Hai hai GanSist, liburan sekolah sebentar lagi akan tiba, pastinya anak-anak sudah antusias banget untuk menentukan tempat tujuan wisata nanti. Weekendkemaren ane baru saja mengunjungi museum Kartini, ane mau berbagi pengalaman seru ane bareng anak-anak saat berkunjung ke sana.

Museum Kartini ini terletak tepat di alun-alun kota Jepara, jadi tempatnya strategis dan gampang dicari. Museum ini buka setiap harinya dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00 sore. Tiket masuk hari Sabtu-Minggu dan Hari Libur Nasional untuk dewasa Rp.8.000 per-orang, sedangkan anak-anak usia di bawah 10 tahun dikenakan biaya tiket sebesar Rp.5.000 per-anak. Kabar baiknya, selain hari yang tersebut di atas, Agan dan Sista tidak dikenakan biaya apapun alias GRATIS.

Saat membayar tiket masuk, agan akan mendapatkan buku panduan yang di dalamnya membahas semua hal yang berkaitan dengan museum. Tentunya yang banyak diulas adalah kehidupan R.A Kartini semasa hidupnya.

Memasuki aula pertama, GanSist akan disambut oleh foto dan patung sang pahlawan wanita dari Jepara, di sana juga terdapat silsilah keluarga dari Kartini. Ternyata beliau masih keturunan dari Raja Majapahit, loh, GanSist. Oiya, Agan dan Sista bisa bertanya dan minta pendampingan langsung dari para penjaga museum, petugasnya ramah dan sopan. Ane cukup banyak bertanya, dan petugas dengan ramah menjelaskan satu per-satu pertanyaan ane dengan jelas.



Fakta mengejutkan yang ane baru tau, ternyata R.A Kartini mempunyai ibu tiri, maafkan ane yang buta sejarahKartini lahir dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A Ngasirah. Ibu kandung Kartini adalah keturunan kyai. Pada saat itu, peraturan kolonial jika ingin menjabat sebagai seorang Bupati, sang Ayah harus menikah dengan seorang wanita keturunan bangsawan. Oleh karenanya Raden Mas Ario kemudian menikah dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam) keturunan langsung raja Madura.

Dikarenakan sang ibu kandung Kartini bukan keturunan bangsawan, kedudukannya hanya sebagai selir. Sedangkan istri pertama adalah Raden Adjengn Woerjan. Dari kedua orang ibu, lahirlah 11 bersaudara. Ane cukup menikmati kunjungan ane di sana, banyak hal-hal yang baru ane ketahui ketika melihat langsung napak tilas perjalanan seorang Kartini. Bagaimana perkenalannya dengan sahabat penanya, Estelle Zeehandellar, dan masih banyak lagi.

Berdiri di atas tanah seluas 5210 meter persegi, museum Kartini terdiri atas 3 gedung utama. Jika di liat dari udara, gedung-gedung tersebut membentuk huruf "K", "T", "N", yang merupakan singkatan dari Kartini.



Di museum ini juga GanSist akan menemukan barang-barang langkah dan bersejarah lainnya. Beragam artefak, alat-alat kuno, mata uang kuno, peralatan makan zaman dulu, beragam kerajinan terkenal dari Jepara, dan ada juga kerangka ikan raksasa yang bernama "Joko Tuo" yang memiliki panjang 16 meter dengan lebar 4 meter plus tinggi 2 meter, beratnya sekitar 6 ton!

Saudara Kartini yang cukup terkenal adalah Kartono, bernama lengkap Drs. RMP. Sosrokartono, beliau paling berjasa dalam membentuk polah pikir seorang Kartini. Kartono mengenyam pendidikan hingga ke negeri Belanda saat itu. Menjadi salah satu lulusan Universitas Leiden, Kartono juga merupakan seorang wartawan perang pertama Indonesia yang meliput Perang Dunia 1.
Menguasain 26 bahasa, ia turut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia kala itu.

Terlalu banyak yang ingin ane ceritakan, GanSist, tentang teman dan sahabat Kartini, tentang bagaimana perjuangannya mengantarkan wanita-wanita Indonesia agar keberadaannya diakui, dan masih banyak lagi. Lebih baik Agan dan Sista merasakan langsung dengan datang ke museum Kartini, biar lebih puas mengenal sejarahnya.

Ditengah-tengah bangunan utama tersedia pendopo, amat nyaman digunakan untuk leyeh-leyeh setelah penat berkeliling. Toilet pengunjungnya bersih, ini yang paling ane suka.

Setelah puas berkeliling museum, anak-anak ane ajak ke taman di depan museum Kartini, di sana terdapat ratusan burung merpati. Sayang ane nggak bawa makanan burung kala itu, jadi ane cuma bisa liat burung yang ada di dalam sarangnya. Terdapat macam-macam permainan anak juga di sana, ada kolam ikan dan tempat duduk yang nyaman.

Berlanjut ke kandang rusa di sebelah kanan museum, rusa-rusa ini memang sengaja diletakkan di tengah kota agar masyarakat khususnya anak-anak bisa berinteraksi langsung. Makanan ane bawa sendiri dari rumah, GanSist, di sana tidak ada yang menjual pakan rusa.

Ane pamit undur diri, sampai jumpa di thread ane selanjutnya. Sehat dan bahagia selalu.

Sumber gambar : Dokpri