Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ryanjun92Avatar border
TS
ryanjun92
Cerita Kita
Sebelum saya menuangkan cerita di forum tercinta ini, izinkan nubi menginformasikan kalau cerita yang  saya tulis disini di rewrite ulang dari forum sebelumnya.

Karena disana responnya sepi dan tidak ada kemajuan saya untuk berlajar menulis,  maka dari itu saya menulis di forum ini. dan berharap banyak masukan untuk ke depannya oleh para suhu disini.

Terima Kasih.



Daftar Isi


Quote:
Diubah oleh ryanjun92 01-04-2021 14:35
anasabila
pusparmd
pusparmd dan anasabila memberi reputasi
4
6.1K
54
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.7KAnggota
Tampilkan semua post
ryanjun92Avatar border
TS
ryanjun92
#34
Sembilan - Gue Cantik?

Viola-

Gue bangun pagi buat janjian sama nando di tempat fotocopy samping kampus, karena sekian kalinya gue dapat kelompok tugas bareng dia.

Dan kali ini gue yang fotocopy pakai duit sendiri, gue kurang suka untuk balas budi, bukanya sombong tetapi karena gue gak suka repotin orang.

Nando pun datang bawa motor sportnya, Honda CBR, gue suka liat cowok bawa motor gede gitu, keliatan macho di mata gue.

"pagi ola" sapa nando kasih senyuman,

"nih gue bawa flashdisknya, lo bawa aja. " nando langsung kasih flashdisk yang gak tau buat apa, dia bilang tugas di situ semua dan sekarang tinggal fotocopy.

Mata gue tertuju ke pemandangan langka di pagi ini, si hernest sarapan pagi. Gak biasanya dia bisa bangun pagi. biasanya gue paksa baru bisa bangun pagi

Apa dia gak bisa tidur lagi?, tetapi dugaan gue salah. Dia gak sendirian, melainkan bersama cewek yang menurut gue cantik. Mirip kalangan sosialita, karena bisa di liat dari pakaiannya. dan tubuhnya tinggi. putih, nyamuk pun sepertinya bakalan kepleset.

Udah gak aneh lagi sih, si hernest gonta ganti cewek. Tetapi kali ini selesaranya lebih tinggi dari tinggi gue.

"ola uii!" tegur nando buat gue kaget sekaligus buat gue linglung.

"eh kenapa?"

"udah selesai, lo liatin siapa?" tanya nando seolah mau apa yang gue liat.

"eh itu? Ngak kok, kayak pernah liat tuh orang" kata gue

"yang mana?" si nando malah semakin penasaran, gue tunjuk aja ke si cewek yang samping hernest.

"ohh si rere" gue langsung noleh ke nando, dia tau cewek yang sama si hernest namanya rere.

"lo kenal?"

"gak juga, tapi siapa sih yang gak kenal sama rere, anak falkutas kedokteran. Yang tajirnya melintir. Dia kan kembang kampus pas ospek kemarin" jelasnya. Gue sendiri inget, pantes aja selesai ospek masih banyak orang yang berkumpul di ruang auditorium,

Dan mungkin si rere yang di bahas itu, "tapi aneh yah kok mau orang tipe kayak dia makan bubur tempat pinggir jalan gitu" sambung nando.

"namanya juga orang, emang lo gak suka makan di pinggir jalan?" nando cuman gelengin kepala. Gue cuman senyum di dalam hati, gak semua orang kaya suka makan pinggiran.

Kecuali si kunyuk satu, makan dimana aja jadi, dan gue suka makanan di pinggiran, karena menurut gue banyak yang enak. hanya modal yang menjadi mereka menurunkan kualitas masakannya agar di minatin.

Sok bijak banget gue pagi-pagi, tapi memang bener kok.

"tapi tuh cowok jago juga, bisa ajak si rere jalan " lanjut nando tunjuk cowok yang gue tau itu si hernest.

"oh ya?"

"iah, rere kan milih-milih kalau bertemenan, gue aja mikir-mikir dekatin dia" jelas nando.

"Tampang nya playboy gitu, paling jadi kacung doang" kata gue jadi agak gemes lihat hernest

"Hahaah, dah yuk kelas" ajak nando pegang tangan gue pelan, sontak gue kaget. Soalnya di pegang bukan pergelengan tangan tapi jari-jari gue.

Jarang ada yang narik tangan gue pelan gini, yang sering kalau si hernest narik kayak lagi urut tangan di hentak-hentakin.

Gue lepasin genggaman tangannya, soalnya berat bawa fotocopy pakai satu tangan.

***


Entah kenapa sore ini kerasa panas, termasuk kepala gue. satu hari full di isi dengan presentasi. Rasanya mau pingsan di tempat, yang jelas kelompok gue udah maju.

"ola tunggu" nando langsung nyusul gue pas turunin tangga, gue males pakai lift, udah sore sendirian pula di dalam lift.

Lorong kampus udah pada sepi, dan kebanyakan milih pakai lift daripada turunin tangga. " lo pulang sendirian?" gue cuman angguk sambil terus jalan.

"gue boleh tanya gak?, tapi lo jangan marah"

"apa?"

"lo udah punya cowok?" gue cuman gelengin kepala.

"masa?, cewek tipe lo gak punya cowok?" parah nih nando, gak percayaan, gue sadar sih tampang gue gak terlalu cakep kayak anak cewek lainnya.

" Gue suka sama lo ola, pas awal sekelas" kata nando bikin gue tertegun sebentar, gak salah ini orang ngomong.

"Kebanyakan presentasi kali lo nando, bercanda ah" kata gue lanjutin jalan.

