“sudaaahhh, ampuunnn aku hanya di suruh sudah cukup” rintih suara anak kecil tersebut terdengar dari atas.

“loh kenapa minta ampun kan kita lagi main main ini, ayo lah aku masih asik kita bermain seperti ini” ucap aruna seperti sedang asik bermain dengan nya

“huaahahahaha sudah lah cukup Aruna” Gufron sepertinya berjalan sedikit menjauh sambil menyuruh Aruna untuk berhenti

“haha nanti lah, masih asik main gini kok” bantah Aruna sambil terus bermain, terdengar dari suara gaduh diatas.

Kaki yang membengkak membuatku sedikit tidak nyaman karena rasa yang kurasakan, aku berinisiatif untuk sedikit memijit kakiku yang terkilir dengan harapan rasa nyeri sedikit berkurang.

Saat sedang memijit kaki ku sendiri, tiba tiba sosok hitam yang sebelumnya pernah menyerangku tiba tiba muncul menembus dari lantai dua ke lantai satu, terlihat mukanya sangat marah namun mencoba menahan untuk menyerangku sambil berkata

“gilaa, seluruh temanmu gila, kenapa kau masuk kerja sini, membuatku susah dan tidak leluasa bergerak di wilayahku sendiri, tapi aku tak mau berurusan lagi dengan mereka, semoga kamu cepat pergi dari sini” sosok hitam itu melewatiku dan pergi keluar, mungkin terganggu akan kehadirannya Gufron dan Aruna.

Tak berselang lama setelah sosok hitam itu pergi, aku juga tak mendengar ada keributan lagi di lantai dua, seolah mereka sudah selesai “bermain” dengan sosok anak kecil itu, namun sesekali masih terdengar suara cekikikan dari Aruna yang mungkin masih sedikit sedikit mencuri kesempatan menjahili sosok anak kecil ini.

Aku kembali sendirian di lantai satu sembari menunggu pak Alfa yang sedang mencarikan makanan untuk kita makan malam, mungkin aku sendiri tapi aura dari Gufron dan Aruna masih kurasakan di sekitar sini.

Dari arah depan terdengar suara pintu terbuka yang sedikit membuatku terkejut karena aku masih terfokus dengan keadaan tadi, ternyata pak Alfa sudah kembali dari membeli makanan, dia membawa kantong kresek berwarna putih dengan dua makanan yang terbungkus kertas minyak, dari aromanya sih aku sudah tau apa yang dia beli, karena ini termasuk salah satu makanan favoritku, tak lain dan tak bukan adalah nasi goreng, ya mungkin itu lah yang sangat mudah untuk di cari pada malam hari seperti sekarang ini.

“nih yan, aku beliin makanan, yang jelas kamu pasti doyan” pak Alfa berjalan mendekatki ku sambil membawa makanan yang tadi dia beli

“wah iya pak makasih” aku menjawab sambil menahan rasa nyeri pada kakiku

“loh yan kamu kenapa, kok kakinya bengkak gitu, kesandung atau habis jatuh barusan” pak Alfa menanyaiku sambil melihat kondisi kakiku

“tadi pak aku lagi cari barang di atas, inget pesan bang Hale suruh nyariin part computer yang besok mau di bawa katanya, eh pas mau turun kayaknya kakiku posisinya tanggung di anak tangga jadi kepleset, ya terus jatuh sampai bawah” alasanku pada pak Alfa

“tapi badan kamu nggak papa kan, ada yang luka selain kakimu apa nggak, atau mau pulang aja, ini berkas lamaran kita lanjut besok aja nggak papa, pencarian karyawannya lanjut besok aja, pengumuman di undur nggak papa lah” pak Alfa mencoba menawarkan solusi

“ya kalo emang gitu ya nggak papa pak, tapi maaf banget ya pak” jawab ku sedikit tidak enak

“udah nggak papa, tak anter aja ya pulangnya pake mobil, terus besok kalo masih nggak enak kakiknya, di buat istirahat dulu aja” ucap pak Alfa sambil berjalan keluar lagi untuk mengambil mobilnya

Setelah pak Alfa keluar dari toko dan sedang menuju mobilnya, aku mengambil HP ku yan berada di kantong celanaku untuk memberi kabar Via kalo aku habis jatuh dari tangga.