"Gue seriusan ola, " katanya lagi pegang tangan gue.

"dah ah, gak lucu nando" gue lepasin tangan gue yang di genggam dan jalan semakin cepat.

"ola tunggu," nando langsung ikutin gue yang turunin tangga agak lari.

"brruukkk,, assshhh" desis gue pas kesandung kaki sendiri pas turun tangga terakhir,

"ola-ola, aku bantuin kamu jadi cewek aku ya?" kata nando bikin gue agak gimana gitu,

"gak usah, nando"

"ayolah, gue seriusan suka sama lo ola," gila bener si nando, otaknya beneran ke geser dikit. baru kali ini gue temuin orang yang maksa banget suka sama dia. Padahal gue biasa aja.

"Awsshhh, sakittt!!! siapa itu??" jeritnya pas kepalanya ke lempar botol mineral, gue juga bingung darimana asalnya itu botol.

"ohh sorry gue ganggu" suara yang gak asing, yaitu si kunyuk hernest.

"hernestt !" jerit gue seolah, dia kunci buat gue lepas dari si nando hari ini.

"Siapa lo??" nando udah siap-siap kayak mau berantem. gue mundur sambil ngesot ke arah tembok. tapi kaki gue beneran sakit.

"Gue cowoknya ola, yang ada lo ngapain godain cewek gue ha???" kata hernest kencang membuat lorong kampus keisi suaranya. mungkin lubang semut pun juga kedengaran.

"lo jauhin dia sekarang CEPETAN!" teriak hernest lagi, nando cuman tersenyum dan gak percaya gitu aja.

Nando langsung lari kearah si hernest sambil tangannya siap pukul. "bukkkkkk" hernest dengan gampang hindarin dan satu pukulan tepat di perut nando yang langsung ambruk.

"udah gue bilangin, lo masih ganggu dia berususan sama gue!" di toyornya kepala nando yang terkapar menahan sakit. Hernest dekatin gue dan langsung tarik pegang tangan gue.

"awhh pelan kaki gue sakit"

"lebay, bilang aja minta gendong" balasnya beneran gak percaya kalau kaki gue ksleo

"ishh" gue seriusan,

"ya udah, gue bantuin bopong" Hernest langsung ambil tas gue.

Tega banget ya, gue kira dia bakal bopong gue. Tapi malah tas gue yang di bawa, sedangkan gue jalan dengan kaki yang tertatih.

***


"itu temen sekalas lo?" tanyanya, gue cuman angguk, si hernest langsung bantu buka sepatu gue. dia urut-urut kaki gue.

"SAKITTTT. pelan-pelan!!!" jerit gue saat kaki gue di hentakin tanpa bilang-bilang, gue akuin si hernest bisa masalah kaki terkilir kayak gitu, tetapi sayangnya otak sering terkilir gak ada yang bisa bantuin sembuhin.

"coba gerakin" katanya, gue gerakin dikit, gak terlalu sakit dari tadi.

"lo bisa berurusan kayak gitu, kenapa emang?" tanyanya duduk di samping gue.

"itu..."

"Ya dia nembak gue, dan paksa gue jadi cewekknya. masa ia baru kenal udah minta jadian. " jelas gue singkat.

"hahahahahahah" dia tawa,

"lo di tembak??? sama tuh anak??, Apa coba lebihnya lo ola?? tinggi enggak!" tawanya keras,

"taii..! pelanin dikit apa tuh congor," gerutu gue sambil tutup mulutnya pakai tangan.

"haha sorry, kok ada yah,?? Aneh-aneh aja," gue aja gak ngerti apa lagi si hernest gak bakalan ngerti.

Hernest panggilin taksi buat gue, dan kasih duit ke supir taksi 100 ribu, duit segitu gede juga buat jarak yang menurut gue gak terlalu jauh.

"jangan cerewet, gak boleh protes" katanya pas gue mau protes, setan nih anak. kayak tau aja gue bakalan protes.

"ya pak jalan, hati-hati ya" sopir taksi langsung arahin ke kost gue, dan gue belum sempet ucapain terima kasih soal yang tadi.

Abisnya nyerocos terus kayak intograsi gue, salah sendiri gue sampai lupa terima kasih. Di tambah kaki gue udah lumayan gak sakit pas di injak

Selama perjalanan gue masih ke pikiran, kenapa nando yang menurut gue tampangnya baik-baik. ternyata sedikit miring.

Sejujur-jujurnya hernest dia gak pernah bilang gue cantik, kecuali dia merem bilangnya ke gue.

Beberapa kali ponsel gue bunyi, itu dari si nando, gue gak mau jawab. Bodo amat,

Gila masih aja telepon, udah 56 panggilan tak terjawab dari si nando, akhirnya gue angkat dengan terpaksa. Kalau di masih macem-macem gue langsung matiin ponselnya,

"halo!" kata gue dengan nada sinis,

"Ola, sorry yang tadi, gue gak maksud gitu. Gue salah nilai sikap lo ke gue, maaf banget" katanya agak memelas, Dan dia bilang flashdisknya balikin aja.

Dengar kata flashdisk, otak gue langsung rogoh-rogoh kantong sekaligus tas. Dan hasilnya gak ada sama sekali.

Masalah datang lagi, flashdisknya kelihatan mahal, bisa 100ribu keatas. kalau dia minta ganti paksa, duit makan satu minggu ludes buat beliin flashdisk doank.

Kampret emang, ahh mimpi apa gue semalam, dapat masalah kayak gitu.. ampuni hamba mu ini..~~~

Bersambung.

#note, maaf baru bisa update ceritanya, lupa terus update disini hoho..
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.