Aku mencoba menelfon Via untuk memberi kabar lebih cepat dari pada ku kirim pesan lewat WA atau SMS yang mungkin akan di baca nanti, percobaan pertama menelfon Via sepertinya gagal, terdengar suara dari telefon ku yang menandakan kalo kita berada di luar jangkauan, ku coba putus sambungan telefonku untuk kemudian aku mencobanya lagi,

“ttuuuuuutttt ttuuuuuuuttttt tuuuuuttt” suara telfon tersambung

Nah sepertinya ini bisa, aku sudah paham jika Via sedikit susah untuk dihubungi berarti Via sedang berada di rumah, yah maklum tempat tinggal Via seperti yang pernah aku jelaskan dulu kalo dia berada di pedesaan yang untuk sinyal telefon sedikit susah.

Suara telefon terdengar sudah diangkat

“haloo, dek, mas mau ngasih kabar hehe” dengan sedikit cengengesan aku memberi kabar

“dasar kamu yan, udah di latih sama Gufron tapi masih aja kamu nyleneh seperti itu, mau sampai kapan kamu seperti itu, cowok lemah” suara sosok perempuan namun buka Via

“loh ini bukan Via ya, siapa ini, kok bisa tau sosok Gufron” tanyaku pada sosok di sebrang telfon

“oh kamu lupa dengan suaraku yan, sudah nyaman kah dengan Aruna” terdengar suara cewek di seberang telefon seperti cemburu

Yang jelas dia bukan Via, aku sedikit mengenali suara tersebut tapi aku sedikit pesimis kalo aku menyebut namanya, barang kali aku salah kalo ini bukan sosok yang ku maksud malah nantinya akan membuat hubungan ku dan Via jadi berantakan.

Saat aku sedang bertelfonan dengan suara di seberang telefon, tiba tiba dari seberang telefon suara wanita itu memberitahuku untuk mengadap kearah tangga lagi dan …..

“Ryan liat ke arah tangga, hati hati” suara keras dari wanita di sebrang telefon terdengar jelas

Aku seketika mengengok kearah atas tangga, suara gemuruh dari arah atas kembali terdengar, sosok Aruna berusaha mengejar sosok anak kecil bermuka tua itu yang sedang berlari turun seolah akan kabur dari sosok Gufron dan Aruna.

“wooyyy jangann kabur kau, kita kan masih bermain kan hihihih” suara Aruna mengejar sambil tertawa riang

“sudah lah Aruna tangkap dia dan bawa kemari, akan ku bawa ke Tuan Aji” Gufron berencana membawanya ke bang Damar untuk mengetahui dimana dan siapa sebenarnya yang mengirim nya

“dasar kurang aja, kalian beraninya main kroyokan, akan ku habisi anak tak berguna ini” sosok anak kecil itu dengan cepat berlari kearahku sambil mengarahkan tangan nya untuk menyerangku.

Gufron yang melihat serangan itu kemudian melancarkan serangan menggunakan pedangnya dan mungkin berusaha membinasakan sosok itu, Aruna yang mengejarnya dari belakang pun mencoba melancarkan serangannya pada sosok anak kecil ini, mungkin Aruna dan Gufron sedikit menyepelekan sosok ini hingga membuat celah sosok anak kecil ini menyerangku.

Saat Gufron dan Aruna melancarkan serang tiba tiba ada sebuah benda meluncur dan melesat kearah sosok anak kecil itu, seperti sebuah Gada yang cukup besar, proposional jika Gada itu di pegang oleh Gufron.

“sudah jangan diteruskan, dasar kau Gufron, disuruh Tuan Aji untuk membawa makhluk busuk ini kepadanya malah kau buat mainan” sosok yang menyerupai Adiwilaga muncul, tapi yang jelas dia buan si Adiwilaga, posturnya lebih besar dan lebih kekar di banding Adiwilaga.

"Ah kau seperti biasa selalui mencampuri urusanku dasar kau………"
Diubah oleh afryan015 04-04-2021 06:18
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 58 lainnya memberi reputasi
59
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.